Dengan melakukan kegiatan pengujian produk, perusahaan atau suatu usaha akan dapat lebih
memperkaya konsep dan memilih produk terbaik yang diminati konsumen. Pengembangan konsep
merupakan cara yang efektif, dan jika telah dilakukan dengan benar maka kita bisa menyelamatkan
biaya ratusan juta bahkan miliaran rupiah, Kita juga akan terhindar dari langkah awal yang salah,
positioning yang salah, strategi yang buruk dan menjual kepada orang yang salah.
Pengujian konsep (concept testing) adalah upaya untuk memprediksi keberhasilan sebuah ide
mengenai produk baru sebelum meluncurkan ke pasar. Proses ini biasanya melibatkan reaksi orang
lain (konsumen) terhadap pernyataan yang menjelaskan ide dasar dari produk tersebut. Sebuah
pendekatan efektif dalam pengujian terhadap konsep adalah pengembangan konsep, yaitu
penyempurnaan ide-ide baru secara bertahap ke dalam bentuk yang paling mungkon untuk
diterima di pasar. Hal ini dilakukan tidak hanya dalam kerangka memberkan ide-ide yang
menjanjikan kesempatan untuk bersaing di pasaran, namun juga panduan untuk berkomunikasi
mengenai manfaat, kegunaan, kemasan, iklan, penjualan, informasi produk, distribusi dan juga
harga.
1. Produk unggulan tidaklah cukup
Orang yang bersedia berpindah ke produk baru ketika mereka melihat adanya keuntungan yang
siginifikan. Orang harus mempercayai bahwa produk tersebut baru lebih berharga daripada
uang, waktu dan kenyamanan yang dimiliki saat ini. Kita harus meyakinkan orang bahwa pada
akhirnya mereka akan melakukan perbaikan besar atas apa yang dimiliki sekarang, perlu
perubahan dari apa yang telah mereka miliki, ada cara yang relative sederhana untuk
membuktikan keunggulannya, bahwa ia akan menepati janjinya, ditambah berbagai isu-isu
lainnya. Perbaikan yang setengah-setengah jarang berhasil untuk menggantikan pemimpin
pasar.
2. Bukan apa yang anda ketahui, tetapi apa yang orang pikirkan tentang produk anda
Produk yang paling sederhana pun akan dirasakan berbeda oleh orang yang berbeda. Hal ini
dapat dilihat dari berbagai perspektif, yang digunakan untuk berbagai tujuan, dalam konteks
yang berbeda, dan dengan harapan yang berbeda pula. Jadi, kita tidak bisa mengembangkan
produk hanya dalam teori, selain itu produk kita harus bertahan hidup tidak hanya di dunia
nyata tetapi dalam realitas psikologis yaitu dunia seperti yang dirasakan orang-orang seperti
yang disaring melalui keyakinan dan emosi mereka. Kita harus menggerakan orang, bukan
produk
3. Bangunlah laboratorium pemasaran anda
Laboratorium adalah tempat yang paling efektif untuk mencoba produk baru. Belum ada
laboratorium yang lebih baik untuk menguji produk baru disbanding dengan diskusi kelompok
terarah (focuc group discussion).
Pada proses selanjutnya, konsep produk yang telah dianalsiis kemungkinannya secara teoritis dan
ternyata dapat diterima, maka konsep tersebut dikembangkan menjadi produk secara fisik oleh
Departemen Litbang. Dalam hal ini, ada 3 langkah yang perlu dilakukan diantaranya :
1. Pembuatan model dengan 3 persyaratan : harus dipandang oleh konsumen sebagai suatu
perwujudan atribut-atribut pokok, seperti produk sebelumnya. Harus dapat bekerja dengan
aman dala keadaan dan penggunaan yang normal. Bisa dilakukan oleh pabrik sesuai dengan
anggaran yang tersedia.
2. Pengujian fungsioanl: pengujian untuk mengetahui apakah produk tersebut benar-benar
berfungsi dengan baik dan aman bagi konsumen
3. Pengujian konsumen : mencoba konsumen untuk menilai, bagaimana tanggapan konsumen.
Setelah melewati 3 tahap dalam proses pengembangan produk, langkah selanjutnya adalah
pengujian pasar. Pengujian pasar ini merupakan proses di mana produk dan program pemasaran
masuk ke dalam kondisi yang lebih nyata.
Pengujian pasar ini memungkinkan pemasar memperoleh pengalaman dengan pemasaran produk.
Tujuan dasar dari pengujian pasar adalah menguji produk itu sendiri, di dalam situasi yang
sebenarnya. Hasil-hasil pengujian pasar dapat dipakai untuk membuat perakitan penjualan dan laba
yang lebih baik. Pengujian pasar mempunyai beberapa manfaat, diantaranya :
1. Untuk membuat peramalan penjualan masa dating yag lebih dipercaya
2. Pengujian awal terhadap berbagai alternative rencana pemasaran
3. Perusahaan akan menentukan sumber kegagalan produk yang luput dari perhatian tahapan
pembuatan produk
Pengujian pasar menjanjikan informasi yang memadai untuk memutuskan jadi atau tidak
meluncurkan produk baru. Jika perusahaan melanjutkan dengan komersialisasi, maka akan
membutuhkan biaya yang sangat besar. Adapun keputusan yang perlu dipertimbangkan secara
matang dalam mennetukan pemasarannya kepada siap dan bagaimana caranya.
Pengujian produk baru bertujuan memberikan penilaian yang lebih rinci tentang peluang sukses
produk baru, mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir yang diperlukan untuk produk dan
menetapkan berbagai elemen penting dalam program pemasaran yang akan dipakai untuk
memperkenalkan produk di pasar. Secara umum ada 4 kegiatan dalam pengujian produk baru, yaitu
sebagai berikut :
1. Technical testing (pengujian teknis)
Yaitu dengan cara membuat prototype yang merupakan approximation (perkiraan) prduk akhir.
Pengujian atas kinerja produk prototype dapat menghasilkan sejumlah informasi penting
tentang product shelf life (usia panjang produk), tingkat keusangan produk, masalah yang
timbul dari pemakaian atau konsumsi yang tidak seharusnya, potensi kerusakan yang
memerlukan penggantian, dan jadwal pemeliharaan yang tepat. Masing-masing dari jenis
informasi tersebut mempunyai dampak biaya terhadap pemasaran produk. Contohnya,
estimasi usia panjang produk bisa berpengaruh terhadap frekuensi dan biaya pengiriman. Lalu
kemungkinan adanya masalah penggunaan yang signifikan dapat mengakibatkan perlunya
tambahan informasi labelling, periklanan dan sebagainya.
2. Pengujian preference and satisfaction testing (Preferensi dan kepuasan)
Dipakai untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran
serta membuat tafsiran penjualan awal produk baru. Pada dasarnya, pengujian preferensi dan
kepuasan akan memberikan sejumlah manfaat pokok yaitu :
a. Uji preferensi actual dan uji teknis bisa memberikan dasar klaim yang objektif untuk
keperluan promosi, terlebih apabila perusahaan ingin menyajikan superioitas dalam hal
persepsi konsumen atas keunggulan spesifik pada produk perusahaan dari pada pesaing.
b. Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting untuk memperkirakan pangsa pasar jangka
panjang. Oleh karena itu, hasil yang kurang bagus pada uji ini dapat beakibat pada
pembatalan peluncuran produk maupun perancangan ulang produk baru.
c. Meskipun penerimaan pasar atas produk baru ditentukan oleh semua elemen program
pemasaran, tetapi berbagai kasus menunjukkan bahawa skor yang tinggi dalam dimensi
kinerja produk menggambarkan bahwa ide produk yang bersangkutan sebaiknya
dilanjutkan pada tahap pengembangan produk baru selanjutnya.
d. Uji preferensi pada umumnya dapat memberikan signal awal terbaik terhadap
kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk
3. Simulated test markets (pengujian pasar simulasi)
Yaitu riset pemasaran yang dibuat untuk memberikan gambaran yang murah dan cepat tentang
pangsa pasar yang bisa diharapkan daro produk baru.
4. Test Markets
Yaitu perusahaan akan menawarkan sebuah peorduk untuk dijual di wilayah pasar terbatas
yang sebisa mungkin mewakili keseluruhan pasar dimana produk itu nantinya akan dijual.
Secara prinsip, terdapat perbedaan yang signifikan antara metode pengujian pasar untuk
produk konsumen dan produk bisnis/industrial. Di dalam pengujian produk konsumen,
perusahaan akan berusaha mengestimasi 4 variabel yaitu product trial (percobaan produk), first
repeat (pengulangan pembelian pertama), adopsi porduk serta frekwensi pembelian. Metode
pokok untuk menguji pasar produk konsumen adalah sebagai berikut :
a. Sales wave research
Dalam mertode ini, konsumen yang pada awalnya mencoba sebuah produk secara gratis
diwatarkan lagi produk tersebut atau produk pesaing dengan harga lebih murah. Kemudian,
perusahaan akan memperhatikan berapa kali konsumen memilih produk perusahaan serta
tingkat kepuasan mereka. Metode ini juga mencakup ushaa untuk mempresentasikan pada
konsumen satu ataupun beberapa konsep iklan dalam bentuk kasar untuk mengamati
dampaknya terhadap pembelian ulang.
b. Simulated test marketing
Metode ini memerlukan 30 sampai 40 pembeli yang qualified di pusat pertokoan ataupun
tempat-tempat lainnya. Perusahaan akan menanyakan beberapa hal kepada mereka,
berhubungan dengan awareness dan preferensi mereka terhadap berbagai merek pada
jenis produk tertentu. Mereka biasa saja diundang untuk menyaksikan iklan singkat,
termasuk di dalamnya yang sudah terkenal ataupun yang masih baru. Lalu, dalam
penayangan iklan tersebut disisipkan iklan produk baru. Konsumen akan diberi sejumlah
uang lalu diminta untuk datang ke sebuah toko khusus dimana mereka bisa membelanjakan
uang yang sudah diberikan tersebut sesuai kebutuhan.
Perusahaan mengamati dan memperhatikan jumlah konsumen yang membeli produk mere
baru dan produk pesaing. Data ini akan memberikan gambaran tentang efektivitas iklan
mereka atas iklan pesaing. Setelah itu, konsumen dminta mengutarakan alas an-alsan
mereka membeli ataupun tidak membeli. Beberapa minggu setelah itu, mereka akan
diwawancarai kembali melalui telepon untuk menentukan sikap mereka atas produk
tersebut, kepuasannya, penggunaannya, dan minatnya untuk membeli kembali, dan
ditawari kesempatan untuk membeli prodk yang bersangkutan.
c. Controlled test marketing
Metode ini memungkinkan perusahaan menguji perngaruh faktor dalam toko dan iklan
terbatas pada perilaku pembelian konsumenn tanpa harus melibatkan konsumen itu sendiri
secara langsung. Sampel konsumen akan diwawancarai untuk mendapatkan kesan
terhadap produk yang bersangkutan. Perusahaan tidak harus memberikan potongan
penjualan, memakai wiraniaga mereka sendiri, atau membeli jaringan distribusi. Namun,
metode ini tidak dapat memberikan informasi tentang cara membujuk distributor agar mau
menjual produk baru perusahaan.
d. Test markets
Uji pasar adalah cara utama dalam menguji sebuah produk baru dalam situasi sama yang
nantinya akan dihadapi dalam peluncuran produk yang bersangkutan. Perusahaan
umumnya akan bekerja sama dengan perusahaan riset dalam menentukan kota dimana
perusahaan nantinya akan mencoba membujuk para distributor agar bersedia menjual
produk perusahaan. Perusahaan melakukan promodi dan periklanan sama dengan yang
akan dilaksanakan dalam pemasaran secara nasional. Biaya yang nantinya dibutuhkan
bergantung pada jumlah kota, lama pengujian serta jumlah data yang diinginkan
perusahaan
Ada beberapa risiko dalam sebuah pengembangan dan pengujian produk baru, diantaranya :
1. Risiko R & D
Rsiko R & D yaitu risiko dimana produk yang sudah dikembangkan ditolak atau tidak disetujui
oleh pihak yang berwenang. Biasanya, risiko ini banyak dihadapi oleh perusahaan farmasi yang
mengembangkan obat-obatan dna perusahaan makanan/minuman.
2. Risiko pemasaran
Risiko pemasaran yaitu risiko produk tersebut gagal di pasaran. Hal ini terjadi karena kurang
adanya pemahaman yang mendalam mengenai pasar yang menjadi sasaran.
Langkah-langkah dalam meminimalisasi risiko kegagalan produk adalah sebagai berikut :
1. Market understanding (pemahaman pasar) misalnya dengan riset kualitatif pengkategorian dan
segmentasi untuk mengetahui peta persaingan dalam industry tersebut, alasan mengapa
konsumen membeli produk tertentu, bagaimana mereka mengunakan suatu produk dan
kebutuhan mana yang belum terpenuhi. Metode riset yang dilakukan antara lain focus group
discussion, in-depth interview dan kunjungan langsung yang dapat membantu kita untuk
memperoleh informasi ini. Riset kualitatif akan membantu kita dalam :
a. Mengetahui pendapat/perasaan konsumen mengenai suatu produk, pekerjaan dan gaya
hidup
b. Mmeperoleh insight mengenai konsumen yang tidak didapatkan sebelumnya
c. Memperoleh manfaat dari kreativitasa konsumen
2. Ketika melakukan pendekatan category assessment research, kita meneliti perilaku konsumen
terhadap produk dan penggunaan produk dalam suatu kategori, bagaimana konsumen
mengevaluasi merek berdasarkan atribut produk, apa yang mendorong konsumen untuk
melakkan pembelian, serta mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan pemenuhan kebutuhan
mereka.
3. Kemudian segmentasi akan membantu dalam mengidentifikasikan target pasar. Beberapa
segmen memang menawarkan potensial laba yang lebih besar dibandingkan yang lainnya.
Segmentasi juga membantu dalam membuat positioning produk yang tepat.