Anda di halaman 1dari 11

EKONOMI MANAJERIAL (PERTEMUAN 4):

ANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN

Oleh:
KELOMPOK 4

Ida Bagus Gede Prabawa Putra Udiyana 1807521090 (83)


Dewa Ayu Istri Gedong Astari Dewi 1807521109 (83)
Kevin Anggoro Budiarto 1807521132 (83)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen

Permintaan barang dalam kehidupan sehari-hari tidak selalu tetap. Permintaan suatu barang bisa
saja akan mengalami kenaikan atau penurunan, meningkat secara drastis atau bahkan menurun
dari biasanya. Setiap manusia mempunyai kebutuhan, yang dapat terpenuhi dengan
mengkonsumsi barang dan jasa. Untuk memperoleh barang dan jasa tersebut diperlukan
pengorbanan yaitu berupa harga yang harus dibayar. Jumlah barang yang ingin dan mampu dibeli
oleh konsumen pada berbagai tingkat harga pada waktu tertentu disebut dengan permintaan.
Hukum permintaan menyatakan bahwa, Semakin rendah harga suatu barang, maka semakin
banyak jumlah barang yang diminta. Sebaliknya, semakin tinggi harga suatu barang, maka
semakin sedikit jumlah barang yang diminta. Hukum permintaan berlaku ceteris paribus, yaitu
suatu kondisi yang menunjukan bahwa faktor-faktor lain yang mempengaruhi dianggap tetap. Dari
hukum permintaan tersebut, jelas bahwa harga suatu barang turun orang cenderung akan membeli
dengan jumlah yang lebih banyak. Begitu pula sebaliknya, jika harga barang naik maka minat beli
masyarakat akan turun.

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan, diantaranya yaitu:

1. Harga Barang Itu Sendiri

Harga barang merupakan faktor utama yang mempengaruhi permintaan. Misalnya harga beras
awalnya Rp 8000/Kg Lalu naik menjadi Rp 9000/Kg. Kemudian apa yang terjadi dengan permintaan
beras? Coba pikirkan orang harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli beras. Mungkin
bagi orang-orang yang mampu hal tersebut tidak akan menjadi masalah. Namun, bagi yang
anggarannya terbatas, tentu akan mengurangi pembelian beras lalu menggantinya dengan
makanan lain, seperti singkong atau jagung. Dengan kata lain permintaan suatu barang akan
mengalami penurunan ketika harganya naik. Hal ini juga berlaku sebaliknya, ketika sedang musim
durian dan harga cenderung turun karena pasokannya melimpah. Masyarakat yang tadinya tidak
mampu membeli durian menjadi mampu membelinya. Permintaan terhadap durian pun meningkat.
Nah dapat kita simpulkan bahwa penurunan harga barang akan menyebabkan permintaan
meningkat.

2. Pendapatan
Tingkat pendapatan masyarakat sangat berpengaruh terhadap permintaan suatu barang.
Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan siap konsumsi atau pendapatan rumah tangga
yang telah dikurangi potongan-potongan pajak. Apabila jumlah pendapatan yang siap konsumsi
berubah, permintaan juga akan berubah. Untuk kasus barang normal, apabila pendapatan
bertambah permintaan terhadap barang akan bertambah juga, baik itu barang yang sering dibeli
atau pun jenis barang baru.

3. Selera Masyarakat

Selera dan kebiasaan masyarakat ternyata juga mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang.
Misalnya masyarakat yang suka makanan pedas pasti akan membutuhkan cabai untuk memenuhi
seleranya. Sebaliknya meskipun harga suatu barang diturunkan jika konsumen tidak mempunyai
selera terhadap barang tersebut tidak akan terjadi permintaan. Jika konsumen mempunyai selera
terhadap barang tertentu meskipun harga naik, tetap terjadi permintaan.

4. Perkiraan Mengenai Masa Depan

Perubahan-perubahan yang diprediksi pada masa yang akan datang akan mempengaruhi
permintaan saat ini. Prediksi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bisa memicu permintaan bahan
bakar minyak pada saat ini karena masyarakat takut nanti harganya akan benar-benar naik.

5. Harga Barang Lain Yang Berkaitan Erat

Harga barang lain yang berkaitan erat seperti barang substitusi (penggantinya) dan barang
komplementer (pelengkapnya) akan mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Contohnya
telur merupakan barang substitusi bagi daging ayam. Apabila harga daging ayam naik sementara
harga telur tetap, harga relatif daging terhadap telur menjadi mahal dan orang akan berpindah
membeli telur. Akibatnya permintaan daging ayam menurun. Begitu pula sebaliknya ketika harga
daging ayam turun permintaan daging ayam akan naik dan permintaan telur menurun. Lalu
bagaimana dengan barang komplementer? Contohnya seperti gula dan teh. Turunnya harga gula
akan menyebabkan permintaan terhadap teh meningkat karena orang-orang menjadi lebih mampu
membeli gula untuk membuat minuman teh.
Elastisitas Permintaan Terhadap Harga

Kepekaan respon dari kuantititas komoditas yang diminta terhadap perubahan harganya
merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan. Kadang penurunan harga akan
menyebabkan peningkatan penjualan yang cukup berarti sehingga penerimaan total meningkat.
Tetapi pada waktu yang lain,penurunan harga komoditas dapat menurunkan penerimaan total
perusahaan. Melalui dampaknya terhadap penjualan kebijakan penentuan harga dari suatu
perusahaan juga akan mempengaruhi biaya produksinya dan kemudian profitabilitasnya.

Elastisitas Permintaan Titik terhadap Harga

Elastisitas permintaan terhadap harga merupakan presentase perubahan kuantitas komoditas yang
diminta dibagi dengan presentase perubahan harganya. Kepekaan respon perubahan dari kuantitas
komoditas yang diminta terhadap perubahan dari harganya dapat dihitung dengan kebalikan dari
kemiringan suatu kurva permintaan (dikenal dengan ΔQ/ΔP)
Elastisitas permintaan terhadap harga (Ep) diberikan oleh persentase perubahan kuantitas komoditi
yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harganya,dengan menjaga semua variabel yang
lainnya dalam fungsi permintaan konstan.Yaitu,

Dan untuk Permintaan titik terhadap harga dapat dituliskan sebagai

Elastisitas Permintaan Busur terhadap Harga

Lebih sering dari pada elastisitas permintaan titik kita mengukur elastisitas permintaan busur
terhadap harga elastisitas permintaan terhadap harga antara dua titik dalam suatu kurva permintaan
di dunia nyata. Rumus untuk elastisitas permintaan busur terhadap harga dapat ditulis sebagai
berikut

Elastisitas terhadap Harga,Penerimaan Total,dan Penerimaan Marjinal

Ada suatu hubungan penting antara elastisitas permintaan terhadap harga dengan penerimaan total
dan penerimaan marjinal dari suatu perusahaan. Penerimaan total (TR) adalah sama dengan harga
(P) atau harga dikalikan dengan kuantitas (Q) , sementara penerimaan marjinal (MR) merupakan
perubahan dari TR per unit perubahan dari penjualan atau output (kuantititas yang diminta). Yaitu

TR = P . Q

MR =

Dengan penurunan dalam harga penerimaan total meningkat jika permintaannya elastis, TR tidak
berubah jika permintaannya elastis uniter dan TR menurun jika permintaannya inelastis.
Alasannya adalah karena jika permintaannya elastis ,penurunan harga akan mengakibatkan
peningkatan kuantitas yang diminta secara proporsional lebih besar,sehingga penerimaan total juga
meningkat. Jika permintaannya elastis uniter maka penurunan harga akan menyebabkan
peningkatan kuantitas yang diminta dalam jumlah yang sama secara proporsional, sehingga
penerimaan total tetap tidak berubah. Akhirnya jika permintaan yang dihadapi tidak elastis atau
inelastis, maka penurunan harga akan mengakibatkan peningkatan kuantitas yang diminta dalam
jumlah yang secara proporsional lebih kecil, sehingga penerimaan total dari perusahaan akan
menurun.

Hubungan antara Ep, TR, MR, dan P berlaku untuk perusahaan dan industri pada jenis organisasi
pasar yang mana pun. Maka perubahan dalam penerimaan total sebagai hasil penjualan setiap
tambahan 1 unit produk (pendapatan marginal) adalah sama dengan harganya.

Kurva Permintaan,Penerimaan total,Penerimaan Marjinal,dan Elastisitas Terhadap Harga


Sepanjang permintaan adalah elastis terhadap harga (yaitu sampa 300 unit output), penurunan
harga akan meningkatkan penerimaan total (TR), dan pendapatan marginal (MR) adalah positif.

Pada Q = 300, permintaan adalah elastis uniter terhadap harga, TR maksimum dan MR = 0. Ketika
permintaan adalah inelastic terhadap harga (yaitu, ketika output lebih besar daripada 300),
penurunan harga akan mengurangi TR dan MR negatif.
Elastisitas Permintaan Terhadap Pendapatan

Tingkat pendapatan konsumen juga merupakan determinan yang penting dalam permintaan. Kita
dapat mengukur kepekaan perubahan dari permintaan akan suatu komoditas terhadap perubahan
pendapatan konsumen dengan menggunakan elastisitas permintaan terhadap pendapatan (E1). Ini
diberikan oleh presentase perubahan permintaan suatu komoditi dibagi dengan presentase
perubahan pendapatan dengan memegang variabel lain dalam persamaan permintaan konstan
termasuk harga. Sama seperti elastisitas terhadap harga,kita mempunyai elastisitas titik dan
elastisitas busur terhadap pendapatan.

Elastisitas Permintaan Silang Terhadap Harga

Permintaan akan suatu komoditas juga bergantung pada harga dari komoditas yang berhubungan
dengan (substitusi atau komplementer). Sebagai contoh jika harga teh meningkat, permintaan akan
kopi meningkat (bergeser ke kanan dan lebih banyak kopi yang diminta untuk setiap tingkat
harganya) karena konsumen menukar teh dengan kopi untuk konsumsinya. Pada saat lain jika
harga gula meningkat (barang komplementer dari kopi) maka permintaan akan kopi menurun
bergeser ke kiri (sehingga jumlah kopi yang diminta berkurang untuk setiap harganya)

Kita dapat mengukur kepekaan perubahan dari permintaan akan komoditas X terhadap perubahan
komoditas harga Y dengan menggunakan elastisitas permintaan silang terhadap harga (E xy ). Ini
diberikan oleh persentase perubahan dalam harga komoditas Y, dengan memegang konstan semua
variabel lainnya dalam fungsi permintaan termasuk variabel pendapatan dan harga komoditas X .

Rumus:
Penggunaan Elastisitas Dalam Pengambilan Keputusan Manajerial

Analisis dari kekuatan atau variabel-variabel yang memengaruhi permintaan dan estimasi yang
dapat dipercaya terhadap dampaknya secara kuantitas terhadap penjualan adalah sangat
penting bagi perusahaan untuk membuat keputusan produksi yang terbaik dan rencananya untuk
pertumbuhan. Beberapa kekuatan yang memengarubi permintaan dapat dikontrol oleh
perusahaan, tetapi yang lainnya tidak dapat. Sebuah perusahaan biasanya dapat menentukan
harga dari komoditas yang mereka jual dan menentukan tingkat pengeluarannya dalam iklan,
kualitas produk, dan pelayanan pelanggan, tetapi mereka tidak mempunyai kontrol terhadap
tingkat dan perumbuhan pendapatan konsumen, harapan harga kepada konsumen, keputusan
harga para pesaing, dan keputusan pesaing dalam pengeluaran untuk iklan, kualitas produk, dan
pelayanan pelanggan. Perusahaan dapat memperkirakan elastisitas permintaan terhadap semua
kekuatan yang memengaruhi permintaan komoditas yang mereka jual. Perusahaan memerlukan
estimasi terhadap berbagai elastisitas untuk menentukan kebijakan optimal bagi proses
operasionalnya dan jalan yang paling positif untuk merespons berbagai kebijakan perusahaan
pesaing. Sebagai contoh, jika permintaan untuk produknya inelastis terhadap harga, perusahaan
tidak akan menurunkan harganya karena akan mengakibatkan penurunan penerimaan total, dan
meningkatkan biaya totalnya (berhubungan dengan bertambah banyaknya komoditas yang dijual
pada harga yang lebih rendah) dan, karenanya memberikan laba yang lebih rendah. Sama halnya
jika elastisitas penjualan perusahaan terhadap iklannya positif dan tinggi daripada terhadap
pengeluaran untuk kualias dan pelayanan pelanggan, maka perusahaan akan berkonsentrasi
dalam usaha penjualannya lewat periklanan dan tidak terhadap kualitas produk dan pelayanan
pelanggan.

Elastisitas dari penjualan perusahaan terhadap variabel-variabel yang berada di luar


kontrol perusahaan juga sangat penting bagi perusahaan agar dapat merespons kebijakan
perusahaan pesaing secara efektif dan merencanakan strategi perkembangan yang terbaik.
Sebagai contoh, jika perusahaan sudah menduga bahwa tingkat elastisitas silang antara
perminlaan dan produknya terhadap harga dari barang pesaing sangat tinggi, maka harus cepat
bertindak terhadap penurunan harga dari pesaing, atau perusahaan akan mengalami kerugian
yang cukup besar dalam pejualannya. Tetapi, perusahaan akan berpikir dua kali Iebih dahulu
sebelum menurunkan harganya, karena dapat berakibat terhadap terjadinya perang harga.
Lebih jauh lagi, jika elastisitas terhadap pendapatan sangat rendah untuk produk
perusahaan,pihak manajemen mengetahui bahwa perusahaan tidak akan begitu diuntungkan
dengan adanya peningkatan pendapatan dan mungkin mempunyai keinginan untuk memperbaiki
produknya atau beralih ke jajaran produk baru yang permintaannya lebih elastis terhadap
pendapatan. Jadi, perusahaan harus, pertama, mengidentifikasi semua variabel penting yang
memengaruhi permintaan produk yang ia jual. Lalu, perusahaan harus mendapatkan estimasi
efek marginal dari perubahan semua variabel tersebut terhadap permintaan. Perusahan ersebut
akan menggunakan informasi ini untuk mengestimasi elastisitas permintaan dari produk yang ia
jual terhadap semua variabel fungsi permintaan. Hal ini sangat penting untuk keputusan
manajerial yang optimal pada jangka pendek dan dalam perencanaan untuk pertumbuhan pada
jangka panjang.
Sebagai contoh, misalkan perusahaan bernama Tasty Company memasarkan kopi merek
X dan mengestimasi regresi dari permintaan akan kopinya, sebagai berikut:
QX = 1,5 – 3.0 PX + 0,8I + 2,0PY – 0,6 PS + 1,2A
Dimana,
QX = penjualan kopi merek X di Amerika Serikat, jutaan pon per tahun
PX = harga kopi merek X, dolar per pon
I = pendapatan personal disposable, triliun dolar per tahun
PY = harga kopi pesaing, dolar per pon
PS = harga gula, dolar per pon
A = pengeluaran iklan untuk kopi merek X, ratusan ribu dolar per tahun

Misalkan juga pada tahun ini, PX = $2; I = $2,5 ; PY =$1,80 ; PS =$0,50 dan A =$1.
Masukan nilai – nilai ini terhadap persamaan 3-19 akan menghasilkan :
QX = 1,5 – 3(2) + 0,8 (2,5) + 2(1,80) – 0,6(0,50) + 1,2 (1) = 2
Sehingga, pada tahun ini perusahaan akan menjual 2 juta pon kopi merek X.
Perusahaan dapat menggunakan informasi diatas untuk menemukan elastisitas permintaan
kopi merek X terhadap harganya, pendapatan, harga kopi pesaing, harga gula, dan periklanan.
DAFTAR PUSTAKA

Salvatore, Dominick. 2011. Managerial Economics: Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian


Global. Edisi V Jilid I. Jakarta : Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai