Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TUTORIAL 2

MATA KULIAH
PENGANTAR BISNIS

NAMA : FADILA CAHYANI


NIM : 044245219
1. Bentuk kepemilikan bisnis adalah bentuk kegiatan dilihat dari siapa
pemilik atau pendirinya, sumber modalnya, apa tujuannya, sehingga
dapat bermacam-macam bentuk kepemilikan bisnis. Jelaskan
klasifikasi bisnis berdasarkan kegiatannya.
2. Perusahaan biasanya menyusun tujuan jangka menengah ini pada
beberapa bidang atau departement, seperti pemasaran keuangan,
sumber daya manusia, Operasional, dan sebagainya. Sementara
tujuan jangka pendek merupakan tujuan yang harus dicapai dalam
jangka waktu satu tahun. Sama halnya dengan tujuan jangka
menengah tujuan jangka pendek juga disusun untuk berbagai
bidang. Setelah tujuan dan sasaran perusahaan tersusun,
perusahaan kemudian menyusun Strategi untuk mencapai tujuan
tersebut. Jelaskan mengenai strategi dan tiga tipe strategi
perusahaan.
3. Untuk mengetahui kualitas atau mutu sebuah barang maupun jasa
dapat melihat dari standar mutu yang dimiliki perusahaan. Sebagai
organisasi global, ISO menjadi standar untuk jaminan mutu
produk. Jelaskan perbedaan standar ISO 9000 dan ISO 14000.

Jawab:

1. Berdasarkan kegiatannya, bisnis dapat dikelompokkan menjadi:


1. Manufaktur, yaitu bisnis yang menghasilkan produk yang
berasal dari barang mentah atau komponen-komponen,
kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan. Contoh
manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang fisik
seperti kendaraan.
2. Bisnis jasa, yaitu bisnis yang menghasilkan barang yang tidak
berwujud, dan mendapatkan keuntungan dengan cara meminta
bayaran atas jasa yang mereka berikan. Contoh bisnis jasa
adalah konsultan hukum, psikolog, jasa pendidikan.
3. Pengecer dan distributor merupakan pihak yang berperan
sebagai perantara barang antara produsen dengan konsumen.
Kebanyakan toko dan perusahaan yang berorientasi konsumen
merupakan distributor atau pengecer.
4. Bisnis pertanian dan pertambangan adalah bisnis yang
menghasilkan barang-barang mentah, seperti tanaman
pertanian, perkebunan, atau mineral tambang.
5. Bisnis finansial adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan
dari investasi dan pengelolaan modal. Bisnis ini dapat dilihat
pada sektor perbankan, asuransi, pasar modal, pengadaian,
dan masih banyak lagi.
6. Bisnis informasi adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan
terutama dari penjualan kembali properti intelektual
(intelellectual property). Bisnis informasi ini dapat dilihat
misalnya pada perusahaan pertelevisian, radio, surat kabar,
majalah, buku, dan berbagai jenis informasi lainnya yang dapat
digunakan.
7. Bisnis utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk
publik, seperti listrik dan air yang biasanya didanai oleh
pemerintah dan merupakan perusahaan yang dimonopoli oleh
pemerintah.
8. Bisnis real estate adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan
dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan
properti, rumah, dan bangunan.
9. Bisnis tranportasi adalah bisnis yang menyediakan produk
berupa layanan transportasi, biasanya diakomodir oleh
pemerintah daerah maupun perseorangan/swasta, untuk
mendapatkan keuntungan dengan cara mengantarkan barang
atau individu dari sebuah lokasi ke lokasi yang dituju.

2. Jelaskan mengenai
strategi dan tiga tipe strategi
perusahaan!
3. Strategi adalah sebuah
cara atau tindakan yang
bersifat meningkat
(incremental) dan
4. berlangsung terus
menerus. Strategi biasa
dilakukan menurut analisa
serta sudut pandang
5. mengenai tujuan yang
ingin dicapai dan
diharapkan. Pada umumnya,
ada empat bagian
6. dari strategi utama
dengan beragam tipe
turunannya. Berikut adalah
tipe strategi yang
7. dikelompokkan menurut
David, 1998; Porter, 1980
dan 1985, yaitu
2. Jelaskan mengenai strategi dan tiga tipe strategi perusahaan.

Strategi merupakan penentuan sasaran atau tujuan jangka panjang


dari suatu kegiatan, mengadopsi tindakan atau alokasi sumber daya
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Elemen kunci yang
dibutuhkan dalam mencapai tujuan adalah kombinasi antara penetapan
atau penyusunan tujuan dan tindakan yang diperlukan. Dalam
penelitiannya, Chandler menyatakan adanya hubungan antara strategi
dan struktur organisasi (cole, 2004). Dalam pandangannya, struktur
organisasi akan mengikuti strategi yang disusun, sehingga penetapan
strategi perusahaan atau organisasi membawa dampak pada struktur
organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan atau sasaran
organisasi.
Menurut Whelen dan Hunger (2008:15) ada beberapa tingkatan dalam
strategi untuk perusahaan besar. Ada tiga tingkatan strategi manajemen
yang berkembang sesuai dengan perkembangan perusahaan.

1. Strategi Korporasi (Corporate Strategy)


Ini adalah strategi yang mencerminkan seluruh arah perusahaan
yang bertujuan menciptakan pertumbuhan bagi perusahaan secara
keseluruhan dan bagi manajemen berbagai macam bisnis lini produk.
Ada tiga jenis strategi yang dapat dipakai pada tingkat strategi ini,
yaitu:
 Strategi pertumbuhan (growth strategy) Strategi yang
berdasarkan pada tahap pertumbuhan yang sedang dilalui
perusahaan
 Strategi stabilitas (stability strategy) Strategi dalam
menghadapi kemerosotan penghasilan yang sedang dihadapi
oleh suatu perusahaan
 Retrenchment strategy Strategy yang diterapkan untuk
memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan
perusahaan.

2. Strategy Bisnis (Business Strategy)


Strategy ini digunakan pada tingkat produk atau unit bisnis dan
merupakan strategi yang menekankan pada perbankan posisi
bersaing produk atau jasa pada spesifikasi atau segmen pasar
tertentu. Terdapat tiga macam strategi yang bisa digunakan pada
strategi tingkat bisnis ini, yaitu:
 Strategi kepemimpinan biaya
 Strategi diferensiasi
 Strategi fokus

Strategi pada tingkat ini dirumuskan dan ditetapkan oleh para


manajer yang diserahi tugas tanggung jawab oleh manajemen puncak
atau mengelola bisnis bersangkutan.

3. Strategi Fungsional (Fungsional Strategy)


Strategi ini digunakan pada level fungsional seperti operasional,
pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia. Strategi ini
mengacu pada dua tingkatan strategi sebelumnya yaitu strategi
korporasi dan strategi bisnis. Strategi fungsional juga disebut sebagai
value-based-strategy. Berfokus pada memaksimumkan produktivitas
sumber daya yang digunakan dalam memberikan value terbaik untuk
pemenuhan kebutuhan pelanggan.

Berikut adalah tipe strategi yang dikemukakan oleh David (2011):


1. Strategi Integrasi
Strategi ini juga biasa dikenal dengan vertical integration. Berikut
merupakan penjabaran mengenai strategi integrasi:
a. Strategi Integrasi ke Depan
Strategi ini melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan
control atas distributor atau pengecer. Biasanya cara yang
efektif untuk mengimplementasikan integrasi ke depan adalah
waralaba (franchising). Contohnya dengan cara membangun
situs web secara langsung menjual produk mereka kepada
konsumen.
b. Strategi Integrasi ke Belakang
Merupakan strategi untuk mendapatkan kepemilikan terhadap
produk atau bahan baku. Strategi ini diperlukan untuk
meningkatkan pengawasan yang lebih ketat terhadap supplier
(integrasi hulu). Strategi ini sangat cocok ketika pemasok
perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau
tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
c. Strategi Integrasi Horizontal
Merupakan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan
pengawasan terhadap para pesaing, dengan demikian segmen
pasar lebih mudah dikuasai/diperluas. Selain itu, strategi ini
dapat dipergunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi.

2. Strategi Intensif

a. Penetrasi Pasar

Strategi ini berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa


saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar
mencakup meningkatkan jumlah tenaga penjual, jumlah belanja
iklan, menawarkan promosi penjualan yang ekstensif, atau
meningkatkan usaha publisitas.

b. Pengembangan Pasar

Merupakan strategi yang berusaha untuk memperkenalkan produk


atau jasa yang sudah ada pada daerah (geografis) baru, serta
memperluas jaringan distribusi. Strategi ini dapat dilakukan bila
perusahaan memiliki jaringan distribusi yang kuat dan adanya
peluang pasar baru, sehingga memungkinkan untuk melakukan
penambahan kapasitas produksi. Jadi strategi ini dapat dilakukan
dengan menambah saluran distribusi ke wilayah-wilayah pasar yang
baru secara geografis.

c. Pengembangan Produk

Merupakan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan


dengan cara memperbaiki produk yang sudah ada dan atau
mengembangkan produk yang baru. Strategi ini dapat dilakukan bila
perusahaan memiliki kemampuan untuk membuat/mengembangkan
produk baru, dimana perekonomian sedang tumbuh dan pada
kondisi dimana competitor menawarkan produk yang semakin
bersaing. Strategi ini biasanya memerlukan anggaran penelitan yang
cukup besar.

3. Strategi Diversifikasi

a. Diversifikasi Terkait

Strategi ini dilakukan perusahaan dengan cara menambah produk


atau jasa baru yang masih berhubungan.

b. Diversifikasi Tak Terkait

Merupakan strategi yang bertujuan untuk mengembangkan atau


menambah jenis produk baru/bisnis baru yang tidak berhubungan
dengan produk/bisnis yang sudah ada. Strategi ini dapat dilakukan
bila produk baru yang dihasilkan dapat mendukung produk yang
sudah ada sebelumnya. Jadi produk atau jasa yang baru tersebut
akan dipasarkan kepada pelanggan yang sudah ada, karena
perusahaan telah mengerti dan mengenal kebutuhan pelanggan yang
sudah ada.

4. Strategi Defensif

a. Penciutan (Retrenchment)

Strategi ini terjadi ketika suatu organisasi mengelompokkan ulang


melalui pengurangan aset dan biaya untuk membalikan penjualan
dan laba yang menurun. Kadang-kadang strategi ini disebut sebagai
strategi berputar atau reorganisasi.

b. Divestasi

Strategi ini dilakukan dengan menjual satu divisi atau bagian dari
suatu organisasi yang bertujuan meningkatkan modal untuk akuisisi
strategis atau divestasi lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian
dari keseluruhan strategi retrenchment untuk menyingkirkan bisnis
perusahaan yang tidak menguntungkan, membutuhkan banyak
modal, atau yang tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lainnya.

c. Likuidasi

Strategi ini dilakukan dengan cara perusahaan menjual semua


asetnya untuk mendapatkan dana tunai. Likuidasi dilakukan karena
menghentikan operasional lebih baik dibanding menderita kerugian
yang lebih besar.

3.Jelaskan perbedaan standar ISO 9000 dan ISO 14000.


a. ISO 9000

8. Jelaskan mengenai
strategi dan tiga tipe strategi
perusahaan!
9. Strategi adalah sebuah
cara atau tindakan yang
bersifat meningkat
(incremental) dan
10. berlangsung terus
menerus. Strategi biasa
dilakukan menurut analisa
serta sudut pandang
11. mengenai tujuan yang
ingin dicapai dan
diharapkan. Pada umumnya,
ada empat bagian
12. dari strategi utama
dengan beragam tipe
turunannya. Berikut adalah
tipe strategi yang
13. dikelompokkan menurut
David, 1998; Porter, 1980
dan 1985, yaitu
14. Jelaskan mengenai
strategi dan tiga tipe strategi
perusahaan!
15. Strategi adalah sebuah
cara atau tindakan yang
bersifat meningkat
(incremental) dan
16. berlangsung terus
menerus. Strategi biasa
dilakukan menurut analisa
serta sudut pandang
17. mengenai tujuan yang
ingin dicapai dan
diharapkan. Pada umumnya,
ada empat bagian
18. dari strategi utama
dengan beragam tipe
turunannya. Berikut adalah
tipe strategi yang
19. dikelompokkan menurut
David, 1998; Porter, 1980
dan 1985,
Standar mutu ini adalah standar internasional yang mengatur mutu
atau kualitas dari suatu produk atau jasa yang dihasilkan dan akan
dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan di berbagai negara. ISO
9000 sangat penting dimiliki bagi perusahaan yang ingin memasarkan
produk serta jasanya ke pasar Eropa. Tak cuma perusahaan, pemasok
pun mesti memiliki sertifikat ISO 9000 untuk bisa menembus regulasi
bisnis di benua biru. Sebab, Eropa sangat ketat kala berbicara tentang
mutu sebuah produk. Secara sederhana digambarkan, ISO 9000 lebih
sering digunakan untuk standarisasi kualitas manajemen perusahaan
serta standar proses produksi yang terjamin mutunya. ISO 9000 menjadi
sebuah standar yang dirumuskan berdasarkan kebutuhan konsumen.
Dengan begitu, ISO 9000 juga memiliki klausul yang membahas tentang
proses penanganan keluhan, pengujian hasil produksi, pengawasan
proses produksi, hingga barang tersebut didistribusikan, baik ke retail
maupun ke pelanggan langsung.

Pengertian dari manajemen atau sistem mutu itu sendiri adalah


tindakan mengawasi dari segala aktivitas produksi guna
mempertahankan tingkat keunggulan yang diinginkan. Standar mutu ini
biasa dikenal dengan manajemen kualitas total atau disingkat dengan
TQM ( Total Quality Management).
b. ISO 14000
Standar mutu ini diperkenalkan pada tahun 1996 oleh Organisasi
Standarisasi Internasional (ISO) dan terakhir direvisi pada tahun 2015.
ISO 14000 pun merupakan sebuah standar uji mutu suatu produk atau
jasa. Bedanya, ISO 14000 adalah rangkuman standarisasi yang
berkaitan dengan interaksi proses usaha dengan kelangsungan hidup
atau lingkungan.

ISO 14000 disusun agar perusahaan bisa mengurangi dampak buruk


aktivitas produksi mereka terhadap lingkungan. Misalnya, aktivitas
mereka sebisa mungkin tidak mencemari tanah, air, dan udara di sekitar
mereka. Tujuan terpenting konsep standarisasi ISO 14000 adalah untuk
menggalakan tata kelola lingkungan yang efisien. Sehingga perusahaan
diharapkan memiliki perangkat produksi yang hemat, memiliki basis
secara sistem, dan juga fleksibel.

ISO 14000 memiliki pendekatan yang sifatnya sukarela. Sebab ISO


14000 ini lebih menjadi sarana agar pihak perusahaan dapat melakukan
komitmen terhadap lingkungan secara internal.  Dengan adanya ISO
14000, kini setiap perusahaan di dunia memiliki visi yang sama tentang
tanggung jawab lingkungan. Sebab, ISO 14000 bersifat universal dan
bisa digunakan di belahan dunia manapun. Sehingga, penggunaan
sertifikat ISO 14000 juga menjadi tanda bahwa tata kelola lingkungan
yang dimiliki sebuah perusahaan sudah berkelas internasional.

Perbedaan yang mencolok dari ISO 9000 dan ISO 14000 dapat kita lihat
bahwa keduanya memiliki prespektif yang berbeda. ISO 9000 menangani
tentang Persyaratan Sistem Manajemen Mutu (QMS, Quality
Management System) sedangkan ISO 14000 menangani Persyaratan
Manajemen Lingkungan (EMS).

QMS sendiri didasarkan pada tanggung jawab perusahaan yang


berorientasi pada pelanggan dan memiliki tujuan utama untuk mencapai
kepuasan pelanggan. Sedangkan EMS didasarkan pada tanggung jawab
perusahaan untuk menjaga lingkungan dan membantu masyarakat
terhindar dari pencemaran lingkungan. Namun ISO 9000 dan 14000
sama-sama merupakan alat untuk membantu bisnis dan pemerintah
dalam memastikan kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, serta
untuk mengelola dampak aktivitas mereka terhadap lingkungan.

Berikut ini manfaat dari perusahaan jika memiliki sertifikasi ISO:

1. Meningkatkan kredibilitas perusahaan. Dengan adanya sertifikat ISO maka


perusahaan tersebut dinilai memiliki sistem yang bagus dan pastinya akan
berdampak pada kualitas produk yang bagus pula.
2. Meningkatkan kinerja karawan. Dengan adanya ISO maka segala prosedur
kerja telah jelas sehingga karyawan dapat bekerja lebih efektif dan efisen.
3. Meningkatkan keuntungan perusahaan. Biasanya perusahaan yang telah
memiliki ISO akan mudah untuk memasarkan produknya dan
memungkinkan untuk kembali mendapatkan kerja sama dari konsumen.
4. Mencegah Pemborosan. Dengan ISO maka perusahaan akan memiliki
sistem yang jelas sesuai standar Internasional tentang bahan baku,
penanganan produk cacat dan pencegahan terjadinya kecacatan barang,
sehingga meminimalisir terjadinya pemborosan (waste).

Sekian dan Terimakasih

Sumber: BMP EKMA4111 Pengantar Bisnis

https://www.pelita.or.id/perbedaan-ISO-9000-dan-ISO-14000

Anda mungkin juga menyukai