Anda di halaman 1dari 7

1.

Jelaskan menurut Saudara Strategi Distribusi efektif yang bagaimana dapat menjadikan
perusahaan menjadi lebih baik dalam finansial ?

Jawaban :

1. Menentukan Luas Wilayah

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan luas wilayah distribusi produk.
Tentukan kemana saja Pebisnis akan mendistribusikan produk baru tersebut. Setelah
menentukan luas wilayah, maka lakukan pembagian area. Pembagian area distribusi ini
bisa dilakukan sesuai dengan target pasar yang dimiliki suatu perusahaan. Makanya
Pebisnis matangkan dulu target pasarnya mau ke mana. 

Produk baru bisa didistribusikan secara nasional maupun per wilayah. Besarnya luas
wilayah distribusi juga bisa dipengaruhi oleh kesiapan perusahaan. Jika dirasa belum siap
melakukan distribusi secara nasional, maka bisa dilakukan wilayah demi wilayah. Setelah
perkembangannya bagus maka bisa ditingkatkan lagi ke distribusi nasional. Jadi bertahap,
dan tentukan target waktu juga kapan bisa menasional. Karena jika kita punya
perencanaan untuk nasional, dari tahun pertama kita sudah mulai menjajaki dan mengukur
prospek pemasaran di daerah.

2.  Tentukan Jenis Distributor

Penentuan jenis saluran distribusi yang digunakan produsen biasanya akan disesuaikan
dengan kebutuhan dan produk yang dijual. Kondisi perekonomian dan karakter
masyarakat atau pola konsumsi mereka juga berpengaruh pada jenis saluran distribusi
yang akan kita pilih.  distributor akan disesuaikan dengan luas wilayah distribusi yang
sudah ditetapkan sebelumnya. Pebisnis perlu bekerja sama dengan distributor lokal yang
sudah eksis, sehingga produk Pebisnis akan lebih mudah tersebar. Jika distributor lokal
juga mendistribusikan produk competitor, tidak apa-apa, karena kita juga punya ceruk
pasar yang ingin ditargetkan. Berikan benefit atau apresiasi lebih pada distributor yang
berprestasi. Ada beberapa istilah yang umum dalam saluran distribusi diantaranya agen,
wholesaler, dan retailer. Keterlibatan mereka tergantung dari skala bisnis Pebisnis. 

3.  Terapkan Strategi Pemasaran yang Baik

Proses distribusi produk akan sangat bergantung pada strategi pemasaran yang diterapkan.
Sekali lagi distribusi produk tidak bisa dilepaskan dari faktor pemasaran. Pebisnis bisa
menentukan strategi pemasaran yang tepat jika sudah mengetahui untuk siapa produk
Pebisnis dipasarkan. Era 4.0 memang mengerucutkan metode pemasaran yang engaged
pada media digital, sebut saja media sosial, blog, Ads dan sebagainya. Media sosial juga
membantu membangun hubungan yang sinergis dengan konsumen. Pebisnis bisa
menginformasikan perkembangan terkini dari produk pesanan konsumen, selain tentu saja
mempromosikan produk Pebisnis. Atau melalui demografi Ads pada IG dan FB, Pebisnis
bisa lebih mudah menjangkau target Pebisnis, dan mengetahui selera konsumen di suatu
wilayah.

4.  Manfaatkan Influencer untuk menjadi reseller atau drop shipper

Memanfaatkan peran influencer juga menjadi salah satu cara efektif untuk memasarkan
produk baru. Bekerja sama dengan influencer dinilai sangat efektif membantu mendorong
pemasaran dan distribusi produk baru. Pilih influencer yang berpotensi bisa menjaring
banyak konsumen untuk produk Pebisnis. Tawarkan bisnis yang menguntungkan untuk
mereka. 

Influencer akan membantu Pebisnis memperkenalkan produk baru kepada masyarakat.


Setelah produk baru Pebisnis dikenal oleh banyak orang, maka proses distribusi akan lebih
mudah untuk dilakukan. Namun, pastikan memilih influencer yang tepat agar tidak terjadi
penggunaan anggaran yang sia-sia. Setidaknya influencer yang memiliki follower asli,
berpengaruh dan bisa diajak bisnis juga.

5.  Melakukan Pembagian Outlet

Proses distribusi juga dapat dilakukan melalui outlet-outlet yang sudah disebar menurut
wilayah distribusi. Sebelumnya, luas wilayah distribusi sudah ditentukan dan perlu
dilakukan pemetaan outlet-outlet untuk memperlancar proses distribusi produk. 

