Anda di halaman 1dari 26

PAPER MANAJEMEN STRATEGIK:

STRATEGI ALTERNATIF (ALTERNATIVE STRATEGIES)

OLEH
Angga Prasetya Putra (1807521088)
Ida Bagus Gede Prabawa Putra Udiyana (1807521090)
Ni Putu Natalia (1807521094)
Toe Bagus Casvo Ricco (1807521105)

Manajemen Strategik (C1), S1 Reguler Pagi Manajemen – Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana
Strategi Integrasi
 Strategi Integrasi adalah jenis strategi yang memungkinkan sebuah perusahaan memperoleh
kendali atas distributor, pemasok, dan / atau pesaing.

Strategi Integrasi dibagi menjadi 3:

1. Strategi Integrasi Ke Depan

Integrasi ke depan adalah jenis integrasi yang berkaitan dengan usaha untuk memperoleh
kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau peritel.

Tanda – tanda bahwa strategi Integrasi ke depan tepat untuk dilaksanakan:

 Ketika supplier menjadi mahal, tidak bisa diandalkan, ataupun tidak dapat menemui
kebutuhan dari perusahaan.
 Ketika ketersediaan dari supplier sangatlah terbatas untuk memberikan keuntungan
kompetitif.
 Ketika organisasi bersaing dalam industri yang sedang tumbuh dan diekspektasikan untuk
dapat tumbuh dengan baik.
 Ketika organisasi memiliki masing – masing modal dan sumber daya manusia yang
dibutuhkan untuk mendistribusikan produknya sendiri.
 Ketika keuntungan dari produksi yang stabil cukup tinggi.
 Ketika distributor atau peritel memiliki margin profit yang cukup tinggi (situasi ini
menunjukan bahwa tingkat keuntungan sebuah perusahaan adalah ketika bisa
mendistribusikan produknya sendiri dan memberikan harga pada produknya secara lebih
kompetitif dengan integrasi ke depan)

Contoh – contoh integrasi ke depan:


 Franchising: Perusahaan PT. Kimia Farma membangun jaringan apotiknya sendiri yaitu
Apotik Kimia Farma
 Factory Outlet: PT. Astra internasional menguasai saluran distribusi dai hulu sampai
hilirnya dengan mempunyai outlet shop and drive yg memberikan pelayanan service dan
menjual suku cadang.

2. Strategi Integrasi Ke Belakang

Integrasi ke belakang adalah jenis integrasi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang
lebih besar atas pemasok perusahaan.

Tanda – tanda bahwa strategi integrasi ke belakang tepat untuk dilaksanakan:

 Ketika supplier sangatlah mahal, tidak dapat diandalkan, tidak bisa memenuhi kebutuhan
perusahaan dalam bagian – bagian produksi, komponen – komponen, dan bahan baku.
 Ketika jumlah supplier kecil dan jumlah kompetitor besar.
 Ketika organisasi bersaing dalam industri yang terus tumbuh.
 Ketika organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia untuk dapat
mendistribusikan bahan bakunya sendiri.
 Ketika persediaan barang memiliki margin profit yang tinggi.
 Ketika organisasi membutuhkan sumber daya / bahan yang sangatlah dibutuhkan dengan
cepat.

Contoh – contoh integrasi ke belakang:

 Kelompok Kompas Gramedia memiliki banyak anak perusahaan media, bahkan juga
penerbitan.

3. Strategi Integrasi Horisontal


Integrasi horizontal adalah jenis integrasi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang
lebih besar atas pesaing.

Tanda – tanda bahwa strategi integrasi horizontal tepat untuk dilaksanakan:

 Ketika perusahaan punya posisi monopolistik tanpa ada tentangan ataupun hambatan
dari pemerintah.
 Ketika perusahaan berkompetisi dalam industri yang sedang tumbuh pesat.
 Ketika kenaikan skala ekonomi memberikan keunggulan kompetitif.
 Ketika ada kebimbangan pada pesaing akibat kurangnya keahlian manajerial atau
kebutuhan sumber daya tertentu.
 Ketika perusahaan memiliki modal dan SDM yang berbakat yang dibutuhkan untuk
mengelola ekspansi bisnis.

Contoh – contoh integrasi horisontal:

 PT. Coca Cola Bottling Indonesia mengakuisisi air minum lokal merk Ades.
 PT. Indofood Sukses Makmur yang terkenal dengan produk Indomienya, membeli merk
Supermi yang merupakan salah satu kompetitornya.
Strategi Insentif
 Strategi intensif adalah jenis strategi yang mengharuskan adanya upaya – upaya intensif jika posisi
kompetitif sebuah perusahaan dengan produk yang ada pada saat ini ingin membaik dan terus
tumbuh dengan pesat dala tujuan memperbaiki posisi kompetitif.

Strategi insentif dibagi menjadi 3:

1. Strategi Penetrasi Pasar / Market Penetration Strategy

Strategi ini dijalankan untuk meningkatkan marketshare dari produk yang ada saat ini pada
pasar melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih digencarkan. Strategi penetrasi pasar paling
sering digunakan dan dikombinasikan dengan strategi lain. Cara melaksanakan strategi
penetrasi pasar dengan menggencarkan unsur bauran pemasaran (marketing mix) promosi
dan harga, yaitu melalui antara lain menaikkan jumlah tenaga penjualan, meningkatkan
anggaran periklanan, menawarkan secara gencar berbagai item promosi penjualan, atau
bahkan meningkatkan aktivitas publisitas.

Tanda – tanda bahwa strategi penetrasi pasar tepat untuk dilaksanakan:

 Ketika pasar belum jenuh dengan suatu produk atau jasa tertentu.
 Ketika tingkat pemakaian pelanggan saat ini dapat ditingkatkan secara signifikan.
 Ketika marketshare pesaing turun, tetapi tingkat penjualan pada industri meningkat.
 Ketika kenaikan skala ekonomi berdampak pada keunggulan kompetitif perusahaan.
 Ketika terdapat korelasi positif signifikan antara kenaikan penjualan dengan kenaikan
biaya pemasaran.

Contoh – contoh strategi penetrasi pasar:


 PT. Sinar Sosro melakukan aktivitas pemasaran dan promosi yang intensif untuk produk
minuman teh “Teh Botol”.
 PT. Gojek Indonesia melakukan perubahan logo yang dilaunching dengan gencar dengan
artis-artis ternama demi meningkatkan publisitas.

2. Strategi Pengembangan Pasar / Market Development Strategy

Strategi pengembangan pasar adalah jenis strategi yang memperkenalkan produk atau jasa saat
ini ke wilayah geografis baru. Strategi pengembangan pasar ini dijalankan dengan memperluas
area geografi baru, menambah segmen baru, mengubah sifat konsumen dari bukan pemakai
menjadi pemakai, serta menarik pelanggan yang dulu datang ke pesaing.

Tanda – tanda bahwa strategi pengembangan pasar tepat untuk dilaksanakan:

 Ketika saluran distribusi baru lebih andal, murah, berkualitas bagus.


 Ketika perusahaan sukses dengan segala kegiatan yang teelah dilaksanakan.
 Ketika pasar belum jenuh dengan suatu produk tertentu.
 Ketika ada kelebihan kapasitas produksi .
 Ketika industri dasar dari perusahaan menjadi industri global secara cepat.

Contoh – contoh strategi pengembangan pasar:

 PT. Garuda Indonesia membuka berbagai rute penerbangan baru baik domestik maupun
mancanegara.
 PT. Gojek Indonesia kini merambah hingga beberapa negara di Asia.

3. Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy)


Strategi pengembangan produk adalah jenis strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan
melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru. Ketika
perusahaan berani untuk menjalankan strategi ini berarti perusahaan harus melibatkan
pengeluaran biaya penelitian dan pengembangan yang besar.

Tanda – tanda bahwa strategi pengembangan produk tepat untuk dilaksanakan:

 Ketika produk berada pada tahap kedewasaan dari daur hidup produk.
 Ketika industri perusahan tersebut dicirikan dengan pengembangan teknologi yang cepat.
 Ketika pesaing menawarkan kualitas produk yang lebih baik pada harga yang bersaing.
 Ketika terjadi persaingan yang tajam dalam industri yang sedang tumbuh pesat.
 Ketika perusahaan memiliki kemampuan yang kuat dibidang penelitian dan pengembangan.

Contoh – contoh strategi pengembangan produk:

 PT. Unilever Indonesia mengembangkan produk - produknya dengan beberapa varian, misalnya
merk Pepsodent yang memiliki banyak varian untuk gigi sensitif, anak-anak, hingga orang dewasa.
Strategi Diversifikasi
Strategi diversifikasi adalah suatu jenis strategi dimana perusahaan menambah produk atau jasa baru
untuk membantu meningkatkan penjualan perusahaan.

1. Diversifikasi Terkait / Related Diversification atau disebut juga Strategi


Diversifikasi Konsentris

Diversifikasi terkait adalah jenis strategi dimana perusahaan menambah produk atau jasa yang
baru namun masih berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan yang lama.

Tanda – tanda bahwa strategi ini tepat untuk dilaksanakan:

 Ketika organisasi bersaing dalam industri yang tumbuh dengan tidak pesat / lambat.
 Ketika menambahkan produk baru tapi masih terkait, bisa menambah penjualan dari produk yang
ada saat ini.
 Ketika produk baru tapi masih terkait tersebut bisa ditawarkan dengan harga yang tinggi.
 Ketika produk baru tapi masih terkait tersebut memiliki level penjualan musiman yang bisa
menyeimbangkan naik turun level penjualan dari perusahaan tersebut.
 Ketika produk dari perusahaan lama-lama tidak laku lagi atau mati.
 Ketika organisasi memiliki tim manajemen yang kuat.

Contoh – contoh strategi diversifikasi terkait:

 Perusahaan mobil seperti Honda memproduksi juga sepeda motor.


2. Diversifikasi Tak Terkait / Unrelated Diversification atau disebut juga Strategi
Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification Strategy) dan Strategi Diversifikasi
Konglomerasi (Conglomerate Diversification Strategy)

Diversifikasi tak terkait adalah jenis strategi dimana perusahaan menambah produk atau jasa yang
baru namun tidak berkaitan sama sekali dengan garis bisnis perusahaan sebelumnya. Dasarnya
adalah, bahwa perusahaan sudah sangat familiar dengan pelanggannya saat ini dan pelanggan
saat ini sangat loyal dengan merek ataupun brand perusahaan.

Tanda – tanda bahwa strategi ini tepat untuk dilaksanakan:

 Ketika tambahan produk baru akan meningkatkan revenue secara signifikan.


 Ketikatingkat kompetisi yang tajam dalam industri yang tidak tumbuh, margin dan return rendah.
 Ketika saluran distribusi yang ada saat ini dapat dimanfaatkan.
 Ketika produk baru dapat memberikan pola penjualan yang baik dibandingkan dengan produk
perusahaan saat ini.
 Ketika industri dasar dari organisasi saat ini keuntungan dan penjualannya turun.
 Ketika organisasi memiliki modal dan sumber daya berbakat untuk bersaing dalam industri baru
yang menjanjikan.
 Ketika organisasi memiliki kesempatan untuk membeli bisnis yang tidak terkait tetapi punya
kesempatan investasi yang lebih menjanjikan.

Contoh – contoh strategi diversifikasi tidak terkait:

 PT. Bank Lippo, Tbk menjadi awal grup Lippo untuk bergerak di sektor mall dan properti. Contoh
mallnya adalah Lippo Mall Kuta, dan properti seperti Lippo Karawaci, Lippo Cikarang, dan
Meikarta City.
Strategi Merger
Merger adalah penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini, perusahaan
yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik
aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan
ataupun berhenti beroperasi.

 Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu:

1. Merger Horisontal

Merger horizontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam industri yang
sama. Salah satu tujuan utama merger dan akuisisi horizontal adalah untuk mengurangi persaingan atau
untuk meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas produksi, pemasaran dan distribusi, riset
dan pengembangan dan fasilitas administrasi. Efek dari merger horizontal ini adalah semakin
terkonsentrasinya struktur pasar pada industri tersebut.

2. Merger vertical

Merger vertical adalah integrasi yang melibatkan perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam tahapan
– tahapan proses produksi atau operasi. Merger dan akuisisi vertical dilakukan oleh perusahaan –
perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya terhadap pemasok dan atau pengguna
produk dalam rangka stabilisasi pasokan dan pengguna.

3. Merger Konglomerat

Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing – masing bergerak dalam
industry yang tidak terkait. Merger dan akuisisi konglomerat terjadi apabila sebuah perusahaan berusaha
mendiversifikasi bidang bisnisnya dengan memasuki bidang bisnis yang berbeda sama sekali dengan bisnis
semula.

4. Merger Ekstensi Pasar

Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan untuk secara
bersama – sama memperluas area pasar. Tujuan merger dan akuisisi ini terutama untuk memperkuat
jaringan pemasaran bagi produk masing – masing perusahaan.
5. Merger Ekstensi Produk

Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan untuk memperluas
lini produk masing – masing perusahaan.Merger dan akuisisi ini dilakukan dengan memanfaatkan
kekuatan departemen riset dan pengembangan masing – masing untuk mendapatkan sinergi melalui
efektifitas riset sehingga lebih produktif dalam inovasi.

Pola adalah sistem bisnis yang diimplementasikan oleh sebuah perusahaan dan dalam hal ini pola merger
adalah sistem bisnis yang akan diadopsi atau yang akan dijadikan acuan oleh perusahaan hasil merger.

 Klasifikasi berdasarkan pola merger terbagi dalam dua kategori yaitu:

1. Mothership Merger

Mothership merger adalah pengadopsian satu pola atau sistem untuk dijadikan pola atau sistem
pada perusahaan hasil merger.

2. Platform Merger

Dalam platform merger, kekuatan masing – masing perusahaan tetap dipertahankan dan
dioptimalkan. Artinya adalah semua sistem atau pola bisnis, sepanjang itu baik, akan diadopsi oleh
perusahaan hasil merger.

Contoh merger:

2 Oktober 1998 : PT. Bank Mandiri, Tbk - hasil dari merger horizontal:

 Bank Bumi Daya (BBD), PT


 Bank Dagang Negara (BDN), PT
 Bank Ekspor Impor Indonesia (Exim), PT
 Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), PT
Strategi Akuisisi
 Definisi Akuisisi menurut Abdul Moin (2004)

Akuisisi adalah pengambilan kepemilikan atau pengendalian atas saham maupun asset suatu perusahaan
oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambil alih atau yang diambil alih tetap
eksis sebagai badan hukum yang terpisah.

 Pembagian Akuisisi menurut Reksohadiprojo dalam Wiharti (1999)

Akuisisi dapat dibedakan dalam tiga kelompok besar, yaitu:

a. Akuisisi horizontal, yaitu akuisisi yang dilakukan oleh suatu badan usaha yang masih dalam bisnis yang
sama.

b. Akuisisi vertikal, yaitu akuisisi pemasok atau pelanggan badan usaha yang dibeli.

c. Akuisisi konglomerat, yaitu akuisisi badan usaha yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan badan
usaha pembeli.

Klasifikasi berdasarkan obyek yang diakuisisi dibedakan atas akuisisi saham dan akuisisi asset, yaitu:

1. Akuisisi saham

Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu transaksi jual beli perusahaan, dan
transaksi tersebut mengakibatkan beralihnya kepemilikan perusahaan dari penjual kepada
pembeli. Akuisisi saham merupakan salah satu bentuk akuisisi yang paling umum ditemui dalam
hampir setiap kegiatan akuisisi.

2. Akuisisi aset

Apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lain maka ia dapat membeli
sebagian atau seluruh aktiva atau asset perusahaan lain tersebut. Jika pembelian tersebut hanya
sebagian dari aktiva perusahaan maka hal ini dinamakan akuisisi parsial.

Akuisisi asset secara sederhana dapat dikatakan merupakan:


a. Jual beli aset antara pihak yang melakukan akuisisi asset (sebagai pihak pembeli) dengan
pihak yang diakuisisi assetnya (sebagai pihak penjual), jika akuisisi dilakukan denga pembayaran
uang tunai.

b. Perjanjian tukar menukar antara asset yang diakuisisi dengan suatu kebendaan lain milik dari
pihak yang melakukan akuisisi, jika akuisisi tidak dilakukan dengan cara tunai.

Contoh Akuisisi:

 PT. XL Axiata Tbk yang mengakuisisi PT. Axis Telekom Indonesia pada tahun 2004.
 Air minum Aqua (PT. Tirta Investama) diakuisisi oleh Danone
Strategi Kemitraan
Kemitraan strategis (strategic partnership) merupakan cara memperluas bisnis yang tidak dapat dilakukan
sendiri. Dalam skema ini ada dua atau beberapa pihak yang terkait melihat adanya peluang untuk bermitra
membentuk sinergi saling menguntungkan.

Tujuan:

a) Memberi jalan masuk ke pasar.

b) Mengurangi resiko akibat perubahan lingkungan.

c) Kemampuan untuk saling melengkapi.

d) Memperoleh sumber – sumber dari luar yang dapat dihasilkan oleh perusahaan.

Kerjasama antar organisasi menghasilkan kekuatan untuk menghadapi resiko:

1) Keanekaan dan pergolakan lingkungan

Keanekaan ini menghambat usaha organisasi untuk menghubungkan pembeli dengan barang dan jasa
dalam usahanya memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli dalam pasar. Pergolakan disebabkan oleh
pembaharuan / keusangan teknologi yang didorong oleh perkembangan IPTEK.

2) Kesenjangan keterampilan dan sumber daya

Disebabkan oleh:

a) Peningkatan kompleksitas teknologi.

b) Hambatan keuangan.

c) Jalan masuk ke pasar.

d) Teknologi informasi dalam kaitannya dengan waktu, biaya dan efektifitas.

1) Hubungan Pelanggan – Pemasok


Hubungan pelanggan dan pemasok ini berupa transaksi sampai kerjasama perusahaan. Hubungan kerja
sama terdiri atas kegiatan yang terbagi seperti desain proses dan produk, bantuan penerapan, kontral
pemasokan jangka panjang dan program penyediaan barang tepat waktu (JIT).

Keputusan pemasok untuk mengembangkan kerjasama yang kuat harus mencakup penilaian factor –
factor seperti :

a) Filosofi melaksanakan bisnis.

b) Ketergantungan relative terhadap mitra usaha.

c) Kontribusi teknologis.

Dalam kerja sama antar organisasi butuh penyesuaian karena:

a) Pertimbangan investasi dibutuhkan dari salah satu atau kedua perusahaan.

b) Mengatur bisnis yang ditunjukkan ke pelanggan.

c) Investasi sering tidak dapat dialihkan ke bisnis lainnya.

d) Persaingan jangka panjang.

2) Hubungan Saluran Distribusi

Saluran ini memberikan produsen jalan masuk kepada pelanggan dan organisasi pemakai akhir.
Strategi Joint Venture
Joint Venture merupakan suatu strategi yang tidak hanya mengandalkan suatu kerja sama yang dimana
masing-masing pihak melakukan penyertaan modal (equity joint ventures) tetapi juga bentuk-bentuk
kerja sama lainnya yang lebih longgar, kurang permanen sifatnya serta tidak harus melibatkan partisipasi
modal. Yang pertama mengarah pada terbentuknya suatu badan hukum, sedangkan pola yang kedua
perwujudannya tampak dalam berbagai bentuk kontrak kerjasama (contractual joint ventures) dalam
bidang manajemen (management contract), pemberian lisensi (license agreement), bantuan teknik dan
keahlian (technical assistance and know-how agreement), dan sebagainya.

Dasar-dasar adalah sebagai berikut:

 Adanya perusahaan baru yang didirikan secara bersama oleh beberapa perusahaan lain.
 Adanya modal joint venture terdiri dari know-how dan modal saham yang disediakan oleh
perusahaan-perusahaan pendiri. Kekuasaan ada dipemegang saham terbanyak.
 Perusahaan-perusahaan pendiri joint venture tetap memiliki eksistensi dan kemerdekaan masing-
masing.

Bentuk joint venture hanya dikenal dalam rangka kerjasama perusahaan domestik dengan perusahaan
perusahaan asing yang melakukan ekspansi bisnis. Ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan
untuk mencapai efisiensi, tingkat kompetitif yang lebih tinggi, serta untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan.
Strategi Turn Around
Strategi Turn Around yaitu strategi untuk melakukan pembenahan ataupun perbaikan terhadap kondisi
bisnis yang ada sekarang melalui pencarian metode lain agar perusahaan efisien, penghapusan produk
yang tidak menguntungkan, pengurangan angkatan kerja yang tidak produktif, pemotongan aktifitas yang
tidak perlu dilakukan, merapikan distribusi dan lain-lain.

Strategi Penghematan atau Retrenchment

Penghematan terjadi ketika perusahaan melakukan regrouping melalui pengurangan biaya dan asset
untuk mengatasi penurunan dan profit. Strategi ini juga disebut strategi turnaround, atau reorganisasi.
Selama strategi ini bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dan dari pemilik,
karyawan, dan media.

Langkah awal dalam pelaksananaan strategi penghematan ini adalah menonaktifkan beberapa asset yang
tidak produktif, jika ini tidak berhasil, maka menonaktifkan asset yang produktif dengan syarat
perusahaan mengalami penurunan penjualan. Wujud nyata dari strategi ini berupa, pemangkasan lini
produk penutupan unit bisnis, penutupan pabrik, otomatisasi proses, pengurangan karyawan, system
pengendalian biaya yang ketat.

Pedoman strategi ini layak dijalankan:

 Gagal mencapai tujuan dan sasaran secara konsisten, tetapi perusahaan memiliki kompetensi.
 Perusahaan tersebut adalah salah satu kompetitor yang lemah.
 Inefisiensi, profitablilitas rendah, moral karyawan buruk, serta tekanan dan pemilik untuk
melakukan reorganisasi.
 Pertumbuhan yang terlampau pesat perlu reorganisasi internal

Strategi Divestment
Penjualan satu atau lebih bisnis yang ada sekarang atau pemisahan bagian perusahaan yang ada sekarang.
Hal ini dilakukan karena kegagalan yang terjadi secara konsisten pada bisnis tersebut dalam mencapai
tujuannya. Jika langkah penghematan tidak menolong perbaikan kondisi perusahaan maka penjualan
asset nonproduktif ataupun selanjutnya asset produktif seperti tanah, bangunan, dan aktiva tetap lainnya
perlu dilakukan untuk memperoleh dana segar. Strategi divestasi juga sering dilakuakn untuk menggali
modal untuk selanjutnya digunakan mendanai akuisisi atau investasi.

Pedoman strategi ini layak dijalankan:

 Penghematan gagal dilakukan untuk memperbaiki keadaan.


 Divisi perlu sumber daya lebih dari yang ada.
 Divisi bertanggung jawab atas performa perusahaan yang buruk.
 Divisi tidak berjalan dengan organisasi.
 Banyak dana kas yang dibutuhkan dan tidak dapat digali dari sumber lain.
Strategi Likuidasi
Strategi untuk menjual aset bisnis yang ditutup akibat kegagalan atau tidak dapat secara konsisten
mencapai tujuan. Strategi menjual asset perusahaan yang bernilai dapat disentuh tangible merupakan
strategi likuidasi. Stragegi likuidasi diakui sebagai suatu kekalahan bisnis dan memiliki konsekuensi secara
emosional. Akan tetapi, lebih baik berhenti daripada terus menerus kehilangan sejumlah uang (bangkrut).

Pedoman yang harus diikuti agar strategi likuidasi efektif:

a) Ketika strategi penghematan dan divestasi tidak berhasil.

b) Hanya alternative bangkrut, likuidasi adalah satu-satunya cara untuk memperoleh dana kas atas asset
perusahaan.

c) Pemilik perusahaan dapat meminimumkan kerugian dengan cara menjual asset perusahaan.
Kasus
ANALISIS MANAJEMEN STRATEJIK

PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR

PRODUK: INDOMIE

Manajemen

 Marketing

Produk yang diproduksi oleh Indomie adalah mie berkualitas tinggi dengan berbagai macam varians. Ada
Indomie goreng, Indomie rasa soto, Indomie Kari Ayam, dan bahkan ada Indomie citarasa tradisional
seperti rasa Cakalang, soto Betawi dan soto Madura, selain itu juga ada Indomie duo dan Indomie goreng
Premium.

Hal tersebut menunjukan bahwa Indomie ingin terus memberikan mie yang berkualitas kepada
konsumennya, dengan juga terus melakukan inovasi untuk menghasilkan cita rasa mie yang sesuai dengan
selera konsumen.

Segmen utama yang dituju oleh Indomie adalah segmen pasar Indonesia dengan targetnya adalah
kalangan kelas menengah ke atas. Target tersebut juga dipertimbangkan karena produk Indomie
merupakan produk yang health conscious, sehingga dinilai sesuai untuk kalangan menengah ke atas yang
sudah mulai mengutamakan aspek kesehatan dalam mengkonsumsi suatu produk. Akan tetapi saat ini
Indomie telah mulai merambah pasar luar negeri. Dan mengenai masalah target pasarnya, walaupun
target utamanya adalah kalangan menengah ke atas, akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk
semua kalangan menikmati produk Indomie, dikarenakan sangat banyak warung-warung kecil yang
menjual produk Indomie, maupun warung-warung Indomie pinggir jalan yang membuat Indomie siap
makan.

Aktivitas pemasaran yang dilakukan Indomie untuk menjual produknya tergolong cukup gencar dan
terintegrasi. Apalagi ketika Wingsfood dengan mie sedap-nya muncul sebagai kompetitor baru yang
agresif, Indofood juga menjadi lebih agresif dalam belanja iklan. Walaupun Indomie bukanlah produk
utama yang digunakan untuk melawan mie sedaap, akan tetapi hal tersebut tetap memicu kenaikan biaya
pemsaran yang digunakan oleh Indomie.
Penetapan harga produk Indomie berbeda dengan produk Indofood lainnya, hal tersebut dikarenakan
aspek target pasar yang dtuju oleh Indomie adalah kalangan menengah ke atas, sehingga Indomie sebgai
produk yang lebih elegan mempunyai harga yang sedikit lebih mahal. Dalam penentuan harga, suppliers
tidak terlalu mempengaruhi penetapan harga produk Indomie, dikarenakan Indofood menguasai jaringan
produk ini dari hulu ke hilir, sehingga yang memungkinkan adanya perubahan harga misalnya adalah
ketika memang terjadi perubahan harga bahan baku utama yang cukup siginifikan.

 Produksi

Indomie ternyata sudah merambah produksinya hingga Nigeria, arab Saudi, dan mesir, namun
pembangunan pabrik disana masih dalam tahap penjajakan.

Bagi Indomie kegiatan proses produksi adalah suatu kegiatan terpenting bagi perusahaan. Karena dengan
berlangsungnya proses produksi yang efektif dan efisien , diharapkan kebutuhan konsumen atau pasar
dapat terpenuhi. Proses produksi dapat berjalan dengan lancar apabila ketersediaan akan bahan baku
mencukupi.

Pengertian bahan baku dalam hal ini adalah sebagai bagian dari aktifa yang meliputi bahan baku, ataupun
barang setengah jadi yang akan mengalami suatu proses produksi. Pada prinsipnya persediaan bahan
baku ditujukan untuk mempermudah atau memperlancar jalannya jalannya operasi perusahaan yang
harus dilakukan secara berurutan dalam upaya memproduksi barang jadi atau produk.

 Distribusi

Indofood memiliki satu grup tersendiri yang menangani pendistribusian produk-produknya yaitu Grup
Distribusi Indofood. Grup distribusi Indofood sangat berperan dalam meningkatkan penjualan produknya.
Peningkatan penjualan pada tahun 2007 misalnya, merupakan satu hasil kerja keras dari Grup distribusi
Indofood, dan tentu saja hasil dari output bagian-bagian lain pula. Indofood dalam pendistribusiannya
concern sekali dengan stock point yang ada di kawasan-kawasan strategis, yang dapat menjamin
kelancaran distribusi produk ke ritel-ritel. Penetrasi yang dalam juga telah dilakukan oleh grup ini dengan
menambah stock point, sehingga dapat meningkatkan jumlah ritel yang dilayani dan dapat menjangkau
kawasan-kawasan pedesaan.

Dalam konteks produk Indofood adalah mi instant, pendistribusiannya dapat dikatakan sudah cukup
dalam, paling tidak menurut pendapat penulis. Hal tersebut terindikasi dari tersebarnya warung-warung
yang khusus menjual indomie yang siap makan. Selain itu, indikasi lain adalah keberadaan indomie di
warung-warung kecil selain tentu saja keberadaannya di setiap supermarket di pelosok Indonesia.

Dan berdasarkan survey yang dilakukan oleh Qasa Consulting, kekuatan distribusi Indomie terbukti, dalam
The Most Powerfull Distribution Performance tahun 2007, yang mencapai 95%, sedangkan Mi Sedaap
yang merupaklan pesaingnya mempunyai kekuatan distribusi sebesar 73%.

Research & Development (R & D)

Indomie memiliki Divisi R&D internal sehinga tidak membutuhkan R&D eksternal. Karyawannya memiliki
kualifikasi sebagai berikut sebagai persyaratan bergabung jika ada lowongan :

 Min Bachelor degree (S1) Food Science Technology


 Max 1 year experience as R & D Specialist
 Very Good Analytical thinking
 Management Information System

Dalam strukturnya tidak terdapat direktur sistem informasi PT Indofood. Namun setiap manager
menggunakan ahli sistem informasi yang telah direkrut.

Finance / Accounting

Kondisi keuangan perusahaan terus membaik pada tahun 2007. Hal tersebut tercermin dari beberapa
indicator yaitu naiknya net income, total asset, dan cash on hand.

PERMASALAHAN

Indomie kini berada di tengah-tengah persaingan yang ketat. Setelah sekian lama menikmati
persaingan yang “hampa”, mulai pada tahun 2003, tepatnya pada bulan mei, Indomie harus menghadapi
gempuran produk baru yang cukup sensasional, Mie Sedaap. Produk Mie berbendera Wingsfood tersebut
sangat agresif dalam menggarap pasar yang selama kurun waktu sebelum 2003 dikuasai oleh Indomie.
Selain itu, muncul pula pesaing baru, Mie Kare dari Orang Tua group. Pada saat itu, sebagai dominant
market leader, Indofood sempat terlena me-maintain pasarnya sehingga kesempatan ini dimanfaatkan
oleh pendatang baru Mie Sedaap dari WingsFood dan Mie Kare dari Orang Tua Group.
Persaingan yang muncul secara tiba-tiba tersebut membuat Indofood seolah tersentak. Sebagai
akibat dari ketidaksiapannya menghadapi persaingan dari para competitor baru, pangsa pasar Indofood
mulai terkikis. Menurut data MIX, pada tahun 2002 Indofood masih menguasai pasar mie sebesar 90%.
Begitu Mie Sedap masuk pada Mei 2003, dengan rasa baru, harga kompetitif, dan promo yang gencar,
pangsa pasar Indofood mulai goyah. Pada 2006 pangsa pasar Indofood turun, diperkirakan menjadi sekitar
75%. Pangsa pasar 25% sisanya diperebutkan oleh pesaingnya.

Analisis Tindakan Strategi Manajemen yang sudah dan sedang dilakukan PT Indofood-Indomie
dalam rangka menghadapi persaingan seperti kasus diatas dan tentunya dalam rangka mencapai visi
misinya.

ANALISIS KASUS

 STRATEGI INTEGRASI

Strategi Integrasi Ke Depan

Strategi ini digunakan oleh PT. Indofood terutama dalam bidang distribusi produk. PT. Indofood telah
sukses dengan menerapkan startegi ini, terbuktri dengan penjualan yang tetap stabil walaupun banyak
gempuran dari para pesaing. PT. Indofood memiliki grup distribusi PT. Indofood yang sangat berperan
dalam penjualan produknya dan sangat concern di tempat – tempat yang strategis untuk dapat
meningkatkan distribusi. Strategi ini dengan menambah stock point sangat membantu meningkatkan
distribusi produk. Dengan menerapkan strategi ini, maka PT. Indofood juga dapat meningkatkan
keuntungan perusahaan karena tidak menggunakan jasa distributor lain.

Strategi Integrasi Ke Belakang

Strategi ini digunakan oleh PT. Indofood untuk menangani masalah pasokan perusahaan. Namun
perusahaan masih mengimpor bahan baku utama pembuatan mie yakni gandum dari luar negeri, dilain
sisi proses pendistribusian bahan baku telah ditangani sendiri oleh PT. Indofood, sehingga dapat dikatakan
perusahaan telah menerapkan strategi integrasi ke belakang, namun belum sepenuhnya.

 STRATEGI INTENSIF

Penetrasi Pasar
Strategi ini dilakukan oleh PT. Indofood, yakni dengan melakukan promosi gencar yang menyasar kaum
menengah keatas. Selain itu juga membuat iklan dengan menyasar kaum muda yang memiliki aktivitas
padat dengan produk indomie dapat menjadi pilihan yang tepat. Selain itu indomie juga sering
mengadakan event – event seperti pembuatan jingle indomie yang secara tidak langsung mempromosikan
indomie.

Pengembangan Pasar

Strategi ini digunakan oleh indomie terbukti dengan indomie terus gencar untuk mendapatkan pangsa
pasar baru selain didalam negeri. Indomie juga melakukan ekspansi keluar negeri yakni ke semua benua
didunia serta membangun pabrik disana.

Pengembangan Produk

Strategi ini dilakukan oleh PT. Indofood yakni dengan mengeluarkan berbagai varian rasa yang berbeda
serta mengeluarkan berbagai macam kemasan yang berbeda seperti jenis biasa maupun yang premium.
PT. Indofood pun selalu serius dalam mengembangkan produk – produk mie dengan rasa terbaru yang
lebih sehat dan juga sesuai dengan selera pasar yang sebelumnya telah dilakukan penelitian dan
pengembangan yang mumpuni.

 STRATEGI DIVERSIFIKASI

Diversifikasi Terkait

Strategi ini digunakan oleh PT. Indofood,terbukti dengan adanya produk sejenis mie namun dengan
kemasan yang berbeda yakni pop mie, pelopor mie dengan bentuk cup yang sampai saat ini masoih
menguasai pasar mie dalam cup.

Diversifikasi Tak Terkait

Strategi ini digunakan oleh perusahaan, salah satu contohnya masuknya PT. Indofood dalam sector bumbu
praktis berbagai masakan, saus, kecap serta berbagai jenis barang konsumsi . Diversifikasi ini diluar produk
utama PT. Indofood yakni mie instan, namun masih dalam sector konsumsi.
 STRATEGI AKUISISI

Strategi ini dilakukan oleh PT. Indofood, yakni dengan mengakuisisi beberapa perusahaan salah satunya
adalah mengakuisi usaha Grup Tirta Bahagia yang bergerak dalam bidang industry air minum dalam
kemasan (AMDK).

 STRATEGI JOINT VENTURE

Strategi ini dilakukan oleh PT. Indofood yakni dengan melakukan joint venture dengan Tsukishima Food
Industry Co Ltd yang membentuk PT. Indofood Tsukushima Sukses Makmur di Indonesia
Daftar Pustaka
David Fred R., 2015. Strategic Management, 15th ed. Pearson Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai