Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

IMPLEMENTASI KEMITRAAN DAN KERJA SAMA SEBAGAI


SOKO GURU PEREKONOMIAN NASIONAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Eknomi Budaya dan Kearifan Lokal
Dosen Pengampu : Suhirman, MA, Ek

DISUSUN OLEH:

1. Ahmad Badawi (2105036013)


2. Azzah Rotul Fulla (2105036036)
3. Baginda Refian Azhar (2105036039)

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik langsung
maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling meguntungkan, saling memerlukan,
mempercayai dan memperkuat yang melibatkan pelaku usaha mikro, kecil dan
menengah dengan usaha besar. Kemitraan dalam lingkungan masyarakat Indonesia,
merupakan sesuatu hal yang tidak asing untuk diterapkan, karena bangsa ini sudah
mengenal kemitraan sejaklama meskipun dalam skala yang sederhana, seperti gotong
royong, partisipasi, mitra masyarakat desa hutan, mitra lingkungan dan masih banyak
lagi yang sering kita jumpai. Kemitraan tidak sekedar diterjemahkan sebagai sebuah
kerjasama, akan tetapi kemitraan memiliki pola dan memiliki nilai strategis dalam
mewujudkan keberhasilan suatu lembaga/usaha dalam menerapkan manajemen
modern.

Prinsip ini sangat diperlukan melihat cakupan dari kemitraan inisendiri juga luas
berupa proses alih keterampilan di bidang produksi dan pengolahan, pemasaran,
permodalan, sumber daya manusia dan teknologi. Kemitraan usaha juga merupakan
satu instrumen kerjasama yang mengacu kepada terciptanya suasana keseimbangan,
keselarasan dan keterampilan yang didasari saling percaya antara para pihak yang
bermitra melalui perwujudan sinergi kemitraan dengan diwujudkannya prinsip-
prinsip di atas dan menjunjung etika bisnis yang sehat. Para pihak dalam
melaksanakan kemitraan mempunyai kedudukan hukum yang setara. Setara dalam
artian para pihak yang mengikat perjanjian kemitraan memiliki kedudukan hukum
yang sama dengan hak dan kewajiban yang patut dilaksanakan sebagaimana diatur
dalam perjanjian.

Darisitulah dapat kita ketahui bahwasannya kemitraan dan kerjasama itu bentuk
dan jenisnya bermacam-macam. Selain itu juga kemitraan dan kerja sama merupakan
aspek penting, yang mana telah menjadi cikal-bakal serta menjadi topang tegaknya
perekonomian nasional.

B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian kemitraan dan kerjasama?


b. Bagaimana sejarah kemitraan dan kerjasama menjadi soko guru perekonomian
nasional?
c. Bagaimana model kemitraan bisnis?
d. Bagaimana sistem ekonomi kerakyatan dan koperasi sebagai soko guru
perekonomian nasional?

C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui apa itu kemitraan dan kerjasama.
b. Untuk mengetahui bagaimana sejarah kemitraan yang mana menjadi soko guru
perekonomian nasional.
c. Untuk mengetahui apa saja model-model dari kemitraan .
d. Untuk mengetahui hubungan dan latar belakag ekonomi kerakyatan dan koperasi
sebagai soko guru perekonomian nasional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemitraan dan Kerjasama


1. Pengertian Kemitraan.
Kemitraan memiliki banyak pengertian yang telah dikemukakan oleh banyak sarjana.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata mitra memiliki arti teman, pasangan kerja, rekan,
kawan kerja, sedangkan kemitraan adalah perihal hubungan atau jalinan kerjasama sebagai
mitra1. Dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil pengertian
kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kcil dengan usaha besar disertai pembinaan
dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan mempelihatkan prinsip
saling memerlukan,saling memperkuat, dan saling menguntungkan. Selain dari KBBI dan
UU Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, ada beberapa sarjana yang telah
mengemukakan pendapatnya terkait pengertian kemitraan. Menurut Hafsah, kemitraan adalah
suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu
untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling
membesarkan.2 Selain itu ada Ian Linton yang mengemukakan pengertian
kemitraan adalah sebuah cara melakukah bisnis dimana pemasok dan pelanggang
berniaga satu sama lain untuk mencapai tujuan Bersama.3
Semua pengertian yang diuraikan diatas menujukan bahwa satu sama lain
memiliki titik penekaan yang sama baik, yang pada intinya kemitraan adalah suau
kerjasam dalam melkukan kegiatan usaha yang merupakan strategi bisnis dengan
tujuan untuk mengembangkan usaha yang dilandas prinsip saling menguntungkan.
Menuju pada kemitraan yang dicantumkan dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995
a) Kemitraan adalah kerjasama usaha

1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan,1990 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan Ketiga. Jakarta. Balai
Pustaka, hlm.588
2
Muhammad Jafar Hafsah,1999 Kemitraan Usaha. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan. hlm.43
3
Ian Linton,1997 Kemitraan Meraih Keuntungan Bersama. Jakarta . Halirang. hlm.10
Dalam konsep kerjasama usaha melalui kemitraan ini, jalinan kerjasama yang
dilakukan antara usaha besar atau menengah dengan usaha kecil
didasarkan pada kesejajaran kedudukan atau memiliki derajat yang sama. Ini berarti
behwa dalam hubungan kerjasama melalui kemitraan ini sebuah piha yang terlibat
memiliki hak dan kewajiban yang setara tidak ada yang saling mengeksplositasi.
tidak ada pihak yang dirugikan, serta tumbuh dan berkembangnya rasa saling percaya
diantara para pihak dalam mengembangkan usahanya .
b) Para pihak adalah Pengusaha Besar atau Menengah dan Pengusaha Kecil.
Dalam kerjasama kemitraan, pengusaha besar atau menengah dapat
menjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan pengusaha, kecil
dalam menjalankan kegiatan bisnis demi tercapainya kesejahteraan Bersama.
c) Kemitraan dilandasi prinsip-prinsip saling memerlukan,saling memperkuat, dan saling
menguntungkan.
Dimana prinsip satu dengan prinsip yang lainnya harus dapat terpenuhi semua sehingga
usaha yang menggunakan perjanjian kemitraan dapat dikatai berhasil.

2. Prinsip-prinsip kemitraan
Dalam sebuah perjanjian kemitraan selalu dilandasi dengan prinsip-prinsip
diantaranya yaitu :
1) Prinsip saling memerlukan
Menurut Mariotti, kemitraan merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai dengan
mengenal calon mitranya mngetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya.
Pemahaman akan keunggulan yang ada akan menghasilkan sinergi yang berdampak
pada efesien. Turunanya biaya produksi , dan sebagainya. Penerapannya dalan
kemitraan perusahaan.besar dapat menghemat tenaga dalam mencapai target tertentu
dengan menggunakan tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan yang kecil.
Sebaliknya, perusahaan yang lebih kecil, yang umumnya relative lemah
dalam hal kemampuan teknologi, permodalan, dan sarana produksi, dapat
menggunakan teknologi dan sarana produksi yang dimiliki oleh perusahaan
besar.4

2) Prinsip memperkuat.
Sebelum para pihak bekerja sama, masing-masing pihak mempunyai
keinginan untuk mendapatkan nilai tambah tertentu. Nilai tambah ini selain
diwujudkan dalam bentuk nilai ekonomi seperti peningkatan modal dan
keuntungan, perluasan pangsa pasar, tetapi juga ada nilai tambah yang
bersifat non-ekonomi, seperti peningkatan kemampuan manajemen,
penguasaan teknologi, dan kepuasan tertentu. Keinginan ini merupakan
konsekuensi logis kemitraan. Kemitraan juga mengandung makna sebagai
tanggung jawab moral, karena pengusaha besar atau menengah dituntut
untuk membimbing dan membina pengusaha kecil mitranya agar mampu
mengembangkan usahanya sehingga menjadi mitra yang handal dan
tangguh dalam meraih keuntungan untuk kesejahteraan bersama. Hal ini
harus disadari juga oleh masing-masing pihak yang bermitra bahwa para
pihak memiliki perbedaan dan keterbatasan, baik yang berkaitan dengan
manajemen, penguasaan ilmu pengetahuan maupun penguasaan sumber
daya. Dengan bermitra nilai tambah yang diterima akan lebih besar. Oleh
karena itu prinsip kemitraan harus didasarkan pada unsur saling memperkuat.
3) Prinsip saling menguntungkan.
Salah satu maksud dan tujuan dari kemitraan usaha adalah “winwin
solution.” Dalam kemitraan tidak berarti para pihak harus memiliki
kemampuan dan kekuatan yang sama, tetapi yang esensial adalah adanya
posisi tawar yang setara berdasarkan peran masing-masing. Pada kemitraan
usaha hubungan bersifat timbal balik, bukan seperti kedudukan antara buruh
dengan majikan, atau antara atasan dengan bawahan. Berpedoman dari
kesetaraan kedudukan bagi masing masing pihak yang bermitra, maka tidak

4
John L. Mariotti, dalam Muhammad Jafar Hafsah, Op.cit., Hlm.51
ada pihak yang tereksploitasi tetapi justru rasa saling percaya yang pada
akhirnya dapat meningkatkan keuntungan.

3. Unsur-Unsur Kemitraan
1) Adanya hubungan Kerjasama antara dua pihak atau lebih.
2) Adanya kesetaraan antara pihak-pihak tersebut (equality).
3) Adanya keterbbukaan atau truts relationship antara pihak-pihak tersebut
(transparancy).
4) Adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan atau memberi manfaat
(mutual benefit).

4. Tujuan Kemitraan
Dalam kondisi yang ideal, tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kemitraan
secara lebih konkrit adalah:
1) Mewujudkan kemitraan antar dalam melaksanakan kegiatan bersama dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.
2) Mendorong terjadinya hubungan yang saling menguntungkan dalam pelaksanaan
usulan kepala daerah.
3) Teerciptanya suatu lembaga perekonomian yang mampu menopag tegaknya
ekonomi masyarakat.
4) Mendorong terbentuknya struktur politik yang menjamin tumbuhnya persaingan
politik yang sehat dan demokrasi.5

B. Model Bisnis Kemitraan

1. Pengertian Model Bisnis Kemitraan

5
Budi Supriyatno, Kemitraan Pemerintah Daerah dengan Partai Politik (Jakarta:
CV. Media Brilian, 2019), hlm 17.
Bisnis kemitraan adalah bisnis yang dijalankan dengan sebuh hubungan atau
jalinan kerja sama antara dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu dengan
tujuan meraih keuntungan Bersama. Padahal model bisnis ini, saling membutuhkan
dan saling melengkapinantar mitra merupakan kunci berkembangnya bisnis
kemitraan milik masing mitra nmenanamkan modalnya.
Model kemitraan adalah bentuk-bentuk kemitraan yang sudah diatur dalam Undang-
undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Penjelasan umum atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1997, mendeskripsikan bahwa pada
dasarnya kemitraan usaha menjangkau pengertian yang luas. Kemitraan berlangsung
antar para mitra dalam perekonomian baik dalam arti asal usul atau pemiliknya yang
meliputi BUMN, Badan Usaha Swasta, dan Koperasi, maupun dalam ukuran usaha
yang meliputi Usaha Besar, Usaha Menengah dan Usaha Kecil. Selain aspek pelaku,
dalam aspek objeknya, kemitraan bersifat terbuka dan menjangkau segala sektor
kegiatan ekonomi Untuk mewujudkan struktur ekonomi yang seimbang dan kuat
membutuhkan peran yang lebih besar dari Usaha Mikro, Kecil dan menengah sebagai
kegiatan ekonomi masyarakat. Secara prinsip kemitraan usaha berlangsung atas dasar
dan lazim, serta adanya kebutuhan dalam keterkaitan usaha yang saling memerlukan,
saling memperkuat dan saling menguntungkan. Contohnya, kemitraan sektor
agribisnis/agroindustri yang mencakup aspek budidaya, industri pengolahan dan
pemasaran hasil perikanan, tanaman pangan/hortikultura, perkebunan, peternakan.
Hal ini jika dilihat dari aspek objek jangkauan kegiatan ekonomi masyarakat.
Namun pembagian tugas dan partipasi mitra atau masing-masing pemilik telah
dibatasi sesuai dengn perjanjian.
1.1 Keunggulan Bisnis kemitraan.
a. Dapat didirikan secara non-formal
Bisnis kemitraan dapt didirikan dan dijalankan secar non-formal. Maksudnya
tidak harus selalu berbentuk formal dan berbadan hukum. Meskipun akan
lebih aman dan nyaman bila sesuai dengan ketentuan hukum. Namun ,
pastikan bisnis kemiraan yang kamu tekuni memiliki perjanjian hitam dan atas
putih demi perlindungan hak cipta.
b. Mitra Saling Supprot.
Pembagian jobdesc dan pekerjaan secara professional pastinya akan
memudahkan bisnismu untuk scale up dan branch up. Namun,karena sudah
terbiasa memulai pekerjaan dari 0, para mitra akan saling support dan saling
melengkapi satu sama lain. ada rasa kekeluargaan di dalam jalinan bisnis.
c. Modal Lebih Cepat dan Terpenuhi.
Para mitra yang kita ketahui modal untuk mendanai bisnis tersebut. Disepakati
sebelumnya seperti halnya patungan, hal ini akan memudahlkan bisnis
kemitraan untuk memenuhi modal bisnis.
1.2 Kelemahan Bisnis Kemitraan.
a. Kewajiban Ditanggung Bersama .
Tidak hanya keuntungan dan asset yang dinikmati Bersama, dalam bisnis
kemitraan utang dan resiko kerugian pun ditanggung antar mitra. Begitu pula
bila bisnis yang sedang dijalani megalai kerugian dan resiko-resiko lainnya,
kamu harus siap untuk menanggung utang tersebut juga. Kecuali sudah
diperpanjangkan sejak awal.
b. Keluar dari Kemitraan ( cari penggsnti baru)
Bila ada satu anggota kemitraan yang mengndurkan diri dari bisnis, biasanya ia
akan diminta untuk cari pengantinys. Namun,hal inicukup sulit karena tidak
banyak orang yang berminat. Banyak pertimbangannya seperti kecocokan antar
mitra,
A. Model-Model Kemitraan
Model-model kemitraan yang dapat diterapkan dalam jenis usaha tertentu, seperti
sektor perindustrian, perdagangan, agribsinis budidaya dan pengolahan, industri
kerajinan rakyat, antara lain: (1) inti plasma, (2) kontrak beli, (3) sub kontrak, (4)
keagenan, (5) vendor, dan (6) keagenan.
Penjelasannya dapat disajikan seperti dibawah ini (Hafsah, 1999):
a. Model Inti Plasma.
Model ini merupakan hubungan kemitraan antara usaha mikro, kecil atau koperasi
dengan usaha menengah dan besar. Usaha menengah atau besar bertindak sebagai inti
dan usaha mikro, kecil atau koperasi selaku plasma. Model inti plasma berupa
kemitraan langsung dimana kelompok usaha mikro, kecil atau koperasi sebagai
plasma memproduksi atau menyediakan bahan baku bagi perusahaan inti yang
melakukan kegiatan budidaya, pengolahan dan pemasran produk unggulan disentra
produk unggulan, misalnya kelapa sawit, kelapa hibrida, pengolahan dan pemasaran
hasil perikanan, ubi jalar dan pengolahan tepungnya, budidaya murbai dan
pengolahan dan pemasaran, budiaya unggas dan pemasarannya.
Contohnya, perusahaan unggas. Perusahaan unggas sebagai perusahaan inti dengan
peternak sebagai plasma. Antara perusahaan inti dan plasma membuat kontrak
kesepakatan. Misalnya, Perusahaan Mitra PT. Sierad Tbk. sebagai perusahaan Inti
dalam peternakan unggas ayam potong dengan para peternak unggas sebagai plasma.

b. Model Kontrak Beli.


Model Kontrak Beli adalah pola kemitraan dimana terjadi kerjasama antara kelompok
usaha mikro, kecil/koperasi dengan perusahaan menengah/besar yang dituangkan
dalam suatu perjanjian kontrak jual beli secara tertulis yang biasa dalam jangka waktu
tertentu dan pada saat perjanjian kerjasama disaksikan oleh wakil dari instansi
pemerintah terkait. Didalam perjanjian kontrak beli, didalamnya terdapat kewajiban
dan hak setiap kelompok yang bermitra dengan azas kesetaraan dan saling
menguntungkan. Model kemitraan kontrak beli, pihak pemerintah tidak terlibat secara
langsung. Fungsi pemerintah pada model ini adalah hanya sebatas sebagai moderator
dan fasilitator dalam perjanjian kontrak beli diantara yang bermitra. Peran
pemerintah, yaitu: (1) Sebagai fasilitator dalam mempertemukan kedua belah pihak
yang akan bermitra, (2) Merekomendasikan kelompok mitra yang sesuai kepada
perusahaan inti, (3) Memberikan pembinaan seperti bantuan teknologi tepat guna
dalam budidaya atau pengolahan berdasarkan hasil penelitian lembaga pemerintah
(lembaga riset) kepada kelompok mitra, dan (4) Memberikan informasi kepada kedua
belah pihak apabila terdapat teknologi baru dalam aspek budidaya atau pengolahan
hasil.
c. Model Sub Kontrak.
Model kemitraan sub kontrak adalah hubungan kemitraan antara kelompok usaha
mikro, kecil atau koperasi dengan usaha menengah/besar. Model sub kontrak berbeda
dengan model kontrak beli, dimana pada pola sub kontrak kelompok usaha mikro,
kecil/koperasi tidak melakukan kontrak secara langsung dengan perusahaan
pengolahan mitra tetapi melalui agen atau pedagang.

d. Model Dagang Umum.


Model kemitraan dagang umum adalah merupakan hubungan kemitraan antara usaha
mikro, kecil atau koperasi dengan usaha menengah dan besar. Model ini dilaksanakan
dengan pola usaha menengah/besar, yakni memasarkan produk unggulan usaha
mikro, kecil atau koperasi, dan atau kelompok usaha mikro, kecil atau koperasi
memenuhi kebutuhan atau memasok kebutuhan yang diperlukan oleh usaha
menengah/besar, atau usaha mikro, kecil atau koperasi yang memasarkan hasil usaha
besar. Pola kemitraan dagang umum dilaksanakan dengan cara usaha mikro, kecil
atau koperasi menyediakan bahan baku dan sarana produksi, dan usaha menengah
atau besar memberi order sesuai dengan kemampuan mitra usahanya.

e. Model Vendor.
Kemitraan model Vendor adalah pola kerjasama kemitraan antara perusahaan
menengah dan besar dengan kelompok usaha mikro, kecil atau Koperasi. Dalarn
melaksanakan hubungan kemitraan model Vendor, usaha menengah atau besar
menggunakan hasil produksi yang merupakan bidang keahlian usaha kecil untuk
melengkapi produk yang dihasilkan usaha menengah atau besar. Pelaksanaan atau
mekanisme pola kemitraan Vendor adalah dengan cara usaha menengah atau besar
memesan produk yang diperlukan sesuai dengan ukuran, bentuk, mutu dan kualitas
barang yang telah dikuasai oleh kelompok usaha mikro, kecil atau koperasi.
f. Model Keagenan
Kemitraan model keagenan adalah bentuk kerjasama dimana kelompok usaha mikro,
kecil atau koperasi diberi hak khusus untuk memasarkan barang atau jasa usaha
perusahaan mitra. Pola kemitraan model keagenan adalah sebagai berikut: Perusahaan
mitra melakukan perjanjian kerjasama dengan kelompok usaha mikro, kecil dan
koperasi tentang pemberian hak khusus, Hak khusus yang diberikan oleh perusahaan
mitra kepada kelompok usaa mikro, kecil dan koperasi adalah hak untuk memasarkan
produk perusahaan mitra,Kelompok usaha mikro, kecil dan koperasi memasarkan
produk perusahaan mitra kepada konsumen, dan Kelompok usaha mikro, kecil dan
koperasi mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan dan komisi yang diberikan
oleh perusahaan mitra.

B. Ekonomi Kerakyatan dan Koperasi Sebagai Soko Guru Perekonomian


Nasional.
1. Pengertian Ekonomi Kerakyatan
Ekonomi rakyat adalah suatu proses pengelolaan usaha secara mandiri dan
kolaboratif oleh kelompok-kelompok masyarakat. Menurut pasal 33 UUD 1945,
pengertian sistem ekonomi rakyat merupakan suatu sistem guna mewujudkan
kedaulatan masyarakat di bidang ekonomi.
Sementara itu menurut International Labour Organization (ILO), pengertian ekonomi
kerakyatan adalah sistem ekonomi tradisional yang dilakukan masyarakat lokal untuk
mempertahankan hidupnya. Masyarakat lokal di sini maksudnya adalah masyarakat
dengan aktivitas ekonomi sederhana seperti pedagang kecil dan UMKM.Dari sini
dapat kita simpulkan bahwa pengertian ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi
guna meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan ekonomi masyarakat menengah
ke bawah. Sejak sebelum kemerdekaan, ekonomi kerakyatan di Indonesia sudah
diterapkan dan menjadi salah satu pilar perekonomian negara kita hingga sekarang.

2. Prinsip Ekonomi Kerakyatan di Indonesia


Setelah membahas pengertian sistem ekonomi kerakyatan, selanjutnya kita akan
membahas beberapa prinsip pelaksanaannya. Secara garis besar, ekonomi berbasis
kerakyatan di Indonesia berlandaskan pada UUD 1945 di pasal-pasal berikut:
1. Pasal 33 ayat 1 sampai 3, berisi prinsip bahwa perekonomian Indonesia disusun
berdasarkan asas kekeluargaan, penguasaan cabang produksi penting oleh negara,
serta penggunaan kekayaan alam sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat.
2. Pasal 27 ayat 2, tentang hak setiap warga negara Indonesia mendapat pekerjaan
dan penghidupan layak.
3. Pasal 34, yang menyebut pemerintah bertanggungjawab merawat fakir miskin dan
anak-anak terlantar

3. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Kerakyatan


Di antara sistem ekonomi lainnya, sistem ekonomi rakyat adalah salah satu
sistem dengan karakteristik terunik. Selengkapnya tentang ciri ciri sistem ekonomi
kerakyatan adalah sebagai berikut:
 Terbuka,setiap masyarakat punya hak dan akses sama terhadap sumber daya
tersedia.
 Berkelanjutan tanpa mengorbankan masa depan masyarakat dan lingkungan.
 Kegiatan ekonominya dilakukan secara mandiri dan fokus memenuhi kebutuhan
diri dan sesama.
 Mekanisme pasar berkeadilan dengan persaingan sehat.
 Memprioritaskan kualitas hidup, kepentingan sosial, nilai-nilai keadilan, dan
pertumbuhan ekonomi.
 Pembangunan dilakukan secara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan.
 Masyarakat punya kesempatan sama untuk bekerja/membuka usaha demi
kesejahteraannya.
 Hak konsumen dilindungi dan diperlakukan dengan adil.
4. Tujuan Ekonomi Rakyat
Setelah membahas pengertian sistem ekonomi kerakyatan, prinsip, dan ciri-cirinya
kita akan membahas beberapa tujuan ekonomi rakyat, yaitu di antaranya:
1) Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat
Tujuan pertama dan utama ekonomi rakyat adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Seperti namanya, ekonomi rakyat diciptakan, diupayakan, dan dipetik
hasilnya secara langsung oleh rakyat, bukan segelintir pihak elit saja.
2) Memastikan Kekayaan Terbagi Secara Merata
Tujuan berikutnya dari ekonomi rakyat adalah memastikan kekayaan terbagi dengan
rata tanpa membeda-bedakan. Sehingga kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan
miskin bisa diminimalisasi sebaik mungkin.
3) Menaikkan Pendapatan Masyarakat Per Kapita
Pendapatan per kapita adalah istilah lain untuk menyebut nominal penghasilan
masyarakat per satu orang penduduk. Selain itu, pendapatan per kapita juga
didefinisikan sebagai jumlah total pendapatan negara (PDB) dibagi seluruh warga
negara tersebut. Salah satu tujuan ekonomi rakyat adalah untuk menaikkan nominal
per kapita masyarakat.
4) Mengurangi Jumlah Orang Miskin dan Anak Terlantar
Tujuan berikutnya dari ekonomi rakyat adalah mengurangi jumlah orang miskin dan
anak terlantar, baik dari segi sandang, pangan, papan, maupun pendidikan. Jika
kesejahteraan masyarakat meningkat secara merata, maka akan lebih banyak orang
naik dari jurang kemiskinan. Akhirnya, jumlah anak terlantar dari keluarga miskin
pun berkurang.
5) Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Negara
Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem yang bertujuan mendorong pertumbuhan
ekonomi, pertama-tama secara mikro (per kepala keluarga) hingga masuk ke skala
nasional. Apabila kondisi perekonomian masyarakat per kepala naik secara merata,
maka otomatis kualitas ekonomi secara nasional juga akan meningkat.
5) Faktor Pendorong Ekonomi Kerakyatan di Indonesia
Dari bahasan tentang tujuan ekonomi rakyat di atas, kita dapat menyimpulkan
bahwa penerapan sistem ekonomi rakyat punya dampak luar biasa positif. Demi
mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, ada beberapa faktor pendorong yang bisa kita
usahakan, yaitu:
a. Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat
Faktor pendorong ekonomi rakyat yang pertama adalah tingkat pengetahuan dan
keterampilan masyarakat. Apabila pendidikan dan keahlian rakyat bertambah, maka
kesempatan direkrut bekerja juga akan semakin besar, baik dalam skala nasional
maupun internasional.
b. Partisipasi Aktif Pemegang Modal
Selain pendidikan dan keahlian masyarakat, partisipasi aktif para investor dalam
mendanai pengusaha UMKM juga bisa mendorong perkembangan ekonomi rakyat.
Semakin banyak dana investasi terkumpul, akan semakin banyak pula UMKM
terdanai. Akhirnya, masyarakat berkesempatan mengembangkan usahanya dengan
baik, sehingga kesejahteraan mereka pun meningkat.
c. Kolaborasi Antar Pengusaha
Faktor pendorong sistem ekonomi rakyat berikutnya adalah kolaborasi antar
pengusaha, utamanya UMKM. Dengan berkolaborasi, pengusaha dapat menutupi
kelemahan satu sama lain. Hasilnya, kerjasama mereka akan semakin kuat dan
mampu mencapai target dan keuntungan lebih besar.
d. Kebijakan Ekonomi Pemerintah yang Pro Rakyat
Faktor terpenting yang mendorong sistem ekonomi rakyat adalah kebijakan
pemerintah. Dengan dukungan total dari negara, masyarakat akan punya kesempatan
seluas-luasnya mengeksplorasi sumber daya dari tempat tinggalnya sendiri untuk
membuka usaha.

Koperasi Sebagai Soko Guru Perekonomian Nasional


Koperasi berasal dari kata “co” yang berarti bersama dan “operare” yang
berarti bekerja atau berkarya. Unsur dasar pengertian koperasi sudah terlihat dari kata
dasarnya itu. Jadi, koperasi berarti kelompok atau perkumpulan orang atau badan
yang bersatu dalam cita-cita atas dasar kekeluargaan dan gotong-royong untuk
mewujudkan kemakmuran bersama. Koperasi adalah soko guru perekonomian
Indonesia. Makna dari istilah koperasi sebagai sokoguru perekonomian dapat
diartikan koperasi sebagai pilar atau ”penyangga utama” atau ”tulang punggung”
perekonomian. Dengan demikian koperasi diperankan dan difungsikan sebagai pilar
utama dalam sistem perekonomian nasional. Keberadaannyapun diharapkan dapat
banyak berperan aktif dalam mewujudkan kesejahteraan dana kemakmuran rakyat.
Namun di era reformasi ini keberadaannya banyak dipertanyakan, bahkan seringkali
ada yang mengatakan sudah tidak terlalu terdengar lagi dan apakah masih sesuai
sebagai salah satu badan usaha yang berciri demokrasi dan dimiliki oleh orang per
orang dalam satu kumpulan, bukannya jumlah modal yang disetor seperti badan
usaha lainnya.
Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha
bersama dari orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Dalam hal
ini koperasi diperankan dan difungsikan sebagai pilar utama dalam sistem
perekonomian. Keberadaannya pun diharapkan dapat banyak berperan aktif dalam
mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Oleh karena itu, Pemerintah
Indonesia sangat memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan perkumpulan-
perkumpulan koperasi untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki
kemampuan ekonomi terbatas. Sehingga Pemerintah Indonesia juga sangat
berkepentingan dengan koperasi, dimana koperasi dalam sistem perekonomian
merupakan soko guru. Sebagai soko guru perekonomian, koperasi merupakan
kekuatan ekonomi rakyat sehingga dapat dijadikan tiang utama pembangunan
ekonomi nasional. Namun, menyusun suatu pemikiran untuk mengidentifikasian
prakondisi atau syarat-syarat yang perlu dipenuhi agar koperasi benar-benar dapat
menjadi tulang punggung atau soko guru perekonomian adalah hal tersulit dalam
masalah pembangunan koperasi. Hal ini disebabkan karena koperasi masih
menghadapi hambatan struktural dalam penguasaan faktor produksi khususnya
permodalan. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia masih harus memperhatikan
lebih luas lagi agar keberadaan koperasi di Indonesia benar-benar sebagai soko guru
perekonomian Indonesia yang merupakan sistem yang terdapat dalam Undang-
Undang Dasar 1945.
Alasan Koperasi Sebagai Soko Guru Perekonomian
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 memandang koperasi sebagai sokoguru
perekonomian nasional, yang kemudian semakin dipertegas dalam pasal 4 UU No. 25
tahun 1992 tentang perkoperasian. Menurut M. Hatta sebagai pelopor pasal 33 UUD
1945 tersebut, koperasi dijadikan sebagai sokoguru perekonomian nasional karena:
1. Koperasi mendidik sikap self-helping.
2. Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, di mana kepentingan masyarakat
harus lebih diutamakan daripada kepentingan diri atau golongan sendiri.
3. Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia.
4. Koperasi menentang segala paham yang berbau individualisme dan kapitalisme.
Kesimpulannya Koperasi Sebagai Sokoguru Perekonomian Indonesia berarti
bahwa koperasi sebagai pilar utama dalam sistem perekonomian nasional. Dengan
tujuan utama koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan anggotanya koperasi dapat
menjadi penyangga dalam perekonomian anggotanya. Walaupun disamping itu
banyak yang menganggap bahwa keberadaan koperasi terlihat samar dikarenakan
apakah badan koperasi ini masih dimiliki oleh perorangan ataupun unit usaha yang
dalam pelaksaannya banyak terjadi keganjilan. Tetapi kenyataannya koperasi dapat
memberikan manfaat manfaat yang luar biasa yaitu dapat mengurangipengangguran
dan kemiskinan terutama di Indonesia. Jadi kalau Koperasi dapat dikelola dengan
baik, jelas, terbuka, dan sukarela atas asas kekeluargaan maka koperasi yang berjalan
akan dapat memenuhi tujuan utamanya. Peran pemerintah dalam mengembangkan
koperasi ini juga tidak kalah penting. Mulai dari pemerintah yang dapat mendukung
perannya dalam koperasi ini masuk ke berbagai kota-kota besar maupun daerah
terpencil pun dengan pembinaan yang baik, dan jelas serta dapat dikelola dengan
sangat baik niscaya Koperasi Sebagai Sokoguru Perekonomian Indonesia tidak hanya
sekedar pernyataan manis saja tapi itu benar-benar bisa dibuktikan.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Faktor-faktor yang menjadi pendorong dalam kemitraan bagi perusahaan yaitu
SDM yang memadai, meningkatkan pendapatan perusahaan, IPTEK, pasar, peraturan
pemerintah, jaminan pasokan bahan baku, citra perusahaan, persaingan, akses lahan
petani. Sedangkan faktor pendorong bagi petani adalah SDM, adanya jaminan
pemasaran, Peraturan Pemerintah, modal, mendapat ilmu pengetahuan. Bagi
perusahaan tidak ada faktor yang benar-benar menghambat jalannya kemitraan.
Sedangkan bagi petani faktor penghambat adalah ketersediaan lahan, ilmu
pengetahuan dan pembinaan teknis dan administrasi.
Koperasi merupakan salah satu badan usaha Indonesia yang dianggap memiliki
karakter yang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia. Sebagai lembaga yang
diharapkan mampu menjadi soko guru perekonomian Indonesia, koperasi telah
membuktikan ketangguhannya melewati beberapa periode krisis ekonomi yang
melanda Indonesia. Pemerintah sudah selayaknya memberikan perhatian yang lebih.
Koperasi sebagai sokoguru perekonomian Indonesia berarti bahwa koperasi
sebagai pilar utama dalam sistem perekonomian nasional. Dengan tujuan utama
koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan anggotanya koperasi dapat menjadi
penyangga dalam perekonomian anggotanya.

1.2 Saran

Demikianlah makalah yang dapat saya buat. Saya menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi
pembaca. Aamiin.

DAFTAR PUSTAKA

Supriyatno Budi. 2019. Kemitraan Pemerintah Daerah dengan Partai Politik.


Jakarta: CV. Media Brilian.

Syaparuddin. 2020. Islam dan kemitraan bisnis. Yogyakarta: Trust Media Publishing

Anda mungkin juga menyukai