Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KEWIRAUSAHAAN DAN KREATIVITAS BISNIS


ACARA 3
TEST MARKET (ACTION PLAN)

Disusun oleh :
1. Anissa Salsabila 19/440317/TP/12426
2. Clara Isabella Windakristi 19/440319/TP/12428
3. Gilang Rizky Mulyawan 19/440321/TP/12430
4. Reni Nurhidayati 19/440323/TP/12432
5. Yanuarga Lalita Dwiutami 19/440325/TP/12434
Kelompok : A3
Hari,tanggal praktikum : Jumat, 27 Maret 2020
Jam : 13.00-15.00 WIB
Asisten :Retno Pratiwi Andari

LABORATORIUM MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan produk dan inovasi merupakan sebuah hal penting yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Perusahaan menjalankan bisnis pasti dengan adanya pesaing di luar perusahaan.
Maka dari itu proses ini penting agar perusahaan mempunyai produk yang berbeda dengan pesain
dan memiliki keunggulan yang menonjol, sehingga membuat orang tertarik dengan produknya.
Dalam melaksanakan pengembangan produk dan inovasi ada beberapa model yang bisa
digunakan perusahaan. Perusahaan juga perlu menerapkan tahapan untuk mendukung kelancaran
dan keberhasilan proses pengembangan dan inovasi produk. Tahapan yang perlu dijalani oleh
perusahaan dalam melakukan proses ini adalah :
1. Gagasan produk : Pengembangan produk dimulai dengan pencarian ide / gagasan produk
baru. Gagasan ini datang dari konsumen, tim penjualan, tim penelitian, dan bagian
pengembangan.
2. Penyaringan : Tahap ini dirancang untuk menghilangkan gagasan yang tidak berhubungan
dengan tujuan perusahaan, pada tahap ini diseleksi. Perwakilan dari pemasaran, teknisi,
dan produksi harus memberikan input pada tahap penyaringan ini.
3. Pengujian konsep : Seletah gagasan tersebut disaring perusahaan menguji riset pasar
untuk mendapatkan input dari konsumen tentang manfaat dan harga yang cocok.
4. Analisis bisnis : Setelah mengumpulkan pendapat dari pasar / konsumen maka harus
melakukan pembandingan biaya produksi dan manfaat. Agar terlihat apakah produk yang
dibuat tersebut memenuhi tujuan profitabilitas minimum atau tidak.
5. Pengembangan prototipe : Sewaktu perusahaan sudah menentukan potensi profitabilitas
produk, bagian teknik atau riset dan pengembangan membentuk sebuah prototipe.
Prototipe ini seperti produk contoh, prototipe ini dapat menjadi sangat mahal karena
sering kali memerlukan peralatan dan pengembangan komponen yang ekstensif.
6. Pengujian produk dan uji pemasaran : Dengan menggunakan hal-hal yang dipelajari dari
prototipe maka kemudian perusahaan menjalankan produksi yang terbatas. Lalu
perusahaan dapat menguji produk tersebut untuk melihat apakah produk tersebut sudah
memenuhi persyaratan kinerja apa belum. Jika sudah memenuhi persyaratan maka produk
akan dijual pada daerah yang terbatas. Karena promosi dan saluran distribusi harus
ditetapkan untuk uji pasar, maka tahap ini cukup mahal biayanya.
7. Komersialisasi : Jika hasil uji pemasaran positif, perusahaan akan memulai produksi dan
pemasaran berskala penuh. Komersialisasi yang bertahap, yang bertujuan menyebarkan
produk baru tersebut ke daerah yang lebih luas, mencegah ketegangan yang semestinya
tidak perlu terjadi pada kemampuan produksi awal. Demikian sebaliknya, keterlambatan
dalam komersialisasi dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan lain untuk
mengeluarkan produk yang dibuat untuk menjadi pesaing dengan produk baru tersebut.
(Wijaya, W.S. dan Mustamu, R.H., 2013)
Pengujian produk baru ini bertujuan memberikan penilaian yang lebih rinci tentang peluang
sukses suatu produk. Mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir yang diperlukan untuk produk
dan menetapkan berbagai elemen penting dalam program pemasaran yang akan dipakai untuk
memperkenalkan priduk dipasar. Secara umum, terdapat empat kegiatan dalam pengujian produk
baru, yaitu sebagai berikut:
1. Technical Testing (Pengujian Teknis)
Dengan cara membuat prototipe yang merupakan approximation (perkiraan) produk
akhir. Pengujian atas kinerja produk prototipe menghasilkan sejumlah informasi penting
tentang product shelf life (usia panjang produk), tingkat keusangan produk, masalah yang
timbul dari pemakaian atau konsumsi yang tidak seharusnya, potensi kerusakan yang
memerlukan penggantian, dan jadwal pemeliharaan yang tepat. Masing-masing dari jenis
informasi tersebut dapat mempunyai dampak biaya terhadap pemasaran produk.
Contohnya seperti estimasi usia panjang produk bisa berpengaruh terhadap frekuensi dan
biaya pengiriman. Lalu kemungkinan adanya masalah penggunaan yang signifikan dapat
mengakibatkan perlunya tambahan informasi labeling, periklanan, dan sebagainya.
2. Pengujian Preference and Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan)
Dipakai untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana
pemasaran serta untuk membuat tafsiran penjualan awal produk baru. Secara umum,
terdapat dua cara utama yang dibutuhkan dalam tipe pengujian ini, yaitu meminta
konsumen untuk menggunakan sebuah produk selama jangka waktu tertentu lalu mereka
diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan prefensi serta
kepuasan mereka, kemudian melaksanakan “blind test” yang sedemikian rupa sehingga
konsumen dapat membandingkan berbagai macam alternatif produk tanpa mengetahui
nama merek atau produsennya. Pada dasarnya, pengujian preferensi dan kepuasan akan
memberikan sejumlah manfaat pokok, antara lain:
a. Uji prefensi aktual dan uji teknis
Yang bisa memberikan dasar klaim yang obyektif untuk keperluan promosi,
terlebih apabila perusahaan ingin menyajikan superioritas dalam hal persepsi
konsuemen atau keunggulan spesifik pada produk perusahaan dari pada pesaing.
b. Estimasi tingkat pembelian uang
Sangat penting untuk memperkirakan pangsa pasar jangka panjang.oleh karena
itu, hasil yang kurang bagus pada uji ini dapat berakibat pada pembatalan
peluncuran produk maupun perancangan ulang produk baru.
c. Dimensi kinerja produk
Skor yang tinggi dalam dimensi kinerja produk menggambarkan bahwa ide
produk yang bersangkutan sebaiknya dilanjutkan pada tahap pengembangan produk
baru selanjutnya
d. Uji preferensi
Pada umumnya dapat memberikan sinyal awal terbaik terhadap kemungkinan
terjadinya kanibalisasi produk.
3. Simulated Test Markets atau Laboratory Test Markets (Pengujian Pasar Simulasi)
Prosedur riset pemasaran yang dibuat untuk memberikan gambaran yang murah dan
cepat tentang pangsa pasar yang bisa diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang
dapat dipakai adalah BASES, DESIGNOR, ASSESSOR, dan LITMUS.
4. Test Markets (Pengujian Pasar)
Perusahaan akan menawarkan sebuah produk untuk dijual di wilayah pasar terbatas
yang sebisa mungkin dapat mewakili keseluruhan pasar dimana produk itu nantinya akan
dijual. Secara prinsip, terdapat perbedaan yang signifikan antara metode pengujian pasar
untuk produk konsumen dan produk bisnis/industrial. Di dalam pengujian produk
konsumen, perusahaan akan berusaha mengestimasi empat variabel, yaitu product trial,
first repeat, adopsi produk, serta frekuensi pembelian. Metode pokok untuk menguji pasar
produk konsumen adalah:
a. Sales Wave Research
Konsumen yang pada awalnya mencoba sebuah produk secara gratis ditawarkan
lagi produk tersebut atau produk pesaing dengan harga yang lebih murah. Kemudian
perusahaan akan memperhatikan berapa kali konsumen memilih produk perusahaan
serta tingkat kepuasan mereka. Metode ini juga mencakup usaha untuk
mempresentasikan pada konsumen satu ataupun beberapa konsep iklan dalam
bentuk kasar untuk mengamati dampaknya terhadap pembelian ulang.
b. Simulated Testing Marketing
Metode ini memerlukan tiga puluh sampai empat puluh yang qualified dipusat
pertokoan ataupun tempat-tempat lainnya. Perusahaan akan menanyakan beberapa
hal kepada mereka berhubungan dengan awareness dan preferensi mereka tehadap
berbagai merek pada jenis produk tertentu. Mereka bisa saja diundang untuk
menyaksikan iklan singkat, termasuk didalamnya yang sudah terkenal ataupun yang
masih baru. Lalu dalam penayangan iklan tersebut disisipkan iklan produk baru.
Kemudian konsumen akan diberi sejumlah uang lalu diminta untuk datang ke
sebuah toko khusus dimana mereka bisa membelanjakan uang yang sudah diberikan
tersebut sesuai kebutuhan. Perusahaan lalu mengamati dan memperhatikan jumlah
konsumen yang membeli merek baru dan merek pesaing. Data ini akan memberikan
gambaran tentang efektivitas iklan mereka atas iklan pesaing. Konsumen lalu
diminta mengutarakan alasan-alasan mereka membeli ataupun tidak membeli. Lalu
kemudian beberapa minggu setelah iyu mereka akan diwawancarai kembalu melalui
telepon untuk menentukan sikap mereka atas produk tersebut, kepuasannya,
penggunaannya, dan minatnya untuk membeli kembali, dan ditawari kesempatan
untuk membeli kembali produk yang bersangkutan.
c. Controlled Test Marketing
Metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji pengaruh faktor dalam
toko dan iklan terbatas pada perilaku pembelian konsumen tanpa harus melibatkan
konsumen itu sendiri secara langsung. Sampel konsumen akan diwawancarai untuk
mendapatkan kesan mereka terhadap produk yang bersangkutan. Perusahaan tidak
harus memberikan potongan penjualan, memakai wiraniaga mereka sendiri, atau
membeli jaringan distribusi. Tetapi, metode ini tidak dapat memberikan informasi
tentang cara membujuk distributor agar mau menjual produk baru perusahaan.
d. Test Markets
Uji pasar adalah cara utama dalam menguji sebuah produk baru dalam situasi
yang sama dengan yang nantinya akan dihadapi dalam peluncuran produk yang
bersangkutan. Perusahaan umumnya akan bekerja sama dengan perusahaan riset
dalam menentukan kota dimana wiraniaga perusahaan nantinya akan mencoba
membujuk para distributor agar bersedia untuk menjual produk perusahaan.
Perusahaan melakukan promosi dan periklanan sama dengan yang akan
dilaksanakan dalam pemasaran secara nasional. Biaya yang nantinya dibutuhkan
tergantung pada jumlah kota, lama pengujian, serta jumlah data yang diinginkan
perusahaan.

B. Tujuan Praktikum
1. Praktikan mampu mengimplemantasikan rencana bisnis yang telah dibuat
2. Praktikan mampu melakukan test market
BAB II
LANDASAN TEORI

Pebisnis yang handal memiliki karakter yang dapat menganalisis pasar dengan baik dan
tepat. Analisis pasar merupakan salah satu bagian penting dalam manajemen pemasaran karena
merupakan suatu kegiatan penyelenggaraan untuk mempelajari berbagai permasalahan mengenai
keadaan pasar. Analisis pasar yang baik dan tepat membuat pebisnis lebih memahami keadaan
pasar yang sesungguhnya sehingga strategi yang dilakukan untuk memasarkan produk yang
dimiliki akan berjalan dengan baik sehingga keuntungan yang diperoleh akan meningkat.
Analisis pasar menjadi hal yang penting diketahui oleh setiap pebisnis karena menjadi podasi
yang berkaitan dengan strategi pemsaran selanjutnya. (Choiri, 2020)

Tujuan dari analisis pasar, salah satunya adalah memfasilitasi minat beli. Minat beli
merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perilaku
dan jusa merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan pada apa yang akan mereka
lakukan. Minat adalah kesadaran objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan
dengan dirinya. Dalam kaitannya dengan pemasaran, seorang konsumen harus mempunyai
keinginan terhadap suatu kategori produk perumahan misalnya terlebih dahulu sebelum
memutuskan untuk menggunakan perumahan tersebut. Hal ini adalah yang dimaksud oleh
perusahaan dengan membangkitkan minat konsumen maka diperlukan strategi pemasaran yang
tepat.(Firdaus, 2017)

Pada test markets atau pengujian pasar secara prinsip terdapat perbedaan yang signifikan
antara metode pengujian pasar untuk produk konsumen dan produk bisnis (Volchok, 2015). Di
dalam pengujian produk konsumen, perusahaan akan berusaha mengestimasi empat variable,
yaitu product trial, first repeat, adopsi produk, serta frekuensi pembelian. Beberapa metode pokok
dilakukan untuk pengujian pasar produk konsumen, yakni :

1. Sales wave research, yaitu konsumen mencoba produk gratis atau ditawarkan produk
pesaing dengan harga murah, kemudian perusahaan memperhaikan berapa kali konsumen
memilih produk perusahaan serta tingkat kepuasannya.
2. Simulated testing marketing, perlu 30-40 pembeli kemuadian perusahaan menanyakan
awareness dan preferensi terhada berbagai jenis merk, kemudian diminta menyaksikan
iklan singkat, setelah itu konsumen diberikan sejumlah uang untuk membeli kebutuhan,
lalu perusahaan mengamati pembelian produk baru atau pesaing, kemudian ditanya
mengenai kepuasan produk.
3. Controlled test marketing, yaitu menguji pengaruh fakta dalam took dan iklan terbatas
pada perilaku konsumen tanpa harus melibatkan konsumen.

Produk yang baik adalah produk yang terjaga kualitasnya sejak produksi sampai ke
tangan konsumen. Salah satu cara untuk menjaga kualitas produk adalah dengan memperhatikan
kemasan yang digunakan. Kemasan adalah salah satu kunci dalam menjaga kualitas produk,
(Kottler dan Amstrong, 2012) “packaging involves designing and producing the container or
wrapper for a product” yang berarti, kemasan melibatkan kegiatan mendesain dan memproduksi,
untuk melindungi produk. Desain kemasan Menurut Kotler (2003) terdapat 6 elemen yang harus
dipenuhi ketika membuat desain produk yaitu, ukuran, bentuk, material bahan, warna, text dan
merk. Kemasan dengan atribut yang baik berfungsi untuk mengubah sikap konsumen dalam
memilah pilihannya.

Selain pengemasan yang baik, kualitas bahan baku juga mempengaruhi kualitas produk
akhir. Dengan adanya bahan baku dengan kualitas baik maka akan memberikan kualitas keluaran
yang baik pula. Keberhasilan suatu perusahaan dalam pengolahan bahan baku tersebut tergantung
dari upaya perusahaan untuk mencari dan memilih dengan teliti bahan baku yang akan digunakan
dalam proses produksi(Farida, 2017). Dengan kualitas bahan baku yang semakin baik maka akan
mengurangi terjadinya kesalahan produksi maupun proses produksi ulang. Untuk mendapatkan
bahan baku yang bermutu baik maka dilakukan pengujian atau pengetesan bahan baku, maka
dapat diketahui bahan baku yang sesuai dengan kriteria yang ditetap kan oleh perusahaan dan
mana yang tidak sesuai. Bila mutu bahan baku sesuai dengan standar yang ditetapkan maka
diharapkan adanya produk yang bermutu baik pula.
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM

A. Alat Bahan
1. Form Penilaian
2. Alat Tulis

B. Cara Kerja
1. Praktikan melakukan penjualan produk yang telah ditentukan dalam business plan.
2. Sesuaikan test market berdasarkan business plan yang telah dibuat.
3. Lakukan pencatatan dari hasil test market yang telah dilakukan .
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kualitas Bahan Baku

Bahan baku merupakan faktor terpenting dalam proses produksi atau pembuatan
bahan pangan. Jika penggunaan bahan baku yang baik maka dalam pembuatan bahan
makanan juga diharapkan produk yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang sesuai
dengan syarat mutu yang telah ditetapkan. Bahan utama yang digunakan dalam proses
pembuatan oh my potato adalah kentang yang diperoleh dari petani Indonesia. Untuk
mendapatkan kentang pun tidak susah, namun beberapa jenis kentang sulit ditemukan.
Kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk jenis sayuran semusim, berumur
pendek, dan berbentuk perdu atau semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena
hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Setelah panen atau pasca panen pun
kentang memiliki karakteristik yang mudah rusak. Daging buah nya atau umbinya sangat
mudah tergores sehingga akan mempercepat pembusukan.
Cara yang dilakukan untuk tetap menjaga kualitas kentang yaitu dengan
membawanya tidak terlalu banyak atau menumpuknya tidak terlalu banyak sehingga
tekanan yang diterima umbi tidak besar. Selain itu kentang juga perlu disimpan di suhu
udara yang sejuk. Setelah dipanen sebaiknya ketang dicuci supaya kondisi bersih dari
tanah.
Bahan baku penting lainnya adalah bumbu, bumbu yang akan kita gunakan yaitu
bumbu bubuk manis seperti cokelat dan matcha. Sedangkan bumbu biubuk asin nya
seperti balado, rumput laut, dan asin original. Bumbu- bumbu tersebut kami beli instan
sehingga kami tida membautnya. Walaupun, instan kami tidak menggunakan bumu
dengan bahan pengawet yang berbahaya. Bumbu tersebut tersedia secara online.

B. Desain Produk dan Kemasan

1. Desain Produk : Membantu perusahaan dalam menciptakan dan mengembangkan


produk baru atau menjamin hasil produksi yang sesuai dengan keinginan
pelanggan dengan kemampuan perusahaan.
 Produk berbentuk Irisan daging kentang yang sudah digoreng dan dibumbui
 Produk memiliki ukuran (Tebal dan Diameter) yang berukuran sedang.

Sampel produk rasa manis


Sampel produk rasa asin (balado) (cokelat)

2. Desain Kemasan : Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi,


mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah
produk di pasar.
 Menggunakan Kemasan berbahan plastik yang aman untuk makanan (Food
Grade)
 Terdapat ziplock pada bagian atas kemasan untuk mencegah tercecernya produk
atau menghindarkan produk dari kontaminasi udara luar saat kemasan sudah
dibuka untuk mencegah pembusukan akibat water activity.
 Label yang digunakan mencantumkan Nama produk, sertifikasi, nutrisi, rasa,
berat, komposisi, dan call center.
 Label menggunakan design yang menarik perhatian dari calon konsumen ataupun
konsumen setia.
Kemasan diberi label untuk menyakinkan konsumen terhadap produk yang mereka beli.
Di dalam kemasan terdapat rongga udara agar tidak terjadi benturan yang menyebabkan
kerusakan pada produk. Fungsi kemasan makanan tidak hanya sebagai wadah atau
pembungkus saja tapi juga menjadi salah satu perangsang untuk meningkatkan daya tarik
pembeli. Oleh karena itu bentuk, warna, dan desain kemasan semakin diperhatikan
dengan baik oleh pelaku usaha.
Bentuk kemasan dari produk kami yaitu
plastik berbentuk ziplock
Contoh label dari produk kami
(sample: rasa coklat)

C. Analisis Kelebihan dan Kekurangan Produk

Kelebihan dari produk “Oh my potatoes chips” kami dari segi pengolahannya
yaitu bahan baku mudah untuk didapatkan karena banyak ditemui di pasar. Selain itu,
untuk proses pengolahannya juga terbilang cukup mudah begitu pula dengan ketersediaan
alatnya. Dari segi produk jadi, potatoes chips kami memiliki varian rasa yang baru dan
berbeda dari yang lain yaitu varian rasa manis. Kami menjual dua varian rasa, yaitu asin
dan manis. Selain itu, produk kami bebas dari bahan pengawet kimia yang berbahaya.
Dari segi kemasan, kami menggunakan kemasan plastic transparan berbentuk ziplock
dengan tujuan konsumen akan merasa fleksibel saat ingin mengonsumsinya. Harga yang
kami berikan juga terjangkau untuk semua kalangan, apalagi mahasiswa.

Kekurangan dari produk yang akan kami jual yaitu mungkin akan terlihat mudah
lembek (tidak renyah) apabila pengolahan kurang sesuai, terkait dengan umur simpan
juga. Selain itu dari segi bentuk produk yang monoton untuk standar keripik, tidak ada hal
yang khas selain varian rasa yang baru. Persaingan pasar juga menjadi kendala untuk
produk kami yang baru muncul daripada pesaing lain yang sudah lebih dulu mempunyai
brand/merk yang terkenal.
D. Rincian Harga Produk

Produk Oh My Potatoes 15 buah produk

Fix Cost Harga

Kompor 120.000

Panci 30.000

Spatula 15.000

Saringan 15.000

Gas 25.000

Total 205.000

Variabel Cost Harga

Kentang (5kg) 65.000

Bumbu 24.000

Minyak 2L 22.000

Penyedap Rasa 5.000

Kemasan 7.000

Listrk 10.000
Air 10.000

Total 143.000

Biaya Tenaga kerja (5 orang) x 5000 25.000

HPP = (143.000 +25.000)/15


(Biaya variable + Biaya Tenaga
Kerja)/jumlah produk) = 11.200

Harga Jual/Produk 12.000

E. Uraian target penjualan

Target penjualan dari produk kami adalah mahasiswa dan civitas akademika di
FTP dan sekitarnya. Kami akan memasang target 15 produk terlebih dahulu yang akan
kami jual diawal. Berhubung keadaan untuk penjualan offline sedang tidak
memungkinkan, saat ini kami melayani penjualan melalui media sosial yaitu instagram.
Target penjualan kami diindikasikan dengan like yang kami peroleh di Instagram melalui
satu post foto dari produk kami. Hal Ini berarti setiap 1 like yang kami peroleh
mengindikasikan bahwa 1 produk kami telah terjual. Untuk penjualan produk "Oh My
Potato" ini, kami memasang target sebanyak 80 likes. Apabila kami memperoleh likes
lebih dari yang kami targetkan, kelebihan tersebut kami asumsikan sebagai keuntungan
yang kami dapat. Semakin banyak likes yang kami dapat, maka keuntungan maka akan
semakin besar.

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum kewirausahaan acara 3 ini dapat disimpulkan bahwa perlu
perencanaan awal usaha yang matang sebelum mengimplementasikan suatu usaha baru.
Perencanaan tersebut mulai dari segi estimasi biaya, bahan baku utama, kemasan,
pemasaran, dan aspek-aspek lainnya. Setelah perencanaan matang, maka dilakukan test
market yang mana menguji produk yang akan dijual untuk mengetahui mampu atau tidak
bersaing di pasar. Test market yang dilakukan kelompok kami yaitu melalui daring atau
social media, lebih spesifiknya yaitu Instagram.

B. Saran
Saran dari kelompok kami pada praktikum acara 3 ini yaitu untuk lebih jelas dan
lebih rinci lagi dalam bagian estimasi biaya, mulai dari biaya fix cost dan variable cost
nya hingga mendapatkan harga jual per produk. Dari segi aslabnya yaitu mungkin
sebelum dilaksanakan praktikum lebih baik menjelaskan terlebih dahulu perbedaan fix
cost dan variable cost itu yang bagaimana beserta contoh realnya, kriteria isi label dari
kemasan itu bagaimana, dan lain-lain. Hal tersebut bertujuan agar tidak terjadi miss
communication persepsi pada akhir nanti.

DAFTAR PUSTAKA
Choiri, E, O. 2020. Pentingnya Analisa pasar yang tepat untuk kesuksesan bisnis. Dalam
https://www.jurnal.id/id/blog/pentingnya-analisis-pasar . Diakses pada 31 maret 2020

Farida, N. (2017). PENGARUH KUALITAS BAHAN BAKU TERHADAP KUALITAS HASIL


PRODUKSI (Studi Pada CV Mebel Bima Karya Kabupaten Blitar). AKUNTABILITAS:
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Ekonomi, 9(2), 1.

Firdaus, A. 2017. Pengaruh strategi pemasaran terhadap minat konsumen membeli produk
perumahan (kasus pada perumahan surya mandiri teropong PT. Efa artha utama). Dalam
JOM Fisip vol. 4 No. 1

Kotler, Philip Gary Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 1. Jakarta:
Erlangga

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2003. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks

Volchok, E. 2015. Causal Marketing Research : Test Market. Dalam


http://media.acc.qcc.cuny.edu/faculty/volchok/causalMR/. Diakses pada 31 maret 2020.

Wijaya, W.S. dan Mustamu R.H. 2013. Analisis Pengembangan Produk Pada Perusahaan
Tepung Terigu di Surabaya dalam Jurnal AGORA Vol. 1, No. 1

Anda mungkin juga menyukai