Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENGANTAR BISNIS 26/ 27/ 28

TUGAS ke 2

NIM : 043654399
Nama Lengkap : Ardi
No HP/WA : 081545555512

1. Bentuk kepemilikan bisnis adalah bentuk kegiatan dilihat dari siapa pemilik atau
pendirinya, sumber modalnya, apa tujuannya, sehingga dapat bermacam-macam bentuk
kepemilikan bisnis. Jelaskan klasifikasi bisnis berdasarkan kegiatannya.

Jawab :

Bisnis datang dalam berbagai jenis dan oleh karena itu bisnis dapat di kelompokkan dengan cara
yang berbeda. Salah satu dari sekian banyak cara yang dapat di gunakan adalah dengan
mengelompokkan usaha sesuai dengan kegiatan yang mereka lakukan untuk mendapatkan
keuntungan, sebagai berikut :

1. Manufaktur
Sebuah perusahaan yang membuat produk dari bahan baku atau komponen dan kemudian
menjualnya untuk mendapatkan keuntungan. Contoh manufaktur adalah perusahaan yang
memproduksi produk fisik seperti mobil atau pipa.

2. Perusahaan Jasa
Ini adalah perusahaan yang memproduksi barang tidak berwujud dan menghasilkan keuntungan
dengan membebankan biaya untuk layanan yang diberikannya. Contoh perusahaan jasa adalah
konselor dan psikolog.

3. Pengecer dan Distributor


Ini adalah perantara antara produsen dan konsumen antara barang. Sebagian besar toko dan
bisnis berfokus pada distributor atau pengecer.

4. Pertanian dan Pertambangan


Adalah perusahaan yang memproduksi bahan baku seperti tanaman atau mineral.

5. Urusan Keuangan / Financial


Ini adalah bisnis yang diuntungkan dari investasi dan manajemen modal.

6. Perdagangan Informasi
Terutama merupakan bisnis yang menguntungkan dari penjualan kembali kekayaan intelektual.

7. Utilitas
Adalah perusahaan yang mengoperasikan utilitas seperti listrik dan air dan sering didanai oleh
pemerintah.

8. Bisnis Property / Real Estat


Adalah bisnis yang menguntungkan dengan menjual, menyewakan dan mengembangkan real
estate, rumah dan bangunan.
9. Perusahaan pelayaran
Bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan mengirimkan barang atau orang dari satu tempat
ke tempat lain.

Kesimpulan
Ada yang berpendapat bahwa hal terpenting dalam kehidupan bisnis bukanlah seberapa baik kita
mengenal perusahaan, tetapi tindakan yang dapat di ambil. Sudah terbukti banyak orang sukses
yang secara teori cukup sulit menjelaskan arti bisnis dan segala jenis bisnis.

Tetapi ketika mereka berlatih, mereka bisa menjadi luar biasa dalam tindakan mereka jauh
melampaui teori-teori yang di jelaskan di perguruan tinggi. Padahal, kelangsungan hidup suatu
bisnis di pengaruhi oleh banyak faktor termasuk kondisi ekonomi suatu negara.

Perubahan kondisi ekonomi dapat mengakibatkan matinya perusahaan lama di satu sisi, dan
dapat di gunakan sebagai peluang munculnya perusahaan baru, di sisi lain. Banyak faktor yang
dapat mempengaruhi kelangsungan hidup suatu usaha/usaha, tidak hanya faktor ekonomi saja.

Faktor persaingan usaha antara lain regulasi nasional, politik, kondisi sosial/budaya, tren,
teknologi, dll. Hal ini juga dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis. Untuk itu para
wirausahawan harus jeli melihat peluang dan memanfaatkannya, karena dunia bisnis yang penuh
tantangan dan kesenangan tidak akan selalu menghasilkan kesuksesan.

2. Perusahaan biasanya menyusun tujuan jangka menengah ini pada beberapa bidang atau
departement, seperti pemasaran keuangan, sumber daya manusia, Operasional, dan
sebagainya. Sementara tujuan jangka pendek merupakan tujuan yang harus dicapai
dalam jangka waktu satu tahun. Sama halnya dengan tujuan jangka menengah tujuan
jangka pendek juga disusun untuk berbagai bidang. Setelah tujuan dan sasaran
perusahaan tersusun, perusahaan kemudian menyusun Strategi untuk mencapai tujuan
tersebut. Jelaskan mengenai strategi dan tiga tipe strategi perusahaan.

Strategi berasal dari kata Yunani strategos, yang berarti Jenderal. Oleh karena itu kata strategi
secara harfiah berarti “Seni dan Jenderal”. Kata ini mengacu pada apa yang merupakan
perhatian utama manajemen puncak organisasi. Secara khusus, strategi adalah penempatan misi
perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengikat kekuatan eksternal dan internal,
perumusan kebijakkan dan strategi tertentu mencapai sasaran dan memastikan implementasinya
secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.

Tiga jenis strategi, yaitu forward, backward, dan horizontal seringkali disebut sebagai strategi-
strategi vertical integration. Namun, tidak jarang yang memaksudkan integrasi vertikal sebagai
hanya integrasi forward dan backward saja.

a. Forward Integration
Integrasi ke hilir melibatkan upaya untuk memperoleh kepemilikan (saham perusahaan)
lebih besar atau meningkatkan kontrol terhadap para distributor dan peritel. Salah satu
bentuk/cara efektif untuk melakukan strategi ini adalah waralaba (franchising). Begitu
banyak perusahaan berminat di bidang ini sebagai upaya untuk mendistribusikan produknya
(barang maupun jasa). Salah satu alasan terbesar hadirnya bentuk waralaba ini adalah realita
bahwa model ini sebetulnya merupakan upaya untuk membagi biaya dan peluang kepada
banyak pihak. Perhatikan gejala bermunculannya factory outlet yang merupakan salah satu
bentuk strategi ini. Contoh lain adalah perusahaan farmasi Kimia Farma dengan Apotik
Kimia Farma-nya dan perusahaan sepatu BATA dengan toko BATA-nya. Perhatikan pula
Coca Cola dengan perusahaan pembotolan di berbagai negara serta keputusan untuk membeli
perusahaan fastfood.
b. Backward Integration
Integrasi ke hulu merupakan suatu strategi yang mengupayakan kepemilikan atau
meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Hal ini dibutuhkan karena baik
produsen maupun peritel selalu membeli bahan baku dari perusahaan pemasok. Strategi ini
menjadi menarik terutama ketika perusahaan pemasok yang saat ini ada ternyata tidak dapat
diandalkan (unreliable), terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
Langkah ini dapat disebut sebagai upaya “mengamankan” jalur pasokan perusahaan terhadap
kebutuhan dalam rangka proses produksinya. Contoh yang menarik adalah Harian Jawa Pos
yang mendirikan pabrik kertas untuk menjamin ketersediaan pasokan kebutuhan bahan
bakunya. Perhatikan pula Gudang garam yang memiliki pabrik kertas rokok di Afrika.
Namun demikian, perlu pula dicermati munculnya kecenderungan bahwa berbagai
industri besar mulai melakukan aktivitas de-integrasi (deintegration), yaitu melepas berbagai
aktivitas yang “seharusnya” menjadi bagian dari aktivitas perusahaan pemasok. Tidak
tertutup kemungkinan, sampai pada level tertentu, ternyata perusahaan menemukan bahwa
integrasi ke hulu bukan lagi solusi tepat untuk unggul dalam persaingan, karena menjadi
semakin membebani keuangan perusahaan. Oleh karenanya, kecenderungan perusahaan
untuk melakukan outsourcing kemudian menjadi berkembang pesat. Perhatikan kebijakan
Sampoerna ketika melakukan outsourcing produksi rokok kretek tangan kepada berbagai
koperasi di Jawa Tengah.
c. Horizontal Integration
Strategi integrasi ke samping merupakan strategi yang dilakukan dalam bentuk membeli
atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pesaing. Salah satu kecenderungan paling
signifikan dalam kompetisi perusahaan saat ini adalah meningkatnya upaya untuk melakukan
integrasi ke samping sebagai suatu strategi pertumbuhan. Merjer, akusisi, dan
pengambilalihan perusahaan yang sedang bersaing memberikan peluang terjadinya skala
ekonomi (economies of scale) serta mendorong terjadinya transfer sumber daya dan
kompetensi perusahaan. Dalam artikelnya, Kenneth Davidson (Davidson, 1987) mengungkap
bahwa merjer di antara perusahaan yang tidak bergerak di bidang yang sama merupakan
suatu kesalahan. Tetapi merjer yang terjadi pada perusahaan yang sedang bersaing langsung
(direct competitors) memberikan peluang yang besar untuk menyatukan potensi agar menjadi
lebih efektif, efisien, dan kompetitif. Contoh pelaksanaan strategi integrasi horisontal adalah
ketika toko obat Guardian membeli Shop-in atau Indofood membeli SuperMie, dan ketika
beberapa bank membentuk Bank Mandiri.

3. Untuk mengetahui kualitas atau mutu sebuah barang maupun jasa dapat melihat dari
standar mutu yang dimiliki perusahaan. Sebagai organisasi global, ISO menjadi standar
untuk jaminan mutu produk. Jelaskan perbedaan standar ISO 9000 dan ISO 14000.

ISO 9000 adalah seperangkat standar internasional yang mengatur mutu dan kualitas suatu
produk atau jasa yang dihasilkan dan akan dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan di
berbagai negara.

Pengertian dari manajemen/sistem mutu sendiri adalah tindakan mengawasi semua aktivitas
produksi untuk mempertahankan tingkat keunggulan yang diinginkan. Sistem ini juga
disebut sebagai manajemen kualitas total atau biasa disingkat TQM.
Secara umum, TQM berfokus pada tujuan jangka panjang perusahaan melalui implementasi
jangka pendek. Kontrol kualitas (QC) juga menjadi bagian penting dari TQM, yang membuat
perusahaan harus mempertahankan atau meningkatkan mutu tanpa membuat kesalahan.

Pertama kali diterbitkan pada Maret 1987, ISO 9000 telah menjadi standar tersukses dalam
sejarah Organisasi Standarisasi Internasional di sektor jasa, pendidikan, dan pemerintahan. ISO
9000 pertama kali mendapatkan popularitas di Eropa, dan kemudian menyebar ke AS pada
tahun 1990-an.

Seiring dengan berkembangnya, pandangan dunia tentang jaminan kualitas mulai berubah, dan
popularitas dari seri ISO 9000 membuka jalan bagi standar sistem manajemen lainnya termasuk:

 ISO 14000: sistem manajemen lingkungan.


 ISO 26000: panduan tentang tanggung jawab sosial.
 ISO 31000: prinsip dan pedoman manajemen risiko.
Standar ini tidak spesifik untuk satu industri dan dapat diterapkan pada organisasi dalam
berbagai ukuran. Secara umum, tujuan perusahaan menggunakan standar ISO 9000 adalah:

 Membantu perusahaan memuaskan pelanggan.


 Memenuhi persyaratan peraturan internasional.
 Meningkatkan produksi yang berkelanjutan.
Singkatnya, ISO 9000 adalah standar sistem mutu, bukan standar produk teknis. Seri dari ISO
9000 sendiri berisi empat standar, yaitu ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003, dan ISO 9004. Setiap
perusahaan bisa memilih salah satu dari empat standar ini yang dianggap paling relevan dengan
aktivitas bisnis yang dijalankan.
ISO 14000 pertama kali diperkenalkan pada tahun 1996 oleh Organisasi Standarisasi
Internasional dan terakhir direvisi pada 2015. Pengertian dari ISO 14000 adalah seperangkat
aturan dan standar yang dibuat untuk membantu perusahaan mengurangi limbah
industri dan dampak buruk terhadap lingkungan.
Meskipun sangat bagus untuk lingkungan, namun sertifikasi ini bersifat opsional untuk
perusahaan alias tidak wajib. ISO 14000 mencakup beberapa standar yang mencakup:

 Memperhatikan fasilitas atau alat yang digunakan untuk mengolah atau membuat suatu
produk.
 Memperhatikan lingkungan sekitar pabrik.
 Memperhatikan siklus hidup produk (seperti memahami dampak bahan mentah yang
digunakan dalam produk dan dampak pembuangan produk tak terpakai atau limbah).
Jenis sertifikasi ini dapat digunakan sebagai alat pemasaran untuk menjual produk ke konsumen
yang lebih suka produk ramah lingkungan dan dapat membantu perusahaan menjual produk ke
perusahaan lain/supplier yang juga menggunakan ISO 14000.

Manfaat lainnya adalah dapat membantu mengurangi biaya produksi, karena mendorong
perusahaan menggunakan sumber daya secara efisien alias tidak boros. Hal ini juga dapat
mengarah pada pencarian cara untuk mendaur ulang kemasan produk yang sudah tidak lagi
digunakan.

Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat jelas bahwa standar ISO 9000 dan 14000 memiliki
perspektif yang berbeda. Singkatnya, ISO 9000 menangani Persyaratan Sistem Manajemen
Mutu (QMS), sedangkan ISO 14000 menangani Persyaratan Sistem Manajemen
Lingkungan (EMS).

Anda mungkin juga menyukai