“ PENGUJIAN PRODUK “
Pengujian produk atau pengujian konsep produk merupakan suatu kegiatan yang ada di dalam salah
satu tahap pengembangan produk. Sebelum diproduksi dan di pasarkan, produk baru lebih dahulu
diuji untuk mendapatkan umpan balik dari kelompok konsumen yang menjadi sasaran. Dengan
pengujian konsep produk ini perusahaan akan memperoleh produk atau merek yang memiliki masa
depan.
Pengujian konsep produk merupakan salah satu tahap dalam pengembangan produk baru. Sebelum
diproduksi dan dipasarkan, produk baru terlebih dahulu diuji untuk mendapatkan umpan balik dari
kelompok konsumen yang menjadi sasaran. Dengan pengujian konsep produk, perusahaan atau
suatu usaha akan memperoleh produk atau merek yang memiliki masa depan yang baik dan cerah.
Produk atau konsep produk dapat disajikan secara simbolik maupun fisik. Konsumen dimintai
pendapatannya tentang produk tersebut dengan atribut dan keterkaitannya. Setiap pengujian
produk atau konsep produk harus mencakup pertanyaan-pertanyaan berikut:
3. Apakah anda melihat manfaat khas yang tidak terdapat pada produk lain dari pesaing?
4. Apakah anda menyukai produk ini dibanding dengan produk lain yang sejenis?
Dengan melakukan kegiatan pengujian produk, perusahaan atau suatu usaha akan dapat lebih
memperkaya konsep produk dan memilih produk terbaik yang diminati konsumen. Metode seperti
ini bisa diterapkan dalam berbagai macam produk, baik barang maupun jasa.
Banyak perusahaan atau usaha merasa puas apabila sudah mendapatkan gagasan atau ide produk
dan tidak mematangkan gagasan tersebut menjadi konsep untuk diuji. Apabila produk tersebut
belum diuji maka produk tersebut akan mengalami kesulitan ketika memasuki pasaran, jadi hal
tersebut bisa dihindari dengan adanya pengujian produk.
Pengembangan konsep merupakan cara yang efektif dan jika telah dilakukan dengan benar maka
anda bisa menyelamatkan biaya ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Anda juga akan terhindar dari
langkah awal yang salah, postioning yang salah, strategi yang buruk, dan menjual kepada orang yang
salah.
Ini bukan sekedar masalah jaminan, tetapi lebih penting dari itu, sebagai panduan anda untuk
melewati seluruh proses pengembangan, dari mulai konsep awal sampai suksesnya peluncuran
produk baru.
Pengujian terhadap konsep (concept testing) adalah upaya untuk memprediksi keberhasilan sebuah
ide mengenai produk baru sebelum meluncurkan ke pasar.
Proses biasanya melibatkan reaksi orang lain (konsumen) terhadap pernyataan yang menjelaskan ide
dasar dari produk tersebut.
Sebuah pendekatan efektif dalam pengujian terhadap konsep adalah pengembangan konsep, yaitu
penyempurnaan ide-ide baru secara bertahap ke dalam bentuk yang paling mungkin untuk diterima
di pasar. Hal ini dilakukan tidak hanya dalam kerangka memberikan ide-ide yang menjanjikan
kesempatan untuk bersaing di pasaran, namun juga panduan untuk berkomunikasi mengenai
manfaat, kegunaan, kemasan, iklan, penjualan, informasi produk, distribusi dan juga harga.
Orang hanya bersedia berpindah ke produk baru ketika melihat adanya keuntungan yang signifikan.
Dalam berbagai pengalaman, biasanya lebih dari 30-50%. Orang harus mempercayai bahwa produk
baru tersebut lebih berharga dari pada uang, waktu dan kenyamanan yang dimiliki saat ini.
Anda harus meyakinkan orang bahwa pada akhirnya mereka akan melakukan perbaikan besar atas
apa yang dimiliki sekarang, perlu perubahan dari apa yang telah mereka miliki, ada cara yang relatif
sederhana untuk membuktikan keunggulannya, bahwa ia akan menepati janjinya, ditambah
berbagai isu-isu lainnya. Perbaikan yang setengah-setengah jarang berhasil untuk menggantikan
pemimpin besar.
Bukan apa yang anda ketahui, tetapi apa yang orang pikirkan tentang produk anda.
Produk yang paling sederhana pun akan dirasakan berbeda oleh orang yang berbeda. Hal ini dapat
dilihat dari berbagai perspektif, yang digunakan untuk berbagai tujuan, dalam konteks yang berbeda,
dengan harapan yang berbeda pula.
Jadi anda tidak bisa mengembangkan produk hanya di atas kertas, karena produk itu ada di dunia
nyata, tetapi dalam realitas psikologis, yaitu dunia seperti yang dirasakan oleh orang-orang, seperti
yang disaring melalui keyakinan dan emosi mereka. Anda harus menggerakan orang, bukan produk.
Laboratorium yang dimaksud adalah tempat yang paling efektif untuk mencoba produk baru. Belum
ada laboratorium yang lebih baik untuk menguji produk baru dibanding dengan diskusi kelompok
terarah (focus group discussion).
Dalam diskusi kelompok tersebut, orang-orang akan termotivasi untuk berkomunikasi, dan seorang
moderator yang berpengalaman dapat menyimpulkan apa yang ada dalam pikiran dan hati mereka.
Di sana, semua yang dikatakan itu penting, juga sama pentingnya dengan bagaimana mereka
mengatakan itu, apa yang ada di balik perkataan mereka, dan termasuk juga apa yang tidak mereka
katakan.
Pada proses selanjutnya, konsep produk yang telah dianalisa berbagai kemungkinannya secara
teoritis dan ternyata dapat diterima, maka konsep tersebut dikembangkan menjadi produk secara
fisik oleh Departemen Litbang.
Dalam hal ini, ada tiga langkah yang perlu dilakukan, diantaranya:
Harus dipandang oleh konsumen sebagai suatu perwujudan atribut-atribut pokok seperti
produk sebelumnya.
Harus dapat bekerja dengan aman dalam keadaan dan penggunaan yang normal.
Bisa dilaksanakan oleh pabrik sesuai dengan anggaran yang tersedia.
2. Pengujian Fungsional:
Untuk mengetahui apakah produk tersebut berfungsi dengan baik dan aman bagi konsumen.
3. Pengujian Konsumen:
Melibatkan konsumen untuk menilai dan mengetahui bagaimana tanggapan konsumen.
Setelah melewati tiga tahap dalam proses pengembangan produk, langkah selanjutnya adalah
pengujian pasar. Pengujian pasar ini merupakan proses di mana produk dan program pemasaran
masuk ke dalam kondisi yang lebih nyata.
Pengujian pasar ini dilakukan untuk memperoleh pengalaman dengan pemasran produk. Tujuan
dasar dari pengujian pasar adalah menguji produk itu sendiri, di dalam situasi yang sebenarnya.
Hasil-hasil pengujian pasar dapat dipakai untuk membuat perakitan penjualan dan laba yang lebih
baik.
Pengujian produk baru bertujuan memberikan penilaian yang lebih rinci tentang peluang sukses
produk baru, mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir yang diperlukan untuk produk, dan
menetapkan berbagai elemen penting dalam program pemasaran yang akan dipakai untuk
memperkenalkan produk di pasar. Secara umum, ada 4 (empat) kegiatan dalam pengujian produk
baru, yaitu sebagai:
Yaitu dengan cara membuat prototype yang merupakan approximation (perkiraan) produk akhir.
Pengujian atas kinerja produk prototype dapat menghasilkan sejumlah informasi penting
tentang product shelf life (usia panjang produk), tingkat keusangan produk masalah yang timbul dari
pemakaian atau konsumsi yang tidak seharusnya, potensi kerusakan yang memerlukan penggantian
dan jadwal pemeliharaan yang tepat.
Masing-masing dari jenis informasi tersebut mempunyai dampak biaya terhadap pemasaran produk.
Contohnya, estimasi usia pajang produk bisa berpengaruh terhadap frekuensi dan biaya pengiriman.
Lalu kemungkinan adanya masalah penggunaan yang signifikan dapat mengakibatkan perlunya
tambahan informasi labeling, periklanan dan sebagainya.
Dipakai untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran serta
membuat tafsiran penjualan awal produk baru. Secara umum ada utama yang dibutuhkan dalam
tipe pengujian ini, yaitu konsumen menggunakan sebuah produk selama jangka waktu tertentu,
kemudian mereka diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan
preferensi serta kepuasan.
Selanjutnya meleksanakan “blind test” yang sedemikian rupa sehingga konsumen dapat
membandingkan berbagai macam alternatif produk tanpa mengetahui nama merek atau
produsennya. Pada dasarnya, pengujian preferensi dan kepuasan akan memberikan sejumlah
manfaat pokok, yaitu sebagai berikut:
Uji Preferensi Aktual dan Uji Teknis bisa memberikan dasar klaim yang obyektif untuk
keperluan promosi, terlebih apabila perusahaan ingin menyajikan superioritas dalam hal persepsi
konsumen atas keunggulan spesifik pada produk perusahaan dari pada pesaing.
Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting untuk memperkirakan pangsa pasar
jangka panjang. Oleh karena itu hasil yang kurang bagus pada uji ini dapat berakibat pada
pembatalan peluncuran produk maupun perancangan ulang produk baru.
Meskipun penerimaan pasar atas produk baru ditentukan oleh semua elemen
program pemasaran, tetapi berbagai kasus menunjukkan bahwa skor yang tinggi dalam
dimensi kinerja produk menggambarkan bahwa ide produk yang bersangkutan sebaiknya
dilanjutkan pada tahap pengembangan produk baru selanjutnya.
Uji Preverensi pada umumnya dapat memberikan sinyal awal terbaik terhadap
kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk.
Yaitu Prosedur Riset Pemasaran dibuat untuk memberikan gambaran yang murah dan cepat tentang
pangsa pasar yang bisa diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang dapat dipakai antara lain
BASES, DESIGNOR, ASSESSOR, DAN LITMUS.
Yaitu perusahaan akan menawarkan sebuah produk untuk dijual diwilayah pasar terbatas yang
sebisa mungkin dapat mewakili keseluruhan pasar dimana produk itu nantinya akan dijual.
Metode Pokok Untuk Menguji Pasar Produk Konsumen, adalah sebagai berikut:
Metode ini memerlukan 30 sampai 40 pembeli yang qualified di pusat pertokoan ataupun tempat-
tempat lainnya. Perusahaan akan menanyakan beberapa hal kepada mereka, berhubungan dengan
awarenes dan preferensi mereka terhadap berbagai merek pada jenis produk tertentu.
Mereka bisa saja diundang untuk menyaksikan iklan singkat, termasuk didalamnya yang sudah
terkenanl ataupun yang masih baru. Lalu dalam penayangan iklan tersebut disisipkan iklan produk
baru. Konsumen akan diberi sejumlah uang, lalu diminta untuk diminta untuk datang ke sebuah toko
khusus di mana mereka bisa membelanjakan uang yang sudah diberikan tersebut sesuai kebutuhan.
Metode ini memungkinkan perusahaan menguji pengaruh faktor dalam toko dan iklan terbatas pada
perilaku pembelian konsumen tanpa harus melibatkan konsumen itu sendiri secara langsung.
Uji pasar adalah cara utama dalam menguji sebuah produk baru dalam situasi sama yang nantinya
akan dihadapi dalam peluncuran produk yang bersangkutan. Perusahaan umumnya akan
bekerjasama dengan perusahaan riset dalam menentukan kota dimana perusahaan nantinya akan
mencoba membujuk para distributor agar bersedia menjual perusahaan. Biaya yang nantinya
dibutuhkan bergantung pada jumlah kota, lama pengujian, serta jumlah data yang diinginkan
perusahaan.
C. Metode Pengajuan Produk
Seringkali orang melupakan bahwa ide tidak sama dengan produk. Hal ini memang mudah dipahami,
namun tidak mudah untuk menanamkan dalam pikiran, terutama bagi orang-orang yang terlibat
dengan produk. Anda tidak bisa hanya menyajikan deskripsi (ide) dari suatu produk dan
mengharapkan orang untuk bereaksi secara realistis. Apalagi jika deskripsi disajikan tanpa unsur
persuasi yang terkait.
Jangan dulu mempercayai bahwa produk baru yang unggul akan terjual dengan sendirinya. Anda
harus melihat produk dari sudut pandang pelanggan. Kebanyakan orang akan skeptis dengan
produk baru, oleh karenanya Anda memerlukan cara baru dalam mengenalkannya pada pelanggan.
Konsep pengujian merupakan proses yang menganalisa prosedur statistik membentuk ulang dan
mengubah ide-ide mengenai ide dasar untuk produk. Sebelum produk diperkenalkan di pasar, hal itu
akan menguji keberhasilan produk. Hal ini membantu mengembangkan titik yang menyatakan
kualitas produk, posisi dan khalayak yang ditargetkan.
Studi mengenai reaksi terhadap produk membantu kita mencakup banyak hal seperti suka, alasan
untuk membeli dan banyak hal lagi. Hal ini memfasilitasi konsumen untuk mengevaluasi dan mereka
juga dapat memberikan masukan mereka selama proses pengembangan. Pengujian konsep ini juga
dikenal sebagai alat manajemen untuk mengukur keberhasilan.
Pengujian terhadap konsep (concept testing) adalah upaya memprediksi keberhasilan sebuah ide
mengenai produk baru sebelum meluncurkan ke pasar. Proses ini biasanya melibatkan reaksi orang
lain (konsumen) terhadap pernyataan yang menjelaskan ide dasar dari produk tersebut.
Melalui uji pasar akan didapatkan beberapa manfaat, seperti memberikan prediksi yang dapat
diandalkan tentang penjualan di masa yang akan datang, pengujian awal terhadap rencana
pemasaran, mengetahui kekurangan produk, mendapat gambaran berbagai masalah potensial
dalam jaringan distribusi, serta mendapat pemahaman lebih baik mengenai berbagai segmen pasar.
Sementara, produk bisnis juga mendapatkan manfaat dari uji pasar, dimana pengujiannya bervariasi
bergantung dari jenis barangnya. Barang industri yang mahal memakai tekhnologi baru, pada
umumnya menjalani pengujian ALPHA dan BETA.
Pengujian ALPHA ialah pengujian produk dengan tujuan mengukur serta meningkatkan kinerja,
rancangan, keandalan, dan biaya operasi produk. Apabila hasil pengujian ALPHA baik, perusahaan
akan melanjutkan dengan melakukan pengujian BETA, yaitu mengundang konsumen potensial agar
dapat melaksanakan pengujian secara rahasia di tempat mereka sendiri.
Sebuah pendekatan yang lebih efektif dalam pengujian terhadap konsep adalah pengembangan
konsep, yaitu penyempurnaan ide-ide baru secara bertahap ke dalam bentuk yang paling mungkin
untuk diterima di pasar. Hal ini dilakukan tidak hanya dalam kerangka memberikan ide-ide yang
menjanjikan kesempatan untuk bersaing di pasaran, namun juga panduan untuk berkomunikasi
mengenai manfaat, kegunaan, kemasan, iklan, penjualan, informasi produk, distribusi dan juga
harga.
Metode uji pasar lainnya ialah memperkenalkan produk bisnis baru dalam pameran dagang. Produk
baru industrial dapat diuji di tempat pajangan distributor atau dealer. Cara lain yang bisa ditempuh
ialah uji pemasaran, dimana perusahaan membuat pasokan produk dengan jumlah terbatas dan
diserahkan pada wiraniaga untuk dijual di daerah geografis yang terbatas dengan dukungan katalog,
promosi dan sebagainya.
Melalui cara demikian, manajemen akan dapat mempelajari apa saja yang mungkin terjadi dalam
pemasaran dengan skala penuh serta memberikan informasi yang lebih lengkap dalam memutuskan
komersialisasi produk yang bersangkutan.
Berdasarkan kajian terhadap produk sukses ditemukan 15 kunci kesuksesan pengembangan produk
baru, yaitu :
Pengembangan produk baru bukan suatu proses Trial and Error, tetapi suatu suatu proses yang
harus dikelola dengan baik, dan didukung oleh riset yang mumpuni. Tentunya proses ini juga
memerlukan dukungan dan komitmen dari para pemimpin puncak serta ketersediaan sumberdaya.
Mungkin anda masih ingat mengenai produk TARA NASIKU keluaran Unilever? Merek ini merupakan
salah satu yang gagal di pasaran. Mengapa? TARA NASIKU kurang bisa diterima oleh pasar. Kualitas
yang tidak sejalan dengan gencarnya promosi ditengarai menjadi salah satu sumber kekecewaan
konsumen. Kemudian setelahnya, ada juga produk nasi instant dari GARUDAFOOD . Sukseskah? Yang
jelas produk tersebut sulit ditemui. Kedua produk tersebut disebut-sebut sebagai produk yang gagal
di pasaran.
Tahukah anda bahwa tingkat kegagalan produk baru mencapai 99% Oleh karena itu, sebenarnya
terdapat banyak resiko dalam sebuah pengembangan dan pengajuan produk baru, di antaranya:
Risiko R & D
Risiko R & D adalah resiko dimana produk yang sudah dikembangkan ditolak atau tidak disetujui oleh
pihak yang berwenang . Biasanya resiko ini banyak dihadapi oleh perusahaan farmasi yang
mengembangkan obat-obatan dan perusahaan makanan/minuman.
Risiko Pemasaran
Risiko pemasaran, yaitu bahwa produk yang tersebut gagal di pasaran . hal ini terjadi karena kurang
adanya pemahaman yang mendalam mengenai pasar yang menjadi sasaran.