PENDAHULUAN
Sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki potensi
perkebunan besar, Kabupaten Sekadau memiliki beberapa jenis komoditas perkebunan
unggulan yaitu kelapa sawit, karet, kakao, aren dan kopi. Potensi perkebunan di
Kabupaten Sekadau dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
perekonomian daerah serta meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Oleh
karena itu, perlu adanya upaya dalam pengembangan dan pemanfaatan potensi
perkebunan ini secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Pembangunan
perkebunan yang berkelanjutan dan berkeadilan sosial dapat membawa manfaat jangka
panjang bagi masyarakat setempat, serta menjaga kelestarian lingkungan dan sumber
daya alam.
Ketergantungan pada komoditas tertentu, dalam hal ini pada komoditas kelapa sawit.
Ketergantungan pada komoditas tertentu ini dapat membuat sektor perkebunan
rentan terhadap fluktuasi harga pasar dan risiko kebijakan.
Ketersediaan sumber daya manusia (Pemerintah daerah dan pekebun) yang terampil
dan berkualitas dalam mengelola perkebunan masih menjadi permasalahan.
ANALISIS MASALAH
Kompleksitas yang dihadapi oleh sektor perkebunan saat ini dirasa semakin meningkat.
Hal ini terjadi sebagai akibat semakin tingginya tuntutan partisipasi masyarakat juga
semakin meningkatnya ekspektasi masyarakat yang terus berubah terkait dengan
pelayanan publik di sektor perkebunan yang lebih baik. Untuk menjawab tantangan ini,
pemerintah daerah tidak dapat melakukannya sendiri karena tidak cukup tersedianya
semua sumberdaya yang dibutuhkan.
Jejaring sosial yang dimiliki oleh pejabat pemerintah dan jejaring kerja yang dimiliki oleh
organisasinya merupakan penyedia sumber daya dalam bentuk modal sosial yang
sangat penting untuk memastikan ketercapaian kinerja pelaksanaan program
pembangunan yang menjadi amanahnya. Meningkatkan jaringan kerja merupakan salah
satu solusi bagi para pemangku kepentingan dalam sektor perkebunan untuk bekerja
sama dan saling mendukung dalam mencapai tujuan bersama. Dengan adanya jaringan
kerja yang kuat, para pemangku kepentingan dapat berbagi informasi, pengalaman, dan
keahlian untuk mengatasi berbagai tantangan yang kompleks di sektor perkebunan.
Oleh karenanya, kemampuan mengelola dan mendayagunakan modal sosial ini menjadi
penting dan strategis. Kemampuan ini antara lain meliputi kemampuan mengenali
stakeholder, memetakan jejaring, berjejaring dengan berbagai pihak/stakeholder,
menata jejaring kerja, memimpin jejaring kerja, dan menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi jejaring kerja.
1. Meningkatkan akses ke pasar, dengan menjalin jaringan kerja yang baik para
petani dan pengusaha perkebunan dapat memperoleh informasi mengenai
permintaan pasar, trend pasar, dan peluang pasar yang ada melalui koneksi
mereka dengan pedagang dan distributor. Dengan meningkatkan akses ke pasar,
para petani dan pengusaha perkebunan dapat memperoleh harga yang lebih baik
dan meningkatkan pendapatan mereka.
2. Memperkuat kemitraan antara para petani dan pengusaha perkebunan, dalam
jaringan kerja ini dapat saling membantu dan berbagi pengetahuan, sumber daya,
dan teknologi yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas
produksi mereka.
3. Meningkatkan akses ke teknologi, dapat saling berbagi pengetahuan dan
pengalaman mengenai teknologi dan teknik-teknik baru dalam pengelolaan lahan,
penggunaan pupuk organik, dan pengendalian hama dan penyakit, sehingga
dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi mereka.
4. Mengurangi risiko, dapat saling berbagi informasi mengenai risiko-risiko yang
mungkin terjadi seperti fluktuasi harga pasar, serangan hama dan penyakit, dan
bencana alam. Dengan memiliki informasi yang lebih akurat mengenai risiko-risiko
ini, mereka dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi dampaknya.
5. Meningkatkan akses ke pendanaan, dapat memperoleh informasi mengenai
sumber-sumber pendanaan yang tersedia seperti bank, lembaga keuangan, atau
program pemerintah. Dengan memiliki akses ke pendanaan yang memadai,
mereka dapat meningkatkan produksi dan kualitas produk mereka serta
memperluas jangkauan pasar
Dalam sektor perkebunan, masalah dapat timbul dari berbagai hal seperti cuaca, harga
pasaran, atau masalah teknologi. Dengan membangun jejaring kerja yang kuat,
seseorang dapat memiliki akses ke sumber daya, informasi, dan dukungan yang
diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut secara lebih efektif. Oleh karena itu,
jejaring kerja sangat penting dalam memecahkan masalah sektor perkebunan dan dapat
membantu meningkatkan hasil panen serta kesejahteraan para petani. Dengan jaringan
kerja yang kuat, sektor perkebunan dapat berkembang dengan lebih berkelanjutan dan
memberikan manfaat yang lebih besar bagi semua orang yang terlibat di dalamnya.
Salah satu bentuk pemanfaatan jaringan kerja yang telah dilaksanakan oleh .Kabupaten
Sekadau pada sektor perkebunan adalah dengan melaksanakan kerjasama bersama
Lembaga Sawadaya Masyarakat (LSM) / Non–Governmental Organozation (NGO).
Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Sekadau telah dilaksukan dengan LSM_NGO
berskala Nasional yaitu Yayasan KEHATI, SOLIDARIDAD, Serikat Petani Kelapa Sawit
(SPKS), SIAR, Aliansi Petani Kelapa Sawit Keling Kumang (APKS-KK), Kaoem Telapak
dan Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (FORTASBI). Adapaun bentuk
kerjasamanaya berupa kegiatan pendataan dan pemetaan pekebun swadaya,
pendampingan pekebun swadaya dalam memperoleh Sertifikasi Indonesian Sustainable
Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), pendaftaran Surat
Tanda Daftar Budidaya (STDB) dan sertifkasi lahan, pendampingan dalam Good
Agricultural Practice (GAP) serta membangun kemitraan lembaga pekebun dengan
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS).