Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : DICKY SUDARLAN

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041967468

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4215/Manajemen Operasi

Kode/Nama UPBJJ : 87/JAYAPURA

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN :
1. Strategi adalah Pengertian strategi secara umum bisa diartikan sebagai upaya individu atau
kelompok untuk membuat skema guna mencapai target sasaran yang hendak dituju. Dengan
kata lain, strategi adalah seni bagi individu ataupun kelompok untuk memanfaatkan,
kemampuan dan sumber daya yang dimiliki guna untuk mencapai target sasaran melalui tata
cara yang dianggap dapat efektif dan efisien untuk mencapai sasaran yang telah diharapkan.
Pengertian strategi bisa juga diartikan sebagai tindakan untuk menyesuaikan diri terhadap
segala reaksi ataupun situasi lingkungan yang terjadi. Baik itu situasi yang terduga maupun
yang tidak terduga.

5 bentuk strategi:

 Strategi Pertumbuhan. Growth strategy berarti secara konstan memperkenalkan


fitur baru dari produk yang sudah ada. Seringkali perusahaan dituntut untuk
memodifikasi atau menjadi lebih inovatif agar dapat terus kompetitif di industrinya.
 Strategi Diferensiasi Produk. Strategi diferensiasi produk adalah salah satu strategi
dalam bisnis yang paling efektif untuk UMKM. Melalui strategi bisnis jenis ini,
perusahaan dapat menggali secara strategis faktor-faktor pembeda produk dan jasa
dari kompetitor. Nilai pembeda dalam strategi ini tidak harus selalu menjadikan
perusahaan mengeluarkan biaya lebih untuk mengkapitalisasikannya.
 Strategi Harga. Strategi harga seringkali meliputi pemberlakuan harga produk yang
lebih tinggi dibanding kompetitor, terutama ketika ada di fase awal pengenalan
produk. Para pelaku UMKM dapat menggunakan strategi ini dan menjadikannya
motor akselerasi pembalik modal produksi dan iklan yang mungkin telah dilakukan
jika sukses diimplementasikan. Namun, jangan lupa memastikan bahwa Anda benar-
benar memiliki sesuatu yang spesial pada produk atau layanan Anda ketika
memberlakukan strategi ini.
 Strategi Akuisisi. Para pebisnis yang memiliki modal yang cukup besar dapat
memakai strategi bisnis akuisisi ini. Strategi bisnis akuisisi artinya membeli salah satu
perusahaan dan/atau lini produksi tambahan dari produk yang sudah ada.
Keuntungan dari strategi ini adalah dengan modal yang besar, maka sebuah
perusahaan dapat lebih leluasa dalam menilai potensi bisnis perusahaan yang akan
diakuisisi yang sesuai dengan visi perusahaan pemilik modal.

 Strategi Konten. Di era digital yang semakin canggih ini, strategi konten merupakan
strategi bisnis efektif yang wajib dikembangkan secara matang dan
diimplementasikan dengan benar. Ketika bisnis Anda menggunakan strategi bisnis
yang jelas melalui konten, maka konten Anda akan bekerja dengan efisien. Hal ini
karena konten yang dikembangkan akan menjadi lebih spesifik. Strategi konten ini
setidaknya akan melibatkan pengembangan konten blog, email marketing, dan
aktivasi media sosial yang relevan bagi bisnis Anda. Salah satu aspek yang terpenting
dari strategi ini adalah jangan hanya memproduksi dan mendistribusikan konten,
namun Anda juga harus responsif terhadap setiap interaksi yang terjadi dari setiap
konten tersebut.

2. Pengembangan produk merupakan sebuah proses dan strategi yang perlu dilakukan oleh
suatu perusahaan dalam mengembangkan suatu produk. Hal yang perlu dilakukan dalam
mengembangkan suatu produk yaitu memperbaiki produk yang lama atau menambahkan
kegunaan produk tersebut kepada target pasar. Ini artinya, kamu perlu menyajikan unsur-
unsur baru yang dapat memikat hati pelanggan. Selain itu, pengembangan produk termasuk
dalam proses perubahan yang dilakukan pada produk yang sudah ada sebelumnya. Sekaligus
sebagai proses mencari inovasi guna menambah nilai terhadap produk lama dan
mengkonversikannya ke dalam bentuk produk tersebut. Dengan dilakukannya
pengembangan produk, itu artinya perusahaan sudah paham dan mengetahui terkait
kebutuhan dan juga keinginan pasar.

Pemasaran, Disain dan pemanufakturan produk baru:

1. Penyusunan Ide. Pada tahap ini, kamu melakukan brainstorming ide yang akan
membantumu memecahkan masalah pelanggan dengan cara baru dan inovatif. Saat kamu
menemukan ide yang akan membantumu memecahkan kebutuhan pelanggan, penting
untuk memiliki pemahaman yang kuat tentang target pasar. Selain itu, kamu perlu tahu poin
kesulitan pelanggan yang ingin kamu selesaikan dan carikan solusinya.

2. Penelitian. Setelah kamu mengembangkan ide produk, langkah selanjutnya adalah


melakukan penelitian untuk menjadikan produk tersebut nyata. Ada berbagai langkah yang
dapat kamu lakukan untuk melakukan proses pengembangan produk baru ini. Pertama,
kamu bisa lakukan riset pasar untuk memahami sentimen saat ini di industri. Kedua,
lakukanlah analisis kompetitor. Hal ini untuk memahami hal-hal yang dianggap kurang oleh
pelanggan terhadap produk atau layanan kompetitor.

3. Perencanaan. Tahap ketiga, yaitu perencanaan. Pada tahap ini, kamu merumuskan
ide/definisi produk akhir berdasarkan ide dan penelitian awal, kemudian mulai membuat
rencana untuk mewujudkannya. Saat kamu menentukan produk akhir, kamu harus mulai
merencanakan apa yang kamu perlukan untuk membuatnya. Misalnya, jika membuat
produk fisik, kamu harus mencari bahan yang diperlukan atau menemukan mitra produksi
yang akan membantu dalam pembuatan. Perencanaan juga melibatkan pembuatan strategi
pemasaran yang akan membantumu memasarkan secara efektif ketika produk
selesai. Termasuk merencanakan model penetapan harga yang masuk akal untuk produk
dan memastikan pelanggan akan membayar. Penting juga untuk mengidentifikasi tim yang
akan terlibat dalam proses pengembangan produk baru yang akan membantu membawanya
ke pasar. Mulai dari tim pemasaran yang akan mempromosikan produk, hingga
kemungkinan mitra eksternal yang akan membantu produksi.
4. Pembuatan Prototipe. Fase pembuatan prototipe adalah ketika kamu datang dengan
produk sampel yang akan dibuat selama produksi massal. Prototipe ini sering disebut
sebagai minimum viable product (MVP), yang merupakan versi dasar produkmu.

5. Pengujian. Sebelum meluncurkan produk, kamu perlu mengujinya untuk memastikan


produk akan berfungsi seperti yang diiklankan dan secara efektif memenuhi kebutuhan
pelanggan. Jadi, selama tahap ini, kamu akan membagikan prototipe dengan audiens target
dan meminta umpan balik yang dapat ditindaklanjuti tentang cara kerja produk. Pada
dasarnya, produkmu digunakan dalam situasi yang mirip dengan kasus penggunaan di dunia
nyata. Jadi, kamu tahu persis apa yang berhasil dan apa yang tidak.

6. Pengembangan Produk. Tahap ini melibatkan pembuatan produk akhir yang akan
dikomersialkan setelah selesai. Menggunakan wawasan yang diperoleh dari pengujian MVP
untuk membuat sentuhan akhir pada prototipe dan memulai produksi massal. Tergantung
pada jenis bisnis, kamu mungkin akan memiliki proses yang berbeda untuk pengembangan
produk. Misalnya, menjalankan bisnis SaaS (software as a service), tim
pengembangan software atau pemrograman internal akan bekerja menyelesaikan coding.
Apa pun prosesnya, tahap perencanaan seharusnya dapat membantu mengidentifikasi
bagaimana pengembangan produk akan berjalan.

7. Komersialisasi. Tahap akhir dari proses pengembangan produk baru, yaitu komersialisasi,
di mana kamu memperkenalkan produk ke pasar. Mengimplementasikan rencana
pemasaran untuk membuat audiens mengetahui produk barumu. Lakukan
pula campaign yang akan menarik mereka untuk menjadi pelanggan. Meskipun ini adalah
tahap akhir, banyak bisnis meluncurkan produk mereka dan seiring berjalannya waktu,
kembali melakukan perbaikan pada produk. Hal ini karena bisnis mendapatkan umpan balik
pelanggan lebih banyak. Selain itu, adanya perubahan pasar yang membuat bisnis
beradaptasi untuk selalu memberikan user experience terbaik.

3. Apa itu Metode penilaian faktor? Metode pembobotan faktor atau factor rating method
merupakan sebuah metode yang sering digunakan karena metode ini menggabungkan
antara kualitatif dengan kuantitatif di dalam menentukan lokasi yang paling tepat untuk
perusahaan jasa maupun manufakturing.
Di bawah ini merupakan langkah-langkah yang harus di perhatikan ketika ingin menentukan
lokasi pabrik. Dengan begitu, bisa memilih lokasi yang tepat dan bisnis atau usaha yang Anda
jalankan mampu memberikan hasil sesuai yang Anda harapkan.
 Melakukan identifikasi terhadap apa saja faktor yang perlu dilakukan analisa di lokasi
penempatan atau pembangunan pabrik
 Lakukan penilaian terhadap masing-masing bobot atau faktor tersebut. Prinsipnya yaitu
semakin tinggi nilai atau bobotnya, maka semakin tinggi juga faktor tersebut perlu
dipertimbangkan. Adapun total bobot yang biasanya digunakan secara umum mulai dari
1 sampai dengan 100%
 Menentukan lokasi alternatif. Ini penting karena dikhawatirkan lokasi yang sudah kita
rencanakan malah tidak sesuai karena disebabkan oleh berbagai hal. Maka dari itu, kita
perlu menentukan sebuah lokasi alternatif untuk mengantisipasi berbagai hal yang tidak
diinginkan
 Berikan penilaian terhadap masing-masing lokasi alternatif tersebut. Adapun mengenai
nilai yang nanti akan diberikan berkisar antara 0 sampai dengan 100
 Lakukan penghitungan terhadap total nilai yang berasal dari setiap lokasi alternatif.
Caranya adalah dengan mengalikan bobot terhadap faktor-faktor yang sudah ditentukan
untuk masing-masing lokasi tersebut
 Sekarang membandingkan mana lokasi alternatif yang memiliki nilai paling tinggi

4. Apa itu sistem ERP? Secara singkat, Software Enterprise Resource Planning atau sistem ERP
adalah seperangkat software yang berfungsi untuk mengelola dan mengintegrasikan
berbagai aktivitas operasional dalam sebuah bisnis. Penerapan Sistem ERP bagi
perusahaan dapat menjadi salah satu upaya masif yang mampu memakan waktu hingga
bertahun-tahun. Akibat kompleksitas dan skala sistem ERP tersebut, hanya sedikit
perusahaan yang tertarik dan mampu menggunakan sumber daya fisik dan keuangan yang
beragam dan berisiko mengembangkan sistem ERP in-house. Sehingga sistem ERP ini mampu
meningkatkan efektifitas perusahaan serta memberikan pelayanan lebih bagi para
konsumen, yang pada akhirnya dapat menghasilkan nilai tambah dan memberikan
keuntungan maksimal bagi semua pihak yang berkepentingan (stake holder).
Awalnya, sistem ERP adalah software yang lebih banyak digunakan oleh perusahaan-
perusahaan berskala besar (enterprise), namun sekarang juga telah populer di kalangan
UKM. Dalam artikel kali ini, kami akan membahas pengertian ERP Software dengan lebih
detail, lengkap dengan sejarah singkat, jenis, fungsi ERP bagi bisnis Anda, serta skema
perhitungan agar Anda mendapatkan gambaran harganya.

