Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHATANI PADI SAWAH

DI DESA OMBOLATA KECAMATAN LAHEWA


KABUPATEN NIAS UTARA
Ivan Trisman Harefa (ivannaqniaz@gmail.com)
Fakultas Ekonomi Universitas Pelita Bangsa

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Nias Utara adalah salah satu Kabupaten yang berada di provinsi Sumatra Utara
yang berbatasan dengan Kabupaten Nias Induk/Kota. Disini saya akan membahas dari sektor pertanian
untuk Desa Ombolata Kecamatan Lahewa Kabupaten Nias Utara sendiri. Kabupaten Nias Utara
mempunyai potensi yang cukup besar dalam mengembangkan produksi padi salah satunya Kecamatan
Lahewa, padi merupakan sumber pendapatan sebagian besar penduduk disamping kegiatan lainnya.
Hal ini tidak terlepas dari adanya peranan pemerintah setempat yang senantiasa memberikan
bimbingan dan bantuan kepada para petani agar produksinya dapat ditingkatkan supaya pandapatan
usaha padi juga meningkat. Petani padi sawah di untuk Desa Ombolata Kecamatan Lahewa Kabupaten
Nias Utara selama ini belum ada suatu analisis tentang usahan tani padi sawah apakah menguntungkan
atau tidak, walaupun bagi petani setempat tetap dilakukan karena menurut mereka menguntungkan.
Sehubungan dengan uraian diatas, maka penulis terinspirasi untuk mengkaji lewat kajian empirik
dengan judul : Analisis Keuntungan Usaha tani Padi Sawah di untuk Desa Ombolata Kecamatan
Lahewa Kabupaten Nias Utara

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan tersebut, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut :
Apakah usahatani padi sawah memberikan keuntungan rata-rata yang signifikan untuk Desa Ombolata
Kecamatan Lahewa Kabupaten Nias Utara?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
keuntungan rata-rata yang signifikan dari usahatani padi sawah di untuk Desa Ombolata Kecamatan
Lahewa Kabupaten Nias Utara

D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Sumber informasi bagi petani padi sawah guna meningkatkan produksi dan keuntungan.
2. Bahan informasi bagi pemerintah dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan
usahatani padi sawah.
3. Bahan referensi bagi peneliti berikutnya.







BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Produksi

1. Ekonomi Produksi Pertanian
Ilmu ekonomi mikro adalah Ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dan masyarakat dalam
mempergunakan sumber daya yang langka untuk diproduksi dan di distribusi kembali ke masyarakat.
Mikro yaitu studi, tentang hal-hal yang terinci yang ada pada setiap pasar dan hubungan antar pasar-
pasar itu.
Mengapa kita perlu belajar ilmu ekonomi?
Terdapat banyak alasan kenapa mempelajari ilmu ekonomi, diantaranya :
a. Mempelajari kerangka berpikir
b. Memahami masyarakat
c. Memahami permasalahan global
d. Menjadi pemberi suara berpengetahuan
Apa yang tidak jadi kita lepaskan saaat menentukan suatu pilihan atau mengambil keputusan
merupakan biaya peluang dari keputusan itu. Biaya peluang adalah apa yang kita korbankan atau
lepaskan, bila kita memilih atau mengambil keputusan.

2. Pengertian Usahatani
Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang
diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang
dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan diatas tanah dan
sebagainya. Usahatani dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak.
Dalam ekonomi pertanian dibedakan pengertian produktivitas dan pengertian
produktivitas ekonomis daripada usahatani. Dalam pengertian ekonomis maka letak atau jarak
usahatani dari pasar penting sekali artinya. Kalau dua buah usahatani yang lebih dekat dengan
pasar penting sekali artinya. Kalau dua buah usahatani mempunyai produktivitas fisik yang
sama, maka usahatani lebih dekat dengan pasar mempunyai nilai lebih tinggi karena
produktivitas ekonominya lebih besar.

3. Pengertian Laba (Profit)
Laba merupakan selisih antara pendapatan (penerimaan) kotor dan pengeluaran total (biaya
total). Beberapa ahli mendefinisikan laba sebagai berikut: Menurut Ahyari (1981 : 205) bahwa laba
adalah penerimaan bersih yang diterima pemilik usaha setelah semua biaya usaha dikeluarkan.
Selanjutnya Adiwijaya (1982:168) menyatakan bahwa laba yang diperoleh seorang petani dari
usahanya dapat berubah selisih lebih dalam perbandingan antara neraca pada permulaan usahanya
dengan neraca pada akhir usahanya.

Menurut (Tohir,1980:213) secara matematis laba (profit) dapat di tulis sebagai berikut:
Profit () = TR - TC
Karena TR = f (Y) dan TC = (Y), maka = f (Y)
Keterangan:
Profit = Laba yang diperoleh dari suatu satuan unit produksi.
TR = Total revenue (total penerimaan produsen dari hasil penjuakan inputnya dikaitkan harga jual)
TC = Total cost (total biaya yang merupakan penjumlahan dari biaya tetap maupun tidak tetap)
Y = Jumlah output (variable pilihan)
= Penghasilan bersih

4. Hasil dan Biaya Produksi
Sebelum lebih lanjut perlu kita bedakan arti dan istilah yang sering digunakan secara
serampangan, hasil dan produksi. Pada prinsipnya hasil merupakan terjemahan dari kata yield, yaitu
keluaran (output) yang diperoleh dari penggunaan input produksi (sarana produksi) dari suatu usaha
tani. Sedangkan produksi merupakan terjemahan dari kata production, yang merupakan sejumlah hasil
dalam satu lokasi dan waktu tertentu. Tetapi dalam penggunaannya selama ini sering mengalami
kerancuan, disadari karena ini sudah merupakan kebiasaan dan tiak ada atau jarang ada yang
membantahnya. Pada setiap akhir panen petani akan menghitung berapa hasil bruto yang
diperolehnya. Semuanya kemudian dinilai dalam uang.tetapi tidak semua hasil ini diterima oleh petani.
Hasil itu harus dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkannya untuk biaya usaha tani seperti bibit,
pupuk, obat-obatan, biaya pengolahan tanah, upah menanam, upah membersihkan rumput dan biaya
panenan yang biasanya berupa bagi hasil (in natura). Setelah semua biaya tersebut dikurangkan
barulah petani memperoleh apa yang disebut hasil bersih atau keuntungan. Biaya produksi adalah
sebagai koompensasi yang diterima oleh para pemilik factor-faktor produksi, atau biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi, baik secara tunai maupun tidak tunai. Menurut :
- Suparmoko (1998 : 83) berpendapat bahwa biaya produksi adalah nilai dari semua masukan
(input) yang digunakan dalam proses produksi.
- Doll dan Orazem (1998 : 28) berpendapat bahwa biaya produksi adalah nilai dari semua faktor
produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses produksi
berlangsung.
Dalam analisis ekonomi, biaya diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan sesuai dengan tujuan
spesifik dari analisis yang dikerjakan, yaitu sebagai berikut:
1. Biaya-biaya yang berupa uang tunai, misalnya upah kerja untuk biaya persiapan atau
penggarapan tanah, termasuk upah untuk ternak, biaya untuk membeli pupuk, pestisida dan
lain-lain.
2. Biaya tetap dan biaya variable. Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak
tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya sewa atau bunga tanah yang berupa uang.
Sedangkan biaya variable adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan
besarnya produksi, misalnya pengeluaran-pengeluaran untuk bibit, pupuk dan sebagainya.
3. Biaya rata-rata marginal. Biaya rata-rata adalah hasil bagi antara biaya total dengan jumlah
produk yang dihasilkan. Sedangkan biaya marginal adalah biaya tambahan yang dikeluarkan
petani/ pengusaha untuk mendapatkan tambahan satu-satuan produk pada suatu tingkat
produksi tertentu.


B. Faktor Produksi
Faktor produksi dalam usaha pertanian mencakup tanah, modal dan tenaga kerja. Sebagian ahli
berpendapat dan memasukan factor keempat, yaitu manajemen atau pengelolaan (skill) kedalam faktor
produksi. Dua pendapat ini sebenarnya tidak perlu jadi masalah dan untuk lebih jelasnya kita bahas
lebih lanjut dalam bab berikutnya. Dua-duanya benar dan dapat dipakai, tergantung sekarang yang
mana yang akan kita pilih atau kita gunakan.
Menurut Sukirmo (2006 : 6) pengertian faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh
alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.
Produksi pertanian yang optimal adalah produksi yang mendatangkan produk yang menguntungkan
ditinjau dari sudut ekonomi ini berarti biaya faktor-faktor input yang berpengaruh pada produksi jauh
lebih kecil bila dibandingkan dengan hasil yang diperoleh sehingga petani dapat memperoleh
keuntungan dari usaha taninya.


Faktor-faktor yang dimaksud adalah :
a. Alam
Alam merupakan semua kekayaan yang terdapat di alam untuk dimanfaatkan dalam proses
produksi, karena sudah begitu saja ada pada kita dan sejak dulu dimanfaatkan untuk produksi, maka
SDA ini termasuk faktor produksi yang meliputi tanah, air, iklim, udara, dan sebagainya.


b. Tenaga Kerja
Dalam ilmu ekonomi (Daniel, 2002 : 86) yang dimaksud tenaga kerja adalah suatu lat kekuatan
fisik dan otak manusia yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha
produksi. Tenaga kerja ternak atau traktor bukan termasuk faktor tenaga kerja, tetapi termasuk
modal yang menggantikan tenaga kerja.

c. Modal
Modal/Kapital mengandung banyak arti, tergantung pada penggunaannya. Dalam arti sehari-hari,
modal sama artinya dengan harta kekayaan yang dimilki seseorang yaitu semua harta berupa uang,
tanah, mobil, dan lain sebagainya. Menurut Von Bohm Bawerk (Daniel, 2002 : 74), arti modal
modal atau kapital adalah segala jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat, disebut
dengan kekayaan masyarakat. Sebagian kekayaan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk memproduksi barang-barang baru dan inilah yang
disebut modal masyarakat atau modal sosial.

d. Keahlian (Skill)
Yang dimaksud dengan keahlian atau skill adalah manajemen atau kemampuan petani menentukan
manfaat pengunaan faktor produksi dalam perubahan teknologi, sehinga usaha tani yang
dikelolanya dapat memberikan hasil (output) yang lebih baik. Oleh karena itu kapada para petani
harus diberikan penyuluhan dalam menggunakan dan memanfaatkan faktor-faktor produksi pada
saat muncul teknologi baru yang dapat diterapkan dalam melakukan usaha tani, yang dapat
menyebabkan biaya produksi dapat ditekan dan dapat meningkatkan produksi.



C. Fungsi Produksi
Di dalam ekonomi kita kenal apa yang disebut fungsi produksi yaitu suatu fungsi yang
menunjukan hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input).
Dalam bentuk matematika sederhana fungsi produksi ini dituliskan sebagai berikut :
Y = f ((1, 2. )
Di mana : Y = adalah hasil produksi fisik
1 = faktor-faktor produksi
Berdasarkan fungsi diatas, petani dapat melakukan tindakan yang mampu meningkatkan produksi (Y)
dengan cara berikut:
1. Menambah jumlah salah satu dari input yang digunakan.
2. Menambah beberapa jumlah input (lebih dari satu) yang digunakan.
Dalam produksi pertanian misalnya produksi padi maka produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya
beberapa faktor produksi sekaligus yaitu tanah, modal dan tenaga kerja. Untuk dapat menggambarkan
fungsi produksi ini secara jelas dan menganalisa peranan masing-masing faktor produksi maka dari
sejumlah faktor-faktot produksi itu salah sati factor produksi kita anggap variable (berubah-ubah)
sedangkan faktor-faktor produksi lainnya dianggap konstan.

y
Produksi
Fisik
Faktor Produksi Tanah
x
0
Px
NPMx












Misalnya untuk menganalisa hubungan antara produksi padi dengan tanah harus kita anggap modal
dan tenaga kerja sebagai faktor produksi yang tetap (konstan). Dalam bentuk grafik fungsi produksi
merupakan kurva melengkung dari kiri bawah ke kanan atas yang setelah sampai titik tertentu
kemudian berubah arah sampai titik makimum. Dan kemudian berbalik turun kembali. Hubungan
fungsional seperti yang digambarkan di atas berlaku untuk semua faktor produksi yang telah disebut
yaitu tanah, tenaga kerja dan modal, disamping faktor produksi keempat yaitu manajemen (koordinasi
atau entrepreneurship) yang berfungsi mengkoordinasikan ketiga faktor produksi yang lain sehingga
benar-benar mengeluarkan hasil produksi (output).


D. Efisiensi Penggunaan Input
Pengertian efisiensi sangat relative. Dalam tulisan yang disajikan di sini, efisiensi diartikan
sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-
besarnya. Situasi yang demikian akan terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya kalau nilai
produk marginal (NPM) untuk suatu input sama dengan harga input (P) tersebut menurut (Soekartawi,
1995 : 48) dapat dituliskan:

NPMx = Px; atau = 1


Dalam banyak kenyataan NPMx tidak selalu sama dengan Px yang sering terjadi adalah
sebagai berikut:
a. (NPMx/Px) > 1; artinya penggunaan input X belum efisien. Untuk mencapai efisien, input X
perlu ditambah.
b. (NPMx/Px) < 1 ; artinya penggunaan input X tidak efisien. Untuk mejadi efisien, maka
penggunaan input X perlu dikurangi.


E. Definisi Konsepsional
Sesuai dengan judul penelitian yaitu analisis keuntungan usahatani padi sawaah di Desa
Labangka Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara, agar tidak terjadi kesalahan dalam
persepsi terhadap variable-variabel yang digunakan maka perlu diberi batasan-batasan sesuai dengan
konsep atau teori yang sudah ada. Keuntungan merupakan selisih antara pendapatan (penerimaan)
kotor dan pengeluaran total (biaya total). Beberapa ahli mendefinisikan keuntungan sebagai berikut :
Menurut Ahyari (1981 : 205) bahwa Keuntungan adalah penerimaan bersih yang diterima pemilik
usaha setelah semua biaya usaha dikeluarkan. Selanjutnya tingkat keuntungan usahatani menurut
Soekartawi (1991 : 48), diukur dengan pendapatan bersih usahatani. Besarnya penerimaan di dapat
dari penjualan hasil produksi dan biaya yang di keluarkan untuk suatu proses produksi menunjukan
keuntungan petani. Keuntungan petani yang besar ini di dapat pada tingkat produksi yang memberikan
selisih yang besar antara penerimaan dengan biaya produksi.
Menurut (Tohir, 1980 : 213) secara matematis keuntungan (profit) dapat di tulis sebagai berikut :

Profit () = TR TC

Karena TR = f (Y) dan TC = (Y), maka = f (Y)
Keterangan :
Profit = Keuntungan yang diperoleh dari suatu satuan unit produksi.
TR = Total Revenue (total penerimaan produsen dari hasil penjualan inputnya dikalikan dengan harga
jual).
TC = Total Cost (total biaya yang merupakan penjumlahan dari biaya tetap maupun tidak tetap).
Y = Jumlah Output (variable pilihan).
= Penghasilan bersih

Keuntungan yang diperoleh seorang petani dari usahanya dapat berubah selisih lebih dalam
perbandingan antara neraca pada permulaan usahanya dengan neraca pada akhir usahanya (Adiwilaga,
1982 : 168). Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alamyang terdapat di tempat itu yang
diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan
atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunanyang didirikan diatas tanah dan sebagainya.
Usahatani dapat berupa usaha bercocok tanam matau memelihara ternak.
Penerimaan pada bidang pertanian adalah produksi yang dinyatakan dalam bentuk uang sebelum
dikurangi dengan biaya pengeluaran selama kegiatan usaha (Mosher, 1987) Biaya Produksi adalah
nilai dari semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selam proses
produksi berlangsung. Pembagian biaya produksi berdasarkan sifatnya terdiri dari:
1. Biaya tetap (fixed cost) ialah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang
diproduksi seperti alat pertanian dan tenaga kerja.
2. Biaya tidak tetap (variable cost) ialah biaya yang berubah apabila luas usahanya berubah.

F. Kerangka Pikir
Peningkatan kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui pembangunan di berbagai bidang, salah
satunya pembangunan di bidang pertanian. Hal ini Nampak semakin digallakkannya pembangunan di
bidang pertanian utamanya sub sektor pangan. Salah satu sub sektor pangan adalah usahatani padi
sawah. Petani dalam melakukan proses produksi (Q) untuk menghasilkan output, diperlukan biaya
pengeluaran-pengeluaran (TC) yang digunakan dalam mempertahankan kelangsungan proses produksi
tersebut. Besarnya produksi padi (Q) ditentukan dari penggunaan faktor-faktor produksi seperti bibit,
pupuk, tenaga kerja dan lahan serta pengolahan. Biaya Produksi (C) adalah banyaknya penggunaan
faktor-faktor produksi dikali dengan harga masing-masing harga produksi, ditambah dengan biaya
tetap seperti penyusustan alat-alat yang digunakan seperti: cangkul, parang, sprayer, arit dan lain-lain.
Nilai produksi yang merupakan penerimaan kotor (TR) petani adalah banyaknya produksi (Q) dikali
dengan harga jual (P). Selisih antara penerimaan kotor (TR) dengan biaya total (TC) adalah
keuntungan () usahatani padi yang di peroleh petani.

G. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan teori yang diuraikan disusun hipotesis sebagai berikut :
Usahatani padi sawah dapat memberikan keuntungan rata-rata yang signifikan terhadap petani di
Desa Ombolata Kecamatan Lahewa Kabupaten Nias Utara.

n =

n =

n =

n = 66 1,66
n = 39,75 atau dibulatkan = 40


1+()2
66
1+66 0,1 2
66
1,66
BAB III
METODE PENELITAN

A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Dalam memahami isi penelitian ini, maka akan dikemukakan definisi operasional variable
yang ada kaitannya dengan judul ini.
1. Produksi (Q) adalah jumlah produk yang dihasilkan petani padi berupa gabah kering giling
(GKG) yang diukur dengan kilogram (Kg) untuk satu kali panen.
2. Biaya (C) adalah jumlah pengeluaran yang dikeluarkan petani secara riil dalam menghasilkan
padi yang diukur dengan Rupiah (Rp). Biaya usaha tani diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
Biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (Variable cost).
3. Pendapatan bersih petani () adalah jumlah uang yang diterima petani padi dari hasil penjualan
gabah setelah dikurangi biaya yang dikeluarkan dalam setiap kegiatan produksi yang diukur
dalam rupiah (Rp).
4. Keuntungan adalah selisih antara penerimaan kotor dengan seluruh biaya produksi usahatani
padi sawah di Ombolata untuk sekali musim tanam.


B. Unit Analisis, Populasi Dan Sample
1. Unit Analisis
Pengambilan sampel yang digunakan adalah Sistem Acak Sederhana (Simple Random
Sampling). Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa setiap responden mempunyai kesempatan yang
sama dijadikan sampel, dengan tingkat kepercayaan 90%.

2. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek yang akan diteliti, yang menjadi populasi dalam penelitian
ini adalah semua petani padi sawah yang bertani padi sawah di Desa Ombolata Kecamatan Lahewa
yang jumlahnya 66 orang.

3. Sampel
Sampel adalah objek yang diambil dengan cara mereduksi objek penelitian yan dianggap
representatif terhadap populasi. Penentuan besarnya sampel digunakan rumus (Slovin, 2000 : 164)
sebagai berikut :












Dimana :
N = populasi
n = jumlah sampel
d = kesalahan baku
1

1

Dari hasil perhitungan di atas dapat di buat data berdasarkan Strata dan Luas Lahan Pertanian yang
dimiliki oleh petani di Desa Ombolata Kecamatan Lahewa Kabupaten Nias Utara.


C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer diperoleh dengan cara
pengamatan langsung di lokasi penelitian dan mengadakan wawancara kepada petani responden
dengan berpedoman pada daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disusun sesuai dengan tujuan
penelitian sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, laporan instansi-instansi terkait
dan data dari kantor kelurahan atau sumber-sumber lain yang mendukung penelitian ini. Sumber data
berasal dari Kelompok Tani Desa Ombolata Kecamatan Lahewa Kabupaten Nias Utara


D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa :
a. Observasi, yaitu cara pengumpulan data dengn mengamati langsung dilapangan. Teknik ini
dilkukan melalui dua jalur yaitu observsi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi
langsung adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung ditempat kejadian.
Observasi tidak langsung adalah pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejala-
gejala pada obyek yang dilakukan secara langsung di tempat kejadian. Observasi tidak
langsung adalah pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala pada
obyek penelitian yang pelaksanannya tidak secara langsung pada obyeknya.
b. Dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dengan jalan mengumpulkan data melalui
keterangan secara tertulis yang merupakan dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan
data yang dibutuhkan dalam penelitian.
c. Wawancara langsung dengan pihak yang berkompeten.
d. Kuisioner yaitu suatu teknik atau alat pengumpulan data dengan jalan mengajukan daftar
pertanyaan mengenai masalah yang hendak diteliti kepada responden untuk dijawab.

E. Alat Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Analisis besarnya keuntungan usaha tani, menurut Tohir (1980 : 213) yakni :

= TR TC
= P. Q TFC -TVC
Dimana :
= keuntungan usahatani padi sawah
TFC = biaya tetap
TVC = biaya variable
P = harga gabah kering
Q = produksi padi sawah
Untuk mengetahui nilai rata-rata digunakan rumus (Sri Mulyo, 1988 : 190)
sesuai dengan penelitian :
1 =
1 =
Dimana :
= rata-rata pendapatan kotor
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Ombolata Kecamatan Lahewa Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara. Jarak Desa
Ombolata dengan ibukota kecamatan sekitar 11 kilometer dengan waktu tempuh selama kurang lebih
setengah jam. Sedangkan jarak ke ibukota kabupaten sekitar 50 kilometer dengan waktu tempuh
kurang lebih selama satu setengah jam. Batas-batas administrasi Desa Ombolata adalah Desa Marafala
di sebelah utara, Desa Tureloto di sebelah selatan, Desa Hiligawolo di sebelah barat, dan Desa
Gedombu di sebelah timur. Secara keseluruhan luas wilayah Desa Ombolata adalah sekitar1.040,02
hektar yang terdiri atas 116,87 hektar (13.81%) lahan yang telah digunakan dan sekitar 918 hektar
merupakan (86.19%) lahan terlantar. Gambaran secara rinci mengenai luas Desa Labangka
berdasarkan penggunaan lahan ditunjukkan dalam Tabel a berikut :

Tabel a. Penggunaan Lahan diDesa Labangka Menurut Luas Lahan

Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase
Sawah Irigasi Teknis 24.61 4.1
Sawah Tadah Hujan 24.45 3.53
Pemukiman Umum 60 5.69
Pasar 1.2 0.02
Tempat Ibadah 1.17 0.02
Kuburan/Makam 3.7 0.17
Tempat Rekreasi dan Olahraga 1.92 0.09
Perkantoran Pemerintahan 1.74 0.07
Sekolah/lainnya 3.23 0.12
Lahan Terlantar 918 86.19
Sawah Irigasi Teknis 24.61 4.1
TOTAL 1,040.02 100.00

Sumber : Profil Desa Ombolata 2013.

Topografi wilayah Desa Ombolata berada pada ketinggian 0-150 m diatas permukaan laut
(dpl).Dengan tingkat lereng 15-40 % tersebar di wilayah bagian barat sedangkan bagian Timur
memiliki tingkat lereng 0 5 persen.Suhu rata-rata di Labangka tahun 2009 berkisar antara 250C
dengan kecepatan angin rata-rata 3 knot/jam.Curah hujan merupakan factor penting dalam
pembentukan iklim suatu wilayah. Curah hujan pada tahun 2011 yang dilaporkan dari 4 pos
pengamatan di kecamatan rata-rata tercatat 221,75 mm, sedang rata-rata hari hujan pada tahun 2011
adalah 12 hari per bulan.


B. Keadaan Penduduk
Penduduk sebagai sumber daya manusia merupakan subyek dalam pembangunan yang harus
mengenal karakteristiknya. Berdasarkan data dari kantor DesaLabangka, diperoleh rincian data jumlah
penduduk yang dijabarkan sebagai berikut.




Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk di desa Labangka sebanyak 1.724 jiwa yang terdiri dari 884 orang laki-laki dan 840
orang perempuan. Persentase jumlah penduduk Desa Labangka berdasarkan
jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel b sebagai berikut :

Tabel b Persentase Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di desa Omobolata Kecamatan
Lahewa , Kabupaten Nias Utara

No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 Laki-laki 884 51
2 Perempuan 840 48
Jumlah 1.724 100.00
Sumber :Profil Desa Ombolata, 2013

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa persentase perbandingan jumlah
penduduk laki-laki dan perempuan, dimana penduduk laki-laki hampir sebanding dengan jumlah
penduduk perempuan. Selisih jumlah penduduk laki-laki dan perempuan adalah 44 jiwa atau sebesar
2,52 %.


Status Usahatani Padi Sawah
Status Usahatani padi sawah, dalam artian apakah usahatani padi sawah merupakan mata
pencaharian utama atau sampingan, akan mempengaruhi sikap petani dalam menentukaan komoditi
usahatani mana yang akan menjadi prioritas (fokus) yang mendapat perhatian atau alokasi sumberdaya
yang relatif lebih besardan yang lebih kecil. Petani yang bermata pencaharian utama usahatani padi
sawah akan lebih memfokuskan pekerjaan atau sumberdayanya terhadap usahatani padi sawah,
sehingga petani akan lebih mengusahakan peningkatan produksi dan produktivitas padi sawah
daripada komoditi yang menjadi usahatani sampingan. Seluruh petani yang menjadi responden
menyatakan bahwa mereka memilih berusahatani padi sawah sebagai mata pencaharian utama
sehingga sumberdaya yang dimiliki petani dialokasikan terutama untuk usahatani padi sawah.

Pekerjaan Sampingan
Jenis pekerjaan sampingan yang dimiliki petani akan berpengaruhterhadap pendapatan
tambahan yang diperoleh rumah tangga, sehingga tingkat pendapatan tersebut akan berpengaruh
terhadap produktivitas usahatani.Pendapatan dari pekerjaan sampingan akan digunakan sebagai
tambahan modal dalam penyediaan sarana produksi yang lebih banyak sehingga hasil produksiyang
diperoleh akan lebih besar. Selain bertani, responden pada umumnya tidak memiliki pekerjaan
sampingan untuk menambah pendapatan rumah tangga karena tidak mempunyai keahlian lain selain
bertani. Sehingga sumber pendapatan yangmenjadi penunjang usahatani padi sawah adalah dengan
dengan berkebun tetapi umumnya tidak dikelola secara baik atau tidak diusahakan secara kontinyu.

Keputusan Bertani Padi Sawah
Keputusan bertani padi sawah dalam menentukan jenis, pola tanam, dan teknik produksi lainnya petani
bebas menentukan sendiri atau dipengaruhi adatistiadat setempat yang mengikat kebebasan petani
dalam mengambil keputusanusahatani. Keputusan yang diambil akan berpengaruh terhadap
produktivitas dankemajuan usahatani karena petani yang dinamis akan lebih mampu
mengadopsiteknologi usahatani.Teknologi dan inovasi bertujuan untuk meningkatkanproduktivitas
padi sawah dan taraf hidup petani. Keseluruhan petani responden menyatakan bahwa keputusan
dalamberusahatani diambil sendiri dengan kebebasan berdasarkan pemahaman danpengalaman petani
dan tidak terikat dengan aturan atau adat istiadat setempat.Segala usaha yang bertujuan untuk
peningkatan produktivitas usahatani terutama padi sawahakan dilakukan petani sesuai dengan
kemampuan sumberdayanyatanpa dipengaruhi faktor adat istiadat setempat.

Kondisi Tempat Tinggal
Rumah dikatakan layak sebagai tempat tinggal apabila rumah tersebut mempunyai atap,
dinding dan lantai.Salah satu indikasi rumah sehat lainnya adalah kualitas rumah tinggal. Pada tahun
2013, persentase rumah tangga di Desa Ombolata yang bangunan rumahnya permanen sebesar 28,38
persen, sedangkan yang tidak permanen sudah tidak ada lagi. Yang paling banyak adalah bangunan
rumah semi permanen dimana jumlahnya mencapai 71,62 persen. Sumber air minum tampaknya
mengalami peningkatan di Desa Ombolata hal ini terlihat dari persentase rumah tangga dengan sumber
air minum pompa listrik/tangan naik menjadi 33,33persen pada tahun 2011, dimana pada tahun 2010
persentasenya sebesar 30,00 persen.Yang terbesar persentase rumah tangga menggunakan air hujan
(41,67 persen) naik dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 40,00 persen. Sedangkan air
sungai/danau dan mata air pada tahun 2011 sudah tidak digunakan oleh rumah tangga.

Budidaya Tanaman Padi Sawah
Kegiatan berusahatani padi sawah di Desa Ombolata dilakukan mulai dari kegiatan persiapan
lahan dalam dengan mengolah lahan pada saat datangnya musim hujan sekitar bulan Desember
tergantung perkiraan petani berdasarkan pengalamannya sampai dengan masa panen sekitar bulan
April.Kegiatan berusaha tani padi sawah di Desa Ombolata umumnya dilakukan dengan sistem tanam
gilir balik.Varietas padi sawah yang digunakan petani adalah jenis Inpari.Berdasarkan pengalaman
petani di Desa Ombolata varietas padi sawah jenis Inpari dapat memberikan hasil yangrelatif lebih
tinggi jika ditanam di lahan kering daripada varietas padi sawahlainnya.Varietas jenis Inpari (IR64)
juga dianggap sesuai dengan kondisi tanah daniklim di Desa Ombolata oleh para petani.

Persiapan Lahan
Pada pengolahan pertama, mencangkul dilakukan sedemikian rupasehingga tanahnya terbalik,
yaitu yang semula di atas atau di permukaan menjadidi bagian bawah dan demikian sebaliknya yang
semula di bagian bawah menjadidi bagian atas.Kemudian disemprot dengan obat pembasmi rumput
pada tumbuhan yang kecil seperti ilalang. Pengolahan ini dimaksudkan untuk mematikan dan
membusukkanrerumputan yang semula terdapat di permukaan tanah dan kemudian akan terbenam ke
bagian bawah tanah. Pembalikan tanah bagian bawah ke atasbertujuan untuk menganginkan tanah
memberikan kesempatan bagi tanah untukmelepaskan racun-racun yang sangat mungkin terbentuk
dalam tanah.Keadaaan ini dibiarkan selama dua minggu hingga rerumputan yang terbenam
dianggapsudah membusuk atau melapuk dan racun-racun yang ada sudah menguap keudara.

Penanaman
Penanaman dilakukan dengan menggunakan alat tugal yang terbuat darikayu untuk membuat
lubang-lubang tanam pada kedalaman sekitar 2 hingga 5 cmpada lahan yang sebelumnya sudah diolah
terlebih dahulu, kemudian ke dalamlubang dimasukkan sekitar 5 sampai 7 bulir padi jenis Inpari
dengan jaraktanam pada umumnya kira-kira 20 x 20 sentimeter hingga 30 x 30 sentimeter.Setelah
bulir ditugalkan ke dalam tiap-tiap lubang tanam kemudian ditutupkembali dengan maksud agar bulir
yang ditugalkan tidak diganggu oleh burungatau binatang-binatang perusak atau pemakan bulir
lainnya. Pola tanam yang umumnya digunakan petani responden adalah dengansistem tanam gilir balik
dengan menanam padi sawah kemudianmenanam pisang di sekeliling lahan sebagai tanaman pencegah
erosi.Penanaman padi sawah pada umumnya dilakukan dengan sistem padi-palawija atau padi-
bera.Pola tanam padi-bera yang dilakukan sebagian petani responden disebabkan modal awal untuk
penanaman palawija setelah panen padi yang tidak mencukupisehingga setelah masa panen padi sawah
para petani lebih banyak yangmemberakan lahannya untuk kemudian ditanami padi lagi pada musim
hujan berikutnya.

Pemupukan
Pemupukan sangat perlu dilakukan untuk memperoleh hasil gabah yangmaksimal terutama di
lahan kering.Pertanaman padi sawah yang ideal yaitu yang mampu menghasilkan padi dalambentuk
gabah kering sebanyak 4 ton per hektar.Agar lahan tetap subur dan hasil gabah tetap tinggi tanaman
harus dipupuk.

Pengendalian Hama
Pengendalian hama dilakukan untuk mencegah atau membasmi hama dan penyakityang
menyerang tanaman padi sawah. Pengendalian hama adalah pekerjaan yang paling sulit bagi petani
karena serangan hama yang susah diprediksi dan jenis hama yang menyerang tanaman bermacam-
macam, karena lahan pada umumnya berada pada pinggir hutan maka jenis hama bisa berupa binatang
hutan seperti babi, monyet, tikus dan binatang lainnya. Jenis serangga seperti ulat, walang sangit dan
belalang biasanya menggunakan pestisidaseperti :Matador dan V3 atau jenis lainnya tergantung pada
jenis hama yang menyerang. Serangan hama tikusbiasanya menggunakan racun tikus seperti timex
atau tablet racun tikus. Hama babi dan monyet biasanya di basmi dengan cara dihalau atau dibuatkan
perangkap dan kadang-kadang juga menggunakan racun. Hama burung pipit dapat dihindari dengan
menanam serentak tetapi bila ada serangan burung pipit dapat dihalau dengan kentongan-kentongan
berupa kaleng bekas yag di gantung sekitar tanaman dan diberi tali agar dapat dibunyikan dari pondok
cara lain adalah menakut-nakuti burung pipit dengan membentangkan tali-tali nilon diatas hambaran
lahan.

Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan lahan dari gulma atau tanaman pengganggu
tanaman utama (padi sawah). Proses penyiangan dilakukan sekitarsebulan setelah benih ditanamkan
atau ditugalkan dengan menggunakan sabit dan cangkul. Pada periode ini benih mulai bertumbuh
sehinggapertumbuhan tanaman pengganggu seperti rerumputan, semak belukar, akanmenjadi saingan
berat bagi tanaman utama dalam memperoleh unsur hara daridalam tanah bahkan dapat mematikan
tanaman utama, atau gulma jika tidaksegera dimusnahkan.Agar padi dapat tumbuh dengan baik dan
tidak kekurangan zat makanan maka gulma atau tanaman pengganggu harus dibuang.Cara yang
dilakukan adalah dengan mencabut rumput atau gulma tersebut atau disemprot dengan herbisida (obat
pembunuh gulma/rerumputan).

Pemanenan
Setelah berumur 4 - 5 bulan padi sudah siap untuk di panen, tanda-tandanya adalah buah sudah
berwarna kuning tua seluruhnya dan daun tangkai buah juga sudah kuning.Pemetikan dilakukan
dengan cara menggunakan arit kemudian dikumpulkan dalam suatu wadah yang berukuran cukup
besar, kemudian dirontokan dengan alat penggilingan padi cara ini adalah cara modern ini telah
digunakan kurang lebih dari 3 tahun yang lalu. Setelah seluruh padi dalam bentuk gabah barulah gabah
tersebut dijemur selama 2-3 hari hingga kering, pekerjaan berikutnya adalah membersihkan gabah
yaitu memisahkan yang hampa dan yang berisi dengan cara ditampi atau disilir. Barulah dimasukan
dalam karung dan dibawa pulang kerumah untuk disimpan dilumbung sebagai GKS (gabah kering
simpan).Hasil panen padi sawah sebagian disimpan di lumbungpadi untuk nantinya digunakan sebagai
benih di musim tanam berikutnya jikatidak memiliki uang tunai untuk membeli benih dari kios atau
toko dengan resikokualitas yang jelas lebih rendah.


Hambatan-Hambatan Dalam Usahatani Padi Sawah
Hasil wawancara dengan responden, hambatan-hambatan yang dihadapi petani di
Desa Ombolata adalah faktor alam misalnya curah hujan yang sangat sedikit sehingga terkadang Padi
kekeringan. Hal lain yang berhubungan dengan serangan hama baik yang berupa binatang maupun
berupa serangga dan jenisnya bermacam-macam. Hambatan lainnya adalah membeli saprodi seperti
bibit, obat-obatan dan pupuk dengan harga yang cukup tinggi.Pemasaran hasil produksi juga
merupakan hambatan karena harga jual yang tidak menentu sehingga tidak member suatu rangsangan
bagi petani untuk berproduksi yang lebih besar.

Bibit
Bibit atau benih padi yang digunakan para petani padi sawah pada umumnya adalah jenis lokal
yan dipersiapkan sendiri oleh petani dari panenan sebelumnya, jenis-jenis tersebut dalam istilah
setempat antara lain jenis IR64. Harga bibit tersebut berkisar antara Rp. 9.000,- hingga Rp. 10.000,-
per kilogram.

Produksi
Hasil produksi usahatani padi sawah di Desa Labangka, pada umumnya adalah satu kali
setahun, biasanya mulai dari bulan Desember sampai April setiap tahun atau bertepatan dengan musim
hujan.

Laba
Laba adalah keuntungan yang diperoleh oleh petani padi sawah di Desa Ombolata, Lahewa
selisih dari penerimaan kotor atau TR dikurang seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani mulai dari
perintisan hingga panen dalam satu musin tanam.

Analisis
Analisis dan pengujian hipotesis diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang
telah dikemukakan pada bab terdahulu setelah semua data dan informasi yang diperlukan sudah
tersedia guna menguji hipotesis yang telah diajukan.


Pembahasan
Keuntungan sebesar Rp 4.333.725,00 adalah suatu angka yang cukup apabila kita menghitung
keuntungan per bulan responden sesuai denqan umur padi selama lima bulan berarti keuntungan per
responden per bulan Rp 866.745. Bila dihitung keuntungan per responden per bulan per hektar
diperoleh Rp 433.372,5. Bila di hitung besarnya pendapatan yang diperoleh petani padi sawah di Desa
Ombolata Kecamatan Lahewa Kabupaten Nias Utara untuk sekali panen adalah upah rata-rata Rp
4.382.250,00 ditambah dengan laba usahatani rata-rata Rp 4.333.725,00 menjadi Rp 8.715.975,00
berarti pendapatan rata-rata per bulan yang diperoleh petani dengan mata pencaharian usahatani padi
sawah sebesar Rp 1.743.195 angka ini sudah mencukupi memenuhi kebutuhan hidup seharihari karena
itu maka pada umumnya petani di Desa Ombolata selain usahatani padi sawah juga melakukan
usahatani lain seperti menanam sayur-sayuran untuk dijual ke pasar dan memenuhi kebutuhan sehari-
hari.





BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan dapatdisimpulkan sebagai berikut :
Usahatani padi sawah di Desa Ombolata memberikan keuntungan rata-rata yang signifikan bagi petani
yang ada di Desa Ombolata Kecamatan Lahewa Kabupaten Nias Utara dan rata-rata kelayakan
usahatani di daerah penelitian telah layak untuk dikembangkansehingga penelitian ini dapat
dilanjutkan.


5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka peneliti menyarankan sebagai
berikut:
1. Usahatani padi sawah lebih ditingkatkan lagi supaya dapat memberikan keuntungan yang
maksimal dengan cara mengoptimalkan penggunaan benih, pupuk, obat-obatan hama dan
perawatan tanaman.
2. Menambah penggunaan modal dalam usahatani padi sawah di Desa Ombolata Kecamatan
Lahewa, dengan cara instansi terkait menambah besaran bantuan pinjaman (kredit) pada
kelompok tani di Desa Labangka sehingga para petani dapat memproduksi padi sawah dengan
kualitas maksimal.
3. Penulis menyadari masih terdapat banyaknya kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.



























DAFTAR PUSTAKA
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PPT) Padi. Departemen Pertanian.
Pembangunan Pertanian: Paradigma, Kinerja dan Opsi Kebijakan.
Budiono. 2002. Pemupukan di Lahan Sawah. Puslittanak, Badan Litbang Pertanian BPS (Badan Pusat
Statistik) 2011.
Ghozali, Imam. 2008. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Undip Press.
Haryadi. 2008. Teknologi Pengolahan Beras. Universitas Sumatera Utara
Hidayat, Hamid. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian Medan
Husein Umar, 2003. Metode Penelitian. Salemba Empat. Jakarta.
Kasryno, Faisal. 1996. Meningkatkan Pemanfaatan Sumber Daya Pertanian dan
Pengembangan Sistem Usaha Pertanian Menuju Era Globalisasi Ekonomi, Litbang Pertanian,
Jakarta.
Kustiawati Ningsih, 2010. Analisis Resiko Produksi dan Efisiensi Alokasi Sumberdaya
Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Muhammad, Nur. 2009. Tingkat Pengaruh Berbagai Faktor Terhadap Produksi Padi Sawah di
Kecamatan Lahewa, kabupaten Nias Utara Provinsi Sumatera Utara
Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Sastraadmaja, Entang. 1984. Ekonomi Pertanian Indonesia. Angkasa Anggota IKAPI.
Ilmu Usaha Tani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil.
Utomo, Yuni Prihadi. 2007. Eksplorasi data dan analisis Regresi dengan SPSS.

Anda mungkin juga menyukai