Anda di halaman 1dari 3

Nama : Salsabila Orviana

NIM : 1901036070
Prodi : S1- Akuntansi
Matkul : Manajemen Strategik
Kelas : AK/B

DEFINISI DAN KONSEP STRATEGI

Strategi perusahaan atau organisasi merupakan suatu wilayah kajian yang selalu menarik untuk dicermati.
Begitu banyak pendekatan yang dilakukan, mulai dari sangat kuantitatif sampai pada belajar dari
pengalaman sukses seseorang atau suatu perusahaan (best practices). Setidaknya, terdapat dua aliran besar
yang dijadikan landasan pembahasan strategi perusahaan, yaitu kajian tentang strategi-strategi utama
(grand strategies) dan strategi-strategi generik (generic strategies). Strategi utama merupakan seperangkat
alternatif strategi perusahaan yang secara umum dijadikan patokan dalam menentukan strategi yang akan
diambil oleh suatu perusahaan. Sedangkan strategi generik ada dua, yaitu: Porter’s generic strategies dan
Glueck’s generic strategies. Strategi adalah salah satu perangkat untuk mengembangkan tujuan. Dalam
perkembangannya konsep dan definisi strategi terus berkembang. Hal ini ditunjukkan oleh adanya
perbedaan konsep mengenai strategi, beberapa definisi strategi yang dikemukakan oleh para pakar, yaitu :

1. Menurut Fred R. David Strategi adalah cara untuk mencapai tujuang-tujuan jangka panjang.
2. Menurut Porter Startegi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.

TIPE-TIPE STRATEGI

Menurut Rangkuti (2006:7) pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi
yaitu :

1. Strategi manajemen Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen
dengan orientasi pengembangan strategi secara mikro. Mislanya strategi pengembangan produk,
strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai
keuangan, dan sebagainya.
2. Strategi investasi Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya
apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha
mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru,
dan sebagainya.
3. Strategi bisnis Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena
strategi berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran,
strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi- strategi
yang berhubungan dengan keuangan.

BENTUK DAN JENIS STRATEGI

1. Strategi Integrasi (Integration Strategy) Integrasi ke depan, Integrasi ke belakang dan


Integrasi horizontal merupakan tiga macam strategi yang termasuk kedalam kelompok
strategi integrasi. Kegiatannya secara kolektif sering dianggap secara strategi integrasi
vertikal (Vertical Integration strategy). Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan
pengawasan yang lebih terhadap distributor, pemasok atau para pesaing baik melalui marger,
akuisisi atau membuat perusahaan sendiri. (Fred R. David, 2009:251). Berikut penjelasan
ketiga strategi integrasi :
a. Strategi Integrasi ke depan Strategi ini menghendaki agar perusahaan mempunyai
kemampuan yang besar terhadap pengendalian para distributor atau pengecer mereka
bila perlu dengan dengan memilikinya. Berkaitan dengan kepemilikan dan kendali
yang besar, belakangan ini banyak produsen yang mengaplikasi strategi integrasi ke
depan.
b. Strategi Integrasi ke Belakang Merupakan sebuah usaha strategi yang mengupayakan
kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan. Strategi tersebut
sangant tepat ketika pemasok perusahaan yang ada saat ini tidak dapat diandalkan,
terlampau mahal, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.
c. Strategi Integrasi Horizontal Strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali
yang lebih besar atas pesaing perusahaannya. Salah satu tren paling signifikan dalam
manajemen strategis dewasa ini adalah meningkatnya pemakai integrasi horizontal
sebagai strategi pertumbuhan. merger, akuisisi, pengambilalihan (takeover) diantara
para pesaing memungkinkan peningkatan skala ekonomi serta mendorong transfer
sumber daya dan kompetensi.

2. Strategi Intensif (Intensive Strategy) Penetrasi pasar , pengembangan pasar dan


pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi intensif sebah hal-hal tersebut
mengharuskan adanya upaya-upaya intensif jika posisi kompetitif perusahaan dengan produk
yang ada saat ini ingin membaik. Ketiga strategi ini dipaparkan sebagai berikut :
a. Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration) Strategi yang mengusahakan
peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada dipasar saat ini melalui
upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Strategi ini secara luas digunakan dalam
bentuk murni maupun dalam bentuk kombinasi (gabungan) dengan strategi-strategi
lainnya.
b. Strategi Pengembangan Pasar (Market Development) Strategi ini bertujuan untuk
memperkenalkan produk-produk atau jasa yang ada ke daerah-daerah yang secara
geografis merupakan daerah baru. Dalam perspektif global, pengembangan pangsa
pasar berskala internsional sudah banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Hal
ini dapat dilakukan jika memiliki jaringan distribusi, terjadi kelebihan kapasitas
produksi, pendapatan laba yang sesuai dengan harapan, serta adanya pangsa yang
baru atau pasar yang belum jenuh.
c. Strategi Pengembangan Produk (Product Development) Strategi yang mengupayakan
peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa
yang ada saat ini. Pengembangan produk biasanya memerlukan pengeluaran yang
besar untuk penelitian dan pengembangan.

3. Strategi Diversifikasi Terdapat dua jenis umum strategi deversifikasi, terkait dan tidak terkait.
Bisnis dikatakan terkait ketika rantai nila bisnis memiliki kesesuaian strategi lintas bisnis
yang bernilai secara kompetitif. Bisnis dikatakan tidak terkait ketikarantai nilai bisnis sangat
tidak mirip sehingga tidak ada hubungan lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif.
Sebagian besar perusahaan memilih strategi diversifikasi yang terkait untuk memanfaatkan
sinergi – sinergi berikut :
a. Menstransfer keahlian yang bernilai secara kompetitif, tips dan trik teknologis, atau
kapabilitas lain dari satu bisnis ke bisnis yang lain.
b. Memadukan aktivitas – aktivitas terkait dari bisnis yang terpisah kedalam satu
operasi tunggal untuk mencapai biaya yang lebih rendah.
c. Memanfaatkan nama merk yang telah dikenal luas.
d. Kerja sama lintas bisnis untuk menciptakan kekuatan dan kapabilitas sumber daya
yang bernilai secara kompetitif.

Menurut Porter, ada tiga stategi yang dapat di lakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan
bersaing (Rangkuti, 2015: 6) yaitu:

a. Strategi Biaya Rendah (cost leadership) Pencapaian biaya keseluruhan yang rendah
seringkali menuntut bagian pasar relative yang tinggi atau kelebihan yang lain, seperti
akses yang menguntungkan kepada bahan baku. Selain itu juga perlu untuk merancang
produk agar mudah di dapat, menjual banyak lini produk yang mudah dibuat, menjual
banyak lini produk yang berkaitan untuk menebarkan biaya, serta melayani kelompok
pelanggan yang besar guna membangun volume. Penerapan strategi biaya rendah
mungkin memerlukan investasi modal pendahuluan yang besar untuk peralatan modern,
penetapan harga yang agresif dan kerugian awal untuk membina bagian pasar yang tinggi
pada akhirnya dapat memungkinkan skala ekonomis dalam pembelian yang akan semakin
menekan biaya (Porter, 2008: 32).
b. Strategi Pembedaan Produk (differentiation) Diferensiasi merupakan strategi yang baik
untuk menghasilkan laba di atas rata-rata dalam suatu industri karena strategi ini
menciptakan posisi yang aman untuk mengatasi kekuatan pesaing, meskipun dengan cara
yang berbeda dari strategi keunggulan biaya. Diferensiasi memberikan penyekat kepada
persaingan karena adanya loyalitas dari merek pelanggan dan mengakibatkan
berkurangnya kepekaan terhadap harga. Diferensiasi juga meningkatkan margin laba
yang menghindarkan kebutuhan akan posisi biaya rendah (Porter, 2008: 34).
c. Strategi Fokus (focus) Strategi biaya rendah dan diferensiasi ditunjukan untuk mencapai
sasaran di keseluruhan industri, maka strategi fokus dikembangkan untuk melayani target
tertentu secara baik. Strategi ini didasarkan pada pemikiran bahwa perusahaan dengan
demikian akan mampu melayani target strategisnya yang sempit secara lebih efektif dan
efisien dibandingkan dengan pesaing yang bersaing lebih luas. (Porter, 2007: 75)

Anda mungkin juga menyukai