Anda di halaman 1dari 24

PROBLEMATIK

A DALAM
KEMITRAAN
KELOMPOK 11
Dosen Pengampu:
Anang Haris Firmansyah, M. Pd
Nama Anggota Kelompok:
1. Bhara Fitra Kustianingrum (126401202057)
2. Jeni Purniawan (126401202069)
3. Nabila Qurroti Ain (126401202081)
Table Of Contents

01 02 03
Pola Kemitraan dan Problematika Menyiasati Permodalan
Diversifikasi Usaha Kemitraan Usaha Usaha Kecil

04 05
Peran Perbankan Dalam Dukungan
Kemitraan Pemeberdayaan ekonomi
Rakyat
01
POLA KEMITRAAN DAN
DIVERSIFIKASI USAHA
Kemitraan usaha adalah jalinan kerja sama usaha yang saling
menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha
menengah/besar (Perusahaan Mitra) disertai dengan pembinaan
dan pengembangan oleh pengusaha besar, sehingga saling
memerlukan, menguntungkan dan memperkuat. Kemitraan
usaha akan menghasilkan efisiensi dan sinergi sumber daya
yang dimiliki oleh pihak-pihak yang bermitra dan karenanya
menguntungkan semua pihak yang bermitra. Kemitraan juga
memperkuat mekanisme pasar dan persaingan usaha yang
efisien dan produktif.
POLA
KEMITRAAN
1. Kerja sama keterkaitan antar hulu-hilir (forward linkage)

2. Kerja sama keterkaitan antar hilir-hulu (backward


linkage)

3. Kerja sama dalam Pemilik Usaha

4. Kerja sama dalam bentuk bapak dan anak-angkat


POLA KEMITRAAN

5. Kerja sama dalam bentuk bapak angkat sebagai pemodal ventura

6. Pola inti plasma

7. Sub kontrak

8. Pola dagang umum

9. Waralaba
Diversifikasi Usaha merupakan strategi untuk meningkatkan usaha
(laba) sekaligus memperkecil risiko kerugian akibat adanya fluktuasi
harga (terutama di sektor pertanian) dengan cara memperbanyak jenis
usaha. Diversifikasi usaha ini mempunya 2 sifat, yaitu:

○ Vertikal, yakni pengembangan usaha di sisi hulu dan atau hilir


usaha induk. Misalnya, usaha induknya adalah pabrik tepung
tapioka. Jadi, usaha hulunya adalah pertanian ubi kayu
(sebagai bahan baku tapioka) dan usaha hilirnya adalah
industri kerupuk udang (yang menggunakan bahan baku
tapioka).
○ Horizontal, yakni pengembangan usaha lain yang tidak terkait
dengan usaha induknya, misalnya usaha induk berupa industri
tepung tapioka dan usaha lain yang akan dikembangkan adalah
transportasi angkutan umum atau perdagangan hasil bumi.
Beberapa tahapan dapat dilakukan ketika ingin melakukan
diversifikasi atau ekspansi usaha, yaitu:

1. Kemitraan. Pola kerja sama dengan dasar sama visi, misi, dan
tujuan dapat dilakukan dalam diversifikasi usaha disebut dengan
kemitraan usaha.

2. Membeli perusahaan. Ini adalah pilihan relatif juga konservatif,


walau lebih progresif dibandingkan dengan pola kemitraan. Namun,
investasi relatif lebih besar dan risiko juga lebih besar, walau dengan
membeli perusahaan yang sudah ada.

3. Membuat perusahaan. Jika dilihat dari aspek risiko dari tiga


alternatif diversifikasi usaha maka ekspansi dengan membuat
perusahaan baru tentu lebih besar, tetapi sebagai pendatang baru ada
sisi keberuntungan dan ada sisi kesulitan.
Diversifikasi usaha dilakukan dengan beberapa tujuan, antara
lain sebagai berikut:
1. Pertumbuhan dan nilai tambah
2. Meratakan risiko
3. Mencegah monopoli pesaing
4. Mencapai sinergi
5. Mengendalikan pemasok dan distributor
Diversifikasi usaha dapat dibagi menjadi berbagai macam golongan, di
antaranya:
1. Diversifikasi Usaha Berkaitan
adalah diversifikasi usaha pada perusahaan ke dalam bisnis lain yang
masih berkaitan dengan bisnis sebelumnya. Diversifikasi usaha berkaitan
ini dapat mengembangkan suatu strategi bisnis yang sesuai dengan bisnis
satu dengan bisnis yang lainnya.
2. Diversifikasi Usaha Tidak Berkaitan
adalah diversifikasi usaha perusahaan ke dalam suatu bisnis yang tidak
mempunyai hubungan erat dengan bisnis sebelumnya.
02
PROBLEMATIKA
KEMITRAAN USAHA
1. Komitmen yang tidak sama antar mitra
Seperti yang akan dikatakan oleh seorang pelaku bisnis, memulai bisnis membutuhkan
komitmen finansial dan pribadi yang besar. Sebagai pemilik tunggal, hanya kita sendiri
yang bertanggung jawab atas keberhasilan (atau kegagalan) bisnis tersebut.
2. Perbedaan Nilai antara mitra bisnis
Banyak kemitraan tidak berhasil karena mitra tidak memiliki nilai dan/atau tujuan bisnis
yang selaras. Seiring bisnis berkembang, perbedaan bisa menjadi sumber gesekan yang
semakin meningkat. Meski tujuan hidup pribadi seharusnya tidak mempengaruhi kemitraan,
kenyataannya tidaklah seperti itu.
3. Kurangnya Kesuksesan
Membangun bisnis membutuhkan kesabaran dan ketekunan dan agar bisnis bisa sukses,
pemilik harus siap untuk membuat komitmen jangka panjang. Selain itu, banyak bisnis
berada dalam industri siklis dan pemilik bisnis mungkin perlu membiasakan diri dengan
periode pertumbuhan dan fluktuasi pendapatan bisnis yang lamban.
4. Kepribadian yang tidak cocok
Berbagi risiko dan memiliki skill yang membantu satu sama lain adalah beberapa
keuntungan besar dari kemitraan bisnis, namun jika kepribadian rekan kerja tidak cocok,
ada kemungkinan dimana bisnis Anda akan mengalami masalah.
Kegagalan implikasi sistem kemitraan dapat terjadi
karena ketidakdisiplinan manajemen perusahaan mitra,
termasuk krisis keuangan yang dihadapi oleh pihak-pihak
yang bermitra. Demikian pula apabila terjadi
penyimpangan dari ketentuan-ketentuan yang disepakati
dengan kenyataan yang menyangkut keahlian para
petugas lapangan.
03
MENYIASATI
PERMODALAN USAHA
KECIL
Mulai berkembangnya teknologi dan perkembangan
perusahaan yang semakin banyak menjadi perusahaan-
perusahaan besar, maka tentu saja harus memiliki modal
yang lebih besar lagi. Modal di dalam sebuah perusahaan
merupakan suatu masalah yang tidak akan pernah ada
habisnya, dikarenakan permasalahan tentang modal tersebut
memuat berbagai macam aspek. Sehingga pengertian modal
yang klasik yaitu di mana modal tersebut merupakan sebuah
hasil dari suatu produksi yang kemudian akan digunakan
untuk memproduksi lebih lanjut.
Pada saat ini layanan yang diberikan kebanyakan hanya berupa pelatihan.
Sebenarnya pelatihan juga sangat diperlukan akan tetapi hendaknya
disertai kegiatan pendampingan. Hal ini dikarenakan dengan adanya
pendampingan maka pemerintah bisa menindaklanjuti kegiatan pelatihan
yang ada. Selain adanya pendampingan dan juga pelatihan adapun cara
lain dalam menyiasati keterbatasan modal yaitu:
1. Perbanyak relasi, dekati kerabat maupun teman
2. Mencari rekan bisnis
3. Memanfaatkan ruang yang ada di rumah kita sendiri sebagai alternatif
sementara
4. Memperkerjakan staf dengan sistem bagi hasil
5. Menggunakan media yang tidak berbayar sebagai tempat promosi
04
PERAN PERBANKAN
DALAM KEMITRAAN
Pernyataan yang mendasar dalam kemitraan adalah adakah manfaat
kemitraan bank dan lembaga lain untuk mendukung Pemberdayaan
UMKM? Jawabannya adalah sangat bermanfaat karena UMKM sangat
membutuhkan modal, sedangkan bank adalah lembaga yang lahir sebagai
agent of trust and agent develpment. Agent of trust adalah suatu lembaga
perantara (intermedary) yang dipercaya untuk melayani segala kebutuhan
dari dan untuk masyarakat. Sedangkan Agent development, bank adalah
sebagai lembaga perantara yang dapat mendorong kemajuan
pembangunan melalui fasilitas pembiayaan dengan kemudahan
pembayaran serta penarikan dalam proses transaksi bagi pelaku ekonomi
(UMKM). Pola kemitraan perbankan untuk UMKM salah satunya adalah
pola hubungan executing yaitu pihak pelaksana bertanggung jawab
terhadap risiko tunggakan pokok dan bagi hasil.
05
DUKUNGAN
PEMBERDAYAAN
EKONOMI RAKYAT
Pemberdayaan masyarakat mutlak dilakukan, dan setiap pemerintah daerah serta
perangkatnya harus berperan besar memberdayakan warganya, terutama
merangsang, mendorong, atau memotivasi setiap individu agar mempunyai
kemampuan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya. Fungsi
pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kekuatan masyarakat, atau
penyiapan kepada masyarakat berupa pemberdaya, kesempatan, pengetahuan, dan
keahlian guna meningkatkan kapasitas diri masyarakat di dalam menentukan masa
depan mereka. Pelaksanaan fungsi pemerintah daerah dikatakan berhasil apabila
masyarakat di daerah setempat telah bardaya dari aspek pendidikan, ekonomi, sosial
budaya, psikologi, dan politik.
Pemerintah memiliki peranan penting, berikut ini adalah peran
pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat;
1. Sebagai regulator, pemerintah memberikan acuan dasar yang
selanjutnya diterjemahkan oleh masyarakat sebagai instrumen untuk
mengatur setiap kegiatan pelaksanaan pemberdayaan di masyarakat.
2. Sebagai dinamisator, pemerintah berperan melalui pemberian
bimbingan dan pengarahan yang intensif dan efektif kepada
masyarakat.
3. Sebagai fasilitator, pemerintah berusaha menciptakan atau
memfasilitasi suasana yang tertib, nyaman dan aman, termasuk
memfasilitasi tersedianya sarana dan prasarana pembangunan.
Dalam melaksanakan pemberdayaan
3. Perlindungan; melindungi masyarakat,
perlu dilakukan melalui berbagai
menghindari terjadinya persaingan yang
pendekatan. Menurut Suharto
tidak seimbang antara yang kuat dan
penerapan pendekatan pemberdayaan
yang lemah, dan mencegah terjadinya
dapat dilakukan melalui 5P yaitu;
eksploitasi kelompok kuat terhadap
kelompok lemah.
1. Pemungkinan; menciptakan suasana
4. Penyokongan; memberikan bimbingan
atau iklim yang memungkinkan potensi
dan dukungan agar masyarakat mampu
masyarakat berkembang secara
menjalankan perannya dan tugas-tugas
optimal.
kehidupannya.
2. Penguatan; memperkuat pengetahuan
5. Pemeliharaan; memelihara kondisi yang
dan kemampuan yang dimiliki
kondusif agar tetap terjadi
masyarakat dalam memecahkan
keseimbangan distribusi kekuasaan
masalah dan memenuhi kebutuhan-
antara berbagai kelompok dalam
kebutuhannya.
masyarakat.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai