Anda di halaman 1dari 4

MEMBANGUN JEJARING KERJA

DALAM PEMBANGUNAN SEKTOR PERKEBUNAN DI KABUPATEN SEKADAU

(IFAN NURPATRIA_ESSAY AGENDA II PKA_AKT IV_KLP I)

PENDAHULUAN

Sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki potensi
perkebunan besar, Kabupaten Sekadau memiliki beberapa jenis komoditas perkebunan
unggulan yaitu kelapa sawit, karet, kakao, aren dan kopi. Potensi perkebunan di
Kabupaten Sekadau dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
perekonomian daerah serta meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Oleh
karena itu, perlu adanya upaya dalam pengembangan dan pemanfaatan potensi
perkebunan ini secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Pembangunan
perkebunan yang berkelanjutan dan berkeadilan sosial dapat membawa manfaat jangka
panjang bagi masyarakat setempat, serta menjaga kelestarian lingkungan dan sumber
daya alam.

Dalam pelaksanaannya, pembangunan kelapa sawit berkelanjutan bukanlah suatu hal


yang mudah. Kurangnya Sumber Daya Manusia dan Anggaran yang terbatas menjadi
kendala utama untuk dapat mengatasi permasalahan yang sangat kompleks.

Pembangunan di sektor perkebunan secara umum menghadapi beberapa tantangan,


antara lain:

 Ketergantungan pada komoditas tertentu, dalam hal ini pada komoditas kelapa sawit.
Ketergantungan pada komoditas tertentu ini dapat membuat sektor perkebunan
rentan terhadap fluktuasi harga pasar dan risiko kebijakan.

 Produktivitas perkebunan di terutama kebun swadaya masyarakat masih rendah. Hal


ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti kurangnya penggunaan teknologi modern,
pengelolaan yang kurang baik, dan kurangnya investasi dalam pengembangan
sumber daya manusia.

 Pengelolaan perkebunan sering kali menyebabkan dampak lingkungan seperti


deforestasi, pencemaran air, dan kehilangan keanekaragaman hayati. Hal ini dapat
memicu ketegangan dengan masyarakat setempat, serta menimbulkan risiko
reputasi dan keberlanjutan jangka panjang.
 Persoalan konflik lahan seringkali terjadi di sektor perkebunan, antara perusahaan
perkebunan dengan masyarakat setempat, serta antara perusahaan dengan pihak
lain yang mengklaim hak atas lahan yang sama.

 Komoditas perkebunan sering menghadapi tantangan dalam akses ke pasar dan


pembiayaan yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis. Hal ini dapat
menghambat pertumbuhan dan pengembangan perkebunan.

 Ketersediaan sumber daya manusia (Pemerintah daerah dan pekebun) yang terampil
dan berkualitas dalam mengelola perkebunan masih menjadi permasalahan.

ANALISIS MASALAH

Kompleksitas yang dihadapi oleh sektor perkebunan saat ini dirasa semakin meningkat.
Hal ini terjadi sebagai akibat semakin tingginya tuntutan partisipasi masyarakat juga
semakin meningkatnya ekspektasi masyarakat yang terus berubah terkait dengan
pelayanan publik di sektor perkebunan yang lebih baik. Untuk menjawab tantangan ini,
pemerintah daerah tidak dapat melakukannya sendiri karena tidak cukup tersedianya
semua sumberdaya yang dibutuhkan.

Kurangnya sumberdaya menyebabkan pemerintah daerah kesulitan dalam memastikan


bagaimana pelaksanaan program kerjanya berjalan dengan baik sesuai dengan rencana
dalam rangka pencapaian target kinerja organisasi. Untuk memastikan hal tersebut, tentu
dibutuhkan banyak sumberdaya baik yang berasal dari dalam organisasi maupun dari
luar organisasi serta bagaimana kemampuan untuk mengelolanya. Dalam hal ini,
Pemerintah Daerah tidak dapat berjalan sendiri, dibutuhkan bantuan dan kerjasama
dengan para pihak yang memiliki perhatian dan kepedulian dalam mewujudkan
Pembangunan Kelapa Sawit Berkelanjutan di Kabupaten Sekadau.

JEJARING KERJA DALAM MENJAWAB TANTANGAN SEKTOR PERKEBUNAN

Jejaring sosial yang dimiliki oleh pejabat pemerintah dan jejaring kerja yang dimiliki oleh
organisasinya merupakan penyedia sumber daya dalam bentuk modal sosial yang
sangat penting untuk memastikan ketercapaian kinerja pelaksanaan program
pembangunan yang menjadi amanahnya. Meningkatkan jaringan kerja merupakan salah
satu solusi bagi para pemangku kepentingan dalam sektor perkebunan untuk bekerja
sama dan saling mendukung dalam mencapai tujuan bersama. Dengan adanya jaringan
kerja yang kuat, para pemangku kepentingan dapat berbagi informasi, pengalaman, dan
keahlian untuk mengatasi berbagai tantangan yang kompleks di sektor perkebunan.

Oleh karenanya, kemampuan mengelola dan mendayagunakan modal sosial ini menjadi
penting dan strategis. Kemampuan ini antara lain meliputi kemampuan mengenali
stakeholder, memetakan jejaring, berjejaring dengan berbagai pihak/stakeholder,
menata jejaring kerja, memimpin jejaring kerja, dan menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi jejaring kerja.

Jaringan kerja (networking) memiliki peran penting dalam pembangunan sektor


perkebunan karena dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Meningkatkan akses ke pasar, dengan menjalin jaringan kerja yang baik para
petani dan pengusaha perkebunan dapat memperoleh informasi mengenai
permintaan pasar, trend pasar, dan peluang pasar yang ada melalui koneksi
mereka dengan pedagang dan distributor. Dengan meningkatkan akses ke pasar,
para petani dan pengusaha perkebunan dapat memperoleh harga yang lebih baik
dan meningkatkan pendapatan mereka.
2. Memperkuat kemitraan antara para petani dan pengusaha perkebunan, dalam
jaringan kerja ini dapat saling membantu dan berbagi pengetahuan, sumber daya,
dan teknologi yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas
produksi mereka.
3. Meningkatkan akses ke teknologi, dapat saling berbagi pengetahuan dan
pengalaman mengenai teknologi dan teknik-teknik baru dalam pengelolaan lahan,
penggunaan pupuk organik, dan pengendalian hama dan penyakit, sehingga
dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi mereka.
4. Mengurangi risiko, dapat saling berbagi informasi mengenai risiko-risiko yang
mungkin terjadi seperti fluktuasi harga pasar, serangan hama dan penyakit, dan
bencana alam. Dengan memiliki informasi yang lebih akurat mengenai risiko-risiko
ini, mereka dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi dampaknya.
5. Meningkatkan akses ke pendanaan, dapat memperoleh informasi mengenai
sumber-sumber pendanaan yang tersedia seperti bank, lembaga keuangan, atau
program pemerintah. Dengan memiliki akses ke pendanaan yang memadai,
mereka dapat meningkatkan produksi dan kualitas produk mereka serta
memperluas jangkauan pasar
Dalam sektor perkebunan, masalah dapat timbul dari berbagai hal seperti cuaca, harga
pasaran, atau masalah teknologi. Dengan membangun jejaring kerja yang kuat,
seseorang dapat memiliki akses ke sumber daya, informasi, dan dukungan yang
diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut secara lebih efektif. Oleh karena itu,
jejaring kerja sangat penting dalam memecahkan masalah sektor perkebunan dan dapat
membantu meningkatkan hasil panen serta kesejahteraan para petani. Dengan jaringan
kerja yang kuat, sektor perkebunan dapat berkembang dengan lebih berkelanjutan dan
memberikan manfaat yang lebih besar bagi semua orang yang terlibat di dalamnya.

Salah satu bentuk pemanfaatan jaringan kerja yang telah dilaksanakan oleh .Kabupaten
Sekadau pada sektor perkebunan adalah dengan melaksanakan kerjasama bersama
Lembaga Sawadaya Masyarakat (LSM) / Non–Governmental Organozation (NGO).
Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Sekadau telah dilaksukan dengan LSM_NGO
berskala Nasional yaitu Yayasan KEHATI, SOLIDARIDAD, Serikat Petani Kelapa Sawit
(SPKS), SIAR, Aliansi Petani Kelapa Sawit Keling Kumang (APKS-KK), Kaoem Telapak
dan Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (FORTASBI). Adapaun bentuk
kerjasamanaya berupa kegiatan pendataan dan pemetaan pekebun swadaya,
pendampingan pekebun swadaya dalam memperoleh Sertifikasi Indonesian Sustainable
Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), pendaftaran Surat
Tanda Daftar Budidaya (STDB) dan sertifkasi lahan, pendampingan dalam Good
Agricultural Practice (GAP) serta membangun kemitraan lembaga pekebun dengan
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS).

Anda mungkin juga menyukai