OLEH
IRPAN ROMADHON
130501145
This study aims to determine the cost, income and income of oil palm
farming, efficiency of oil palm farming and the contribution of income from oil
palm farming to total income of oil palm farmers in Sinunukan District,
Mandailing Natal Regency.
The types of data collected and used in this study are qualitative and
quantitative data. Sources of data in this study are secondary and primary data.
This research uses statistical descriptive research method, which is making
systematic, factual, accurate rendering of cost, income, income, efficiency and
contribution of oil palm farming business in Sinunukan Sub-district, Mandailing
Natal Regency. Data collection techniques used are direct records and interviews.
The results of this study indicate that the average price of fruit / Kg in
2017 of Rp. 1,450, the average production / Ha in 2017 amounted to 3.203 kg, the
average farm revenues in 2017 amounted to Rp. 3,413,560 and average farm
revenues in years 2017 amounted to Rp. 4,638,050 with operating expenses of Rp.
1.224.490 can be ascertained that farming in Sinunukan District Mandailing
Natal Regency is good enough to help the economy and daily needs of the people
who run the farm. Average efficiency ratio in 2017 amounted to 3.79 46> 1, it can
be concluded that oil palm farming business in District Sinunukan Mandailing
Natal Regency in 2017 is efficient. This efficiency proves that the oil palm farming
business in Sinunukan Sub-district of Mandailing Natal Regency is very helpful
for the people who run the farm business in the economy or in fulfilling their daily
needs. Average farm revenues from Month January to December in 2017
amounted toRp. 3,413,560, average income outside the farming business from
January to December in 2017 of Rp. 4.906.115, and the average revenue
contribution from January to December in 2017 amounted to 69.7%, it can be
concluded that the contribution of income in 2017 is quite large. So from the
results of this study can be ascertained that farming in the District Sinunukan
Mandailing Natal district to contribute large enough for people who run the farm.
Puji dan syukur peneliti sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Kepada kedua orang tua yang tercinta, Ayah H. Riyadidan IbuHj. Elin
Rosliana terima kasih atas cinta kasih dan pengorbanan Ayah dan Ibu yang tidak
menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama proses
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP, selaku Ketua dan Ibu Inggrita
3. Bapak Prof. Dr. Syaad Afifuddin, SE, M.Ec, selaku dosen Pembimbing
peneliti.
ini.
7. Kepada seluruh keluarga besar saya dan teruma kepada saudara kandung
penulis Rini Romini, SE, Dr. Ade Marlina, Dr. Siti Aminah, dan Endang
Rista Irene, Azrini, Deby, Poppy, Tiffani, Hilda, Riky, Ali, Anser, Satria,
ini,namun tidak dituliskan pada lembar ini,penulis mohon maaf dan tidak
Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca
Irpan Romadhon
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................ i
ABSTRACT .............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 59
LAMPIRAN
10
11
12
13
cara menambah luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dua kali lipat,
yaitu menjadi 5,5 juta hektar pada tahun 2000. Separuh dari luas perkebunan
Sumatera, Sulawesi dan Irian Jaya. Pertambahan luas areal perkebunan kelapa
sawit ini, pada awalnya (sebelum krisis ekonomi) diharapkan produksi minyak
sawit Indonesia meningkat menjadi 7.2 juta ton pada tahun 2000 dan 10.6 juta ton
Komoditi kelapa sawit dengan produk primer Minyak Sawit Kasar (Crude
Palm Oil/CPO) dan Minyak Inti Sawit (Kernel Palm Oil/KPO) berperan
Domestik Bruto (PDRB) mencapai sekitar 20 triliun rupiah setiap tahun dan
cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu komoditi kelapa sawit
menyumbang lapangan kerja yang tidak sedikit, serta berperan penting dalam
pengembangan.
cepat. Saat dikembangkan pada akhir tahun 60-an luas perkebunan sawit hanya
14
sekitar 9,2 juta hektar. Luas kebun sawit terus meningkat, tidak hanya akibat
pembukaan baru oleh perkebunan besar tetapi juga konversi lahan pangan yang
spektakuler ini telah menjadikan Indonesia sebagai penghasil sawit nomor satu di
dunia dan mencatatkan nilai ekspor nomor dua setelah minyak bum i. Dari seluas
itu, sekitar 41 persen merupakan kebun yang dimiliki rakyat dan lebih dari
memang meningkat tajam pada kuartal I 2008, dari sekitar 566.580 ton menjadi
917.443 ton atau meningkat sebanyak 38,24 persen. Selama Januari 2010 volume
ekspor CPO bernilai sekitar US$ 232.924.134, sedangkan pada periode yang sama
tahun 2009 bernilai US$ 135.308.783, dengan kata lain mengalami peningkatan
didominasi India dalam hal ekspor CPO, namun CPO Sumatera Utara juga rutin
15
tabel berikut:
Tabel 1.1.
Struktur Perekonomian Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2007
atas 14 desa yaitu: Desa Sinunukan IV, Sinunukan II, Sinunukan I, Sinunukan III,
Banjar Aur Utara, Kampung Kapas II(sebelumnya UPT Kampung Kapas II), Pasir
Karya Mulya), Sidomakmur, Air Apa. Luas wilayah kecamatan adalah 23.663 Ha
atau 3,57 persen dari luas wilayah Kabupaten Mandailing Natal yang desa
bidang perkebunan, seperti PT. Sago Nauli, PT. Gruti, dsb. Pusat Pemerintahan
16
Urusan Agama (KUA) Kecamatan berada di Desa Wonosari yang juga merupakan
kelompok: perkebunan milik petani plasma dan perkebunan milik petani swadaya.
(PIR) yang merupakan pola pembinaan dan kerjasama antara perusahaan dengan
membudidayakan sawitnya tanpa kerjasama dengan pihak lain. Pada petani non
dan meniru dari petani yang maju tanpa didasari pengetahuan yang cukup.
kawasan lindung yang bernilai konservasi tinggi. Kondisi ini sering menciptakan
anggapan bahwa petani swadaya tidak mampu melakukan praktik budidaya yang
Terlebih lagi mereka berada dalam tekanan pasar yang dikuasai tengkulak.
17
Dibandingkan dengan pertanian yang lebih intesif modal dan tenaga kerja
memang sedikit lebih rendah, tetapi karena luas usaha tani secara rata-rata jauh
lebih kecil (di Jawa 0.25 Ha), maka secara umum petani kebun lebih tinggi
dalam pola PIR dengan luas usaha 2 Ha mencapai Rp 3-4 juta/bulan dan karet
Oleh karena itu peningkatan usaha kebun kelapa sawit akan berdampak
segera dilakukan, salah satu caranya adalah berupa pelatihan kepada petani sawit
dalam hal pengetahuan dan keterampilan teknologi budidaya tanaman sawit dan
panen. Untuk itu diperlukan pelatihan kepada para petani kelapa sawit di
18
permasalahan adalah:
Natal.
19
Adapun manfaat yang didapat dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai masukan kepada para petani kelapa sawit yang ada di kecamatan
3. Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian relevan yang telah ada dan
serupa.
20
2.1. Pertanian
Menurut Mubyarto (1994) Ilmu Ekonomi Pertanian yaitu bagian dari ilmu
yang berhubungan dengan pertanian baik mikro maupun makro. Pertanian adalah
mempelajari perilaku dan upaya serta hubungan antarmanusia. Dalam hal ini
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pertanian suatu
kegiatan produksi biologis yang berlangsung diatas yaitu sebidang tanah (lahan)
Indonesia, dan bila dilihat dari jumlah orang yang bekerja, maka sektor pertanian
21
tidak terdidik, tidak memiliki keterampilan dan pemerataan pendapatan yang tidak
merata. Atas kondisi ini sehingga bargaining power yang dimiliki oleh para petani
kita sangat lemah, sehingga nilai jual dari produk juga sangat berpengaruh
dunia dan secara luas dibudidayakan di daerah tropis seperti Malaysia, Nigeria,
Ivory Coast, Columbia dan Thailand (Cha-um et al, 2010). Kelapa sawit dapat
tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial, atau
regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Tingkat keasaman
atau pH yang optimum untuk sawit adalah 5,0 – 5,5. Kelapa sawit menghendaki
tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum
cukup dalam (80cm) tanda lapisan padas. Kemiringan lahan pertanaman kelapa
sawit sebaiknya tidak lebih dari 15 0. Lama penyinaran matahari yang baik untuk
kelapa sawit 5-7 jam/hari. Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan 1500-
4000mm, temperatur 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal untuk sawit antara
1-500 dpl. Kelembaban optimum sekitar 80-90% dan kecepatan angin berada pada
22
Belanda pada tahun 1848. Saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang ditanam di
Kebun Raya Bogor (Botanical Garden) Bogor, dua berasal dari Bourbon
pembudidayaan tanaman untuk tujuan komersial baru dimulai pada tahun 1911.
Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet (orang
Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan
Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan sawit maju pesat sampai bisa
perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16% dari total luas lahan yang ada
sehingga produksi minyak sawit pun di Indonesia hanya mencapai 56.000 ton
pada tahun 1948-1949, padahal pada tahun 1940 Indonesia mengekspor 250.000
(Buruh Militer) yang merupakan kerjasama antara buruh perkebunan dan militer.
23
keamanan dalam negeri yang tidak kondusif, menyebabkan produksi kelapa sawit
pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Sampai pada tahun 1980, luas lahan
mencapai 294.560 Ha dengan produksi CPO sebesar 721.172 ton. Sejak itu lahan
rakyat. Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang melaksanakan program
olahannya. Ekpsor minyak sawit (CPO) indonesia antara lain ke Belanda, India,
Cina, Malaysia dan Jerman, sedangkan untuk produk minyak inti sawit (PKO)
(2006), dengan produksi 37,1 juta ton dari buah kelapa sawit dan lebih dari 4,3
juta ton dari kernel minyak kelapa sawit. Sebagai saingannya 35,3 juta ton adalah
minyak kedele (Glycine max (L)Merr pada posisi kedua (Chochard et al.,2009).
cepat. Saat dikembangkan pada akhir tahun 60-an luas perkebunan sawit hanya
sekitar 100 ribuan hektar, kemudian pada tahun 2013 telah melonjak menjadi
24
pembukaan baru oleh perkebunan besar tetapi juga konversi lahan pangan yang
spektakuler ini telah menjadikan Indonesia sebagai penghasil sawit nomor satu di
dunia dan mencatatkan nilai ekspor nomor dua setelah minyak bumi. Dari seluas
itu, sekitar 41 persen merupakan kebun yang dimiliki rakyat dan lebih dari
Dibandingkan dengan pertanian yang lebih intesif modal dan tenaga kerjamemang
sedikit lebih rendah, tetapi karena luas usaha tani secara rata-rata jauh lebih kecil
(di Jawa 0.25 Ha), maka secara umum petani kebun lebih tinggi pendapatannya.
Dalam beberapa studi, pendapatan keluarga pekebun kelapa sawit dalam pola PIR
dengan luas usaha 2 Ha mencapai Rp 3-4 juta/bulan dan karet dengan luasan yang
tinggi sangat ditentukan oleh kondisi pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Hasil
perkebunan tidak hanya bergantung pada latar belakang genetik tetapi juga faktor
25
prenursery. Pada kondisi langit cerah di daerah zona katulistiwa, intensitas cahaya
2
matahari bervariasi 1.410-1.540J/cm /hari. Intensitas cahaya matahari sebesar
1.410 terjadi pada bulan Juli dan Desember, sedangkan 1.540 terjadi pada bulan
kecocokan potensi sumber daya lahan yang meliputi faktor iklim, tanah dan
lahan merupakan dasar dalam penentuan layak tidaknya suatu areal untuk
perkebunan kelapa sawit dan tinggi atau rendahnya intensitas faktor penentu suatu
areal. Kelas kesesuaian lahan (KKL) ditetapkan berdasarkan jumlah dan intensitas
faktor pembatasnya.
