PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-
MAGELANG
T.A 2019/2020
I. Identitas
Nama : Syach Ryananda Anwar
NIM : 03.06.19.0102
Semester :2
Kelas : Teknologi Benih 1
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen pengampu : Hendro Muhaimin, S.Fil, M.
II. Jawaban
1. Apakah yang dimaksud dengan Ketahanan Nasional itu? Jelaskan.
Jawab:
Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi
keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembang ketahanan, kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan
ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung
ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta
kelangsungan hidup bangsa dan negara.
4. Dalam era keterbukaan informasi saat ini, negara juga menghadapi tantangan,
yakni akses teknologi dan informasi yang tidak terbatas, munculnya hoaks dan
bahkan kejahatan cyber. Ini secara perlahan menyebabkan bergesernya nilai-nilai
yang dianut suatu bangsa, termasuk Indonesia. Jelaskan bagaimana pentingnya
pemahaman Ketahanan Nasional bagi generasi muda di era sekarang ini?
Bagaimana implementasi Ketahanan Nasional tersebut dijalankan dalam
kehidupan kampus?
Jawab :
Kepercayaan yang begitu besar dari masyarakat ini, harus direspon dengan
tanggung jawab tenaga pendidik untuk selalu meningkatkan kemampuan profesi,
dan memberikan keteladanan dalam tingkah laku di kehidupan masyarakat sehari-
hari. Profesi tenaga dosen yang tersebar merata di seluruh tanah air, mempunyai
nilai yang sangat strategis dalam pembentukan watak dan karakter bangsa melalui
sosialisasi nilai-nilai Pancasila. Mahasiswa sebagai bagian tidak terpisahkan dari
perguruan tinggi, merupakan tulang punggung negara sebagai Agent of Change
dan Agent of Development suatu bangsa. Peran strategis kalangan muda terpelajar
ini, telah dibuktikan sejak era kebangkitan nasional tahun 1908 hingga era
reformasi tahun 1998. Di tengah tantangan perubahan yang membawa tata laku
dan tata nilai baru, kalangan muda terpelajar harus mampu membekali dan
membentengi diri dengan wawasan kebangsaan yang kuat. Tanpa dibekali hal
tersebut, generasi muda akan mudah terhanyut dan terbawa derasnya arus
perubahan yang sarat dengan semangat kebebasan dan keterbukaan. Generasi
muda, utamanya para mahasiswa, harus mampu memilih dan memilah tata nilai
baru yang tidak sesuai dengan identitas dan jati diri bangsa yang bercirikan
semangat gotong royong.
Disadari, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kebutuhan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan daya saing suatu bangsa. Namun harus disadari
pula, bahwa kesejahteraan dan daya saing bangsa tidak cukup hanya dibangun
oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Masih dibutuhkan kecerdasan
emosional dan spiritual untuk memanfaatkan dan mengelola kemajuan teknologi
agar membawa manfaat besar bagi bangsa. Oleh karena itu, lembaga pendidikan
tinggi harus mampu menyajikan keseimbangan antara peningkatan kecerdasan
intelektual dengan kecerdasan emosional maupun kecerdasan spiritual para
mahasiswanya. Tanpa disertai dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual, kemajuan teknologi justru akan menggerogoti sendi – sendi kehidupan
bangsa. Sebagai bagian pembangunan kecerdasan emosional, pengembangan
pendidikan tinggi yang berorientasi pada budaya dan kearifan lokal merupakan
salah satu langkah strategis untuk menghasilkan generasi muda terpelajar yang
tidak melupakan akar budaya aslinya.