Monitoring dan evaluasi sangat penting untuk dilakukan selama distribusi produk baru.
Setelah produk baru didistribusikan maka Pebisnis harus melakukan evaluasi secara
berkala. Temukan daerah mana saja yang kemajuan distribusinya lancar. Berikan
perhatian khusus pada daerah yang distribusinya tidak lancar.

Jika monitoring dan evaluasi dilakukan secara rutin, maka bisa ditentukan area mana yang
sukses dan gagal. Setelah evaluasi bisa dicari solusi lebih lanjut agar distribusi bisa
berjalan lancar di semua wilayah. Jika ada outlet yang gagal total mendistribusikan produk
maka sebaiknya dihentikan dan diganti ke outlet yang lain. 

2. Sebutkan dan jelaskan tentang 7 (tujuh) proses Pengembangan Produk ?


Jawaban :
1. Merancang Ide Produk Baru

Pada tahap paling awal perancangan produk baru, pasti ada banyak ide menarik yang
bermunculan. Biasanya ide-ide tersebut berasal dari:

 Departemen Riset dan Pengembangan.


 Hasil amati, tiru dan modifikasi (ATM) produk kompetitor.
 Hasil survei konsumen.
 Program internal perusahaan, misalnya Crazy Idea Program (CIP).
 Ulasan atau saran dari mitra kerja.

2. Penyaringan Atau Pemilihan Ide Produk


Ide produk yang jumlahnya sangat banyak tadi akan disaring lebih lanjut. Tujuannya tidak
hanya untuk mengerucutkan ide, tetapi ada tujuan lain yang lebih penting, seperti:

 Mengurangi risiko kegagalan produk.


 Menemukan ide produk yang patut diproses ke langkah selanjutnya.
 Mendapatkan ide produk yang benar-benar memungkinkan untuk dikerjakan.
Proses penyaringan ide produk tidak bisa dilakukan sembarangan. Dengan kata lain,
penyaringan tidak bisa dilakukan dengan hanya memisahkan ide yang baik dan ide yang
kurang baik. Pemilihan ide produk perlu didasari oleh beberapa hal, di antaranya:

 Alasan diciptakannya produk.


 Proses yang diperlukan dan sumber daya yang dimiliki.
 Tahapan produksi.
 Tahapan pemasaran.
 Tahapan proses regulasi (lingkungan, kebijakan pemerintah, dan lainnya).
 Perhitungan perkiraan profit dan tingkat ROI.
 Legalitas dan ketersediaan bahan mentah.
3. Pengembangan Dan Pengujian Konsep
Selanjutnya, proses pengembangan produk baru mencakup pengembangan ide terpilih
menjadi konsep yang siap diuji. Konsep dibuat dengan bahasa yang mudah dimengerti agar
bisa dipahami oleh target pasar. Berikut adalah tahapan pengembangan ide menjadi konsep:

A. Pengembangan Konsep
Pada tahap ini ide produk dirancang menjadi sebuah konsep produk, konsep harus dibuat
dalam beberapa opsi alternatif berdasarkan kebutuhan segmen pasar. Lebih jelasnya
perhatikan contoh berikut:

B. Menguji Konsep
Konsep yang sudah dirancang dengan format di atas harus melewati tahapan uji coba dengan
target pasar skala kecil. Penyajian konsep dapat dibantu oleh media pendukung.

Yang terpenting apa yang ingin disampaikan bisa dipahami oleh konsumen. Setelah
konsumen memahami konsep, berikan mereka sejumlah pertanyaan untuk
mendapatkan feedback mengenai ketertarikan dan nilai konsumen terhadap konsep tersebut.

4. Menyusun Strategi Pemasaran


Proses pengembangan produk baru berikutnya adalah menyusun strategi pemasaran, intinya
menentukan cara agar produk bisa diterima oleh target pasar. Dalam mengembangkan strategi
pemasaran, ada tiga poin penting yang harus dirancang dengan baik, di antaranya:

 Target pasar, rencana proposisi nilai, pangsa pasar, target keuntungan, hingga penjualan
beberapa tahun pertama dijelaskan dengan detail.
 Strategi bauran pemasaran dan rencana penjualan jangka panjang.
 Biaya yang dibutuhkan pemasaran, struktur dan metode penetapan harga dibuat dalam
gambaran besar.
5. Melakukan Analisis Bisnis (Business Analysis)
Di tahap ini, produk yang sebelumnya sudah ditetapkan dilakukan analisis terkait tingkat
ketertarikannya target pasar terhadap produk. Selain itu juga dilakukan analisis anggaran dan
profil produk, serta proyeksi penjualan.

Proyeksi penjualan didapatkan dari historical produk lain yang satu kategori dari perusahaan
tersebut atau dengan melihat produk yang sudah ada di pasar. Analisis bisnis bertujuan untuk
memastikan apakah faktor tersebut bisa memenuhi tujuan perusahaan atau tidak.
Produk bisa dilanjutkan ke tahap pengembangan jika hasil analisisnya sejalan dengan tujuan
perusahaan. Saat melihat proyeksi pasar, perhatikan proses pertumbuhannya, dan apa yang
diperlukan untuk mencapai itu semua. Baru integrasikan dengan strategi pemasarannya.

6. Mengembangkan Dan Menyempurnakan Produk


Umumnya produk yang direncanakan belum berupa produk yang sebenarnya akan
dipasarkan. Tetapi baru dalam bentuk konsep visual maupun deskripsi, seperti prototipe
produk, video animasi, gambar dan teks deskriptif.

A. Pengembangan Produk
Setelah berhasil menjalani tahap analisis bisnis, produk yang memenuhi tujuan perusahaan
lanjut ke tahap pengembangan produk yang sesungguhnya. Tahapan ini tentu menyita banyak
sumber daya, karena itu produk hanya diproduksi dalam jumlah terbatas.

B. Pengujian Produk
Tahapan tidak berhenti di situ, produk yang sudah jadi akan menjalani serangkaian tes
semacam uji coba keamanan dan keefektifan produk untuk memastikan produk berfungsi
sebagaimana mestinya.

Penguji bisa berasal dari karyawan internal perusahaan maupun oleh pihak profesional dari
luar perusahaan., ada juga perusahaan yang meminta tim pemasaran dan R&D untuk
melibatkan langsung pelanggan aktual dalam proses pengujian produk.

7. Uji Pemasaran (Skala Kecil)


Dalam proses pengembangan produk baru, produk yang sudah jadi secara keseluruhan tidak
bisa langsung dikomersialisasi. Pertama produk perlu dilakukan uji pemasaran di pasar aktual
atau pasar yang sebenarnya dalam skala kecil.

Tujuannya agar perusahaan mendapatkan gambaran aktual dari pemasaran produk tersebut.
Tidak hanya itu, uji pemasaran skala kecil juga menguji program pemasaran awal dan produk
tersebut.

8. Memasarkan Produk Dalam Skala Besar (Komersialisasi)


Setelah melakukan uji coba pemasaran skala kecil, perusahaan akan mendapatkan gambaran
mengenai potensi kesuksesan produk di pasar.Hasil uji coba tersebut yang memutuskan
apakah produk tetap akan diluncurkan saat itu juga, menundanya atau membatalkannya
secara keseluruhan. 

3. Mengenai pendekatan strategi iklan, menurut pendapat Pebisnis bagaimana etika dalam
melakukan promosi Iklan Perbandingan agar kita terhindar dari jeratan hukum?. Misalnya
perusahaan yang produknya kita bandingkan tidak terima dengan iklan yang kita pasang.
Jawaban :
1. Komunikatif
Sebagai seorang pebisnis, diharuskan untuk dapat berkomunikasi dengan baik serta cepat
respon. Hal ini sangat penting dilakukan, sebab calon konsumen akan lebih senang ketika
mendapatkan penjual yang cepat merespon serta selalu mampu berkomunikasi dengan
baik. Selain itu, dalam berbisnis harus komunikatif untuk menarik konsumen atau calon
konsumen. Sehingga, para konsumen merasa nyaman dan dihargai. Berkomunikasi
dengan konsumen adalah suatu keharusan apabila ingin melakukan pemasaran melalui
media sosial.

2. Cara menanggapi konsumen


Jika Pebisnis ingin membuka bisnis online, yang harus diperhatikan adalah cepat dalam
merespon atau menanggapi konsumen. Ini merupakan etika promosi di media sosial agar
konsumen merasa nyaman ketika hendak berbelanja. Karena itu, apabila ada seseorang
yang menanyakan sesuatu, misalnya apakah barang yang Pebisnis jual masih tersedia
atau tidak, jawablah secepatnya. Bisa jadi dia sangat membutuhkan barang tersebut saat
itu sehingga dia harus mendapatkannya sesegera mungkin.

3. Jangan Terlalu Sering Memposting


Berikanlah jeda waktu ketika Pebisnis hendak memposting sesuatu, terutama produk
bisnis. Jika Pebisnis terlalu sering memposting di media sosial, akan mengganggu
mereka sebagai pengguna medsos. Sebab, berPebisnis media sosialnya hanya dipenuhi
dengan postingan Pebisnis. Terlebih lagi jika memposting hal yang sama, yakni produk
dan informasi yang sama, pengikut Pebisnis tentunya juga ingin mengetahui informasi
seputar teman-teman atau kerabat atau produk-produk bermerek lainnya. Dengan begitu,
postingan Pebisnis akan dianggap “menyampah” di berPebisnis mereka dan besar
kemungkinan mereka akan berhenti menjadi pengikut Pebisnis.

4. Perbanyak Informasi Terbaru


Sebagai pebisnis di media sosial, Pebisnis harus perbanyak informasi terbaru untuk
dibagikan. Pastikan informasi tersebut bermanfaat. Dengan begitu, postingan Pebisnis
semakin ditunggu para follower. Nah, selain itu Pebisnis dapat menggabungkan antara
informasi terbaru dengan informasi produk bisnis. Sehingga, kedua informasi menjadi
bermanfaat. Oleh sebab itu, Pebisnis harus Pebisnisi mencari informasi yang masih
berkaitan dengan produk bisnis.

4. Menurut Saudara, apa yang terjadi jika dalam suatu bisnis tidak ada promosi ?
Jawaban :
Promosi pertama kali dilakukan adalah agar target konsumen mengenali produk yang
ditawarkan. Melakukan promosi akan mencipatakan brand awareness sehingga target
konsumen akan mengetahui mengenai produk. Jika tidak melakukan promosi bagaimana
target konsumen akan mengenali dan membeli produk yang di jual. Untuk menciptakan
brand awarness ini juga sangat penting ketika baru memulai sebuah bisnis.

5. Menurut Saudara langkah efektif bisnis yang bagaimana dalam meningkatkan keuntungan
penjualan dimasa New Normal saat ini ?
Jawaban :
1. Riset Konsumen
Menjelang fase normal baru seperti saat ini, harus benar-benar mengenal karakteristik
konsumen dan bagaimana respons mereka menghadapi masa krisis. Misalnya, terkait
perubahan perilaku belanja, perubahan prioritas konsumsi, produk-produk yang
dibutuhkan, termasuk belanja yang dikurangi
2. Evaluasi Portofolio Produk
Usai krisis dan memasuki new normal, konsumen biasanya memPebisnisng brand
dengan perspektif netral sehingga perlu diyakinkan terkait produk-produk yang mereka
kenal. Konsumen juga cenderung bimbang memilih produk yang tepat. Mereka lebih
selektif memilih produk yang mereka konsumsi, dan cenderung ingin produk
berkualitas bagus dengan harga terjangkau. Perilaku itu muncul karena konsumen lebih
berhati-hati dan waspada dengan kemungkinan krisis yang kembali datang. Kondisi
keuangan pun kemungkinan belum stabil. Maka itu, Konsumen cenderung beralih ke
produk dengan harga relatif lebih murah dibanding produk bermerek terkenal.
Konsumen juga cenderung membeli produk lebih sedikit. Maka itu, Pebisnis disarankan
menawarkan produk dengan paket hemat, misalnya produk lebih kecil, atau kemasan isi
ulang.
3. Evaluasi harga dan perhatikan kompetisi
Masa krisis dalam beberapa waktu memaksa konsumen menurunkan daya beli dan
lebih waspada untuk mengkonsumsi. Hal itu tak akan banyak berubah ketika fase new
normal, konsumen cenderung sensitif terhadap harga dan nilai produk. Maka itu, perlu
kreativitas dalam menawarkan promosi yang menarik bagi konsumen untuk
menetralisir penurunan daya beli setelah masa krisis berlalu. Bentuk promosi yang bisa
dilakukan misalnya dalam bentuk potongan harga atau paket hemat.

4. Penjualan Online
Masa krisis akibat Pandemi Virus Corona saat ini telah benar-benar mengubah perilaku
konsumsi masyarakat. Dari semula melakukan transaksi konvensional menjadi
transaksi virtual menggunakan beragam perangkat teknologi. Konsumen, baik kalangan
muda maupun tua kini sudah tak awam lagi berbelanja online. Maka itu, Pebisnis perlu
mengambil peluang dari perubahan perilaku konsumen tersebut dengan mengalihkan
fokus penjualan ke saluran online. Pebisnis harus lebih agresif melancarkan jurus
berjualan di website, media sosial, dan e-commerce.

Anda mungkin juga menyukai