2.3.1. Akar
Susunan akar terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertikal ke dalam
tanah dan horisontal kesamping. Serabut primer ini akan bercabang menjadi akar
sekunder ke atas dan ke bawah. Akhirnya, cabang-cabang ini juga akan bercabang
lagi menjadi akar tersier, dan begitu seterusnya, sehingga pertumbuhan akar ke
26
sekunder berdiameter sekitar 2-4 mm. Akar sekunder bercabang membentuk akar
tersier yang berdiameter 0.7-1.5 mm dan bercabang lagi membentuk akar kuartier.
Akar kuartier panjangnya hanya 1-4 mm dengan diameter 0,1-0,3 mm. Akar
kuartier ini diasumsikan sebagai akar absorpsi utama. Dari akar tersier juga ada
Akar tersier dan kuartier memiliki jumlah yang sangat banyak dan
membentuk masa yang sangat lebat dekat permukaan tanah. Tanaman kelapa
sawit tidak memiliki rambut (bulu) akar, sehingga diperkirakan penyerapan unsur
2.3.2. Batang
yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia. Batang tanaman kelapa sawit
berfungsi sebagai struktur pendukung tajuk (daun, bunga, dan buah). Kemudian
fungsi lainnya adalah sebagai sistem pembuluh yang mengangkut unsur hara dan
sekitar 35-75 cm/tahun sesuai dengan keadaan lingkungan jika mendukung. Umur
2.3.3. Daun
Daun merupakan pusat produksi energi dan bahan makanan bagi tanaman.
Bentuk daun, jumlah daun dan susunannya sangat berpengaruhi terhadap tangkap
27
pelepah yang panjangnya kurang lebih 9 meter. Jumlah anak daun di setiap
pelepah sekitar 250-300 helai sesuai dengan jenis tanaman kelapa sawit. Daun
muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Duduk pelepah daun pada
batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan membentuk
spiral. Pohon kelapa sawit yang normal biasanya memiliki sekitar 40-50 pelepah
daun. Pertumbuhan pelepah daun pada tanaman muda yang berumur 5-6 tahun
mencapai 30-40 helai, sedangkan pada tanaman yang lebih tua antara 20-25 helai.
Semakin pendek pelepah daun maka semakin banyak populasi kelapa sawit yang
dapat ditanam persatuan luas sehingga semakin tinggi prokdutivitas hasilnya per
2.3.4. Bunga
Tanaman kelapa sawit akan mulai berbunga pada umur sekitar 12-14
bulan. Bunga tanaman kelapa sawit termasuk monocious yang berarti bunga
jantan dan betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada tandan yang sama.
Tanaman kelapa sawit dapat menyerbuk silang ataupun menyerbuk sendiri karena
memiliki daun jantan dan betina. Biasanya bunganya muncul dari ketiak daun.
28
mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk
matang kurang lebih 6 bulan. Dalam 1 tandan terdapat lebih dari 2000 buah
(Risza, 1994). Biasanya buah ini yang digunakan untuk diolah menjadi minyak
nabati yang digunakan oleh manusia. Buah sawit (Elaeis guineensis) adalah
sumber dari kedua minyak sawit (diekstraksi dari buah kelapa) dan minyak inti
kelapa sawit yang cukup besar, yaitu mencapai 60% dari produksi minyak.
Tempurung kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai arang aktif. Arang aktif
dapat dibuat dengan melalui proses karbonisasi pada suhu 550ºC selama kurang
lebih tiga jam. Karakteristik arang aktif yang dihasilkan melalui proses tersebut
memenuhi Standar Industri Indonesia (SII), kecuali kadar abu. Tingkat keaktifan
arang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari daya serap iodnya sebesar 28,9%
(Kurniati,2008).
Setiap jenis kelapa sawit biasanya memiliki ukuran dan bobot biji yang
berbeda. Jenis biji dura panjangnya sekitar 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4
gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji dura deli memiliki bobot 13
gram per biji, dan biji tenera afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram per biji. Biji
29
sekitar 50%. Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat
2.3.6. Kecambah
Lembaga (embrio) yang keluar dari kulit biji akan berkembang ke dua
arah. Arah tegak lurus ke atas mengikuti cahaya (fototropi), disebut plumula yang
selanjutnya akan menjadi batang dan daun. Arah tegak lurus ke bawah mengikuti
arah gravitasi (geotropi) disebut radikula yang selanjutnya akan menjadi akar.
kelapa sawit memerlukan waktu tiga bulan untuk memantapkan dirinya sebagai
dalam tanah.
Bahan tanaman atau bibit kelapa sawit dihasilkan oleh lembaga resmi yang
bahan tanaman dalam bentuk benih kecambah dari biji. Setiap pembelian benih
harus hati-hati karena banyak beredar benih yang palsu. Pembelian benih dari
30
Pupuk adalah zat atau bahan makanan yang diberikan kepada tanaman
dengan maksud agar zat tersebut dapat diserap oleh tanaman. Pupuk merupakan
zat yang berisi satu atau lebih nutrisi yang digunakan untuk mengembalikan
unsur-unsur yang habis terhisap tanaman dari tanah. Dalam pemberian pupuk
harus dengan dosis yang tepat serta waktu yang tepat pula agar keseimbangan zat
pertanian.
mempunyai perbedaan sangat berbeda tergantung pada jumlah hara yang tersedia,
adanya proses fiksasi dan mobilisasi, serta kemudahan hara tersedia (secara kimia)
waktu.
31
Biaya adalah sejumlah nilai uang yang dikeluarkan oleh produsen atau
Dalam usahatani dikenal dua macam biaya, yaitu biaya tunai atau biaya
yang dibayarkan dan biaya tidak tunai atau biaya yang tidak dibayarkan. Biaya
yang dibayarkan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga
kerja luar keluarga, biaya untuk pembelian input produksi seperti bibit, pupuk,
dan obat-obatan. Kadang-kadang juga termasuk biaya untuk iuran pemakaian air
1. Biaya tetap (fixed costs) adalah biaya yang penggunaannya tidak habis
dalam satu masa produksi seperti pajak tanah, pajak air,penyusutan alat
sebagainya.
2. Biaya variabel atau biaya-biaya berubah (variable cost) adalah biaya yang
besar kecilnya sangat tergantung pada skala produksi seperti pupuk, bibit,
obat hama dan penyakit, benih, biaya panen dan sewa tanah.
3. Biaya tunai yaitu biaya yang secara langsung dikeluarkan dalam bentuk
uang, biaya tunai dari biaya tetap dapat berupa pajak tanah dan air,
sedangkan untuk biaya variabel antara lain untuk biaya pemakaian benih,
32
meliputi:
aktiva yang dipergunakan dan biaya untuk kegiatan si pengusaha dan upah
oleh petani terdiri dari biaya tetap (fixed Cost) dan biaya tidak tetap
(variable cost).
Biaya tetap dalam usahatani ini meliputi biaya penyusutan peralatan, sewa
lahan, dan iuran KP3A. Adapun biaya variabel yang dibutuhkan selama
berusahatani dalam 1 (satu) kali musim tanam adalah biaya benih, pupuk,
semua cabang usaha tani dan sumber dalam usahatani yang dapat diperhitungkan
33
1. Jumlah uang yang diterima dari hasil penjualan dengan mengingat akan
rumah tangga dan keperluan pribadi dari petani dan kepada usaha-usaha
6. Hasil sewa alat-alat dan upah tenaga keluarga dari pihak-pihak lain.
1. Nilai dari produk yang dikonsumsi sendiri oleh petani dan keluarganya
buahan.
2. Nilai dari keseluruhan produksi usahatani yang dijual baik dari hasil
34
pendapatan usahatani adalah merupakan tabungan dan juga sebagai sumber dana
mengelola usahataninya .
dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya-biaya alat luar dan dengan
alat-alat luar ditambah upah tenaga kerja keluarga sendiri yang diperhitungkan
usaha tani. Hal ini dapat mencakup pendapatan dari kerajinan, pensiun,
penyediaan layanan, dan pemberian upah. Rata-rata persentase dari total nilai
produksi bersih dari berbagai pendapatan lebih dari 70 persen yang berasal dari
berasal dari kegiatan usahatani setiap tahun. Ada lima sumber umum atau
35
3. Sisa hasil usaha (SHU) dari koperasi, kelompok tani dimana petani yang
1) Areal pertanaman
2) Luas pertanaman
2) Indeks pertanaman
adalah:
4) Indeks intensitas
36
diperoleh dari satu kesatuan faktor produksi (input). Kalau efisiensi fisik ini
kemudian kita nilai dengan uang maka kita sampai pada efisiensi ekonomi.
Apabila hasil bersih usahatani besar maka ini mencerminkan rasio yang baik dari
nilai hasil biaya. Makin tinggi rasio ini berarti usahatani makin efisien. Efisiensi
ekonomis merupakan perbandingan antara hasil yang diperoleh dengan biaya yang
memperkecil biaya produksi per kesatuan (berat atau volume) produk dengan
maksud untuk memperoleh keuntungan optimal. Ada dua jalan yang dapat
dari usahatani terhadap pendapatan total rumah tangga petani dan dinyatakan
37
lainnya.
sehinggamemberikan dampak yang kemudian dinilai dari aspek sosial dan aspek
ekonomi.
38
Kabupaten Pelalawan.
yang telah memenuhi kriteria tertentu, antara lain: 1) petani yang telah
dan 3) petani yang umur tanaman kelapa sawitnya pada usia produksi
120 petani.
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
sistematis.
39
dll), baik ditingkat pusat, daerah/propinsi, kabupaten, dan desa sampai unit
tani).
langsung (observasi) dan wawancara diisi langsung oleh peneliti sesuai dengan
hasil wawancara yang diperoleh dari responden. Kelapa sawit merupakan tanaman
yang paling produktif dengan produksi minyak per hektar yang paling tinggi dari
dari hasil TBS yang dikalikan dengan harga jual. Hasil produksi dipengaruhi
40
2013 sampai Oktober 2013 pada usahatani luas lahan 4 hektar dan 2 hektar.
usahatani luas lahan 2 hektar lebih tinggi dibandingkan usahatani dengan luas
lahan 4 hektar sedangkan untuk biaya usahatani dalam satuan hektar usahatani
luas lahan 4 hektar lebih tinggi dibandingkan usahatani luas lahan 2 hektar.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah usahatani luas lahan 4 hektar mengurangi
luas lahan menjadi 2 hektar untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.
judul “Analisa Keuntungan dan Skala Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Gerbang
responden. Responden yang diselidiki yaitu semua petani kelapa sawit Gerbang
(Method of Ordinary Least Squares) dan diolah dengan program SPSS versi 16.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pupuk NPK, biaya pupuk urea,
keuntungan usaha, sedangkan biaya timbang dan angkutan secara statistik tidak
41
Gambar 2.1.
Kerangka Konseptual
42
dari rumusan masalah penelitian sesuai dengan fakta yang akurat dan sistematis
penelitian ini dilakukan pada bulan April 2018 sampai dengan Juni 2018.
35
Kabupaten Mandailing Natal adalah 1.578 petani yang terdiri dari beragam
kapasitas lahan mulai dari 1Ha hingga 20 Ha. Dalam penelitian ini hanya
waktu dan jarak, maka penentuan responden pada penelitian ini menggunakan
metode sensus. Sehingga jumlah petani yang dijadikan sampel dalam penelitian
ini berjumlah 98 orang, yaitu petani yang memiliki kapasaitas lahan seluas > 5
Ha.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara, namun dalam penelitian
ini digunakan sebagai salah satu data penunjang. Data sekunder penelitian ini
antara lain data geografis, data perkembangan produksi, dan data kependudukan.
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari narasumber
tidak melaluiperantara, data primer yang digunakan seperti data yang berkaitan
dengan usaha tani, data pendapatan keluarga petani, jumlah anggota keluarga
36
1. Wawancara
2. Pencatatan
mencatat data yang telah ada pada instansi atau lembaga terkait yang
Y =TR - TC
TR =P x Q
Keterangan:
Y : Pendapatan (Rp)
37
produkmarginal dari setiap unit tambahan masukan sama dengan harga dari
𝑵𝑵𝑵𝑵𝑵𝑵
𝑷𝑷
Keterangan:
1. Jika NPMx / Px> 1, maka dapat dinyatakan bahwa usaha tani efisien
2. Jika NPMx / Px< 1, maka dapat dinyatakan bahwa usaha tani tidak efisien
kontribusi pendapatan usaha tani terhadap pendapatan rumah tangga petani adalah
38
39
dan secara formal diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 9 Maret
Natal, yang dikenal dengan sebutan MADINA, terdiri dari 8 (delapan) kecamatan
Perda No. 7 tentang pembentukan kecamatan dan Perda No. 8 tentang pemekaran
Kecamatan ini termasuk kawasan Pantai Barat Sumatera Utara yang komoditi
perkebunan, seperti PT. Sago Nauli, PT. Gruti, dsb. Pusat Pemerintahan
41
Urusan Agama (KUA) Kecamatan berada di Desa Wonosari yang juga merupakan
Lintang Utara dan 980-1000 Bujur Timur. Terdapat dua musim yaitu musim hujan
dan kemarau.
Gambar 4.1.
Peta Kecamatan Sinunukan
42
Tabel 4.1.
Jenis Kelamin Responden
Laki-Laki 76 77,6%
Perempuan 22 22,4%
Jumlah: 98 100,0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden dari penelitian ini
4.2.1.2.Berdasarkan Usia
berikut:
Tabel 4.2.
Usia Responden
20 – 30 thn 18 18,4%
31 - 40 thn 45 45,9%
43
Jumlah: 98 100,0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden dari penelitian ini
di dominasi oleh responden yang berusia 31-40 tahun dengan jumlah sebanyak 45
orang (45,9%). Adapun yang berusia 20-30 tahun sebanyak 18 orang (18,4%),
usia 41-50 tahun sebanyak 16 orang (16,3%), dan usia >50 tahun sebanyak 19
orang (19,4%).
Tabel 4.3.
Pendidikan Terakhir Responden
Tidak Tamat SD 0 0%
Tamat SD 0 0%
Jumlah: 98 100,0%
44
dan yang tamat perguruan tinggi sebanyak 14 orang (14,3%). Sedangkan yang
4.2.1.4.Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.4.
Pekerjaan Pokok Responden
PNS 8 8,2%
Karyawan 9 9,2%
Pengusaha 4 4,1%
Pensiunan 14 14,3%
Buruh 6 6,1%
ABRI/Polisi 2 2,0%
Mocok – mocok 0 0%
Pedagang 3 3,1%
Petani 52 53,1%
Lainnya 0 0%
Jumlah: 98 100,0%
45
di dominasi oleh responden yang bekerja sebagai petani dengan jumlah sebanyak
52 orang (53,1%). Adapun yang bekerja sebagai PNS sebanyak 8 orang (8,2%),
Dalam memproduksi hasil kebun kelapa sawit harus memanen semua buah
pada tingkat kematangan yang optimum, yaitu pada saat tandan buah segar (TBS)
mengandung minyak dan kernel tertinggi, memanen hanya buah yang matang dan
mengutip brondolan, mengirim TBS ke pabrik dalam waktu 24 jam setelah panen,
hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kandungan asam lemak bebas di dalam
Selain itu hal yang perlu diketahui dalam memamnen hasil kebun kelapa
sawit haruslah pada saat kelapa sawit berumur 3 tahun : 0.6 ton/hk, 4 tahun : 0.8
ton/hk, 5 tahun : 1.2 ton/hk atau 1.5 ton/hk. Sistem produksi hasil kebun kelapa
pelepah yang di tunas di potong dan di susun rapi pada gawangan, rotasi panen di
pertahankan pada interval 7-10 hari, TBS di brondolan di susun rapi di tempat
pemungutan hasil untuk diangkut ke pabrik, tangkai buah di potong dan seluruh
46
e. Jaring panen
a. Egrek
d. Jaring panen
panen yang tinggi mandor menentukan sistem ancak/petak. Satu ancak terdiri dari
2-4 baris tanaman yang berdekatan tergantung pada perapatan buah masak. Area
panen harus di bagi menjadi 5-6 bagian tergantung dari berapa hari kerja selama
3. ancak tetap
47
Pada sistem ancak giring setiap pemanen melaksanakan panen pada ancak
panen yang ditetapkan setiap hari panen oleh mandor panen bagian areal panen
sllu berubah di sesuaikan dengan kerapatan panen dan kehadiran tenaga kerja
pemanen. Pada sistem ini apabla suatu ancak telah selesai di panen pemanen
pindah ke ancak berikutnya ancak berikutnya bersafat tetap dan bersifat tdk tetap
sehingga di kenal dengan sistem ancak giring murni (tidak tetap) dan sistem giring
tetap.
1. memotong tandan
Dari hasil data yang diperoleh dari 98 responden dalam penelitian ini, nilai
48
usaha pada bulan Januari 2017 sebesar Rp. 2.871.510, dan penerimaan usaha
sebesar Rp. 4.096.000. Pada bulan Februari 2017 pendapatan usaha sebesar Rp.
2.259.265, dan penerimaan usaha sebesar Rp. 4.096.000. Pada bulan Maret 2017
pendapatan usaha sebesar Rp. 3.093.061, dan penerimaan usaha sebesar Rp.
4.440.000. Pada bulan April 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 3.562.612, dan
penerimaan usaha sebesar Rp. 5.032.000. Pada bulan Mei 2017 pendapatan usaha
sebesar Rp. 2.760.163, dan penerimaan usaha sebesar Rp. 4.352.000. Pada bulan
Juni 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 2.542.714, dan penerimaan usaha sebesar
Rp. 4.257.000. Pada bulan Juli 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 3.012.865, dan
penerimaan usaha sebesar Rp. 4.249.600. Pada bulan Agustus 2017 pendapatan
sebesar Rp. 2.591.020, dan penerimaan sebesar Rp. 3.840.000. Pada bulan
49
Rp. 5.117.000. Pada bulan Oktober 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 3.957.551,
dan penerimaan usaha sebesar Rp. 5.280.000. Pada bulan November 2017
pendapatan usaha sebesar Rp. 3.480.816, dan penerimaan usaha sebesar Rp.
5.440.000. Pada bulan Desember 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 4.122.306,
dari hasil produksi dan harga/Kg buah sawit. Adapun hasil produksi usaha tani
Tabel 4.6.
Rata-Rata Hasil Produksi dan Harga Buah Sawit di Kecamatan Sinunukan
Kabupaten Mandailing Natal Perbulan di Tahun 2017
50
pada bulan Januari 2017 sebesar Rp. 1.280, dan hasil produksi sebanyak3.200 Kg.
Pada bulan Februari 2017 harga buah sebesar Rp. 1.280, dan hasil produksi
sebanyak3.200 Kg. Pada bulan Maret 2017 harga buah sebesar Rp. 1.480, dan
hasil produksisebanyak 3.000 Kg. Pada bulan April 2017 harga buah sebesar Rp.
1.480, dan hasil produksi sebanyak 3.400 Kg. Pada bulan Mei 2017 harga buah
sebesar Rp. 1.280, dan hasil produksi sebanyak 3.400 Kg. Pada bulan Juni 2017
harga buah sebesar Rp. 1.290, dan hasil produksi sebanyak 3.300 Kg. Pada bulan
Juli 2017 harga buah sebesar Rp. 1.280, dan hasil produksi sebanyak 3.320 Kg.
Pada bulan Agustus 2017 harga buah sebesar Rp. 1.280, dan hasil produksi
sebanyak 3.000 Kg. Pada bulan September 2017 harga buah sebesar Rp. 1.700,
dan hasil produksi sebanyak 3.010 Kg. Pada bulan Oktober 2017 harga buah
sebesar Rp. 1.650, dan hasil produksi sebanyak 3.200 Kg. Pada bulan November
2017 harga buah sebesar Rp. 1.700, dan hasil produksi sebanyak 3.200 Kg. Pada
bulan Desember 2017 harga buah sebesar Rp. 1.700, dan hasil produksi sebanyak
3.210 Kg.
51
Bulan/Tahun Efisiensi
Jan. 2017 3,35
Feb. 2017 2,23
Mar. 2017 3,30
Apr. 2017 3,42
Mei. 2017 2,73
Jun. 2017 2,48
Jul. 2017 3,44
Agst. 2017 3,07
Sep. 2017 3,94
Okt. 2017 3,99
Nov. 2017 2,78
Des. 2017 4,09
Sumber: Data Diolah, 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan dan diuraikan bahwa pada bulan
Januari 2017 rasio efisiensi sebesar 3,35, pada bulan Februari 2017 rasio efisiensi
sebesar 2,23, pada bulan Maret 2017 rasio efisiensi sebesar 3,30, pada bulan April
2017 rasio efisiensi sebesar 3,42, pada bulan Mei 2017 rasio efisiensi sebesar
2,73, pada bulan Juni 2017 rasio efisiensi sebesar 2,48, pada bulan Juli 2017 rasio
efisiensi sebesar 3,44, pada bulan Agustus 2017 rasio efisiensi sebesar 3,07, pada
bulan September 2017 rasio efisiensi sebesar 3,94, pada bulan Oktober 2017 rasio
efisiensi sebesar 3,99, pada bulan November 2017 rasio efisiensi sebesar 2,78, dan
dari usaha tani terhadap pendapatan diluar usaha tani petani. Semakin besar
kontribusi pendapatan usaha tani terhadap pendapatan diluar usaha tani maka akan
52
usaha tani dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8.
Rata-Rata Kontribusi Pendapatan Usaha Tani di Kecamatan Sinunukan
KabupatenMandailing Natal Perbulan di Tahun 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan dan diuraikan bahwa pada bulan
Januari 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 2.871.510, pendapatan diluar usaha
tani sebesar Rp. 4.307.265 dengan kontribusi pendapatan sebesar 66,7%. Pada
bulan Februari 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 2.259.265, pendapatan diluar
usaha tani sebesar Rp. 3.732.963 dengan kontribusi pendapatan sebesar 60,5%.
Pada bulan Maret 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 3.093.061, pendapatan
diluar usaha tani sebesar Rp. 4.501.714 dengan kontribusi pendapatan sebesar
68,7%. Pada bulan April 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 3.562.612,
pendapatan diluar usaha tani sebesar Rp. 5.330.514 dengan kontribusi sebesar
66,8%. Pada bulan Mei 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 2.760.163,
53
sebesar 67,9%. Pada bulan Juni 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 2.542.714,
pendapatan sebesar 55,9%. Pada bulan Juli 2017 pendapatan usaha sebesar Rp.
3.012.865, pendapatan diluar usaha tani sebesar Rp. 4.840.176 dengan kontribusi
pendapatan sebesar 62,2%. Pada bulan Agustus 2017 pendapatan usaha sebesar
Rp. 2.591.020, pendapatan diluar usaha tani sebesar Rp. 4.184.816 dengan
usaha sebesar Rp. 3.819.041, pendapatan diluar usaha tani sebesar Rp. 5.838.765
pendapatan usaha sebesar Rp. 3.957.551, pendapatan diluar usaha tani sebesar Rp.
2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 3.480.816, pendapatan diluar usaha tani
sebesar Rp. 5.901.714 dengan kontribusi pendapatan sebesar 59,0%. Pada bulan
Desember 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 4.122.306, pendapatan diluar usaha
produksi, pendapatan diluar usaha tani, rasio efisiensi dan kontribusi pendapatan
54
pendapatan usaha tani pada tahun 2017 sebesar Rp. 3.172.744, rata-rata
penerimaan usaha tani pada tahun 2017 sebesar Rp. 4.638.050, rata-rata harga
buah/Kg pada tahun 2017 sebesar Rp. 1.450, rata-rata hasil produksi/Ha pada
tahun 2017 sebesar 3.203 Kg, rata-rata pendapatan diluar usaha tani pada tahun
2017 sebesar Rp. 4.906.115, rata-rata rasio efisiensi di tahun 2017 sebesar 3,79,
4.3. Pembahasan
memiliki perkebunan kelapa sawit sendiri (Hak Milik). Walaupun harga buah
sawit sering tidak stabil yang terkadang naik dan turun, namun tidak menjadi
resiko yang berdampak besar terhadap hasil pendapatan usaha yang diterima. Jika
harga buah sawit naik terkadang hasil produksi yang menurun dan jika harga buah
sawit menurun yang terjadi sebaliknya, yaitu hasil produksi yang meningkat.
55
produksi dalam kisaran 1-4 Ton/Ha dan hasil produksi langsung dijual ke agen
Januari 2017 sebesar Rp. 1.280, dan hasil produksi sebanyak 3.200 Kg. Pada
bulan Februari 2017 harga buah sebesar Rp. 1.280, dan hasil produksi sebanyak
3.200 Kg. Pada bulan Maret 2017 harga buah sebesar Rp. 1.480, dan hasil
produksi sebanyak 3.000 Kg. Pada bulan April 2017 harga buah sebesar Rp.
1.480, dan hasil produksi sebanyak 3.400 Kg. Pada bulan Mei 2017 harga buah
sebesar Rp. 1.280, dan hasil produksi sebanyak 3.400 Kg. Pada bulan Juni 2017
harga buah sebesar Rp. 1.290, dan hasil produksi sebanyak 3.300 Kg. Pada bulan
Juli 2017 harga buah sebesar Rp. 1.280, dan hasil produksi sebanyak 3.320 Kg.
Pada bulan Agustus 2017 harga buah sebesar Rp. 1.280, dan hasil produksi
sebanyak 3.000 Kg. Pada bulan September 2017 harga buah sebesar Rp. 1.700,
dan hasil produksi sebanyak 3.010 Kg. Pada bulan Oktober 2017 harga buah
sebesar Rp. 1.650, dan hasil produksi sebanyak 3.200 Kg. Pada bulan November
2017 harga buah sebesar Rp. 1.700, dan hasil produksi sebanyak 3.200 Kg. Pada
bulan Desember 2017 harga buah sebesar Rp. 1.700, dan hasil produksi sebanyak
3.210 Kg.
Dari hasil produksi tersebut maka diketahui pendapatan usaha pada bulan
Januari 2017 sebesar Rp. 2.871.510, dan penerimaan usaha sebesar Rp. 4.096.000.
Pada bulan Februari 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 2.259.265, dan
penerimaan usaha sebesar Rp. 4.096.000. Pada bulan Maret 2017 pendapatan
56
bulan April 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 3.562.612, dan penerimaan usaha
sebesar Rp. 5.032.000. Pada bulan Mei 2017 pendapatan usaha sebesar Rp.
2.760.163, dan penerimaan usaha sebesar Rp. 4.352.000. Pada bulan Juni 2017
pendapatan usaha sebesar Rp. 2.542.714, dan penerimaan usaha sebesar Rp.
4.257.000. Pada bulan Juli 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 3.012.865, dan
penerimaan usaha sebesar Rp. 4.249.600. Pada bulan Agustus 2017 pendapatan
sebesar Rp. 2.591.020, dan penerimaan sebesar Rp. 3.840.000. Pada bulan
September 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 3.819.041, dan penerimaan sebesar
Rp. 5.117.000. Pada bulan Oktober 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 3.957.551,
dan penerimaan usaha sebesar Rp. 5.280.000. Pada bulan November 2017
pendapatan usaha sebesar Rp. 3.480.816, dan penerimaan usaha sebesar Rp.
5.440.000. Pada bulan Desember 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 4.122.306,
Dengan rata-rata harga buah/Kg pada tahun 2017 sebesar Rp. 1.450, rata-
rata hasil produksi/Ha pada tahun 2017 sebesar 3.203 Kg, rata-rata pendapatan
usaha tani pada tahun 2017 sebesar Rp. 3.172.744 dan rata-rata penerimaan usaha
tani pada tahun 2017 sebesar Rp. 4.638.050, maka dapat dipastikan bahwa usaha
menyatakan bahwa pendapatan dari usaha tani ini sangat baik, dan hasilnya sangat
lumayan. Selain itu biaya usaha yang dikeluarkan untuk perkebunan yang usia
57
Dari hasil analisis penelitian ini diketahui bahwa pada bulan Januari 2017
rasio efisiensi sebesar 3,35> 1, maka dapat di simpulkan bahwa usaha tani kelapa
sawit di Kecamatan Sinunukan Kabupaten Mandailing Natal pada bulan ini sudah
efisien, pada bulan Februari 2017 rasio efisiensi sebesar 2,23> 1, maka dapat di
Mandailing Natal pada bulan ini sudah efisien, pada bulan Maret 2017 rasio
efisiensi sebesar 3,30> 1, maka dapat di simpulkan bahwa usaha tani kelapa sawit
efisien, pada bulan April 2017 rasio efisiensi sebesar 3,42> 1, maka dapat di
Mandailing Natal pada bulan ini sudah efisien, pada bulan Mei 2017 rasio
efisiensi sebesar 2,73> 1, maka dapat di simpulkan bahwa usaha tani kelapa sawit
efisien, pada bulan Juni 2017 rasio efisiensi sebesar 2,48> 1, maka dapat di
Mandailing Natal pada bulan ini sudah efisien, pada bulan Juli 2017 rasio efisiensi
sebesar 3,44> 1, maka dapat di simpulkan bahwa usaha tani kelapa sawit di
Kecamatan Sinunukan Kabupaten Mandailing Natal pada bulan ini sudah efisien,
pada bulan Agustus 2017 rasio efisiensi sebesar 3,07> 1, maka dapat di simpulkan
58
Natal pada bulan ini sudah efisien, pada bulan September 2017 rasio efisiensi
sebesar 3,94> 1, maka dapat di simpulkan bahwa usaha tani kelapa sawit di
Kecamatan Sinunukan Kabupaten Mandailing Natal pada bulan ini sudah efisien,
pada bulan Oktober 2017 rasio efisiensi sebesar 3,99> 1, maka dapat di simpulkan
Natal pada bulan ini sudah efisien, pada bulan November 2017 rasio efisiensi
sebesar 2,78> 1, maka dapat di simpulkan bahwa usaha tani kelapa sawit di
Kecamatan Sinunukan Kabupaten Mandailing Natal pada bulan ini sudah efisien,
dan pada bulan Desember 2017 rasio efisiensi sebesar 4,09> 1, maka dapat di
Dengan rata-rata rasio efisiensi di tahun 2017 sebesar 3,24> 1, maka dapat
Mandailing Natal pada tahun 2017 sudah efisien. Efisiensi tersebut membuktikan
Mandailing Natal ini sudah sangat efisien dan terbukti dari kondisi perekonomian
warga yang menjalankan usaha tani kelapa sawit yang sudah cukup baik atau
tidak kekurangan.
59
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2017
pendapatan usaha sebesar Rp. 2.871.510, pendapatan diluar usaha tani sebesar Rp.
bahwa kontribusi pendapatan pada bulan ini cukup besar.Pada bulan Februari
2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 2.259.265, pendapatan diluar usaha tani
sebesar Rp. 3.732.963 dengan kontribusi pendapatan sebesar 60,5%, maka dapat
disimpulkan bahwa kontribusi pendapatan pada bulan ini besar.Pada bulan Maret
2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 3.093.061, pendapatan diluar usaha tani
sebesar Rp. 4.501.714 dengan kontribusi pendapatan sebesar 68,7%, maka dapat
disimpulkan bahwa kontribusi pendapatan pada bulan ini besar. Pada bulan April
2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 3.562.612, pendapatan diluar usaha tani
sebesar Rp. 5.330.514 dengan kontribusi sebesar 66,8%, maka dapat disimpulkan
bahwa kontribusi pendapatan pada bulan ini besar. Pada bulan Mei 2017
pendapatan usaha sebesar Rp. 2.760.163, pendapatan diluar usaha tani sebesar Rp.
bahwa kontribusi pendapatan pada bulan ini besar. Pada bulan Juni 2017
pendapatan usaha sebesar Rp. 2.542.714, pendaparan total rumah tangga sebesar
disimpulkan bahwa kontribusi pendapatan pada bulan ini cukup besar. Pada bulan
Juli 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 3.012.865, pendapatan diluar usaha
60
dapat disimpulkan bahwa kontribusi pendapatan pada bulan ini cukup besar. Pada
bulan Agustus 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 2.591.020, pendapatan diluar
usaha tani sebesar Rp. 4.184.816 dengan kontribusi pendapatan sebesar 61,9%,
maka dapat disimpulkan bahwa kontribusi pendapatan pada bulan ini cukup besar.
Pada bulan September 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 3.819.041, pendapatan
diluar usaha tani sebesar Rp. 5.838.765 dengan kontribusi pendapatan sebesar
65,4%, maka dapat disimpulkan bahwa kontribusi pendapatan pada bulan ini
cukup besar. Pada bulan Oktober 2017 pendapatanusaha sebesar Rp. 3.957.551,
pendapatan diluar usaha tani sebesar Rp. 5.272.163 dengan kontribusi pendapatan
sebesar 75,1%, maka dapat disimpulkan bahwa kontribusi pendapatan pada bulan
ini besar. Pada bulan November 2017 pendapatan usaha sebesar Rp. 3.480.816,
pendapatan diluar usaha tani sebesar Rp. 5.901.714 dengan kontribusi pendapatan
sebesar 59,0%, maka dapat disimpulkan bahwa kontribusi pendapatan pada bulan
ini besar. Pada bulan Desember 2017 pendapatan usaha sebesar Rp 4.122.306,
pendapatan diluar usaha tani sebesar Rp. 6.348.765 dengan kontribusi pendapatan
sebesar 64,9%, maka dapat disimpulkan bahwa kontribusi pendapatan pada bulan
Desember pada tahun 2017 sebesar Rp. 3.172.744, rata-rata pendapatan diluar
usaha tanidari Januari sampai dengan Desember pada tahun 2017 sebesar Rp.
Desember pada tahun 2017 sebesar 64,6%, maka dapat disimpulkan bahwa
61
Kabuapten Mandailing Natal ini sangat memiliki kontribusi yang cukup besar
62
5.1. Kesimpulan
(Hak Milik). Walaupun harga buah sawit sering tidak stabil yang
terkadang naik dan turun, namun tidak menjadi resiko yang berdampak
besar terhadap hasil pendapatan usaha yang diterima. Jika harga buah
sawit naik terkadang hasil produksi yang menurun dan jika harga buah
panen dengan hasil produksi dalam kisaran 1-4 Ton/Ha dan hasil produksi
2. Rata-rata harga buah/Kg pada tahun 2017 sebesar Rp. 1.450, rata-rata hasil
usaha tani pada tahun 2017 sebesar Rp. 3.413.560 dan rata-rata
penerimaan usaha tani pada tahun 2017 sebesar Rp. 4.638.050 dengan
biaya usaha sebesar Rp. 1.224.490 dapat dipastikan bahwa usaha tani di
63
kebutuhan sehari-harinya.
pada tahun 2017 sebesar Rp. 3.413.560, rata-rata pendapatan diluar usaha
tani dari Januari sampai dengan Desember pada tahun 2017 sebesar Rp.
Desember pada tahun 2017 sebesar 69,7%, maka dapat disimpulkan bahwa
kontribusi pendapatan pada tahun 2017 cukup besar. Sehingga dari hasil
5.2. Saran
1. Walaupun harga buah sawit sering tidak stabil yang terkadang naik dan
harga buah sawit sehingga pendapatan usaha tani tidak anjlok dan bisa
64
sebaliknya masyarakat yang menjalankan usaha tani harus lebih aktif agar
65
Anonim, (2008). “UK Farm Incomes Weather The Storms in 2007”, Journal
Agra Europe, 2295 Feb 1, 2008: p,N1.
66
67