Anda di halaman 1dari 12

NAMA : WINDI SRI RAHAYU

NIM : 1501081014
TEKNIK KOMPUTER 3B

STUDI KASUS PRITA MULYASARI

A. Kronologi Kasus

Keluh kesah Prita Mulyasari, seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak yang
masih batita terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit OMNI
Internasional berbuah menginap dijeruji lembab rumah tahanan negara tanggerang. Keluh kesah
Prita tersebut berwujud email yang dikirim Prita Ke teman-temannya sebagai curhat dan wujud
kekecewaanny atas pelayanan publik dirumah sakit OMNI Internasional Hospital. Email Prita
Tersebut Berjudul Penipuan Omni Internasional Hospital Alam Sutra Tanggerang.

Bila anda berobat, berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit dan titel internasional,
karena semakin mewah rumah sakit dan semakin pinter dokter, maka semakin sering uji pasien,
penjualan obat dan suntikan, saya tidak mengatakan semua rumah sakit internasional seperti ini
tapi saya mengalami kejadian ini dirumah sakit OMNI Internasional.

Email ini lah yang kemudian dijadikan tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum kepada
Pengadilan Negeri Tanggerang untuk menuntut Prita dengan delik pencemaran nama baik
( penghinaan ), sebagaimana dimaksud pasal 27 ayat (3) juncto pasal 45 ayat (1) Undang-
Undang 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Traansaksi Elektronik, dan pasal 310 ayat (2)
juncto pasal 311 ayat (1) KUHP.

Berikut kronologis kasus Prita vs RS Omni Internasional:

1) 7 Agustus 2008

Prita Sakit. Ia demam, suhu tubuh sampai 39C. Prita lalu berobat ke RS Omni
Internasional Alam Sutera- Tangerang Banten. Ditangani dr Indah dan dr Hengky

Dokter Hengky Gozali memeriksa darahnya. Kata Hengky, trombositnya turun hingga 27
ribu, normalnya 200 ribu. Prita harus rawat inap. Hengky menyatakan Prita positif
demam berdarah. Ia diinfus dan di suntik.
NAMA : WINDI SRI RAHAYU
NIM : 1501081014
TEKNIK KOMPUTER 3B

2) 8 Agustus 2008

Prita dikunjungi dr Hengky menyatakan hasil tes darah salah. Mestinya trombositnya 181
ribu, bukan 27 ribu. Sepanjang hari itu Prita diinfus dan disuntik tanpa pemberitahuan
jenis dan tujuan penyuntikan. Kemudian terlihat reaksi pada badan Prita : tangan kiri
membengkak, suhu badan naik hingga 39C.

3) 9 Agustus 2008

Kondisi Prita tak membaik. Demamnya tetap tinggi. Tangan kanan membengkak. Prita
dikunjungi dr Hengky dan memberitahu kalau Prita terkena virus udara. Setelah maghrib,
Prita disuntik 2 ampul dan terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen.

4) 10 Agustus 2008

Prita minta infuse dan suntikan dihentikan. Lehernya mulai bengkak. KOndisi yang tak
jelas membuat Prita meminta kejelasan tentang kondisi dan keadaanya termasuk tentang
revisi hasil lab. Respond dr hengky lebih menyalakan hasil lab.

5) 11 Agustus 2008

Suhu badan Prita masih mencapai 39C. Prita berniat pindah dan pada saat yang sama
Prita membutuhkan hasil rekam medis.

