Anda di halaman 1dari 12

EKONOMI MANAJERIAL (PERTEMUAN 10):

STRUKTUR SERTA ANALISIS


PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK DAN OLIGOPOLI

Oleh:
KELOMPOK 4

Ida Bagus Gede Prabawa Putra Udiyana 1807521090 (83)


Dewa Ayu Istri Gedong Astari Dewi 1807521109 (83)
Kevin Anggoro Budiarto 1807521132 (83)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2020
PEMBAHASAN

1. ARTI DAN NILAI PENTING PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Persaingan monopolistic sebagai bentuk organisasi pasar dimana terdapat banyak penjual
dari sebuah produk yang heterogen atau terdiferensiasi, dan masuk atau keluarnya perusahaan
baru ke dalam industry agak mudah dalam jangka panjang. Produk terdiferensiasi adalah
produk-produk yang mirip, tetapi identic dan memenuhi kebutuhan dasar yang sama.
Diferensiasi produk juga bisa didasarkan pada lokasi yang lebih nyaman atau pelayanan yang
lebih baik. Persaingan monopolistic adalah campuran antara persaingan dan monopoli. Unsur
persaingan berasal dari kenyataan bahwa dalam pasar persaingan monopolistic, terdapat
banyak penjual produk yang terdiferensiasi, dan masing-masing terlalu kecil untuk
memengaruhi yang lain. Unsur monopoli timbul dari produk yang terdiferensiasi. Kekuatan
monopoli yang dihasilkan sangatlah terbatas, karena tersedia banyak produk subsitusi yang
dekat, penjualannya akan merosot tujuan.

Karena dalam persaingan monopolistic setiap perusahaan menjual produk yang agak
berbeda, kita tidak bisa menurunkan kurva permintaan dan penawaran pasar atas produk itu
sebagaimana dalam pasar persaingan sempurna. Kita juga tidak memiliki satu tingkat harga
keseimbangan atas produk tersebut, tetapi yang kita miliki adalah sekumpulan tingkat harga.
Karena itu analisis kita haruslah dibatasi pada perusahaan “tipikal” atau yang “mewakili
lainnya”.

Tingkat seperti perusahaan persaingan sempurna, perusahaan persaingan monopolistic


bisa menentukan karakteristik produk dan beban penjualan yang akan dikeluarkan,
sebagaimana perusahaan persaingan monopolistic dapat menentukan harga dan kuantitas
produk tersebut. Dalam bagian berikut, pertama-tama kita mengasumsikan bahwa perusahaan
pasar monopolistic sudah menentukan karakteristik produk dan beban penjualan yang akan
dikeluarkan, sehingga kita dapat memusatkan perhatian pada keputusan untuk menentukan
harga dan jumlah output dalam jangka pendek dan jangka panjang. Selanjutnya, kita akan
mengkaji bagaimana perusahaan menentukan tingkat pengeluaran optimum untuk variasi
produk dan usaha penjualan.
2. PENENTUAN HARGA DAN OUTPUT JANGKA PENDEK PADA PASAR
PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Karena perusahaan persaingan monopolistik menghasilkan produk yang terdiferensiasi,
kurva yang dihadapinya memiliki kemiringan negatif, tetapi karena terdapat banyak produk
substitusi yang dekat untuk produk itu, kurva permintaannya sangat elastis terhadap perubahan
harga. Elastisitas harga terhadap permintaan semakin tingi. kalau diferensiasi produknya
semakin sedikit Seperti bainya dalam monopoli, karena kurva permintaan yang dihadapi oleh
perusahaan memiliki kemiringan negatif dan linear, maka kurva pendapatan marginalnya
berada di bawah kurva permintaan, yang memotong sumbu pada titifk yang sama dan memiliki
kemiringan absolut dua kali lipat kurva permintaan. Seperti juga perusahaan alam struktur pasar
lain yang telah dibahas, tingkar output dartperasahaan monopolistik dalam jangka pendek,
dicapai kctika pendapatan marginal sama dengan biaya marginal, sepanjang harga (yang
ditentukan pada kurva permintaan) melebihi biaya variabel rata-rata. Hal ini ditunjukkan dalam
Figur 8-9.

Figur 8-9 menunjukkaa bahwa tingkat ourput terbaik dalam jangka pendek dari peruahun
persaingan monopolistik yang tupikal atau "mewakilt adalah 6 unit dan ditunjukkan olch titik E,
ketika MR= MC Pada Q<6, MR>MC, dan laba total perusahaan bisa diperbesar dengan
meningkatkan output. Pada Q>6, MC>MR, dan laba total perusahaan meningkat dengan
pengurangan output. Untuk bisa menjual pada tingkat output terbaik (yaitu, 6 unit)

Tingkat output terbaik jangka pendek bagi perusahaan persaingan sempurna adalah 6
unit dan ditunjukkan oleh titik E, ketika MR=MC. Pada Q=6, dan P=$9 (titik A pada kurva D) dan
ATC = $7 (titik F), sehingga perusahaan tersebut memperoleh laba per unit sebesar AF=$2 dan
laba total sebesar AFBC=$12
Perusahaan membebankan harga sebesar $9 per unit (titik A pada kurva D) Karena pada
Q= 6, ATC=$7(titik F dalam figur), maka perusahaan persaingan monopolistik ini memperoleh
laba per unit sebesar AF=$2 dan laba total sebesar AFBC=$12 (daerah yang diarsir dalarm
figure). Seperti halnya dalam kasus perusahaan persaingan sempurna maupun kaum
monopolis, perusahaan persaingan monopolistik bisa memperolch laba, mencapai titik impas,
atau justru merugi dalam jangka pendek. Jika pada tingkat output terbaiknya, P>ATC, maka
perusahaan memperolch laba; jika P=ATC maka perusahaan mencapai litik impas, dan jika
P<ATC, maka perusahaan mengalamai kerugian, tetapi meminimumkan kerugiannya jika
perusahaan tetap berproduksi sepanjang P>AVC. Akhimya, karena kurva permintaan yang
dihadapi oleh perusahaan persaingan monopolistik memiiki kemiringan yanig negatif,
MR=MC<P pada tingkat output terbaiknya, sehingga (seperti juga dalam kasus monopoli)
bagian kurva MC yang menanjak dan tetletak di atas kurva AVC bukan merupakan kurva
penawaran jangka pendek perusahaan persaingan monopolistic.

3. PENENTUAN HARGA DAN OUTPUT JANGKA PANJANG PADA PASAR


PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik memperoleh laba dalam jangka pendek
(atau akan memperoleh laba dalam jangka panjang dengan membangun skala pabrik yang
optimum untuk berproduksi pada tingkat output terbaik mereka), lebih banyak perusahaan akan
memasuki pasar dalam jangka panjang. Ini berarti kurva permintaan yang dihadapi oleh setiap
perusahaan monopolistik dalam pasar bergeser ke sebelah kiri (karena pangsa pasarnya
berkurang), hingga akhirnya bersinggungan dengan kurva LAC perusahaan. Jadi, dalam jangka
panjang, semua perusahaan persaingan monopolistik hanya mencapai titik impas dan
berproduksi pada bagian kurva LAC yang memiliki kemiringan negatif (dan tidak pada titik
terendah sebagaimana dalam kasus pasar persaingan sempurna).
Dalam Figur 8-10, D' adalah kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan yang "tipikal"
atau "mewakili" pasar persaingan monopolistik dalam jangka panjang. Kurva permintaan D'
lebih rendah dan elastisitas harganya lebih tinggi dibandingkan kurva D yang dihadapi oleh
perusahaan dalam jangka pendek. Artinya, semakin banyak perusahaan memasuki pasar
persaingan monopolistik dalam jangka panjang (yang tertarik oleh laba yang bisa diperoleh),
setiap perusahaan persaingan monopolistik akan memperoleh pangsa pasar yang semakin
kecil dan menghadapi kurva permintaan yang semakin tinggi tingkat elastisitas harganya,
karena semakin banyak produk saingan yang tersedia dalam jangka panjang. Perhatikan
bahwa titik D' bersinggungan dengan kurva LAC dan SATC' di titik A', yaitu tingkat output ketika
MR'= LMC=SMC' (titik E' dalam fgur). Dengan demikian, perusahaan dalam persaingan
monopolistik menjual 4 unit produk tersebut pada tingkat harga $6 per unit dan mencapai tiik
impas dalam jangka panjang (bandingkan dengan Q = 6 pada P = $9 dan laba per unit $2 serta
laba total $12 dalam jangka pendek). Pada tingkat harga lainnya, perusahaan tersebut akan
mengalami kerugian dalam jangka panjang dan dengan jumlah perusahaan yang berbeda, tidak
akan tercapaititik impas.
Kenyataan bahwa perusahaan persaingan monopolistik berproduksi di sebelah kiri titik
terendah kurva LAC-nya ketika mencapai keseimbangan jangka panjang, berarti bahwa biaya
rata- rata produksi dan harga produk dalam pasar persaingan monopolistik lebih tinggi
dibanding pasar persaingan sempurna ($6 ada titik A' dibanding $5 pada titik E", secara
berturut-turut, dalam Figur 8-10). Perbedaan ini tidak besar karena kurva permintaan yang
dihadapi oleh perusahaan persaingan monopolistik sangat elastis, Akan tetapi, sedikit lebih
tingginya LAC dan P dalam pasar persaingan monopolistik dibanding pasar persaingan
sempurna, bisa dianggap sebagai biaya untuk menyediakan sejumlah variasi produk
terdiferensiasi yang sesuai dengan berbagai macam selera konsumen, ketimbang hanya
memiliki satu produk yang tidak terdiferensiasi. Kenyataan bahwa setiap perusahaan
persaingan monopolistik berproduksi di sebelah kiri titik terendah kurva LAC, berarti bahwa
setiap perusahaan berproduksi dengan kapasitas berlebih (excess capacity) dan terdapat jauh
lebih banyak perusahaan (artinya, terjadi kondisi sangat padat - overcrowding) ketika bentuk
pasar adalah persaingan monopolistik dibanding jika bentuk pasar adalah persaingan
sempurna.
4. ARTI DAN SUMBER TERJADINYA PASAR OLIGOPOLI
Oligopoli (oligopoly) adalah suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah
produk yang homogen atau terdiferensiasi jumlahnya sedikit. Jika produknya homogen kita
medapati oligopoli murni (pure oligopoly). Jika produknya terdiferensiasi kita memiliki oligopoli
terdiferensiasi differentiated oligopoly).

Oligopoli adalah bentuk organisasi pasar yang paling banyak terjadi dalam sekior
manufakur di suatu negara industri, termasuk Amerika Serikat. Industri yang bersifat
oligopolistık di Amerika Serikat, misalnya mobil, aluminium dasar, baja, peralatan listrik, kaca,
sereal sarapan, rokok, serta sabun dan deterjen. Beberapa dari produk tersebut (seperti baja
dan aluminium) adalah bersifat homogen, sedangkan lainnya (seperti mobil, rokok, sereal
sarapan, serta sabun dan deterjen) merupakan produk terdiferensiasi. Oligopoli juga terjadi
ketika biaya transportasi membatasi daerah pemasaran. Sebagai contoh, meskipun terdapat
banyak produsen semen di Amerika Serikat, persaingan yang terjadi terbatas antara beberapa
produsen lokal di suatu daerah tertentu.

Karena dalam pasar oligopolistik penjual produk yang homogen atau terdiferensiasi
jumlahnya sedikit, tindakan setiap perusahaan akan memengaruhi perusahaan lain dalam
industri tersebut dan sebaliknya. Misalnya, ketika General Motors memberikan potongan harga
atas penjualan mobilaya, Ford segera mengikutinya dengan memberikan potongan harga juga.
Selain itu, karena persaingan harga bisa berakibat pada perang harga yang saling mematikan,
oligopolis biasanya lebih memilih untuk bersaing dalam hal diferensiasi produk, iklan, dan
pemberian layaian. Hal ini dikenal sebagai persaingan nonharga (nonprice competition).
Meskipun demikian, jika GM melaksanakan kampanye iklan besar-besaran, Ford tentu akan
segera melaksanakan kampanye iklan serupa. Ketika Pepsi melaksanakan kampanye iklan
yang besar pada awal dekade 1980-an, Coca-Cola bereaksi dengan menyelenggarakan
kampanye iklan yang sama besarnya.

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa ciri istimewa oligopoli adalah saling ketergantungan atau
persaingan antara berbagai perusahaan dalam industri. Ini mempakan akiban alamiah karena
sedikitnya jumah perusahaan. Karena seorang olignpolis tahu bahwa tindakannya akan
berdampak signifikan terhadap oligopols lain dalam industri, setiap oligopoles harus
mempertimbangkan reaksi yang mungkin diberikan oleh pesaingnya dalam memutuskan
kebijakan hurganya, tingkat diferensiasi produk yang hendak dipasarkan, tngkat pemasangan
ikan yang akan dilaksanakan, jumlah layauam yang akan diberikan, dan lain-lain.
Karena para pesaing bisa memberikan reaksi dengan cara yang beragam (tergantung pada
sifat industri, jenis produk, dan sebagainya). kita tidak bisa memilki suatu model oligopoli
tunggal tetapi banyak model-masing-mesing model berdasarkan puda jenis reaksii yang
diberikan oleh pesaing terhadap tindakan perusahaan yang pertama. Karena saling
keterganoingan ini, pengambilan keputusan manajerial lebih rumit dalam pasar oligopoli
dibanding bentuk struktur pasar lainnya.

Sumber terjadinya oligopoli pada unumuya sana dengan sumber terjadinya monopoli Yaitu,
(1) skala ekonomi yang bisa dicapai jika jumlah outputnya cakup besar, sehingga dengan
sedikit perusahaan saja kebutuhan pasar sudah terpenuhi, (2) investasi modal yang besar dan
input yaug terspesialisasi biasanya dibutuhkan untuk memasuki industri yang oligopolistik
(misalnya industri mohil, aluminium, baja, dan sebagainya), dan ciri ini merupakan penghalang
alamiah untuk masuk ke dalam pasar, (3) beberapa perusahan bisa jadi memiliki hak paten
untuk secara eksklusif memproduksi suatu komoditas atau memanfaatkan sustu proses
produksi tertentu, (4) perusaliaan yang sudah bendiri mungkin memiliki pelanggan setia karena
kualitas produk dan pelayunannya (brands), sehingga perusahaan baru sulit untuk
menyainginya, (5) beberapa perusahaan bisa jadi memiliki atau menguasai seluruh penawaran
bahan baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk; dan (6) pemerintah bisa jadi
memberikan hak monopoli hanya kenada beberapa perusahaan untuk beroperasi dalam pasar.
Berbagai hal tersebu tidak hanya merupakan sumber tejadinya oligopoli, tetapi juga
merepresentasikan hambatan bagi perusahaan lain untuk memasuki pasar dalam jangka
paajang. Jika masukmya perusahasn baru ke dalam pasar tidak dibatasi, industri tersebut tidak
akan bersifat oligopolistik dalam jangka parjang. Hamhatan lainnya adalah berupa penentuan
harga limit (limit pricing). yaitu perusahaan yang ada mengenakan harga yang cukup rendah
untuk menghalangi perusahaan bara masuk ke dalam industri. Dengan melakukan hal tersebut,
mercka secara sukarela mengorbankan laba jangka pendek agar dapat memaksimumkan laba
jangka panjang.

5. MODEL COURNOT DALAM PASAR OLIGOPOLI


Ekonom Prancis Augustin Cournot memperkenalkan medel oligopoli formal pertama
(yang melahikan namanya) iebih dari 160 tahun yang lalu, Model Cournot bermanfaat dalam
oligopoli di antara perusahaan yang saling bergantung sangat erat. Untuk menyederhanakan,
Cournot menganggap hahwa hanya ada dua perusahaau (duopoli yang menjual mata air yang
sama (identicai spring water). Para konsumen berdatangan ke mata air tersebut dengaa galon
mereka serdiri, sehingga biaya marginal produksinya adalalı nol untuk dua perusahaan
tersebut. Dengan asumsi ini, analisis menjadi sangat sederhana tanpa mengurangi esensi
model tersebt. Dengan demikian, hal tersebut men jadikan tahap-tahap yang lebih realistis,
menjadikan model yang lebih rumit.

Asumsi perilaku dasar yang ada pada model Caurnot (Cournol model) tersebut ada
pada setiap perusahaan, pada saat berusaha memaksimumkan laba, menganggap bahwa
duopolis yang lain menghasilkan output yang konstan pada level tertentu. Akibatnya adalah
siklus perpindahan dan tindakan balasan oleh duopolis tersebut sampai masing-masing menjual
sepertiga dari total output industri (jika industri tersebu: dikelola dalam keadaan persaingan
sempurna). Hal imi da ditunjukkan dalam Figur 9-1.

Pada panel sebelah kiri Figur 9-1, D adalah kurva permintaan pasar atas air dari mata
air. Pada awalnya, perusahaan A adalah satu-satunya perusahaan di pasaran, dengan
deimikia, perusahaan tersebut menghadapi kurva perrnintaan pasar secara keseluruhan. Dalam
hal tersebut D = dA. Kurva pendapatan marginal (marginal revenue- MR) perusahaan A adalah
mrA (lihat figur tersebut). Karena biaya marginalnya adalah nol, kurva MC sejajar dengan sumbu
horizontal. Dalam keadaan seperti ini, perusahaan A memaksimumkan laba totalnya pada mr
mrA = MC =0. Perusahaan A menjual 6 unit air pada P = $6 sehingga total pendanatannya (tetal
revenue-TR) adalah $36 (titik A pada panel kir). Ini adalah salusi monepoli. Perhatikan bahwa
titik A adalah titik tengah kurva permiriaan D - dA, di mana elastisitas harganya adalah 1 dan
TR maksimum. Dengan biaya total (total cost-TC) sama dengan nol, laba titalnya (total profit-
TP) sama dengan TR = $36

Berikutnya, anggaplah bahwa perusahaun B masuk ke pasaran dan yakin bahwa


perusahaan A akan terus renjual sebanyak 6 unit. Kurva permintaan perusahaan B adalah dB
pada panel kiri, dimana kurva ini diperoleh dengan mengurangi kurva permintan pasar D
sebesar 6 unit yang dijual oleh perusahaan A (pergeseran D 6 unit ke kiri). Kurva pendapatan
marginal perusshaar B adaiah mrB. Perusahaar B memaksimumkan laba totalnya pada mrb =
MC = 0. Dengan demikian, perusahaarn B menjual 3 unit pada harga P = $3 (titik B ada di titik
tengah dB). Hal ini juga ditunjukkan pada panel kanan Figur 9-1. Anggaplah bahwa perusahian
B terus saja menjual 3 unit, perusaharm A bereaksi dan menghadupi dA pada panel kanan Figar
9-1 (dilakukan dengan mengurangi kurva permintaan pasar D 3 unit yang dipasok oleh
perisahaus B). perusahaan A kemudian akan memaksimumkan laba dengan menjual 4.5 unit
(titik A': ada di titik tengah dA punel kanan). Perusahaan B sekarang bereaksi sekali lagi dan
memaksinumkan labanya pada Kurva permintaan yang baru, Kurva tersebut diperoleh dengan
menggeser kurva pemintaan pasar D ke kiri sebesar 4.5 unit yang dipasuk oleh perusahaan A
(tidak diunjukkan pada panel kanan Figur 9-1)

Proses ini terus herlargsung sampai serisp duopolis menghadapi kurva permintaan dE
dan memaksimumkan labanya dengan menjual 4 unit pada harga P = $4 (titik E panel kanan
Figun 9 - 1). Ini merupakan keseimbangan. karena bagaimanapun perusahaan menghadapi
kurva permintaan dE dan mencapai titik pertama E, yang lainnya juga akan menghadapi dE
(diperoleh dengan meugurangkan 4 unit yang dijual oleh duopolis pertama dalam kurva
permintasn pasar D) dan juga memaksimumkan labanya pada titik E. Dengan penjualan setiap
duopolus 4 unit total gabungan sebesar 8 unit akan di jual di pasar pada harga P = $4 (tirik E*
pada D panel kanan Figur 9-1). jika pasar telah diorganisasi dengan persaingan sempurna,
penjualin sebesar 12 unit, pada titik C. di mana kurva permintaan pasar D melintas sumbu
horizontal. Alasanmya adalah sebagaimana disyaratkan karena perusahaan-perusahaun
tersebut menganggap biayanya nol, maka harga juga harus menjadi nol untuk perusahaan yang
bersaing pada titik impas, pada saat industri persainigan sempurna dalam keseimbangan
jangka panjang.

Jadi, duopolis tersebut menasok masing-masing sepertiga atau 4 unit (dan dua pertiga
atau 8 unit secara bersama-sama) dari total sebesar 12 unit pada pasar persaingan sempurna.
Perhatikan bahwa duopoli Cournot menghasilkau P = $4 dan di antara keseimbangan monopoli
$6 dan Q = 6 dan keseimbangan dalam persaingan sebesar P $0 dan Q = 12. Keseimbangan
Cournot yang terakhir menggambarkan saling ketergantungan di antara duopoilis meskipun
mereka tidak mengorganisasinya

Pada perlakuan lebih lanjut, kita bisa menunjukkan bahwa dengan tiga oligopolis, setiap
perusahaen akan memasok seperempat (yaitu 3 unit) dari 12 unit pada pasar persaingan
senpurna dan dua pertiga (yaitu, 9 unit) secara total. Perhatikan bahwa ketika Q = 9. P = $3
pada kurva permintaan D (linik F panel kaman Figur 9.1) Jadi, ketika jumlah perusahaan
meningkat, total ouput keseluruhan perusahaan secara bersama-sama meningkat dan harga
turun (bandingkan keseimbangan titik A dengan hanya perusahaan A di pasar, dengan titik
keseimbangan E* dengan perusahaan A dan B, dan titik keseimbangan F dengan tiga
perusahaan). Akhirnya, ketika semakin banyak perusahaan yang masuk, pasar semakin tidak
lagi oligopolistik. Pada batas tersebut, dengan beberapa perusahaan, total output akan
mendekati 12 unit dan harga akan mendekati nol (solusi persaingan sempurna-titik C pada
panel kanan Figur 9-1)
Figur 9-1 Model Cournot

Pada panel kiri, D adalah kurva permintaan pasar atas air dari mata air. Biaya marginal
produksi dianggap nol. Ketika hanya ada perusahaan A di pasar, D = dA dan perusahaan
memaksimumkan laba dengan menjual Q = 6 pada P = $6 (titik A, diperoleh dari mrA = MC = 0).
Ketika perusahaan B masuk ke pasar, dia akan menghadapi dB (yang diberikan dengan
pergeseran kurva permintaan pasar D ke kiri sebesar 6 unit yang dijual perusahaan A).
Perusahaan B memaksimumkan laba dengan menjual Q = 3 pada P = $3 (titik B, ada di dB di
mana mrB = MC = 0). Duopolis A sekarang menghadapi d'A (yang diperoleh dari D dikurangi 3
pada panel kanan) dan memaksimumkan laba dengan menjual Q = 4,5 pada P = $4,50 (titik A).
Proses ini berlanjut sampai setiap duopolis pada titik E pada dE dan menjual 4 pada harga P =
$4.

Hasil yang sama (yaitu, laba nol) akan tetap terjadi bahkan hanya dengau dua perusahaan
duopoli), jika setiap perusahaan beranggapan bahwa perusahaan lain akan mempertahankan
harga dan bukannya kuantitas (seperti pada model Cournot). Dalam kasus tersebut, perusahar
pertama masuk ke pasar dan memaksimumkan labanya dengan memproduksi 6 unit pada
harga $6. Perusahaan kedua, anggaplah bahwa perusahaan pertama akan mempertahankan
harga yang tetap, akan menetapkan harganya sedikit lebih rendah dan merebut pasar secara
keselurnuhan (karena produknya homogen). Perusahaan pertama kemudian akan bereaksi
dengan menurunkan harga tersebut dan merebut kembali seluruh pasar. Jika duopolis tersebut
menyadari ketergantungan mereka (seperti pada model Cournot), proses tersebut akan
berlanjut sampai setiap perusahaan akan menjual 6 unit pada harga nol dan menghasilkan laba
nol. Ini merupakarn is tersebut tidak menyadari saling model Bertrand (Bertrand model), di
mana merupakan pelopor model perang harga.
6. MODEL PERMINTAAN YANG PATAH PADA PASAR OLIGOPOLI

Pasar oligopoli model kurva patah diformulasikan oleh Sweezy. Dalam model ini
keseimbangan perusahaan ditentukan pada waktu garis permintaan yang dihadapi produsen
patah. Karena pada tingkat ini berarti MR yang dihadapi produsen sama besar dengan MC-nya,
memang secara umum dapatlah diutarakan bahwa kurva MR dapat berpotongan dengan kurva
MC di mana saja pada bagian kurva MR yang patah. Hal ini bermakna bahwa adanya
perubahan struktur biaya produksi tidak akan berpengaruh terhadap tingkat output dan harga
keseimbangan perusahaan. Berbentuk patah kurva permintaan yang dihadapi oligopolis ini
mencerminkan perilaku oligopolis di pasar, yaitu apabila ia menurunkan tingkat harga jual,
maka ia mengharapkan produsen pesaingnya akan mengikuti kebijaksanaannya. Akan tetapi
kalau ia menaikkan harga jual maka produsen pesaingnya tidak akan mengikuti kebijaksanaan.
Bentuk kurva permintaan yang patah adalah manifestasi dari adanya ketidakpastian oligopolis
terhadap perkiraan perusahaan pesaing apabila ia menurunkan tingkat harga jual. Model ini
dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa dalam pasar oligopoli tingkat harga output yang
terjadi di pasar cenderung tetap tidak berubah-ubah.
Ciri reaksi oligopolis jika terjadi perubahan harga adalah jika suatu oligopolis menurunkan
harga maka oligopolis cenderung juga akan menurunkan harga karena tidak mau kehilangan
konsumen dan jika oligopolis menaikkan harga maka akan kehilangan konsumen karena
oligopolis lain tidak menaikkan harga dan akan mendapat tambahan konsumen dengan tanpa
melakukan reaksi apapun. Hal ini menyebabkan kurva permintaan yang dihadapi oligopolis
merupakan kurva yang patah (kinked demand curve).
DAFTAR PUSTAKA

Salvatore, Dominick.2011. Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global, Edisi kelima, buku
2 (terjemahan). Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai