Anda di halaman 1dari 5

ESSAY AGENDA 1

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN 1

“INTEGRITAS ASN SEBAGAI BENTUK BELA NEGARA DALAM

MENGIMPLEMENTASIKAN KEPEMIMPINAN PANCASILA”

Disusun Oleh :

Nama : SRI UTAMI HUMAIROH WIRBA

NIP : 19950108 201708 2 001

No. Absensi : 16
Integritas ASN Sebagai Bentuk Bela Negara dalam Mengimplementasikan
Kepemimpinan Pancasila

PENDAHULUAN
Kualitas dan kompetensi kepemimpinan merupakan karakteristik utama yang
harus dimiliki oleh sumber daya manusia suatu organisasi. Regenerasi dari waktu
ke waktu sangat penting bagi organisasi untuk bertahan dan mengikuti dinamika
perubahan. Idealnya, semua praktik organisasi dan aktivitas sehari-hari menjadi
sarana praktis untuk mengadopsi model peran dan pelatihan kepemimpinan bagi
staf organisasi. Namun, banyak organisasi dengan sumber daya yang memadai
mempersenjatai diri dengan pelatihan kepemimpinan.
Sebagai abdi negara kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat dari
rakyat, seluruh jiwa dan insan ASN dengan sendirinya menjadi abdi dengan
segenap jiwa dan pribadi untuk memberikan pelayanan kepada rakyat.
Kedaulatan rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak terbatas pada
mereka yang memiliki hak fisik atas pelayanan publik negara. Oleh karena itu,
pada tahap pelatihan kepemimpinan ASN difokuskan pada pengelolaan
pelayanan publik yang baik dan benar sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Harmoni dan konsistensi antara pelayanan publik dengan kebijakan yang berlaku,
serta adopsi dan implementasi pelayanan yang sederhana dan nyaman, menjadi
landasan bagi tercapainya etika dan akuntabilitas ASN.
Negara Indonesia sebagai negara hukum yang demokratis mengungkapkan
tujuannya secara eksplisit dalam Undang-Undang Dasarnya, yaitu Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia sejak tahun 1945. Alinea keempat
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan bahwa tujuan negara Indonesia adalah “Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.”
Sebagaimana terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, alinea keempat menyatakan bahwa tujuan utama
negara Indonesia adalah “melindungi segenap bangsa Indonesia dan segenap
tumpah darah Indonesia”. Tujuan perlindungan ini dapat diartikan sebagai
kewajiban negara untuk melindungi segala sesuatu atau komponen yang
membentuk bangsa Indonesia, termasuk manusia, sumber daya alam, sumber
daya manusia, serta nilai, norma, dan budaya hidup dalam masyarakat.
Negara juga harus melindungi hak asasi warga negaranya, yang melekat
pada setiap manusia. Oleh karena itu, konstitusi nasional harus memuat
perlindungan terhadap hak asasi warga negara. Hal ini adalah bentuk
perlindungan negara terhadap negaranya. Namun, tugas membela dan
melindungi bangsa dan negara Indonesia bukan hanya tugas negara atau
pemerintah. Peran dan partisipasi warga juga diperlukan dalam melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh pertumpahan darah di Indonesia.
Berbagai polemik menyebabkan warga Indonesia kurang memahami makna
dari bela negara. Bela negara adalah suatu bentuk upaya dalam menjaga
ketahanan dan keamanan negara dari berbagai ancaman, baik ancaman yang
berasan dari luar maupun ancaman dari dalam negeri sendiri. Ada beberapa nilai
dari konsep bela negara, pertama yaitu cinta tanah air. Cinta merupakan perasaan
yang tumbuh dari hati yang paling dalam tiap warga negara terhadap tanah air
yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD NRI
Tahun 1945. Untuk menumbuhkan nilai-nilai rasa cinta tanah air perlu untuk
memahami Indonesia secara utuh.
Kedua, sadar berbangsa dan bernegara. Rasa cinta tanah air yang tinggi
dari tiap warga negara, perlu dilandasi dengan sikap kesadaran berbangsa yang
selalu menciptakan nilai-nilai kerukunan, persatuan dan kesatuan dalam
keberagaman di lingkungan masing-masing serta sikap kesadaran bernegara
yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
Ketiga, setia kepada Pancasila. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan
negara dapat dijadikan sebagai pedoman hidup bermasyarakat. Untuk
membangun kesetiaan tiap warga negara terhadap ideologi Pancasila perlu
memahami berbagai faktor yang turut mempengaruhi berkembangnya
pengamalan nilai-nilai Pancasila tersebut sebagai bagian dari nilai-nilai dasar bela
negara yang meliputi penegakan disiplin, pengembangan etika politik dan sistem
demokrasi serta menumbuhkan taat hukum.
Keempat, rela berkorban untuk bangsa dan negara. Sikap rela berkorban
telah menjadi bukti sejarah, bahwa kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan
perjuangan yang tulus tanpa pamrih dari seluruh kekuatan rakyat melawan
kolonial Belanda dan kelompok yang anti kepada NKRI. Untuk membangun sikap
rela berkorban untuk bangsa dan negara tiap warga negara perlu memahami
beberapa aspek yaitu konsepsi jiwa, semangat dan nilai juang, tanggung jawab
etik, moral dan konstitusi, serta sikap mendahulukan kepentingan nasional di atas
kepentingan pribadi atau golongan. Dengan sikap rela berkorban demi untuk
bangsa dan negara, akan dapat membangun kekuatan bangsa untuk membangun
ketahanan nasional yang kuat.
Kelima, mempunyai kemampuan awal bela negara. Kemampuan awal bela
negara marupakan potensi dan kesiapan untuk melakukan aksi bela negara
sesuai dengan profesi dan kemampuannya di lingkungan masing-masing atau di
lingkungan publik yang memerlukan peran serta dalam upaya bela negara. Pada
dasarnya tiap warga negara mempunyai kemampuan awal bela negara
berdasarkan nilai-nilai dasar bela negara dari aspek kemampuan diri seperti nilai-
nilai percaya diri, nilai-nilai profesi dan sebagainya dalam mengantisipasi dan
mengatasi berbagai bentuk ATGH melalui berbagai tindakan dalam bentuk
sederhana hingga yang besar.
Terakhir, semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan
makmur. Sikap dan tekad bersama merupakan kekuatan untuk mencapai cita-cita
bangsa sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Pada
dasarnya bangsa Indonesia berjuang untuk merdeka, berdaulat dan berkeadilan,
memberantas kemiskinan dan kebodohan serta mendambakan perdamaian dunia
yang damai. Konsep bela negara juga tertuang dalam Pasal 27 Ayat 3 UUD RI
Tahun 1945 yang berbunyi “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya Pembelaan Negara”. Berdasarkan pada UUD tersebut, jelas bahwa
setiap warga negara memiliki hak dan wajib terlibat dalam membela negara
kesatuan Republik Indonesia.

ANALISIS MASALAH
Selama ini bela negara masih dianggap sebagai kegiatan angkat senjata
atau yang berhubungan dengan fisik sehingga merupakan tanggung jawab
aparatur negara atau kemiliteran saja. Kurangnya pemahaman bela negara juga
menyebabkan kurangnya rasa nasionalisme bangsa Indonesia sehingga tidak
peka terhadap berbagai ancaman yang dapat membahayakan stabilitas dan
keutuhan negara Indonesia. Hal tersebut berakibat pada rendahnya tingkat
kesadaran bela negara masyarakat Indonesia, terutama pada generasi muda.
Oleh sebab itu, pendidikan dan pembinaan bela negara perlu dioptimalkan.
Pendidikan dan pembinaan kesadaran bela negara dirasa kurang optimal
dikarenakan beberapa hal. Salah satunya adalah aparatur sipil negara maupun
lembaga pemerintah dalam melaksanakan pembinaan bela negara masih
terkesan belum sinergis, dan cenderung berjalan terpisah sehingga menyebabkan
warga negara kurang termotivasi untuk sadar akan pentingnya bela negara.
Program-program pendidikan dan pembinaan akan berjalan secara optimal
apabila penyelenggaranya memiliki sinergitas yang kuat.

PERAN KEPEMIMPINAN
ASN sebagai pelayan publik yang telah dibekali pengetahuan bela negara
secara maksimal juga diharapkan mampu menjadi tauladan bagi masyarakat.
Integritas ASN sangatlah penting sebagai upaya bela negara dalam mencapai
kepemimpinan Pancasila. Ketika para ASN memiliki integritas, maka akan
memberikan kesan positif dan motivasi bagi masyarakat. Dengan begitu,
masyarakat akan lebih semangat dalam melakukan upaya kesadaran bela negara
serta menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air.
Dalam suatu kepemimpinan, sikap bela negara merupakan suatu
kepemimpinan yang dilandasi keteladanan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
bela negara, yakni cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, rela
berkorban, dan meyakini Pancasila sebagai ideology negara. Adapun prinsip
utama dalam kepemimpinan bela negara dengan memiliki integritas dan etika.
Dengan mendalami prinsip Integritas dan etika dalam kepemimpinan bela
negara akan menghadirkan sosok pemimpin yang menjadi teladan. Dengan
demikian kepemimpinan bela negara pada intinya adalah kepemimpinan yang
memberi pengaruh bukan karena hanya pandai menginstruksi, hebat mengkritik,
dan mahir mencari kesalahan, melainkan kepemimpinan yang memberikan
pengaruh dengan perilaku-perilaku yang dianggap baik oleh masyarakat. Adapun
perilaku yang dianggap baik tersebut adalah segala perilaku yang dilandasi oleh
integritas etika dan moral.

Anda mungkin juga menyukai