Anda di halaman 1dari 11

RESUME

MANAJEMEN OPERASIONAL

Kelompok 3

Iran Maulana 22.05.1.0231


Kana Sutiana 22.05.1.0173
Riyan Hidayat 22.05.1.0049
Ari Setiawan 22.05.1.0226

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAJALENGKA
2022/2023
PEMBAHASAN

A. KONSEP PENGEMBANGAN DESAIN BARANG DAN JASA SEBUAH


PERUSAHAAN
Tahapan atau Proses Pengembangan Produk
1. Menciptakan Ide atau Gagasan
Menciptakan sebuah ide dari produk baru merupakan tahap pertama yang perlu
dilakukan dalam proses pengembangan produk. Dalam prosesnya, pihak perusahaan
perlu mengikuti beberapa upaya sistematis dalam menciptakan produk terbaru.
Biasanya, ada banyak ide atau gagasan terkait produk baru dalam proses penciptaan
ide tersebut. Namun, semua ide itu harus bisa dilanjutkan ke tahapan selanjutnya.
Sehingga pada proses ini, akan ada banyak ide yang terbuang setelah melewati
berbagai macam syarat kelayakan suatu produk.

2. Penyaringan Ide atau Gagasan


Tahap selanjutnya yaitu penyaringan ide. Setelah melakukan tahap penciptaan,
perusahaan perlu melakukan penyaringan terkait ide produk yang sudah diciptakan.
Penyaringan tersebut dilakukan dengan tujuan supaya perusahaan bisa memperoleh
ide yang berkualitas. Agar nantinya bisa diproses ke tahap selanjutnya. Hal ini juga
berguna untuk mengurangi biaya produksi, meminimalkan risiko gagal, dan juga
untuk memilih ide produk yang dianggap layak dan dapat diproduksi oleh perusahaan.

3. Pengembangan serta Pengujian Konsep


Setelah mendapatkan ide produk dari penyaringan di atas, maka langkah selanjutnya
yang harus dilakukan adalah mengembangkan ide tersebut serta menguji konsep
produk yang baru. Konsep disini merupakan sebuah hasil dari usaha pengembangan
atas beberapa ide yang sudah dipilih. Dimana konsep produk tersebut harus bisa
memenuhi kebutuhan konsumen. Sehingga dapat lebih dipahami oleh target pasar
yang ada di dalam segmen tertentu.

a. Pengembangan Konsep
Dalam melakukan pengembangan konsep, perusahaan harus mengembangkan ide
yang telah diseleksi sebelumnya. Kemudian menjadikannya suatu konsep produk
supaya bisa diproses lebih lanjut. Oleh karena itu, dalam pengembangan produk
perlu dibuat beberapa alternatif lain yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
pasar dan juga dianggap menarik.

b. Pengujian Konsep
Konsep baru yang telah dikembangkan harus diuji terlebih dulu dengan target pasar
yang dituju. Baik itu dalam skala kecil maupun besar. Konsep tersebut dapat
disajikan dalam berbagai bentuk. Untuk jenis produk tertentu dapat disajikan
dengan menggunakan gambar maupun deskripsi kata. Intinya, pesan yang ingin
disampaikan kepada para konsumen harus bisa diterima dengan mudah oleh target
pasar.

Kemudian setelah konsep tersebut dapat dijelaskan secara rinci kepada para
konsumen. Maka beri mereka sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan
ketertarikan dan nilai yang terkandung pada masing-masing konsep produk.
4. Pengembangan Strategi Pemasaran
Ketika sudah menentukan untuk memilih produk baru, maka langkah selanjutnya
yaitu menyusun dan mengembangkan strategi pemasaran. Strategi tersebut harus
dikembangkan dan dimulai dari awal. Mulai dari perilisan produk ke pasar sampai
produk tersebut dapat diterima oleh konsumen.

5. Analisis Bisnis
Tahapan pengembangan produk yang harus Anda lakukan jika sudah memutuskan
suatu konsep produk dan strategi pemasaran adalah dengan melakukan evaluasi daya
tarik bisnis pada produk baru yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pada tahapan ini, hanya diperlukan pemeriksaan ulang terkait proyeksi penjualan,
biaya dan keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk baru tersebut, tujuannya
yaitu agar dapat mengetahui seluruh faktor bisnis tersebut mampu memenuhi tujuan
utama perusahaan atau tidak.

Apabila pada hasil akhir suatu analisa bisnis menunjukan nilai yang positif dan sudah
sesuai dengan tujuan utama perusahaan, maka produk dapat dipindahkan pada tahapan
selanjutnya, yaitu tahap pengembangan produk. Penjualan tersebut dapat diperoleh
dengan meninjau suatu riwayat produk lain dari perusahaan, akan lebih baik lagi jika
produk tersebut masih dalam satu kategori dengan produk tersebut.

Selain itu dapat juga dengan memantau produk yang senada atau mirip di pasaran,
dengan memantau perkembangan tersebut, serta hal apa saja yang seharusnya
dilakukan dan juga dihindari agar dapat mencapai hal tadi.

Kemudian, hubungkanlah dengan berbagai macam strategi pemasaran yang benar dan
sesuai, distribusi penjualan yang bersifat baik, serta juga promosi dan komunikasi apa
yang akan disampaikan.
Di dalam sebuah proyeksi penjualan, kepada pihak perusahaan harus membuat angka
penjualan maksimal serta minimal untuk dapat mengetahui semua risiko yang
nantinya akan terjadi dan dilalui. Selain itu semua, hal tersebut juga dapat berguna
agar bisa mengetahui berapa perkiraan biaya serta berapa tingkat keuntungan yang
akan diraih dari penjualan produk itu.

Dari semua hasil dari analisis tersebut, nantinya perusahaan dapat mengetahui dari sisi
finansialnya serta juga dapat menilai seberapa menarik bisnis dalam produk tersebut.

6. Pengembangan Produk
Dalam tahap ini, produk yang dikembangkan bukan produk yang nyata atau
sebenarnya, tetapi masih dalam konsep rangkain beberapa kata, video, gambar,
animasi, atau prototype sebuah produk.

Jika sudah melewati analisa bisnis, maka akan dilanjutkan dengan mengembangkan
kedalam produk yang sebenarnya atau nyata. Jadi, nanti konsumen akan melakukan
evaluasi kepada produk dengan sendirinya. Karena masukan dan pengalaman
konsemen sangat bermanfaat untuk proses pengebangan produk itu sendiri.
7. Uji Pemasaran
Sebelum produk dipasarkan sesuai dengan strategi pemasarannya, maka produk harus
melewati uji pemasaran pada sebuah pasar yang sesungguhnya dengan skala yang
kecil.
Dengan strategi itu, perusahaan pemroduksi akan mendapatkan gambaran dan
pengalaman yang berhubungan dengan produk yang akan diluncurkan tersebut,
sebelum produk dijual sesungguhnya dalam skala yang luas dimana hal tersebut
membutuhkan biaya pemasaran yang banyak.

8. Komersialisasi
Hasil dari uji marketing harusnya sudah mampu memberi paparan yang berkaitan
dengan prospek terhadap produk tersebut.
Dari hasil tes pemasarannya,, maka selanjutnya dari pihak perusahaan dapat
memberikan keputusan bahwa apakah produk baru itu dapat dilaunching, ditunda,
dsb. Jika pihak perusahaan telah yakin akan meluncurkan produk tersebut, maka pihak
perusahaan berkewajiban mempersiapkan beberapa kegiatan, yakni komersialisasi,
yang bermulai dari persiapan produksi, persiapan kegiatan launching produk baru
seperti promosi, iklan, distribusi, serta berbagai kegiatan pemasaran lain.

Tak sedikit produk yang gagal memasuki pasar yang sukses dan luas, maka dari itu,
untuk mengatasi kasus tersebut, pastikan semua tahapan di atas sudah terlaksanakan.

B. PRODUCT PLANNING (PERENCANAAN PRODUK)


Perencanaan produk, merupakan sebuah proses untuk menciptakan sebuah produk
baik barang atau jasa, mulai dari perencanaan, uji coba, produksi massal hingga evaluasi.
Berikut ini adalah beberapa fungsi penting terkait perencanaan produk yang perlu
Anda ketahui.
1. Menciptakan Produk yang Sesuai Kebutuhan Pasar
Perencanaan produk berfungsi untuk menciptakan produk yang sesuai dengan
keinginan konsumen dan juga kebutuhan pasar, sehingga bisa sangat dicari dan laku
keras. Produk yang dibuat tanpa adanya perencanaan yang matang, akan sulit diterima
di pasaran, bahkan tidak jarang produknya menjadi tidak laku.

2. Menentukan Biaya yang Diperlukan


Biaya merupakan hal yang sangat krusial dalam menciptakan sebuah produk
baru. Perencanaan produk dapat menentukan kira-kira seberapa banyak biaya yang
diperlukan, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar.

3. Menentukan Waktu Perilisan yang Tepat


Dalam perencanaan produk, Anda juga dapat menentukan kapan sebaiknya
suatu produk dirilis ke pasaran. Selain dari kualitas dan harga, waktu perilisan yang
tidak tepat juga bisa menjadi penyebab produk tidak laku.

Terdapat beberapa jenis-jenis perencanaan produk yang perlu Anda ketahui.


Berikut ini adalah 5 jenis diantaranya.

1. Metode Pekerjaan (Project Based Method)


Metode kerja merujuk pada proses perencanaan dan pembuatan untuk
menghasilkan produk. Metode rencana produksi ini juga dikenal sebagai
produksi berbasis proyek, dan proses ini sering dimanfaatkan secara efektif
untuk produksi berdasarkan permintaan.
Jenis perencanaan produksi manufaktur bisa saja dilakukan lebih cepat
daripada yang direncanakan apabila menggunakan banyak sistem otomatis.
Tentunya hal itu bergantung dengan jenis pekerjaannya.

2. Metode Aliran (Flow Method)


Metode aliran dalam perencanaan produksi berkaitan dengan interkoneksi
dalam setiap tahapan manufaktur dan langkah-langkah yang diambil untuk
menghindari hambatan atau penundaan. Metode ini juga sering melibatkan
standarisasi secara menyeluruh serta pengendalian kualitas yang cukup
intensif.

Metode aliran sangat cocok bagi produk yang diproduksi secara individual.
Perlu diketahui bahwa produk yang dihasilkan dari metode ini, sangat penting
untuk mempertimbangkan penyediaan inventaris guna menghindari penundaan
dalam setiap tahapannya.

3. Metode Produksi Massal (Mass Production Method)


Hampir mirip dengan metode aliran, namun metode produksi massal
umumnya melibatkan lebih banyak otomatisasi dan jalur tersendiri yang
dikhususkan untuk mengembangkan produk guna mengurangi waktu yang
dibutuhkan saat tahap pergantian atau perubahan.

Perencanaan produksi ini juga akan membantu perusahaan untuk


menghasilkan produk dalam kapasitas besar dengan cepat. Ketika Anda
memilih merencanakan dengan metode produksi massal, sangat penting untuk
memperkirakan jumlah permintaan produk dengan akurat.

4. Metode Kelompok (Batch Method)


Metode perencanaan produk batch adalah sebuah proses produksi secara
kelompok. Jenis ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan pemantauan
yang lebih cermat terhadap setiap proses produksi, sehingga jika perlu
perbaikan dapat dilakukan dengan lebih cepat. Pemantauan tersebut meliputi
penemuan serta perbaikan kendala pada batch sebelumnya untuk diterapkan
pada batch berikutnya.

Hal yang perlu Anda diperhatikan dari metode ini adalah persediaan mesin
atau peralatan yang mampu menangani jumlah produksi yang lebih besar
dibandingkan dengan yang lainnya.

5. Metode Proses (Process Method)


Metode proses adalah salah satu jenis perencanaan produk untuk
mengoptimalkan transisi dari satu tahap manufaktur ke tahap berikutnya
dengan menggunakan otomatisasi yang signifikan. Metode ini umumnya
sangat efektif untuk produksi bahan cair yang tidak dijual secara terpisah.
Namun, perencanaan produksi dengan metode ini diperlukan pemantauan yang
cukup ketat untuk memastikan bahwa produk telah memenuhi standar pada
setiap tahap produksi. Hal itu sangat penting sebab, jika terdapat kesalahan
pada satu tahap, maka akan berdampak signifikan pada kualitas produk yang
lain.

Langkah-Langkah Proses Perencanaan Produk yang Tepat


Setelah mengetahui pengertian dan fungsinya, sekarang Anda akan diajak untuk
mengenal langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam perencanaan produksi. Apa saja
langkah-langkahnya?

1. Melakukan Market Research


Langkah pertama untuk melakukan perencanaan produksi adalah market research.
Market research dilakukan guna mengetahui produk seperti apa yang dibutuhkan
konsumen dan laris di pasaran. Market research juga bisa memberikan Anda insight
mengenai target audience seperti apa yang cocok dengan produk yang ditawarkan.

2. Brainstorming
Brainstorming adalah suatu proses di mana Anda bertukar pikiran dengan tim atau
divisi lainnya untuk menentukan produk seperti apa yang seharusnya dibuat. Pada
tahap ini, semua tim akan berdiskusi mengumpulkan ide-ide untuk melakukan
perencanaan produk yang matang dan end-to-end mulai dari bahan yang digunakan,
cara kerja, hingga proses produksi.

3. Menentukan Batasan Produk


Batasan dalam melakukan perencanaan produk juga perlu diperhatikan. Penentuan
batasan-batasan ini berguna agar produk yang dibuat tidak terlalu berlebihan dan
tetap memiliki harga jual yang masuk akal (reasonable price).

4. Membuat Prototype
Pembuatan prototipe atau produk sampel sangat diperlukan guna mengetahui bentuk,
fungsi, dan kegunaan produk tersebut secara nyata. Prototype dapat membuat Anda
menjadi semakin mudah untuk memahami segala kekurangan dari produk yang
dibuat.

5. Uji Coba dan Perbaikan


Sebelum produk diproduksi secara massal, sebaiknya dilakukan uji coba terlebih
dahulu. Uji coba dilakukan untuk mengetahui masalah atau kendala dari produk
yang dibuat secara lebih detail. Jika ada masalah pada produk, maka harus segera
dilakukan perbaikan agar ketika dirilis tidak mengecewakan konsumen.

6. Review Produk
Setelah semua kendala produk diperbaiki, lakukan review atau tinjau kembali
produk tersebut untuk memastikan tidak ada lagi masalah lainnya yang perlu
diperbaiki. Dalam tahap ini, Anda perlu melakukan brainstorming dengan tim agar
semua masalah atau kendala pada produk dapat diatasi dengan baik.
7. Produksi Massal
Apabila produk sudah dipastikan aman dan lolos Quality Control (QC), maka
produksi massal sudah boleh dilakukan dan produk siap dipasarkan. Pastikan semua
barang memiliki kualitas yang baik agar produk dan perusahaan Anda mendapatkan
penilaian yang baik dari konsumen.

8. Evaluasi Produk
Setelah produk dirilis, masih ada tugas yang perlu Anda lakukan yaitu, evaluasi
produk. Mintalah feedback dari konsumen yang telah membeli produk Anda dan
jadikan itu sebagai bahan evaluasi untuk pengembangan produk agar bisa memenuhi
kepuasan konsumen dan penjualan semakin meningkat.

C. PRODUCT LIFE CYCLE (SIKLUS HIDUP PRODUK)


Istilah siklus hidup produk mengacu pada jangka waktu sejak suatu produk
diperkenalkan ke konsumen di pasar hingga dikeluarkan dari rak.
Siklus hidup produk didefinisikan sebagai empat tahap berbeda: pengenalan produk,
pertumbuhan, kematangan, dan penurunan. Jumlah waktu yang dihabiskan dalam
setiap tahap akan bervariasi dari satu produk ke produk lainnya, dan perusahaan yang
berbeda memiliki pendekatan strategis yang berbeda untuk melakukan transisi dari satu
fase ke fase berikutnya.

Apa Strategi Siklus Hidup Produk?


Bergantung pada tahapan suatu produk, perusahaan mungkin mengadopsi strategi
berbeda sepanjang siklus hidup produk. Misalnya, sebuah perusahaan lebih mungkin
mengeluarkan biaya pemasaran dan penelitian dan pengembangan yang besar pada tahap
pengenalan. Ketika produk menjadi lebih matang, perusahaan kemudian dapat beralih ke
peningkatan kualitas produk, memasuki segmen baru, atau meningkatkan saluran
distribusi. Perusahaan juga melakukan pendekatan strategis untuk melakukan divestasi
dari lini produk termasuk penjualan divisi atau penghentian barang.

Apa Itu Manajemen Siklus Hidup Produk?


Manajemen siklus hidup produk adalah tindakan mengawasi kinerja produk selama masa
pakainya. Sepanjang berbagai tahap siklus hidup produk, perusahaan menerapkan
strategi dan perubahan berdasarkan bagaimana pasar menerima suatu barang.

Mengapa Siklus Hidup Produk Penting?


Siklus hidup produk penting karena memberikan informasi kepada manajemen tentang
bagaimana kinerja produknya dan pendekatan strategis apa yang mungkin diambil.
Dengan mengetahui tahap mana produknya berada, perusahaan dapat mengubah cara
mereka menggunakan sumber daya, produk mana yang harus dikembangkan, cara
mengalokasikan waktu staf, dan inovasi apa yang ingin mereka teliti selanjutnya.

Faktor Apa yang Mempengaruhi Siklus Hidup Produk?


Banyak sekali faktor yang dapat memengaruhi kinerja suatu produk dan posisinya dalam
siklus hidup produk. Secara umum, siklus hidup produk sangat dipengaruhi oleh adopsi
pasar, kemudahan masuk persaingan, tingkat inovasi industri, dan perubahan preferensi
konsumen. Jika pesaing lebih mudah memasuki pasar, konsumen sering berubah pikiran
mengenai barang yang mereka konsumsi atau pasar menjadi cepat jenuh. Kemudian,
produk cenderung memiliki umur yang lebih pendek sepanjang siklus hidup produk.

Garis bawah
Secara garis besar, hampir setiap produk yang dijual mengalami siklus hidup produk.
Siklus pengenalan pasar, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan dapat bervariasi dari
satu produk ke produk lainnya—atau industri ke industri lainnya. Namun, siklus ini
memberi informasi kepada perusahaan tentang cara terbaik memanfaatkan sumber
dayanya, prospek masa depan produknya, dan cara merencanakan secara strategis untuk
meluncurkan produk baru ke pasar.

D. PENGEMBANGAN PRODUK
Setiap perusahaan yang bergerak di bidang yang berbeda akan mengikuti strategi
pengembangan produk masing-masing. Beberapa anggota akan melakukan inovasi,
sedangkan yang lain akan fokus pada adaptasi dalam pengembangan produk saat ini.
Apapun strategi yang digunakan, harus dilakukan secara jelas. Ketika merilis produk
baru di pasaran, ada beberapa strategi pengembangan produk yang harus kamu lakukan,
diantaranya:

1. Meningkatkan Produk yang Sudah Ada

Strategi ini dilakukan dengan cara membuat produk baru dari produk lama yang sudah
ada sebelumnya. Kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan keinginan pasar.
Selain itu, kamu juga perlu memotivasi target pasar untuk membeli produk yang
sudah Anda tingkatkan.

Hal tersebut berfokus pada penambahan fitur dan pembaruan yang nantinya akan
berpengaruh pada minat konsumen. Namun ada hal penting yang perlu diperhatikan,
yaitu kamu harus terus mencari fitur yang dibutuhkan oleh konsumen dari produk
yang diperbarui.

2. Meningkatkan Nilai Produk

Biasanya, alasan pelanggan dalam membeli sebuah produk adalah karena nilai yang
akan mereka terima dari produk tersebut. Dengan begitu, perusahaan perlu
memperkuat lagi nilai produk dengan cara menawarkan fitur premium, meningkatkan
kualitas produk, dan juga dukungan pelanggan. Nilai tambahan yang disajikan akan
menarik konsumen baru. Kemudian pelanggan yang sudah ada akan memperoleh
sesuatu yang baru dari produk tersebut.

3. Percobaan

Menawarkan contoh atau sampel produk secara gratis akan membuat para pelanggan
ingin membeli produk kamu. Disini, para pelanggan tentu akan memeriksa kualitas
produk dan dengan adanya sampel gratis akan membuat mereka semakin yakin untuk
membeli produk versi premium. Penawaran gratis ini menunjukkan kepada para
pelanggan bahwa apa yang akan mereka dapatkan jika membeli produk tersebut.

4. Spesialisasi dan Sesuaikan

Kamu bisa menyesuaikan beberapa produk dan menjadikan produk tersebut lebih
spesial untuk menargetkan golongan pelanggan tertentu. Bahkan, kamu juga bisa
menawarkan produk yang dipersonalisasi secara relevan dengan kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Hal tersebut akan membuat mereka berminat membeli produk
yang kamu tawarkan dibandingkan dengan kompetitor.

5. Penawaran Paket

Menawarkan sebuah paket baru tentu akan menarik perhatian para pelanggan. Kamu
bisa menawarkan produk dengan berbagai paket. Seperti paket bundel, diskon, atau
sampel gratis untuk memilih produk yang kamu tawarkan. Paket disini adalah sebuah
penawaran yang tidak akan didapatkan oleh pelanggan lain. Terlebih jika kamu
menawarkan penawaran dalam waktu terbatas, itu adalah termasuk ke dalam strategi
pemasaran yang baik.

6. Lini Produk Baru

Lini produk baru adalah pengembangan produk baru di dalam lini produk yang masih
relevan dengan lini produk yang sudah ada. Ketika kamu ingin membuat produk baru,
maka kamu harus berhati-hati dengan pengembangan tersebut. Jangan sampai, kamu
hanya fokus pada penawaran produk yang dibutuhkan oleh pelanggan. Produk baru
harus dilengkapi oleh fitur yang baru. Sehingga hal tersebut akan meningkatkan
penjualan produk tersebut

7. Mengubah Gagasan atau Ide

Strategi ini dilakukan dengan cara mengubah definisi dan ide produk. Contohnya,
ketika kamu membuat produk baru namun target pasar tidak menanggapi tawaran
tersebut. Maka kamu perlu melakukan riset pasar dan mencari tahu keinginan serta
kebutuhan pelanggan yang sesuai. Perusahaan juga perlu memberikan ide baru untuk
produk yang akan dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.

8. Target Pasar Baru

Menjual beberapa jenis produk di pasar yang berbeda merupakan salah satu strategi
dalam pengembangan produk. Dimana kamu bisa menjual produk di pasar yang
berbeda. Bahkan, kamu juga dapat mengubah target pasar dan demografi serta
mengalihkan fokus kamu dari para pelanggan ke bisnis.
E. ISU-ISU YANG BERHUBUNGAN DENGAN DESAIN PRODUK
Untuk mengembangkan system dan struktur organisasi yang efektif, maka ada
beberapa isu penting yang harus dipahami yaitu antara lain:

1. Desain yang tangguh (Robust Design)


Adalah sebuah desain yang dapat diproduksi sesuai dengan permintaan walaupun
pad kondisi yang tidak memadai pada proses produksi.

2. Desain Modular (Modular Design)


Adalah bagian atau komponen sebuah produk dibagi menjadi komponen yang
dengan mudah dapat ditukar atau digantikan.

3. Computer Aided Design (CAD)


Adalah penggunaan sebuah computer secara interaktif untuk mengembangkan dan
mendokumentasikan sebuah produk.

4. Computer Aided Manufacturing (CAM)


Adalah penggunaan teknologi informasi untuk mengendalikan mesin.

5. Teknologi Virtual Realitas (Reality Virtual Technology)


Adalah bentuk komunikasi secara tampilan dimana gambar menggantikan kenyataan
dan biasanya pengguna dapt menanggapi secara interaktif.

6. Analisis Nilai (Value Analysis)


Merupakan kajian dari produk sukses yang dilakukan selama proses produksi.

7. Desain yang ramah lingkungan (Environtmentally Friendly Design)


Merupakan perancanagn produk yang telah memasukkan unsure kepekaan terhadap
permasalan lingkungan yang sangat luas pada proses produksi.

Cara yang bisa dilakukan antara lain dengan:


a. Membuat produk yang dapat didaur ulang
b. Menggunakan bahan baku yang dapt di daur ulang.
c. Menggunakan komponen yang tidak membahayakan.
d. Menggunakan komponen yang lebih ringan.
e. Menggunakan energi yang lebih sedikit.
f. Menggunakan bahan baku yang lebih sedikit.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.sodexo.co.id/perencanaan-produk/
2. https://www.gramedia.com/literasi/strategi-pengembangan-produk/
3. https://www.investopedia.com/terms/p/product-life-cycle.asp
4. http://winbiewimpie.blogspot.com/2015/05/isu-isu-yang-berkaitan-dengan-
desain.html

Anda mungkin juga menyukai