6) 12 Agustus 2008

Hasil rekam medis yang diterimanya masih yang trombosit 181 ribu. Sedangkan yang 27
ribu tidak diberikan. Alasannya hasil itu tidak dicetak. Manajer Pelayanan Pasien RS
Omni dr. Grace Hilza mendatangi Prita . Tapi hasil tes trombosit 27 ribu tetap tidak
diberikan. Grace juga member diagnosa baru : Prita tidak terkena demam berdarah tapi
gandongan. Prita jengkel dan memutuskan pindah ke RS Internasional Bintaro di Bintaro.
Disini Prita dimasukkan ruang isolasi oleh karena virus yang menimpa dirinya dapat
menyebar. Menurut dokter, Prita terserang virus yang biasa menyerang anak-anak.
NAMA : WINDI SRI RAHAYU
NIM : 1501081014
TEKNIK KOMPUTER 3B

7) 15 Agustus 2008

Ajaib, begitu pindah, kondisi Prita berangsur pulih. Ia bahkan sudah sehat 3 hari setelah
keluar dari RS Omni.

Prita membagi pengalamannya yang ditulis melalui email pribadi kepada orang
terdekatnya terkait keluhan pelayanan RS Omni International. Tanpa bisa dicegah, email
itu menyebar luas di dunia maya. RS Omni mendapat kecaman.

8) 5 September 2008

Prita di adukan oleh dr Hengky yang bertugas di RS Omni Sutra ke Polda Metro Jaya. Ia
disangka melakukan pencemaran nama baik terhadap RS Omni Internastional. Prita
digugat secara perdata oleh RS Omni melalui dr Hengky dan dr Grace. Secara
bersamaan, Prita juga diadukan pidana oleh dr Hengky dan dr Grace.

9) 8 September 2008

Pihak Omni International menanggapi email Prita di harian Kompas dan Media
Indonesia

10) 22 September 2008

Prita mulai disidik oleh penyidik di Satuan Remaja Anak dan Wanita (Renakta) Polda
Metro Jaya. Kepala Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimun) Polda
Metro Jaya AKBP Agustinus Pangaribuan. Polisi menjerat Prita dengan pasal 310, 311
KUHP serta pasal 45 jo 27 UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Selama
disidik, Prita tidak ditahan polisi.

11) 30 April 2009

Berkas perkara pidana diserahkan ke Kejaksaan Negeri Tangerang. Sebelum dinyatakan


lengkap (P21) berkas pemeriksaan sempat dua kali bolak balik dari Polisi dan kejaksaan.
NAMA : WINDI SRI RAHAYU
NIM : 1501081014
TEKNIK KOMPUTER 3B

12) 13 Mei 2009

Polisi menangkap Prita dan menjebloskan ke penjara. Ia dikhawatirkan melarikan diri


dan menghilangkan barang bukti. Padahal, Prita memiliki dua anak yang salah satunya
masih menyusui.

13) Mei-Juni 2009

Gelombang simpati dari masyarakat mengalir untuk Prita. Bahkan tiga capres saat itu
bergantian memberi bantuan untuk Prita.

14) 3 Juni 2009

Kejaksaan kalang kabut. Tekanan dari masyarakat dan dari capres membuat status Prita
berubah menjadi tahanan kota.

15) 4 Juni 2009

Prita menjalani sidang pertama. Hakim mengeluarkan putusan sela membatalkan


dakwaan untuk Prita.

16) 26 Juni 2009

Jaksa banding atas putusan sela itu dan menang. Prita kembali harus menjalani dua
sidang untuk kasus yang sama, perdata dan pidana.

17) 11 Juli 2009

Hakim PN Tangerang memenangkan gugatan perdata RS Omni dan mewajibkan Prita


membayar Rp. 312 juta. Prita banding
NAMA : WINDI SRI RAHAYU
NIM : 1501081014
TEKNIK KOMPUTER 3B

18) 19 Oktober 2009

Ditingkat banding, pengadilan tinggi juga memutuskan Prita bersalah. Untuk kasus
perdata, Prita harus membayar Rp. 204 juta dan meminta maaf melalui media cetak
selama tujuh hari berturut-turut.

19) Oktober-Desember 2009

Kemarahan masyarakat atas keberpihakan hokum pada orang kaya ini tak terbendung
lagi. Uniknya, mereka bertindak di luar dugaan. Bukan melalui aksi unjuk rasa, tapi
melalui pengumpulan koin untuk Prita. Gerakan sosial ini tak mengenal batas umur itu
mengalir deras dan terjadi di seluruh Indonesia.

20) 12 Desember 2009

Tak tahan dengan aksi pengumpulan koin yang fenomenal itu, manajemen RS Omni
menyatakan mencabut gugatan perdata dan menghapus kewajiban membayar Rp.204
juta. Pihak Prita menolak dan menyatakan bila ingin damai, mestinya gugatan pidananya
juga ditarik. RS Omni menyatakan tidak bisa berbuat apa apa untuk kasus pidana

21) 14 Desember 2009

Aksi koin untuk Prita berakhir

22) 17 Desember 2009

Koin-koin untuk Prita diserahkan kepada Prita.

23) 18 Desember 2009

Pencabutan perkara perdata yang diajukan kuasa hukum RS Omni Internasional,


Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, ditolak oleh Pengadilan Negeri (PN)
Tangerang karena pengacara Prita Mulyasari, Slamet Yuono telah mengajukan memori
kasasi..
NAMA : WINDI SRI RAHAYU
NIM : 1501081014
TEKNIK KOMPUTER 3B

24) 23 Desember 2009

Prita menghadiri penyerahan koin Rp.650 juta ke Bank Indonesia.

25) 29 Desember 2009

divonis bebas dalam kasus pidana Prita di PN Tangerang

26) 11 januari 2010

pengajuan kasasi oleh JPU .

27) 30 juni 2011

Dinyatakan bersalah dan dipidana penjara 6 bulan tetapi pidana tersebut tidak usah
dijalankan.

28) 17 Sebtember 2012

PK. Dengan bebas murni, MA menyatakan dakwaan tersebut tidak terbukti secara sah
dan meyakinkan keluhan tersebut merupakan kritik demi kepentingan umum sesuai UU
No. 8 Tahun 1999.

B. UU yang di Dakwakan

Dalam kasus ini Jaksa Penuntut Umum mendakwakan Pasal 27 ayat (3) jo pasal 45 ayat
(1) Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik terhadap Prita
Mulyasari. Ketentuan pasal 27 ayat (3) Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
informasi dan transaksi elektronik menyatakan :

Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki
muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.
NAMA : WINDI SRI RAHAYU
NIM : 1501081014
TEKNIK KOMPUTER 3B

Sedangkan pasal 45 ayat (1) Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang informasi dan
transaksi elektronik menyatakan :

Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2),
ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Dalam ketentuan Pasal 27 ayat (3) jo pasal 45 ayat (1) Undang-Undang No. 11 Tahun
2008 tentang informasi dan transaksi elektronik, tidak terdapat defenisi secara jelas apa yanng
dimaksud dengan penghinaan atau pencemaran nama baik. Karena untuk menentukan secara
jelas apa yang dimaksud dengan penghinaan atau pencemaran nama baik harus merujuk pada
ketentuan pasal 310 ayat (1) KUHP mengenai pencemaran lisan (smaad), pasal 310 ayat (2)
mengenai pencemaran tertulis (smaad scrifft) dan pasal 310 ayat ( 3) sebagai penghapusan
pidana (untuk kepentingan umum dan pembelaan terpaksa).

Ketentuan pasal 310 ayat (1) jo ayat (2) KUHP menyatakan ;

Barang siapa dengan sengaja menyerang kehirmatan atau nama baik seseorang dengan
menuduhkan suatu hal, dengan maksud terang supaya tuduhan itu diketahui umum, diancam
karena pencemaran, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Jika hal ini dilakukan dengan tulisan atau gambar yang disiarkan dan dipertunjukkan
pada umu atau ditempelkan, maka yang berbuat dihukum karena menista dengan tulisan dengan
hukuman penjara paling lama satu tahun empat bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat
ribu lima ratus rupiah.

Pasal 311 ayat (1) KUHP menyatakan :

Barang suapa melakukan kejahatan menista atau menista dengan tuliasan, dalam hal ia di izinkan
untuk membuktikan tuduhan itu, jika ia tidak dapat membuktikan dan jika tuduhan dilakukannya
NAMA : WINDI SRI RAHAYU
NIM : 1501081014
TEKNIK KOMPUTER 3B

sedang diketahui tidak benar, dihukum karena salah menfitnah dengan hukuman penjara selama-
lamanya empat tahun.

Pasal 310 KUHP ini, oleh pembentuk Undang-Undang dimasukkan dalam titel XVI buku
II KUHP yang secara umum membahas mengenai penghinaan (beleediging). Penghinaan
smaad dalam Pasal 310 KUHP. Menghina yaitu menyerang kehormatan dan nama baik
seseorang dan yang diserang disini adalah rasa malu. Lebih lanjut, kehormatan dalam hal ini
adalah hanya mengenai kehormatan tentang nama baik.

Pasal 310 KUHP cenderung mengatur tentang penghinaan formil, dalam artian, lebih
melihat cara pangungkapan dan relatif tidak peduli dengan asfek kebenaran isi penghinaan.
Sehingga pembuktian kebenaran penghinaan hanya terletak ditangan hakim sebagaimana diatur
dalam pasal 312 KUHP. Sehingga ketentuan semacam ini sangatlah bersifat subyektif dan
ditentukan oleh kemampuan terdakwa untuk meyakinkan hakim bahwa penghinaan dilakukan
demi kepentingan umum atau terpaksa membela diri, sebagaimana ditentukan pasal 310 ayat (3)
maka jika Prita dapat membuktikan didepan persidangan bahwa tindakan yang dilakukan untuk
kepentingan umum dan membela diri, maka Prita akan terbebas dari segala dakwaan dan
tuntutan hokum.

Menurut Pakar hukum telematika, Ronny, M.Kom,M.Hum tersangka kasus pencemaran


nama baik terhadap RS Omni Internasional, Prita Mulyasari, tidak bersalah. "Setelah melakukan
analisis pada surat Prita, menurut saya tujuan tersangka dimaksudkan untuk melindungi
kepentingan umum dengan menyampaikan nasihat untuk berhati-hati dengan pelayanan rumah
sakit," Menurutnya, pesan yang disampaikan untuk kepentingan umum telah ditegaskan dalam
Pasal 310 ayat 3 KUHP yang menyebutkan bahwa "tidak merupakan pencemaran atau
pencemaran tertulis, jika perbuatan jelas dilakukan demi kepentingan umum atau karena terpaksa
untuk membela diri."
Menurut penulis tindakan Prita Mulyasari yang mengirim email berisikan keluhannya
terhadap RS OMNI Internasional hingga menyebar ke jejaring sosial dan situs-situs berita online
merupakan kelalaiannya, maka dengan kelalaiannya tersebut terjadinya pencemaran nama baik
NAMA : WINDI SRI RAHAYU
NIM : 1501081014
TEKNIK KOMPUTER 3B

bagi RS OMNI Internasional secara global dan para kariawan didalamnya termasuk dokter. Hal
ini sama dengan kasus ariel paterpan yang dengan kelalaiannya mengakibatkan tersebarnya
video pornografi.

Dalam hal ini dengan tersebarnya tulisan elektronik Prita Mulyasari tersebut,
terpenuhilah unrsur delik pencemaran nama baik dengan asas kelalaian, hingga unsur materil dan
formil UU yang didakwakan kepadanya terpenuhi, hal ini terbukti pada putusan kasasinya Prita
Mulyasari terbukti bersalah.

C. Hukum Progresif Terhadap Kasus Prita Mulyasari

a. Respon Masyarakat Terhadap Kasus Prita Mulyasari

Kepolisian mengenakan Pasal 310 dan Pasal 311 dalam Kitab Undang-undang Hukum
Pidana (KUHP) tentang pencemaran nama baik kepada Prita namun saat kasusnya dilimpahkan
ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten, dakwaannya ditambahkan dengan Pasal 27 Undang-
undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dengan ancaman hukuman enam tahun
penjara. Dengan dasar itulah, Prita yang memiliki dua anak berusia di bawah lima tahun
kemudian ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Tangerang.

Namun justru dari situlah sebuah perlawanan dimulai. Respon masyarakat tidak hanya di
dunia nyata tetapi juga Para pengguna internet menggalang solidaritas di dunia maya. Dukungan
terhadap Prita Mulyasari di sebuah cause di Facebook meningkat tajam. Hingga kini tidak
kurang 389.000 Facebookers menjadi pendukung Prita Mulyasari. Dukungan tidak berhenti di
situ. Saat Prita Mulyasari diancam denda dalam kasus melawan RS OMNI Internasional itu, para
blogger kembali membangun solidaritas masyarakat untuk mengumpulkan koin keadilan untuk
Prita. Gerakan mendukung Prita Mulyasari pun diperbesar dengan pemberitaan berbagai media
mainstream.

Penggalangan dana sejuta koin ini, akan terus mereka lakukan sampai ada keputusan
kasasi buat Prita. Hasil penggalangan setiap hari, langsung mereka serahkan kepada orang tua
NAMA : WINDI SRI RAHAYU
NIM : 1501081014
TEKNIK KOMPUTER 3B

Andri Nugroho, suami prita, di rumah sang mertua di Jalan Pulau Bacan, Kedamaian, Bandar
Lampung.

Aksi penggalangan koin untuk Prita, tak hanya berlangsung di Lampung, tapi juga di
beberapa daerah lain. Di Solo, Jawa Tengah, puluhan aktivis dan mahasiswa menggelar aksi
penggalangan koin Prita di jalan-jalan, di bank-bank swasta. Mereka mengaku peduli dengan
nasib Prita, walau secara pribadi tak mengenal, bahkan tak pernah bertemu dengan wanita itu.

Beberapa kalangan menilai Prita tidak layak ditahan serta hanya menjadi korban
penyalahgunaan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik, tak kurang pula Megawati
Soekarnoputri ikut menilai Prita merupakan korban neoliberalisme. Besarnya dukungan serta
simpatisan atas kasus ini membuat Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, meminta
penjelasan dari Kapolri dan Jaksa Agung, serta meminta seluruh jajaran penegak hukum untuk
memperhatikan rasa keadilan dalam masyarakat dalam menjalankan tugas.

Seperti ditulis oleh kompas.com, Bank Indonesia dan Bank Mandiri kini mengumumkan
hasil jumlah koin sebesar Rp 615.562.043 pada Rabu (30/12/2009), di Bank Indonesia, Jakarta.
Hasil ini merupakan gabungan dari koin yang bernilai Rp 589.073.143 dan uang kertas sejumlah
Rp 26.488.900, yang dimuat dalam 21 kontainer. Gerakan sosial digital dalam kasus Prita ini
kemudian dinilai sebagai gerakan sosial digital yang mampu menggerakan partisipasi publik
untuk mendukung Prita Mulyasari melawan Rumah Sakit OMNI.

b. Putusan Hakim yang Bersifat Progresif

Dalam putusan perkara No. 22 PK/Pid.sus/2011 tentang tuntutan pencemaran nama baik
RS Omni Internasional yang dilakukan oleh Prita melalui e-mail dengan mengeluhkan pelayanan
rumah sakit tersebut, Majelis hakim Peninjauan Kembali (PK) telah memutuskan perkara pidana
tersebut tidak terbukti dengan salah satu amar putusannya sebagai berikut: "Menyatakan Prita
Mulyasari tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana yang didakwakan
jaksa seperti dalam dakwaan kesatu, kedua, dan ketiga dan membebaskannya dari semua
dakwaan. Memulihkan hak terpidana dalam kemampuan, kedudukan, dan harkat martabat."
NAMA : WINDI SRI RAHAYU
NIM : 1501081014
TEKNIK KOMPUTER 3B

Majelis hakim PK dalam keputusannya menerima novum (bukti baru) berupa putusan kasasi
dalam gugatan perdata pencemaran nama terhadap perkara yang sama yang diajukan oleh Prita.

Hakim harus memilih diantara hak-hak dasar manusia yang akan digunakan dalam
keputusannya dan akan menjadi perlindungan kepentingan yang mendasar dari kepentingan para
pihak. Hak reputasi dan hak berekspresi termasuk kedalam hak azasi manusia yang dilindungi
oleh UUD 1945. Hakim melihat kedua hak azasi tersebut memiliki kualitas yang berbeda yang
dapat meniadakan yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan kualitas tersebut hanya dapat
dilihat dari penggunaan ekspresi kata-kata seseorang yang dapat melukai reputasi orang lain atau
sebaliknya. Dalam kasus tersebut, adanya pihak Prita yang dituntut oleh pihak RS Omni
Internasional yang merasa hak reputasinya terlukai oleh Prita yang mengeksekusi haknya.

Hakim dapat melihat komunikasi Prita melalui alat elektronik yang dituduhkan dapat
merusak reputasi RS Omni Internasional. Sebaliknya keluh kesah Prita terhadap apa yang
seharusnya menjadi haknya atas jasa yang diberikan oleh RS Omni Internasional di e-mail
komputer adalah hak yang juga dilindungi oleh konstitusi. Hakim terpaksa memilih salah
satunya dan menjadikan keputusannya sebagai dasar untuk memutus perkara pidana tersebut dan
memenangkan kepentingan salah satu pihak. Hakim menentukan bahwa hak berekspresi adalah
hak individual yang lebih kuat daya paksanya kebanding hak reputasi. Terlepas dari hak azasi
yang satu lebih kuat dari yang lainnya, kedua hak azasi tersebut baik pihak yang reputasinya
diserang maupun pihak yang mengungkapkan ekspresi terhadap kewajiban pihak yang memiliki
reputasi tersebut, telah dilindungi oleh konstitusi. Namun hak azasi yang satu lebih tinggi dari
yang lain tidak masuk dalam domain kewenangan konstitusi, akan tetapi masuk dalam
kewenangan hakim dalam memilih prinsip hukum yang akan diterapkan dalam putusannya.

Dalam kasus ini, yang menyita perhatian rakyat Indonesia, hakim memutuskan dengan
mengesampingkan pasal 27 ayat (3) juncto pasal 45 ayat (1) Undang-Undang 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Traansaksi Elektronik, dan pasal 310 ayat (2) juncto pasal 311 ayat (1)
KUHP tentang pencemaran nama baik
NAMA : WINDI SRI RAHAYU
NIM : 1501081014
TEKNIK KOMPUTER 3B

Dalam putusan PK kasus Prita Mulyasari dinyatakan bahwa Prita tidak terbukti secara
sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana pencemaran nama baik sebagaimana yang di
dakwakkan Jaksa kepadanya. Hakim menilai bahwa tindakan yang dilakukan Prita Mulyasari
tersebut berupa kebebasan mengeluarkan pendapat dan hak berekpresi (HAM) dari apa yangg
dialaminya ketika dirawat di rumah sakit OMNI Internasional. Walaupun Prita memang terbukti
secara materil namun hakim dalam putusan PK ini lebih memprioritaskan HAM ketimbang
reputasi RS OMNI Internasional.

Referensi

Dr. Sudiman Sidabukke, SH.,CN.,M.Hum, Penyimpangan hukum Kasus Prita Mulyasari, Jurnal

http://properti.kompas.com/read/2009/06/07/17533311/pakar.hukum.telematika.nilai.prita.tak.ber
salah

https://hardja.wordpress.com/2009/12/29/kronologis-kasus-prita-rs-omni/

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik

Anda mungkin juga menyukai