Keberhasilan ERP. Pertama, adalah terkait komitmen dan dukungan dari manajemen senior
terhadap proyek implementasi ERP ini. Faktor ini sangat menentukan keberhasilan implementasi
ERP. Proyek implementasi ERP mesti dipandang sebagai sebuah proyek bisnis, bukan proyek IT.
Risikonya pun merupakan risiko bisnis. Komitmen dan dukungan manajemen senior ini akan
berpengaruh antara lain pada :

- Kecepatan pengambilan keputusan strategis,


- Dukungan terhadap implementasi perubahan pada bisnis yang diakibatkan oleh
implementasi sistem
- Endorsement (atau mungkin juga enforcement) terhadap manajemen eksekutif dan
jajaran yang ada di bawahnya untuk juga mendukung apa yang dibutuhkan untuk
kesuksesan implementasi ERP ini
- Resolusi terhadap konflik yang mungkin timbul dalam proses implementasiDukungan
sumber daya terhadap program-program yang direncanakan dalam rangka kesuksesan
proyek

Kedua, adalah soal manajemen proyek. Faktor risiko yang ini merupakan faktor yang sangat
kritikal dan amat sering menjadi penyebab kegagalan implementasi. Manajemen proyek
yang maksud disini termasuk pada sisi implementer ERP maupun manajemen proyek dari sisi
pemilik proyek (project owner). Untuk mengatasinya, sebaiknya :

- Menguatkan kemampuan implementer untuk mengestimasi sumber daya dan waktu


yang dibutuhkan untuk melaksanakan task-task dalam proyek implementasi ERP.
Ketidakmampuan ini umumnya disebabkan oleh perencanaan yang kurang detail, yang
biasanya disebabkan karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan tim project
management implementer mengenai pekerjaan sejenis. Bisa juga karena kesalahan
persepsi implementer terhadap lingkup pekerjaan yang dituangkan dalam TOR karena
berbagai sebab. Atau karena perencanaan awal yang dibuat hanya untuk kebutuhan
pemenuhan compliance administratif saja, misalnya untuk kebutuhan seleksi lelang,
project charter, penagihan, dan sejenisnya.
- Menguatkan koordinasi antar bagian (stream) dalam tim proyek. Biasanya intensitas dan
tingkat stress yang cukup tinggi pada setiap bagian tim proyek membuat koordinasi
dengan tim lain menjadi terabaikan/kurang diperhatikan. Semakin jauh permasalahan
koordinasi ini tidak serius ditangani maka akan semakin besar risiko yang ditimbulkan di
akhirnya dan akan semakin besar pula effort yang dibutuhkan untuk mensolusikannya.
- Meningkatkan penyediaan SDM dan ekspertis yang dibutuhkan proyek pada waktu
dibutuhkan. Dampaknya tidak tersedianya SDM akan lebih besar jika terletak pada
project critical path.
- Meningkatkan kontrol dari manajemen proyek dari perusahaan pemilik pekerjaan
terhadap manajemen proyek implementer. Lemahnya kontrol akan berdampak pada
aspek waktu pelaksanaan task sesuai project plan, kualtias hasil dari setiap task, dan
yang kritikal juga adalah soal kesesuaian kualitas SDM yang diterjunkan oleh
implementer pada proyek dengan kualitas dan kuantitas yang dijanjikan atau
direncanakan.
- Mengurangi kesenjangan kompetensi antara SDM dalam organisasi proyek perusahaan
pemilik pekerjaan dengan SDM dari implementer. Agar komunikasi berimbang.

Anda mungkin juga menyukai