Anda di halaman 1dari 6

EKONOMI MANAJERIAL (PERTEMUAN 5):

ESTIMASI PERMINTAAN

Oleh:
KELOMPOK 4

Ida Bagus Gede Prabawa Putra Udiyana 1807521090 (83)


Dewa Ayu Istri Gedong Astari Dewi 1807521109 (83)
Kevin Anggoro Budiarto 1807521132 (83)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
ESTIMASI PASAR DENGAN METODE SURVEY

1. Survei Konsumen dan Penelitian Observasi


Survei konsumen (consumer surveys) melibatkan sejumlah sampel konsumen
tentang bagaimana mereka akan bereaksi terhadap perubahan tertentu dalam
harga suatu komoditas, pendapatan, harga dari komoditas yang berhubungan,
pengeluaran iklan, insentif kredit, dan determinan yang lainnya. Survei ini dapat
dilakukan dengan mencegah dan menanyai orang-orang pada suatu pusat
perbelanjaan atau dengan menyusun daftar pertanyaan (kuesioner) yang canggih
untuk dibagikan kepada sampel konsumen tertentu oleh para penanya
(interviewer) yang terlatih.
Teorinya, kuesioner konsumen dapat menyediakan informasi yang sangat
berguna bagi perusahaan. Dalam kenyataan, banyak juga yang mengalami bias
karena konsumen tidak mau atau tidak bisa memberikan jawaban yang akurat.
Sebagai contoh, apakah Anda tahu berapa banyak konsumsi Anda terhadap bir
akan berubah jika harganya meningkat 10 sen per botol atau per 12 ons? Jika
harga soda jatuh 5 sen? Jika pendapatan Anda meningkat 20 persen? Jika
produsen bir meningkatkan biaya iklannya? Jika kadar alkohol dalam bir
diturunkan sebesar 1 persen? Walaupun Anda mencoba untuk menjawab
pertanyaan tersebut seakurat mungkin, reaksi Anda dapat saja sepenuhnya
berbeda jika Anda menghadapi situasi yang nyata dari kemungkinan di atas.
Kadang konsumen memberikan jawaban yang menurut mereka lebih dapat
diterima daripada mengemukakan preferensi mereka yang sesungguhnya.
Sebagai contoh, tidak ada orang yang akan mengaku jika dia meminum 200 botol
bir per bulanya. Tergantung dari ukuran sampel yang diplih dan kelengkapan dari
analisis, survei konsumen juga bisa menjadi sangat mahal.
Karena keterbatasan survei dari konsumen, maka banyak perusahaan yang
menggantikan atau melengkapi survei tersebut dengan penelitian observasi
(observational research). Ini mengacu pada pengumpulan informasi tentang
preferensi konsumen dengan mengamati bagaimana mereka membeli dan
menggunakan berbagai produk. Sebagai contoh, penelitian observasi telah
membawa beberapa pembuat mobil untuk mengambil kesimpulan bahwa baryak
orang yang berpikir mobil mereka merupakan hasil karya seni yang dipertunjukkan
ke manapun mereka pergi. Penelitian observasi ini juga menunjukkan bahwa
konsumen cenderung memilih beberapa jenis obat masuk angin, dan tidak hanya
satu. Penelitian ini tergantung pada scanner produk, yang semakin sering dijumpai
di toko-toko, dan ukuran pandangan orang di rumah-rumah. Ini memungkinkan
suatu perusahaan untuk mempelajari dalam satu malam mengenai produknya
yang akan dijual dan efektivitas dari iklan dan juga pola menonton TV. Akan tetapi,
scanner dan pandangan orang, menimbulkan pertanyaan hukum mengenai privasi
seseorang.
Namun demikian, penelitian observasi tidak mengatakan bahwa survei
konsumen itu tidak berguna. Kadang, survei merupakan satu-satunya cara untuk
mendapatkan informasi tentang respons konsumen. Sebagai contoh, jika sebuah
perusahaan berpikir untuk memperkenalkan suatu produk baru atau mengubah
kualitas dari yang sudah ada, satu-satunya cara bagi perusahaan untuk menguji
reaksi konsumen adalah dengan secara langsung menanyakan kepada mereka
karena tidak ada data lain yang tersedia. Dari hasil survei, peneliti kemudian
mencoba untuk menentukan karakteristik demografis (umur, jenis kelamin,
Pendidikan, pendapatan, dan ukuran keluarga). Survei konsumen juga dapat
berguna dalam mendeteksi kepedulian konsumen tentang iklan dari perusahaan.
Lebih jauh lagi jika survei menunjukkan bahwa konsumen tidak tanggap terhadap
perubahan harga antara produk perusahaan dan oerusahaan pesaing, ini
merupakan indikasi yang bagus bahwa permintaan terhadap produk perusahaan
adalah inelastis.

2. Klinik Konsumen
Klinik konsumen merupakan eksperimen laboratorium dimana sejumlah
partisipan diberikan sejumlah uang tertentu dan diminta untuk membelanjakannya
dalam suatu toko simulasi dan melihat bagaimana mereka memberikan reaksi
terhadap perubahan dalam harga komoditas, pengemasan produk, pemajangan,
harga produk pesaing, dan faktor lainnya yang mempengaruhi permintaan.
Klinik konsumen juga memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, hasilnya
dipertanyakan karena partisipan tahu bahwa mereka dalam situasi yang dibuat dan
bahwa mereka sedang di observasi. Kedua, sampel dari partisipan yang diambil
harus lebih kecil karena biaya yang besar dalam melakukan eksperimen

ESTIMASI PASAR DENGAN EKSPERIMEN PASAR

Tidak seperti klinik konsumen, yang dijalankan dalam suatu laboratorium eksperimen
yang ketat, eksperimen pasar (market experiments) diadakan di pasar yang
sesungguhnya. Terdapat banyak cara untuk melakukan eksperimen ini. Salah satu
metodenya adalah dengan memilih beberapa pasar dengan karakteristik
sosioekonomi yang mirip dan mengubah harga komoditas di dalam beberapa toko
atau pasar, mengubah bungkus di pasar atau toko yang lain, serta mengubah
jumlah dan tipe promosi di pasar atau toko yang lainnya, kemudian merekam
respons (pembelian) yang dilakukan oleh konsumen di beberapa pasar tersebut.
Dengan menggunakan data sensus atau survei terhadap berbagai macam pasar,
sebuah perusahaan juga dapat menentukan efek dari umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, pendapatan, jumlah keluarga, dan lainnya terhadap permintaan akan
komoditas. Pilihan lainnya, perusahaan dapat mengubah, satu hal dalam satu
waktu, masing-masing faktor yang menentukan permintaan yang bisa dikontrol
dalam pasar tertentu, dalam jangka waktu tertentu, dan merekam respons
konsumennya. Keunggulan dari eksperimen pasar adalah bahwa mereka dapat
dilakukan dalam skala besar untuk lebih meyakinkan mengenai keabsahan dari
hasilnya dan bahwa konsumen tidak sadar bahwa mereka merupakan bagian dari
suatu eksperimen. Eksperimen pasar ini juga mempunyai beberapa kekurangan
yang serius. Salah satunya adalah bahwa dalam rangka menjaga biaya tetap
rendah, eksperimen biasanya tetap dilakukan dalam skala yang terbatas dan dalam
jangka waktu yang relatif singkat, sehingga gambarannya terhadap seluruh pasar
dan untuk jangka waktu yang lebih panjang patut dipertanyakan. Kejadian ini di luar
dugaan, seperti mogok, cuaca yang buruk, dapat secara serius menjadikan hasil
yang bias dalam eksperimen yang tidak terkontrol. Mereka juga dapat memonitor
eksperimen ini dan mengambil keuntungan informasi yang bermanfaat yang tidak
ingin dibuka oleh perusahaan. Akhirnya, sebuah perusahaan dapat secara
permanen kehilangan pelanggan karena proses peningkatan harganya selama
eksperimen berlangsung dengan harga yang relatif tinggi.

Di samping kekurangan tersebut, eksperimen pasar dapat berguna bagi


perusahaan dalam menentukan strategi penentúan harganya yang terbaik dan
menguji beberapa jenis bungkus yang berbeda, kampanye promosi, dan kualitas
produk. Eksperimen pasar yang utama benarberguna dalam proses pengenalan
produk di mana tidak ada data lainnya yang tersedia. la juga menjadi sangat
bermanfaat dalam menguji hasil dari teknik statistik yang lainnya yang digunakan
untuk mengestimasi permintaan dan dalam menyediakan beberapa data yang
diperlukan untuk statistik yang lainnya dari estimasi permintaan.

ESTIMASI PASAR DENGAN ANALISIS REGRESI

Meskipun survei konsumen, klinik konsumen, eksperimen pasar dan pendekatan


pemasaran yang lainnya untuk mengestimasi permintaan menjadi sangat berguna,
tetapi metode yang paling digunakan untuk mengestimasi permintaan dalam
ekonomi menejerial adalah analisis regresi. Metode ini biasanya lebih objektif
menyediakan informasi yang lengkap dan lebih murah.

1. Spesifikasi Model
Langkah pertama dalam menggunakan analisis regresi untuk mengestimasi
permintaan adalah menspesifikasi model yang akan diestimasi. Ini menyangkut
pengidentifikasian variabel – variabel penting yang mempengaruhi permintaan
untuk komoditas yang dikaji,seperti pendapatan konsumen(Px),pendapatan
konsumen (I),jumlah konsumen dalam pasar (N),harga komoditas yang
berhubungan, substitusi atau komplementer (Py), selera konsumen (T) dan
variabel–variabel lainnya, jadi kita bisa dapat membuat fungsi umum dari
permintaan untuk komoditas.
Qx = f (Px,I,N,Py,T ,…)

2. Mengumpulkan data dari variabel – variabel


Tahap kedua dalam analisis regresi adalah mengumpulkan data dari variabel–
variabel dalam modelnya. Data dapat dikumpulkan untuk setiap variabel
sepanjang waktu atau untuk unit ekonomi yang berbeda pada waktu tertentu. Yang
awal disebut sebagai data deret waktu sementara yang akhir disebut cross–
sectional data. Setiap data mempunyai keuntungan tertentu tetapi juga mengarah
pada masalah estimasi tertentu.

3. Menspesifikasi Bentuk Persamaan Permintaan


Langkah ketiga dalam estimasi permintaan dalam analisis regresi adalah
menentukan bentuk fungsional dari model yang akan diestimasi. Model yang
paling sederhana dan biasanya paling realistis adalah model linear.

4. Menguji Hasil Ekonometri


Langkah ke empat merupakan langkah terakhir dalam estimasi permintaan dalam
analisis regresi, yakni mengevaluasi hasil regresi. Tanda dari setiap estimasi
koefiseien kemiringan yang ada harus dicek apakah sudah sesuai dengan dasar
teori yang ada, kedua uji t harus dilaksanakan terhadap signifikansi statistik dari
estimasi parameter–parameter untuk menentukan derajat keyakinan dari setiap
estimasi koefesien kemiringan. Koefesien determinasi akan mengindikasikan
proporsi dari variasi total dalam permintaan untuk komoditas yang “dapat
dijelaskan “ oleh variabel bebas atau variabel penjelas yang ada dalam persamaan
permintaan. Akhirnya persamaan permintaan hasil estimasi harus lulus uji
ekonometri lainnya untuk menyatakan bahwa masalah – masalah seperti
multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan otokorelasi tidak terjadi. Jika salah satu
masalah ini terdeteksi dari uji yang dilakukan, tindakan tertentu harus dilakukan
untuk menghilangkan masalah ini.

Anda mungkin juga menyukai