Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN JEJARING USAHA

“KEMITRAAN RENCANA USAHA PEMBIBITAN TANAMAN CABAI”

Dosen Pengampu : Ir. Rika Nalinda, MP

Fitria Naimatu Sa`diyah, SE, M.Si

Disusun oleh :

SYACH RYANANDA ANWAR

03.06.19.0089

VI Teknologi Benih A

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI BENIH

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

1
2022

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
hidayahnya dan memberi kami kesempatan dalam menyelesaikan Laporan yang berjudul
“Kemitraan Rencana Usaha Pembibitan Tanaman Cabai” yang kami buat ini. Laporan ini
disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memenuhi kompetensi mata kuliah
Jejaring Usaha mahasiswa Semester VI Program Studi Teknologi Benih Politeknik
Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang.

Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait
yang telah memberi dukungan moral dan juga bimbingannya pada kami. Ucapan terima kasih
ini kami tujukan kepada :

1. Dr. Bambang Sudarmanto, SPt., MP, selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian
Yogyakarta-Magelang
2. Dr. Endah Puspitojati, S.TP., M.P, selaku ketua Jurusan
3. Agus Wartapa, SP., MP, selaku Ketua Program Studi Teknologi Benih
4. Ir. Rika Nalinda, MP, selaku dosen mata kuliah Jejaring Usaha
5. Fitria Naimatu Sa`diyah, SE, M.Si, selaku asisten dosen mata kuliah Jejaring Usaha
6. Dan juga teman-teman mahasiswa, serta semua pihak yang membantu dalam
menyelesaikan Proposal ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
sehingga kemungkinan masih banyak ditemukan kekurangan serta kesalahan baik isi maupun
dalam penyusunan kalimat, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kesempurnaan Laporan ini. Akhir kata ucapan terima kasih, semoga Allah SWT memberikan
balasan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan ini.

Yogyakarta, Juli 2022

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik langsung maupun
tidak langsung, atas dasar prinsip saling menguntungkan, saling memerlukan,
mempercayai, dan memperkuat yang melibatkan pelaku usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dengan Usaha Besar. Kemitraan usaha haruslah berdasarkan asas sukarela
dan suka sama suka. Dalam kemitraan harus dijauhkan “kawin paksa”. Oleh karena
itu, pihak-pihak yang bermitra harus sudah siap untuk bermitra, baik kesiapan budaya
maupun kesiapan ekonomi. Jika tidak, maka kemitraan akan berakhir sebagai
penguasaan yang besar terhadap yang kecil atau gagal karena tidak bisa jalan.
Pelaku usaha agribisnis di tingkat masyarakat banyak berada di sub-sistem
agribisnison-farm. Kegiatan usahadi sub-sistem agribisnis on-farm ini cenderung
marginal, dalam arti adanya keterbatasan dukungan pendanaan serta relatif masih
sederhananya teknis produksi yang dipergunakan, menyebabkan pelaku usaha ini
kurang dapat berkembang. Pengusaha di sub-sistem yang lain, rata-rata merupakan
pengusaha non marginal. Pengusaha non marginal berarti bahwa kapasitas usaha yang
dimiliki pelaku usaha relatif cukup besar serta dukungan permodalan yang cukup
baik.
Ketimpangan antar sub-sistem agribisnisini semakin parah dengan adanya
penyebaran demografis yang kurang mendukung perkembangan sektor agribisnis
pada umumnya. Akibatnya, pelaku usaha on-farm sering terdiskriminasikan dalam hal
penentuan harga jual produknya karena faktor jarak distribusi, tingginya cost
structure, serta kesulitan memperoleh dukungan pendanaan sehingga alternatif yang
dapat diambil untuk mengatasi kendaladapat diambil untuk mengatasi kendala
terkotaknya masing-masing subsistem agribisnis, khususnya dalam rangka
meningkatkan peran pelaku usaha on-farm yakni melalui pola kemitraan (Sutrisno
2010).
Usaha Kecil dan Menengah mempunyai peran penting dan strategis bagi
pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada
saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, Usaha Kecil dan Menengah merupakan
sektor ekonomi yang memiliki ketahanan paling baik. Kemampuan Usaha Kecil dan

3
Menengah perlu diberdayakan dan dikembangkan secara terus menerus dengan
berusaha mereduksi kendala yang dialami Usaha Kecil dan Menengah, sehingga
mampu memberi kontribusi lebih maksimal terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Program ekonomi masyarakat yang berbasis kerakyatan sedang gencar
dikembangkan dewasa ini. Program ini meningkatkan dan mengembangkan dunia
usaha terutama usaha kecil dan menengah (UKM). Perlu adanya penguatan
kelembagaan koperasi dan UKM dilaksanakan dengan strategi: 1) perluasan akses
kepada sumber permodalan, terutama perbankan, 2) memperbaiki lingkungan usaha
dan prosedur perijinan, dan 3) memperluas dan meningkatkan kualitas institusi
pendukung non-finansial. Khusus bagi usaha skala mikro, pengembangan diarahkan
untuk peningkatan pendapatan kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah.

B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas tujuan dari pembuatan laporan ini adalah
mempelajari kegiatan kemitraan dalam rencana usaha pembibitan tanaman cabai

C. Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas manfaat dari pembuatan laporan ini adalah mengetahui dan
menerapkan kegiatan kemitraan dalam rencana usaha pembibitan tanaman cabai

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kemitraan merupakan pemecah masalah untuk meningkatkan kesempatan petani kecil


dalam perekonomian nasional, sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kemitraan
merupakan suatu bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk ikatan
kerjasama atas dasar kesepakatan dan saling membutuhkan. (Sulistyani, 2004). Kemitraan
merupakan strategi bisnis yang dilakukan oleh 2 (dua) pihak atau lebih, dalam jangka waktu
tertentu, untuk meraih keuntungan bersama, dengan prinsip saling membutuhkan dan saling
membesarkan. (Soemardjo, 2004). Salah satu alternatif usaha untuk mengatasi kendala dalam
usahatani dapat dilakukan melalui sistem kemitraan. (Widaningrum, 2008). Dimensi kunci
kemitraan antara penjual dan pembeli menurut Boeck dan Wamba (2007):

a. Komunikasi dan berbagi informasi: jumlah, frekuensi dan kualitas aliran informasi
antara mitra dagang.
b. Kerjasama: kesediaan untuk melakukan tindakan untuk mencapai tujuan bersama.
c. Kepercayaan: keyakinan bahwa mitra dagang akan menjalankan kewajiban dan
melakukan yang terbaik demi kepentingan dari mitra.
d. Komitmen: keinginan untuk memastikan bahwa hubungan akan berkesinambungan.
e. Hubungan nilai: pilihan antara manfaat dan pengorbanan mengenai semua aspek dari
hubungan.
f. Ketidakseimbangan kekuasaan dan saling ketergantungan: kemampuan mitra dagang
untuk mempengaruhi mitra lain untuk melakukan sesuatu yang biasanya tidak akan
dilakukan.
g. Adaptasi: pengubahan perilaku dan organisasi yang dilakukan oleh organisasi untuk
memenuhi kebutuhan spesifik dari yang lain.
h. Konflik: keseluruhan tingkat dari ketidaksesuaian antara mitra dagang.

Pada dasarnya maksud dan tujuan dari kemitraan adalah “Win-Win Solution
Partnership”. Kesadaran dan saling menguntungkan di sini tidak berartipara patisipan dalam
kemitraan tersebut harus memiliki kemampuan dan kekuatan yang sama, tetapi yang lebih
dipentingkan adalah adanya posisi tawar yang setara berdasarkan peran masing-masing.
Berdasarkan pendekatan cultural, kemitraan bertujuan agar mitra usaha dapat mengadopsi
nilainilai baru dalam berusaha seperti perluasan wawasan, prakarsa, kreatifitas, berani

5
mengambil risiko, etos kerja, kemampuan aspek-aspek manajerial, bekerja atas dasar
perencanaan dan berawawasan ke depan. Menurut Hafsah (2003), dalam kondisi yang ideal,
tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kemitraan secara lebih konkret adalah :

a. Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat.


b. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan.
c. Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil.
d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional.
e. Memperluas lapangan kerja.
f. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

Saling membutuhkan merupakan salah satu azas tumbuhnya kerjasama antara dua
belah pihak yang bermitra. Kerjasama antara perusahaan besar dengan petani kecil dapat
berlangsung baik jika ada imbalan yang saling menguntungkan bagi keduabelah pihak.
Menurut Sumardjo, Sulaksana dan Darmono (2004), terdapat lima bentuk kemitraan
antara petani dengan pengusaha besar dalam sistem agribisnis di Indonesia. Bentuk-
bentuk kemitraan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Pola kemitraan Inti plasma


Pola ini merupakan hubungan antara petani, kelompok tani, atau kelompok mitra
sebagai plasma dengan perusahaan inti yang bermitra usaha. Perusahaan inti
menyediakan lahan, sarana produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung dan
mengolah, serta memasarkan hasil produksi. Kelompok mitra bertugas memenuhi
kebutuhan perusahaan inti sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati.
b. Pola kemitraan subkontrak
Pola subkontrak merupakan pola kemitraan antara perusahaan mitra usaha dengan
kelompok mitra usaha yang memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan
mitra sebagai bagian dari produksinya.
c. Pola kemitraan dagang umum
Pola kemitraan dagang umum merupakan hubungan usaha dalam pemasaran hasil
produksi. Pihak yang terlibat dalam pola ini adalah pihak pemasaran dengan
kelompok usaha pemasok komoditas yang diperlukan oleh pihak pemasaran tersebut.

d. Pola kemitraan keagenan

6
Pola kemitraan keagenan merupakan bentuk kemitraan yang terdiri dari pihak
perusahaan mitra dan kelompok mitra atau pengusaha kecil mitra. Pihak perusahaan
mitra memberikan hak khusus kepada kelompok mitra untuk memasarkan barang atau
jasa perusahaan yang dipasok oleh pengusaha besar mitra.
e. Pola kemitraan Kerja sama Operasional Agribisnis (KOA)
Pola kemitraan KOA merupakan pola hubungan bisnis yang dijalankan oleh
kelompok mitra dan perusahaan mitra. Kelompok mitra menyediakan lahan, sarana
dan tenaga kerja, sedangkan pihak perusahaan mitra menyediakan biaya, modal,
manajemen dan pengadaan sarana produksi untuk mengusahakan atau
membudidayakan suatu komoditas pertanian.

7
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Laporan dan Evaluasi Kegiatan Kemitraan


1. Profil Perusahaan atau Lokasi Mitra
a. Kios Pertanian Central Agro Tani
Central Agro Tani adalah Toko Pertanian Yang menyediakan segala
macam kebutuhan bertani, mulai dari pupuk, pestisida, benih, dan alat
pertanian. Kios Pertanian Central Agro Tani melayani konsumen yang lebih
luas sebagai distributor produk-produk sarana pertanian yang berkualitas.
Berlokasi di Jl. Palagan Tentara Pelajar, Balong, Donoharjo, Kec. Ngaglik,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. PT. Raja Pilar Agrotama
Raja Seed adalah sebuah perusahaan agriculture dengan nama PT. Raja
Pilar Agrotama yang memfokuskan diri pada perkembangan benih tanaman
yang berkualitas dan unggul, didirikan pada tanggal 11 Juni 2006. Dengan
pengalaman lebih dari sepuluh tahun di bidang benih unggul serta mengusung
misi menjadikan benih sebagai satu bagian dari awal mula kehidupan,
menjadikan kami sebagai salah satu perusahaan yang menciptakan benih yang
berkualitas dan unggul dengan berbagai varietas yang sesuai dengan
permintaan pasar. Dengan penerapan SMM ISO 9001:2015 yang konsisten
dan berkelanjutan pada setiap proses bisnis kami, kami selalu berada yang
terdepan untuk melakukan perbaikan dan mengikuti perkembangan dalam
peningkatan teknologi pembenihan baik secara internal perusahaan maupun
secara eksternal. Sehingga kami tetap dapat menjaga kualitas dan
mengedepankan kepuasan konsumen untuk tetap dan terus menggunakan
produk benih dari kami.

Visi

1. Membangun sinergi untuk mencapai kemajuan perusahaan agar


bermanfaat bagi shareholder dan stakeholder.
2. Menjadikan perusahaan besar yang selalu tanggap terhadap perubahan
dan tuntutan lingkungan serta permintaan pasar.

8
Misi

1. Menjadikan benih sebagai satu bagian dari awal mula (embrio)


kehidupan yang lebih berkualitas.
2. Menciptakan benih berkualitas dan unggul.

Arti Lambang

1. Pilar-pilar kokoh yang berdiri sebagai penopang mahkota raja di atasnya


menggambarkan
2. Komitmen seluruh jajaran managemen, komisaris dan pengelola harian
yang bersinergi dan bahu membahu menjaga kekuatan dan keutuhan PT.
Raja Pilar Agrotama.
3. Kekuatan cahaya yang menyinari dari belakang akan selalu menuntun
PT. Raja Pilar Agrotama berjalan ke arah yang terang, sehingga akan
mampu memberikan kecerahan kepada semua pihak.

Sasaran Mutu

1. Menjamin ketersediaan dan ketercukupan benih bermutu bagi petani


dengan pengawasan dan pengujian sehingga mutu benih sesuai dengan
standar yang ditetapkan pemerintah.
2. Menyediakan benih yang berkualitas dan unggul sesuai permintaan
pasar, dengan adanya varietas-varietas baru yang dipasarkan.
3. Meningkatkan kerjasama yang saling menguntungkan antara perusahaan,
distributor dan konsumen benih. Untuk mewujudkan sasaran mutu di
atas, masingmasing divisi di PT. Raja Pilar Agrotama membuat sasaran
mutu secara spesifik sehingga selaras dengan sasaran mutu perusahaan.

Kebijakan Mutu

Dalam rangka mengelola kegiatan produksi benih, Direktur PT. Raja


Pilar Agrotama menetapkan Kebijakan Mutu:

1. Menyediakan produk benih hortikultura unggul dengan jaminan mutu


genetik, fisiologis dan fisik untuk petani Indonesia dalam rangka turut
sertanya mendukung pembangunan pertanian Indonesia.

9
2. Mengedepankan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kepada mitra
pengguna benih dan mitra bisnis PT Raja Pilar Agrotama.
3. Menerapkan SMM ISO 9001:2015 secara konsisten dan berkelanjutan
pada setiap proses bisnis di perusahaan dan melakukan perbaikan-
perbaikan untuk selalu menyesuaikan diri dengan teknologi dan
perkembangan industri benih serta regulasi pemerintah.
2. Kegiatan Kemitraan
Berdasarkan penjelasan diatas, kami sebagai pelaku usaha pembibitan
tanaman cabai melakukan kegiatan kemitraan bersama pihak mitra yaitu disini
adalah PT. Raja Pilar Agrotama sebagai sumber belajar dan informasi terkait
perbenihan cabai itu sendiri. Perlu kita ketahui bersama bahwa kami melakukan
kemitraan dengan perusahaan ini untuk mendapatkan sumber informasi dan
pengetahuan karena benih yang kami tanam dalam usaha kami berasal dari merek
dagang RAJA SEED yang mana merek tersebut adalah merek dagang milik PT.
Raja Pilar Agrotama.
Sedangkan kegiatan kemitraan usaha dengan kios pertanian central agro
tani adalah rencana kemitraan sebagai reseller, selain menunjang sebagai sumber
informasi dan kelengkapan kebutuhan produksi, apabila persediaan sediikit
sedangkan permintaan meningkat maka kami mengambil produk dari kios
pertanian tersebut untuk kami jual sesaui pesanan.
3. Realisasi Kemitraan
Kegiatan kemitraan berjalan hanya pada satu pihak mitra yaitu bersama PT.
Raja Pilar Agrotama, seperti yang telah disebutkan diatas kami mencari sumber
informasi dan belajar tentang kegiatan usaha dan manajemen lainnya. Sedangkan,
rencana mitra sebagai reseller masih belum tercapai karena usaha yang kami
jalankan masih tahap uji coba produk dan belum memiliki calon konsumen
maupun pelanggan.
4. Realisasi Hasil Kemitraan
Berdasarkan hasil kemitraan belum terlihat jelas karena hanya mitra
bersama PT. Raja Pilar Agrotama yang terlihat perkembangan dalam bentuk
informasi dan sumber pengetahuan yang dapat kami ambil dan praktikan.
5. Hambatan Kemitraan
Berdasarkan realisasi kegiatan hambatan yang sangat berpengaruh adalah
usaha yang kami rancang masih belum pada tahap produksi sehingga belum

10
mendapatkan catatan produksi dan calon konsumen. Akan berpengaruh juga pada
rencana kegiatan mitra sebagai reseller yang mana akan bermitra dengan kios
pertanian yang sekaligus sebagai tempat usaha pembibitan tanaman hortikultura
salah satunya adalah cabai.
6. Hasil Evaluasi Kemitraan
Berdasarkan kegiatan kemitraan evaluasi yang perlu dilakukan adalah
membangun motivasi dan semangat karena dengan dua hal tersebut pelaku usaha
dengan rencananya akan dapat mencapai tujuannya. Kurangnya fasilitas sarana
dan prasarana yang mendukung dan menunjang kegiatan usaha. Sebagai calon
pelaku usaha masih belum mendapatkan strategi dan memegang prinsip yang kuat
sehingga tanpa disadari bahwa yang dilakukan belum maksimal dan mencapai
tujuan usaha.
7. Solusi Kemitraan
Solusi berdasarkan evalusi dan hambatan yang terjadi adalah
meningakatkan semangat dan motivasi dalam berwirausaha, mencari dan
menentukan target serta strategi yang tepat. Bekerja keras dan bekerja sama juga
menjadi hal yang penting dalam membangun sebuah usaha. Komunikasi yang
baik akan membuat rencana berjalan lancar dan menjadikan tujuan kita tercapai.
8. Rencana Tindak Lanjut Kemitraan
Hal yang perlu dilakukan sebagai langkah rencana tindak lanjut adalah
membangun dan melanjutkan kegiatan komunikasi kepada pihak mitra, mengapa
demikian akan berpengaruh pada keberlangsungan hubungan kita sebagai pelaku
usaha. Selain itu, perencanaan yang lebih matang menjadi dasar lebih siap
memulai kegiatan kemitraan
9. Rencana Pengembangan Kemitraan
Kegiatan pengembangan kemitraan yang akan dilakukan adalah menjalin
kemitraan yang lain dengan pihak yang berbeda namun tetap dapat menunjang
kegiatan usaha kita.
10. Pola Kemitraan
Dalam pola keagenan, usaha menengah dan atau usaha besar dalam
memasarkan barang dan jasa produknya memberi hak keagenan hanya kepada
usaha kecil. Dalam hal ini usaha menengah atau usaha besar memberikan
keagenan barang dan jasa lainnya kepada usaha kecil yang mampu
melaksanakannya. Selain Pola Keagenan, pola yang berlangsung adalah bentuk

11
lain diluar pola kemitraan pada umumnya karena ada kegiatan kemitraan yang
tujuannya mendapatkan sumber informasi dan pengetahuan.
11. Jadwal Kegiatan Kemitraan

Nama Maret April Mei Juni Juli


No
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mencari
informasi
tentang
kemitraan
2 Survey
Lokasi 1
3 Permohonan
surat
perizinan
kerjasama ke
lembaga
4 Berkunjung
ke PT. RPA
5 Wawancara
6 Survey
Lokasi 2
7 Penyusunan
Laporan

12
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemitraan dapat dimaknai sebagai suatu bentuk persekutuan antara dua pihak
atau lebih yang membentuk satu ikatan kerjasama di suatu bidang usaha tertentu atau
tujuan tertentu sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik dan saling
menguntungkan. Rencana usaha yang kami lakukan melakukan kegiatan kemitraan
bersama 2 pihak yaitu PT. Raja Pilar Agrotama sebagai mitra dalam mendapatkan
informasi dan pengetahuan, sedangkan Kios Pertanian Central Agro Tani sebagai
lokasi mitra persediaan untuk reseller Produk. Pola kemitraan yang terbentuk adalah
pola keagenan dan bentuk lainnya.

B. Saran
1. Menjalin komunikasi yang baik dengan pihak mitra
2. Menambah mitra lain agar lebih menambah informasi terkait kegiatan kemitraan
atau jejaring usaha
3. Peningkatan sumber daya manusia untuk menunjang kegiatan usaha

13

Anda mungkin juga menyukai