Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Konsep Kemitraan Usaha

NAMA : Marke Muji Manik (7213510055)


KELAS : B MANAJEMEN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya
dimudahkan dan dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas mengenai „‟ Konsep Kemitaan
Usaha„
‟Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dan
menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis. saya berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah pengetahuan.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu kritik, saran, dan pendapat
untuk perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan dan menambah ilmu serta manfaat
kepada kita sekalian.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a, Latar Belakang
b, Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
a, Peraturan pemerintah tentang kemitraan usaha
b, Perinsip dalam kemitraan usaha
c, Hak dan kewajipan dalam melaksanakan kemitraan usaha
BAB III KESIMPULAN
a, Kesimpulan
b , Penutup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik langsung
maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling menguntungkan,
saling memerlukan, mempercayai, dan memperkuat yang melibatkan
pelaku usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan Usaha Besar.
Menurut Nonoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerja sama
formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-
organisasi untuk
mencapai suatu tugas atau tujuan yang sama
Kemitraan memiliki 6 jenis atau pola kemitraan, salah satunya ialah
waralaba. Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang
perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri
khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang
telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan
oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba adapun ciri khas
usaha yang dimaksud adalah suatu usaha yang memiliki keunggulan
dan perbedaan, tidak mudah ditiru dibandingkan dengan usaha lain
yang sejenis, dan membuat konsumen selalu mencari ciri khas yang
dimaksud..

B.Tujuan Penulisan
 Mejelaskan peraturan pemerintah tentang kemitraan usaha
 Memaparkan prinsip dalam kemitraan usaha
 Menjelaskan hak dan kewajipan dalam melaksanakan
kemitraan usaha
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peraturan Pemerintah Tentang Kemitraan Usaha

Berdasarkan Pasal 1 ayat 13 Undang-Undang Nomor 20 Tahun


2008, yang dimaksud dengan Kemitraan adalah kerjasama dalam
keterkaitan usaha, baik langsung maupun tidak langsung, atas dasar
prinsip saling memerlukan, mempercayai, memperkuat, dan
menguntungkan yang melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah dengan Usaha Besar.Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2008 menyebutkan bahwa pelaksanaan kemitraan diawasi secara
tertib dan teratur oleh lembaga yang dibentuk dan bertugas untuk
mengawasi persaingan usaha sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Hal ini diperkuat dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2008 Tentang UMKM di Pasal 31 yang mengamanatkan
KPPU untuk melakukan pengawasan pelaksanaan kemitraan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu, di Pasal 32 disebutkan mengenai kewenangan KPPU
dalam pengenaan sanksi administratif terhadap pelaksanaan
kemitraan.Peraturan Komisi Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Tata Cara
Pengawasan dan Penanganan Perkara Kemitraan di Pasal 2
menyebutkan bahwa Komisi melakukan pengawasan kemitraan yang
dilakukan oleh Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah dengan
Usaha Besar.
B. Perinsip Dalam Kemitraan Usaha
Dalam melakukan kemitraan Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan baik perusahaan ataupun petani sebagai mitra. Dalam hal
ini ada tiga hal yang harus nyata dilakukan dalam membina sebuah
kemitraan.
Pertama, kesetaraan atau keseimbangan {equity). Artinya harus ada
pendekatan bukan secara top down ataupun bottom up.Tapi hubungan
yang saling menghormati satu sama lain, menghargai dan percaya
dengan mengedepankan kesetaraan yang meliputi adanya
penghargaan, kewajiban, dan ikatan emsional saling membutuhkan
dan melengkap
Kedua, transparansi [transparency). Artinya untuk melakukan hal ini
harus menghindari rasa saling curiga antar mitra kerja. Meliputi
transparansi pengelolaan informasi dan transparansi pengelolaan
keuangan.
Terakhir yaitu, harus saling menguntungkan (mutual benefit) baik
untuk perusahaan juga untuk petani selaku mitra. Artinya kemitraan
harus membawa manfaat bagi semua pihak yang terlibat
yang petani butuhkan adalah keadilan dan komitmen pemerintah
untuk membantu petani dalam memperoleh kesamaan hak. Disinilah
pemerintah tampil dan “menekan” pengusaha untuk ikut regulasi
dalam rangka upaya bersama mewujudkan kesejahteraan rakyat,
bukan mengikuti pola pikir pengusaha yang tentunya lebih
berorientasi pada profit.
Sebab, ketika pemerintah tak mampu melakukan ini, maka komitmen
kemitraan dan harmonisasi masih tanda tanya. Karena, dengan adanya
kemitraan yang harmonis bisa menjaga perusahaan dari dari amukan
masyarakat dalamhal inipetani swadaya dan perusahaan bisa lebih
fokus untuk mengembangkan hilirisasi bukan hanya terfokus kepada
penjualan crude Palm Oil (CPO).
C. Hak Dan Kewajipan Kemitraan usaha

Hak-hak yang dimiliki oleh pengusaha yang melaksanakan


kemitraan antara lain:
 Meningkatkan efisiensi usaha dalam kemitraan
 Mendapatkan kemudahan untuk melakukan kemitraan
 Membuat perjanjian kemitraan
 Membatalkan perjanjian bila salah satu pihak mengingkari
 Usaha besar dan usaha menengah yang melaksanakan
kemitraan mempunyai hak untuk mengetahui kinerja dari
pengusaha kecil sebagai mitra binaannya.
 Usaha kecil yang bermitra mempunyai hak untuk memperoleh
pembinaan dan pengembangan dari usaha besar dan usaha
menengah mitranya dalam satu aspek atau lebih tentang
pemasaran, sumber daya manusia, pemodalan, manajemen dan
teknologi.

Kewajiban yang harus dijalankan oleh pengusaha besar dan


pengusaha menengah yang bermitra dengan pengusaha kecil
antara lain sebagai berikut:
 Memberikan informasi peluang kemitraan
 Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai
perkembangan pelaksanaan kemitraan
 Menunjuk penanggungjawab kemitraan
 Mentaati dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah
diatur dalam perjanjian kemitraan
 Melaksanakan pembinaan kepada mitra binaannya dalam satu
atau lebih aspek.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

mitraan adalah sikap menjalankan bisnis yang berorientasi pada

hubungan kerjasama yang solid (kokoh dan mendalam),

berjangka panjang, saling percaya dan dalam kedudukan yang

setara. Kerjasama usaha dilakukan oleh usaha kecil dengan

usaha menengah atau usaha kecil dengan usaha besar, disertai

pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau

usaha besar tersebut dengan memperhatikan prinsip-prinsip

saling memerlukan, saling memperkuat, saling menguntungkan.

Kemitraan dan kenersamaan untuk tumbuh bersama, yang

keberhasilannya dapat diukur berdasarkan nilai tambah. Secara

prinsip, kemitraan usaha tetap diarahkan agar berlangsung atas

dasar norma-norma ekonomi yang berlaku, serta adanya

kebutuhan dalam keterkaitan usaha yang saling memerlukan,

saling memperkuat, dan saling menguntungkan.


B. SARAN
Saya sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali
memiki kekurangan yang jauh dari kata sempurna , oleh sebab itu
saya sanagat mengharapkan adanya keritik atau saran mengenai
pembahasan makalah diatas Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai