Anda di halaman 1dari 14

"TUGAS "

Dosen Pengampu : Muhammad Albahi, SE,M.SI,Ak,CA

Kelas Ilmu Komunikasi -2 ( Humas)

Oleh :

Esa Prasetyo Wiratno (0603203136)

PRODI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022/2023
Konsep Penjualan menekankan pada kebutuhan penjual dan maka dari itu penjual menguasai pasar.
Sementara, konsep pemasaran berkonsentrasi pada kebutuhan konsumen dan kemudian memenuhi
kebutuhan tersebut.

Product (Produk)
Sebagai pelaku usaha, Anda harus bisa membuat produk atau jasa yang diterima oleh masyarakat.
Beberapa dari Anda mungkin bingung, produk apa yang harus Anda jual?

Anda dapat memulainya dengan cara mengembangkan produk atau jasa yang dimiliki menjadi lebih baik.
Mintalah kritik dan saran dari konsumen Anda, kemudian tampung semua saran dan kritik tersebut
sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan.

Selain itu, Anda juga dapat membuat produk atau jasa apapun yang kualitasnya baik.
Kualitas produk atau jasa yang baik tentu saja akan memberikan kepuasan yang tinggi dari konsumen.

Sebaliknya, kualitas produk atau jasa yang buruk  juga akan membuat konsumen kecewa dan mereka
tidak mau untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa Anda yang kedua kalinya.

Beberapa pertanyaan di bawah ini dapat membantu Anda dalam menentukan marketing mix atau strategi
pemasaran 4P untuk produk adalah:
* Apa yang diinginkan oleh pelanggan dari produk / layanan yang Anda tawarkan?
* Apakah produk ini bisa memenuhi kebutuhan pelanggan?
* Fitur apa yang dimiliki produk ini?
* Fitur-fitur apa saja?
* Bagaimana dan di mana pelanggan akan menggunakannya?
* Seperti apa bentuk, ukuran, warna?
* Bagaimana logo atau mereknya?
* Bagaimana cara membedakannya dengan pesaing Anda?

Price (Harga)
Harga merupakan salah satu hal yang sensitif dalam sebuah bisnis.
Umumnya, konsumen akan menjadikan harga sebagai patokan untuk membandingkan Anda dengan
kompetitor.

Sehingga, penting untuk Anda menentukan harga yang baik, karena harga akan berpengaruh terhadap
penjualan.
Jangan sampai Anda salah menentukan harga yang membuat konsumen menjadi tidak tertarik untuk
membeli produk atau jasa Anda.

Dalam menentukan harga dalam strategi pemasaran 4P (Marketing Mix 4P dalam pemasaran), coba
pikirkan beberapa hal di bawah ini:
* Berapa nilai dari produk atau jasa bagi pembeli?
* Apakah ada titik harga yang ditetapkan untuk produk atau layanan di area ini?
* Akankah sedikit penurunan harga memberi Anda pangsa pasar ekstra?
* Atau akankah kenaikan kecil tidak terlihat, dan dengan demikian memberi Anda margin keuntungan
tambahan?
* Diskon apa yang harus ditawarkan untuk menarik pelanggan, atau ke segmen tertentu lainnya dari pasar
Anda?
* Bagaimana harga Anda dibandingkan dengan pesaing Anda?

Place (Tempat)

Place atau tempat merupakan salah satu unsur P dari marketing mix atau bauran pemasaran 4P.
Tempat atau lokasi merupakan salah satu faktor penentu bisnis Anda.
Karenanya pilihlah lokasi yang tepat atau yang pas. Maksudnya pilihlah lokasi yang strategis dan benar.

Lokasi yang strategis merupakan lokasi yang ramai, dilalui oleh banyak orang.
Sehingga calon konsumen dan konsumen tertarik serta mudah untuk menemukan tempat jualan Anda.
Namun, strategi saja tidak cukup, perlu ada kata tempat yang pas atau tepat.
Mengapa demikian? Karena tempat yang strategis jika tidak tepat atau pas juga tidak memiliki efek
apapun.
Perhatikan ilustrasi berikut: Jika Anda menjual jilbab atau peralatan muslim maka jualan lah di daerah
masyarakat yang beragama Islam, dekat masjid-masjid besar atau apapun tetapi jangan menjualnya di
daerah kawasan non-muslim.

Jika Anda menjual di kawasan non-muslim tentu penjualan tidak akan sebanyak saat Anda menjual di
daerah dekat masjid-masjid besar bukan?
Untuk itulah memilih tempat juga perlu Anda perhatikan dengan baik.
Beberapa hal yang yang perlu diperhatikan ketika memilih strategi pemasaran 4P  tempat:
* Di mana pembeli mencari produk atau layanan Anda?
* Jika mereka mencari di toko, jenis apa? Di supermarket, mall, atau online?
* Bagaimana Anda bisa mengakses saluran distribusi yang benar?
* Apa yang dilakukan oleh kompetitor Anda, dan bagaimana Anda bisa belajar dari mereka?

Promotion (Promosi)

Promosi merupakan ujung tombak untuk memperkenalkan produk atau jasa Anda kepada masyarakat.
Dengan strategi pemasaran marketing mix 4p yang baik, maka diharapkan penjualan juga akan
meningkat.

Anda dapat memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram, memasang iklan, kerja sama
sponsorship, mengikuti bazar dan banyak lagi.
Untuk membantu Anda menentukan kegiatan promosi yang sesuai, coba jawab pertanyaan ini:
* Di mana dan kapan Anda bisa menyampaikan pesan promosi ke pasar sasaran Anda?
* Apakah Anda akan menjangkau audiens Anda dengan beriklan secara online, di media, di TV, di radio,
atau di billboard?
* Kapan waktu terbaik untuk berpromosi? Pas hari raya, atau momen-momen tertentu?
* Bagaimana pesaing Anda melakukan promosi? Apakah memengaruhi pilihan aktivitas promosi Anda?

Konsep pemasaran mengacu pada peningkatan kemampuan suatu perusahaan agar bisa bersaing dan
memperoleh keuntungan maksimal. Agar perusahaan dapat sukses mencapai hal tersebut, maka
perusahaan perlu memperhatikan konsep-konsep pemasaran yang ada di dalamnya.

Di tengah persaingan bisnis yang ketat, dimana orang-orang mulai menjalankan bisnis barunya baik
secara offline ataupun online, maka setiap pemilik bisnis harus mempunyai strategi agar produk atau
layanan mereka dapat lebih diterima daripada pesaingnya. Meskipun saat ini, sudah semakin banyak
perusahaan yang menjalankan strategi pemasaran digital, namun mereka tetap perlu memperhatikan
bagaimana konsep pemasaran yang perlu diproses agar usaha pemasaran yang dijalankan dapat
memberikan hasil yang memuaskan.

Perlu Anda ketahui, sebagian besar perusahaan yang sukses di dunia sudah mengadopsi dan menerapkan
konsep pemasaran ini. Jadi apa itu konsep pemasaran? berikut kami berikan penjelasan selengkapnya
untuk Anda.

Pengertian Konsep Pemasaran


Konsep pemasaran adalah filosofi yang mendorong perusahaan untuk mengembangkan produk atau
layanan berdasarkan kebutuhan dan preferensi pasar. Jadi, strategi yang dijalankan oleh perusahaan akan
dirancang dan diterapkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, memaksimalkan
keuntungan, memuaskan kebutuhan pelanggan, serta mengalahkan pesaing bisnis mereka.

Selain digunakan untuk memaksimalkan keuntungan atau profit perusahaan, konsep pemasaran ini juga
perlu diperhatikan untuk dapat menciptakan kondisi dimana kedua belah pihak baik itu perusahaan
ataupun pelanggan bisa sama-sama merasakan keuntungan. Jika dijalankan dengan baik secara konsisten,
maka konsep ini dapat membantu perusahaan untuk memperoleh keuntungan untuk jangka yang panjang.

Konsep pemasaran ini memiliki 5 konsep utama di dalamnya dan konsep tersebut telah berkembang
selama beberapa dekade. Perlu diketahui, bahwa tidak setiap konsep akan berguna untuk semua bisnis.
Oleh karena itu, kami sediakan penjelasan untuk masing-masing konsep tersebut.

5 Konsep Pemasaran yang Dapat Anda Gunakan


1. Konsep produksi (Production)
Konsep produksi merupakan salah satu konsep pemasaran paling awal dimana perusahaan berfokus pada
efisiensi proses produksi. Seperti yang sudah kita ketahui, pada umumnya konsumen akan menyukai
suatu produk dengan kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau. Selain itu, konsep produksi ini
juga fokus akan ketersediaan produk. Jadi, untuk mencapai hal tersebut, maka perusahaan perlu
mengoptimalkan proses produksi yang akan dilakukan.

Salah satu contoh dari penerapan konsep pemasaran ini adalah ketika suatu perusahaan memutuskan
untuk memproduksi barang dagangannya di kota lain dengan biaya produksi yang rendah. Hal ini dapat
membantu perusahaan untuk bisa menawarkan barang atau produk dengan harga yang lebih terjangkau.
Meskipun demikian, perusahaan wajib untuk selalu memperhatikan bagaimana kualitas dari produk-
produk yang dihasilkan. Karena jika proses produksi tidak dilakukan sesuai dengan standar maka
perusahaan akan mengalami penurunan kualitas produk sehingga dapat berdampak pada penurunan
penjualan.

2. Konsep produk (Product)


Konsep produk mengusung gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk dengan kualitas dan kinerja
yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan akan mencari alternatif yang inovatif dan selalu
mencari yang terbaik dari apa yang saat ini tersedia di pasar. Selain itu, dalam konsep ini, diasumsikan
bahwa konsumen juga akan tetap loyal jika mereka mendapat banyak pilihan dan memperoleh manfaat
dari produk yang digunakan.

Oleh karena itu untuk mencapai hal tersebut maka perusahaan perlu melakukan strategi pemasaran yang
berfokus pada peningkatan dan inovasi produk secara terus menerus. Salah satu contoh perusahaan yang
rutin melakukan inovasi akan produk yang mereka kembangkan adalah perusahaan yang bergerak di
bidang teknologi. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya akan mengupdate fitur, fungsionalitas, atau
bahkan menciptakan produk baru secara rutin.

Untuk mewujudkan pengembangan fitur secara rutin, biasanya perusahaan teknologi juga akan
memanfaatkan metode pengembangan software seperti metode Agile. Dengan cara ini, perusahaan dan
tim dapat bekerja dengan baik untuk mengeluarkan inovasi-inovasi baru untuk produk yang mereka
kembangkan.

Perlu diperhatikan bahwa saat memilih untuk menerapkan konsep ini, maka penting bagi perusahaan
untuk membuat keputusan akan seberapa sering produk perlu diupdate atau seberapa sering mereka perlu
merilis produk baru. Hal ini perlu diperhatikan karena ketika perusahaan merilis inovasi baru dengan
range waktu yang terlalu sering biasanya konsumen akan merasa frustasi karena minimnya perubahan
yang mereka dapatkan. Di sisi lain, jika perusahaan terlalu lama dalam mengeluarkan inovasi baru maka
konsumen dapat merasa bahwa perusahaan sudah ketinggalan zaman dan tidak up to date terhadap
perkembangan teknologi yang sedang terjadi.

3. Konsep penjualan (Selling)


Konsep pemasaran yang selanjutnya adalah konsep penjualan atau selling. Pada konsep ini, perusahaan
akan berorientasi pada penjualan. Artinya, perusahaan dapat mengembangkan suatu produk dan
menjualnya ke target market tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau keinginan konsumen. Konsep
penjualan meyakini bahwa pelanggan akan membeli produk saat perusahaan melakukan penjualan secara
agresif.
Di sini, manajemen perusahaan memiliki fokus utama untuk membuat transaksi penjualan daripada
membangun hubungan dengan pelanggan. Meskipun konsep ini dapat bekerja secara efektif untuk
beberapa waktu, namun perlu dipahami bahwa konsep selling biasanya tidak dapat dipertahankan untuk
waktu yang lama. Jadi, konsep ini hanya menawarkan keuntungan jangka pendek tetapi tidak
menawarkan keuntungan jangka panjang

Sebagai informasi tambahan, konsep ini sangat populer di awal tahun 1930-an. Pada saat itu, produksi
massal sudah menjadi standar dan sebagian besar permintaan pelanggan telah terpenuhi. Maka,
perusahaan mulai mempraktikkan konsep penjualan ini. Perusahaan akan memproduksi produk dan
mendorong konsumen agar mau membelinya dengan cara personal selling atau menjalankan iklan.

Salah satu contoh perusahaan yang menjalankan konsep ini adalah perusahaan yang menjual soda pop
atau soft drink. Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa Anda terus melihat iklan perusahaan soft drink
meskipun minuman tersebut tidak memiliki nutrisi atau bahkan buruk bagi kesehatan Anda. Perusahaan-
perusahaan tersebut mengetahui hal ini dan itulah sebabnya mengapa mereka mendorong penjualan
produk dengan menjalankan iklan yang agresif.

Selain itu, konsep penjualan biasanya juga digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang menjual produk
atau barang yang tidak terpikiran untuk dibeli konsumen. Contohnya seperti asuransi atau plot
pemakaman.

4. Konsep Pemasaran (Marketing)


Perusahaan yang mempercayai konsep pemasaran ini, akan menempatkan konsumen sebagai fokus utama
mereka. Mereka akan memahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen serta
menjalankan strategi pemasaran sesuai dengan riset pasar mulai dari konsepsi produk hingga penjualan.
Tidak hanya itu saja, ketika penjualan sudah dimulai, perusahaan akan melakukan penelitian lebih lanjut
untuk mengetahui feedback konsumen. Selain itu perusahaan juga akan mencari tahu apakah perlu
dilakukan suatu perbaikan untuk produk tersebut.

Perusahaan yang menggunakan konsep pemasaran ini mempercayai bahwa dengan berfokus pada
kebutuhan dan keinginan target market, maka perusahaan dapat memberikan value yang lebih baik
daripada para pesaingnya. Mereka juga berpendapat bahwa perusahaan bisa menjadi sukses dengan
kepuasan dari pelanggan mereka. Pemikiran ini didasarkan pada keyakinan bahwa barang dan jasa hanya
akan tersedia jika konsumen membutuhkan atau menginginkannya. Jadi, perusahaan tidak akan berusaha
untuk menemukan konsumen yang tepat untuk produk mereka, namun perusahan akan menyediakan
produk yang tepat untuk para konsumennya.

Biasanya perusahaan yang secara aktif memegang konsep pemasaran ini akan mendirikan departemen
pemasaran di dalam perusahaan mereka. Hal ini dilakukan sebagai salah satu langkah agar perusahaan
dapat memahami dan memuaskan kebutuhan pelanggan mereka. Perlu Anda ketahui, meskipun fokus
utama pada konsep pemasaran ini adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen, namun tujuan utama
dari pendekatan ini adalah untuk meningkatkan volume laba perusahaan.

5. Konsep Pemasaran Sosial (Societal Marketing)


Konsep pemasaran sosial adalah konsep pemasaran yang relatif baru. Sebagian besar orang beranggapan
bahwa konsep pemasaran sosial memiliki pemikiran yang selangkah lebih maju daripada konsep
pemasaran yang sebelumnya sudah kita bahas di point 4. Anggapan tersebut muncul karena perusahaan
yang mengusung konsep ini tidak hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumennya namun juga
menekankan pada kesejahteraan masyarakat.

Saat menjalankan konsep ini, maka perusahaan diminta untuk memperhatikan tiga hal sebelum
menetapkan kebijakan pemasaran mereka yaitu:
-keuntungan perusahaan
-kepuasan dan keinginan konsumen
-kepentingan publik atau masyarakat
Pada dasarnya, seluruh perusahaan menjalankan bisnisnya untuk bisa menghasilkan keuntungan. Anda
tentu boleh mengadopsi konsep pemasaran sosial ini asalkan konsep ini tidak mampu menghasilkan
keuntungan dan tidak membawa kerugian bagi perusahaan Anda.

Contoh penerapan konsep pemasaran sosial ini seperti ketika sebuah perusahaan yang memproduksi
bahan makanan menggunakan kemasan ramah lingkungan atau eco-friendly. Mereka secara konsisten
mengemas produk makanan dengan menggunakan kemasan ramah lingkungan. Contohnya seperti dengan
bahan-bahan yang mudah diurai dan dapat didaur ulang agar tidak berbahaya bagi lingkungan ataupun
manusia. Contoh lain seperti sebuah perusahaan mengembangkan mobil yang menggunakan lebih sedikit
bahan bakar untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Karena perusahaan juga memegang konsep
pemasaran sosial, maka perusahaan juga akan mengembangkan mobil yang tidak mengeluarkan banyak
polusi untuk kesejahteraan sosial.

Sebuah produk tidak akan dapat memasarkan dirinya sendiri dengan baik dan memenangkan tingkat
persaingan yang ketat bila tiak ditunjang oleh strategi pemasaran yang baik pula yang dapat
meningkatkan daya saing produk tersebut di mata konsumen.
Strategi pemasaran yang baik untuk dapat meningkatkan daya saing suatu produk haruslah dilengkapi
dengan berbagai elemen penunjang.

1. Tingkatkan kualitas produk dan layanan


Kualitas merupakan elemen utama bagi peningkatan daya saing suatu produk. Suatu produk dapat lebih
mudah memenangkan tingkat persaingan yang kian ketat di pasaran bila kualitasnya selalu terjaga.
Namun pengertian kualitas dalam era globalisasi dewasa ini tidak hanya terbatas pada kualitas produk
yang ditawarkan, namun juga meliputi kualitas layanan yang menyertai penjualan suatu produk. Bila dulu
konsep pemasaran konvensional dapat secara tegas membedakan antara perusahan penjualan produk
dengan perusahan penjualan jasa, maka kini pembedaan seperti itu tidak lagi dapat diberlakukan bila
suatu perusahan ingin dapat meningkatkan daya saingnya, saat ini seluruh perusahaan, baik perusahan
penghasil produk maupun penjual jasa. Haruslah bersikap sebagai The Real Service Company bagi para
konsumennya guna dapat memenangkan tingkat persaingan yang semakin tajam serta meraih loyalitas
konsumen. Dengan demikian pengertian service kini telah meluas tidak saja hanya sebagai jenis layanan
yang dijual tapi juga mencakup pengertian layanan menyertai terjualnya suatu produk dipasaran, baik
berupa pelayanan pada saat penjualan maupun pelayanan puma jual (after sales service). Kualitas yang
baik pada akhirnya akan merupakan salah satu faktor yang memberikan nilai tambah (value added) pada
suatu produk.

2. Tanamkan Nilai-nilai Utama

Nilai yang dikandung suatu produk juga merupakan elemen penting untuk meningkatkan daya saing
produk tersebut. Namun seperti halnya kualitas, telah terjadi pergeseran pengertian Nilai dari suatu
produk. Nilai suatu produk tidak lagi hanya ditentukan dari kualitas yang baik maupun harga murah saja,
tetapi juga ditentukan oleh sederetan faktor penentu nilai lainnya seperti kemudahan pembelian
(convenience of purchase) yang terkait dengan ketersediaan (availability) suatu produk dipasaran serta
jalur distribusi yang baik serta tingkat pelayanan yang memuaskan (service excellence). Hal ini
disebabkan karena harapan konsumen selalu berkembang, sehingga penjualan suatu produk harus dapat
memenuhi harapan konsumen secara tepat agar tercapai kepuasan konsumen (customer satisfaction).

3. Tetapkan Posisi (Positioning Statement) yang tepat

Penetapan Posisi (positioning statement) yang diinginkan sangat diperlukan untuk dapat melahirkan citra
(image) akan produk / jasa yang diharapkan. Positioning Statement yang jelas akan mempermudah arah
penetapan strategi pemasaran suatu produk serta memperjelas target pasar yang akan dibidiknya. Dengan
demikian dapat terhindar inefficiency dalam menjalankan program-program promosi. Untuk dapat lebih
meningkatkan daya saing suatu produk saat dipasarkan, usahakan penetapan positioning yang unik dan
berbeda dengan positioning produk pesaing. Suatu produk yang dapat memposisikan dirinya sebagai
Leader dan Trend Setter (bukan hanya sekedar follower) akan lebih mudah untuk dapat meraih pangsa
pasar. Penetapan positioning haruslah memperhatikan aspek psikologis dari masyarakat pada pasar yang
dituju, disamping aspek demografis dan geografis, karena seringkali sebuah trend lahir karena sesuai
dengan life style yang diinginkan oleh masyarakat dalam target pasar yang dituju.
4. Ciptakan Brand Equity yang kuat
Brand equity yang kuat dan citra positif sangat diperlukan dalam menjalankan usaha sebagai salah satu
kunci keberhasilan untuk meraih kepercayaan publik. Citra positif dari brand suatu produk / jasa ini pada
akhirnya akan meningkatkan kepercayaan konsumen untuk menggunakan produk / jasa yang ditawarkan.
Hal ini sangat penting karena daya saing dan kesuksesan pemasaran suatu produk / jasa sangat ditentukan
oleh pengakuan masyarakat terhadap brand dari produk / jasa tersebut.

5. Ciptakan Citra (Image) Positif di Mata Publik


Penciptaan Citra positif dari suatu perusahaan / produsen penghasil produk / jasa sangat erat kaitannya
dengan penciptaan Brand equity untuk dapat meraih kepercayaan publik. Citra positif di mata publik
hanya dapat tercapai bila keseluruhan perusahaan mencerminkan citra yang ingin diposisikan tersebut,
karena publik akan lebih mengakui citra yang tercermin langsung dari setiap sikap dan kegiatan suatu
perusahaan.
Oleh karena itu langkah awal yang harus diupayakan adalah menanamkan dan meningkatkan keyakinan
dan kepercayaan diri di dalam tubuh perusahaan itu sendiri sebagai sebuah perusahaan yang profesional.
Untuk selanjutnya sebuah motto dengan citra positif dapat didengungkan ke publik sehingga pada
akhirnya perusahaan dapat memperoleh pengakuan dari masyarakat luas.

Beberapa informasi yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi persaingan pasar informasi tersebut bisa
dilihat dari apa yang akan di lakukan oleh pesaing, apa yang sedang di lakukan, dan profil responden
pesaing. Dari semua informasi tersebut kita bisa melihat perkembangan pesaing. Informasi tersebut dapat
di jabarkan sebagai berikut :
a. Apa yang pesaing sedang kerjakan dan dapat dikerjakan?
Atas dasar beberapa analisis keunggulan informasi yang kuantitatif dan faktual mengenai apa pesaing
yang mampu lakukan : apa yang dipunyai atau dimiliki, apa yang sedang dilakukan dan apa hasilnya.
Pendekatan yang lebih terpusat, khususnya terpusat pada area perusahaan mempunyai keunggulan
kompetitif atas sumber-sumbernya. Meskipun pengumpulan data dan fakta adalah penting, tetapi yang
lebih penting adalah pengevaluasian dan interpretasi atas apa yang dihasilkan.
b. Apa yang mungkin dilakukan oleh pesaing?
Informasi yang berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan pesaing sangat diperlukan terutama
berkaitan dengan aspek akuntansi, peluang untuk melakukan ekspansi dan aspek fungsional perusahaan.
Untuk mengetahui secara jelas arah tindakan yang akan dilakukan oleh pesaing maka kita perlu
memahami tujuan dan asumsi yang digunakan pesaing.

c. Profil Responden Pesaing


kombinasi dari analisis tujuan pesaing dan asumsi-asumsi ini bersama-sama dengan kapabilitas dan
strategis-strategis saat ini dapat digunakan perusahaan untuk meramalkan profil respon pesaing. Profil
respon menceritakan tindakan-tindakan macam apa yang mungkin diambil pesaing dalam merespon
tindakan-tindakan perusahaan itu sendiri. Secara teoritis, persoalan ini komplek seorang ekonomis
menggunakan istilah variasi konjungtur mengarah pada apa yang diketahui tentang kemungkinan dan
intensitas dari respon-respon pesaing. Secara khusus, variasi konjungtur adalah apa yang dipercaya
mengenai hubungan antara perilaku perusahaan itu sendiri dan tindakan yang berhubungan dengan
mazimize return yang akan diambil oleh pesaing.
Persaingan IKEA dan produsen mebel/furniture local
Para pengusaha furnitur lokal merasa tertantang dengan rencana peritel raksasa furnitur asal Swedia,
IKEA, masuk ke Indonesia dua tahun lagi. Kehadiran IKEA ini akan menambah sengit peta persaingan
pasar furnitur di Tanah Air.
Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono, mengakui,
selama ini, kalangan industri furnitur di Indonesia terlalu asyik menggarap dan berekspansi di pasar
ekspor. Alhasil, pasar lokal tak digarap secara optimal. Tak heran, mereka gelagapan begitu menghadapi
serbuan pemain furnitur dari luar negeri. "Kami baru masuk ke pasar Indonesia lima tahun lalu, sejak
daya beli Eropa melemah," ujar Ambar.
Ambar menjelaskan, mau tak mau, pengusaha furnitur lokal harus lebih serius menggarap pasar lokal.
Sebab, kondisi pasar di Amerika Serikat (AS) dan Eropa sedang jatuh. Jika tak menggarap pasar lokal,
pebisnis furnitur lokal bisa surut. Maklum, Ambar memprediksi, penjualan ekspor tahun ini akan ikut
merosot 10 persen. Sebaliknya, penjualan dalam negeri justru berpotensi meningkat 10 persen, seiring
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Nah, kondisi inilah yang menjadi daya tarik peritel furnitur asing. Menurut Ambar, selain IKEA, pasar
furnitur Indonesia sudah lebih dulu digempur furnitur asal China. Menurut dia, sulit membendung
serbuan furnitur luar negeri di tengah era pasar bebas seperti saat ini.
Ambar menjelaskan, kehadiran IKEA akan menjadi pesaing berat bagi para pemain lokal yang
menggarap segmen menengah ke bawah. "IKEA akan bertempur dengan Olympics dan Ligna," ujarnya
lagi. Ia menambahkan, menurut informasi yang ia peroleh, produk IKEA yang akan dijual di Indonesia
akan diproduksi di Indonesia dan Vietnam.
Lokal tak gentar
Chief Executive Officer (CEO) PT Cahaya Sakti Multi Intraco, Eddy Gunawan, produsen furnitur merek
Olympics, mengaku tidak gentar dengan masuknya IKEA. Dia mengklaim bahwa produk-produk
Olympics mempunyai keunikan tersendiri. Berbeda dengan pandangan Ambar, Eddy menyatakan segmen
pasar IKEA dan Olympics sesungguhnya berbeda. "Mereka menyasar kelas menengah atas, kami
menyasar menengah ke bawah," ujarnya. Lagi pula, dari sisi jaringan pemasaran, Olympics tampak lebih
siap. Saat ini, Olympics memiliki 3.600 jaringan penjualan di seluruh Indonesia, yang terdiri dari toko
tradisional sampai gerai ritel modern seperti Carrefour, Hypermart, dan Lotte Mart.
Namun demikian, Eddy mengakui, Olympics harus berbenah demi menghadapi kehadiran pesaing baru
ini, termasuk rencana kehadiran IKEA. Dus, perusahaan ini akan lebih fokus menggarap pasar yang ada
dan mengerem ekspansi. Apalagi, selain harus menghadapi serbuan pemain besar furnitur, pasar lokal
juga dibanjiri produk tanpa merek dari China. Justru, Eddy lebih mengkhawatirkan serbuan furnitur asal
China, lantaran harganya terlalu miring.
Dalam situasi seperti itu, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga berpeluang memukul daya beli
masyarakat menengah bawah yang selama ini menjadi target pasar Olympics. "Target kami tahun ini bisa
bertahan saja sudah bagus," ungkap Eddy tanpa menyebutkan realisasi penjualannya di tahun lalu.
Advertising and Promotion Departement Head PT Ace Hardware Indonesia Tbk, Teresa Wibowo, juga
tak khawatir dengan kehadiran IKEA. Induk usaha Ace Hardware, Kawan Lama Sejahtera, adalah
pengelola gerai ritel furnitur Informa Furnishings.
IKEA boleh dibilang akan menjadi pesaing Informa, lantaran menyasar segmen pasar yang serupa. Toh,
Teresa menilai, kondisi seperti itu justru bisa membuat pasar bergerak. "Kami welcome terhadap
kompetisi," tandas anak pertama Kuncoro Wibowo, pendiri Kawan Lama Group.
Pada dasarnya, pemasaran sosial atau social marketing merupakan sebuah strategi yang digunakan oleh
suatu kelompok/institusi, khususnya pemerintah, dengan tujuan untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan
dari kelompok sosial tertentu. Pemasaran sosial biasanya dilakukan oleh kelompok-kelompok sosial yang
ada dalam masyarakat.
Pemasaran Produk
Pemasaran Produk adalah seluruh proses yang dimulai dari analisis pasar, mengantarkan produk ke
pelanggan dan menerima umpan balik. Prosesnya bertujuan untuk mengetahui pasar yang tepat bagi
produk dan penempatannya sedemikian rupa sehingga mendapat respon pelanggan yang baik. Ini
mencakup promosi dan penjualan produk ke khalayak sasarannya, yaitu calon pembeli dan pelanggan
tetap.
Berbagai aktivitas yang terlibat dalam pemasaran produk melibatkan analisis pasar, identifikasi
permintaan konsumen, perancangan dan pengembangan produk, penetapan harga, penerapan produk baru,
komunikasi, periklanan, penentuan posisi, pendistribusian, penjualan, review dan umpan balik.
Pemasaran Jasa
Bila seseorang atau badan usaha mempromosikan layanan yang ditawarkannya kepada pelanggan atau
kliennya, hal itu dikenal sebagai pemasaran layanan. Hal ini bertujuan untuk memberikan solusi terhadap
masalah atau kesulitan klien. Ini mencakup pemasaran bisnis-ke-bisnis (B2B) dan bisnis-ke-konsumen
(B2C).

Layanan adalah tindakan untuk melakukan sesuatu untuk seseorang dengan imbalan pertimbangan yang
memadai. Ini tidak berwujud, dikonsumsi pada saat produksinya, tidak dapat diinventarisasi dan dijual
kembali. Setiap penawaran layanan itu unik karena tidak dapat diulang persis sama, meski layanan
diberikan oleh orang yang sama.

Contoh: Pemasaran jasa profesional, salon, spa, pusat pelatihan, layanan kesehatan, telekomunikasi, dll.
Perbedaan antara Pemasaran Produk dan Pemasaran Jasa:
1. Pemasaran produk: proses di mana kegiatan pemasaran disesuaikan untuk mempromosikan dan
menjual produk tertentu untuk segmen tertentu. Pemasaran jasa: pemasaran kegiatan ekonomi yang
ditawarkan oleh bisnis kepada kliennya untuk pertimbangan yang memadai.

2. Dalam pemasaran produk, yang diutamakan adalah produk itu sendiri, harga, tempat dan promosi.
Dalam pemasaran jasa, ada penambahan sumber daya manusianya, proses dan fisik.

3. Ketika produk dipasarkan, perusahaan menawarkan nilai, karena memenuhi persyaratan pelanggan.
Sebaliknya, saat layanan dipasarkan oleh perusahaan, ia menawarkan hubungan dengan kliennya.

4. Satu hal yang perlu diperhatikan, dalam pemasaran produk, perusahaan mempromosikan sesuatu yang
kepemilikannya bisa ditransfer atau dijual kembali ke pihak lain. Tetapi dalam hal pemasaran layanan,
perusahaan mempromosikan sesuatu, yang kepemilikannya tidak dapat ditransfer dan tidak dijual ke
pihak lain.

5. Dalam pemasaran produk, produk menjangkau pembeli, karena dapat diangkut dari satu tempat ke
tempat lain melalui berbagai jalur distribusi. Tidak seperti layanan pemasaran, di mana pelanggan datang
ke layanan atau penyedia layanan mengunjungi pelanggan karena layanan tidak dapat diangkut, mereka
berbasis lokasi.

6. Produk berwujud alami, bisa dirasakan dan disentuh, yang membuat promosi menjadi lebih mudah. Di
sisi lain, layanan tidak berwujud, orang hanya bisa mengalaminya, dan pemasaran layanan jasa sedikit
lebih sulit.
7. Jika kualitas suatu produk tertentu tidak sesuai dengan sasaran, atau tidak memenuhi persyaratan yang
diinginkan, maka kualitas produk tersebut dapat dikembalikan ke penjual. Namun, tidak mungkin dalam
hal layanan, karena begitu layanan dikirimkan, mereka tidak dapat dibawa kembali. Jadi, pemasaran jasa,
harus dilakukan dengan mengingat faktor returnability.

8. Dalam pemasaran produk, produk dapat dipisahkan dari produsennya, sehingga mereka tahan lama dan
dapat diinventarisasi. Sebaliknya, dalam pemasaran jasa, layanan tidak lepas dari sumbernya, yaitu
penyedia layanan. Oleh karena itu produksi dan konsumsi layanan bersifat simultan; Mereka mudah rusak

9. Produk yang ditawarkan oleh perusahaan berdasarkan segmen tertentu distandarisasi; Mereka tidak
dapat diubah atau diubah sesuai kebutuhan pelanggan. Sebaliknya, layanan yang ditawarkan oleh
perusahaan sangat bervariasi dan dapat dengan mudah disesuaikan sesuai kebutuhan.
10. Kecenderungan manusia, bahwa kita merespons dengan cepat, terhadap apa yang kita lihat maka
dengan mudah untuk pemasaran produk menarik perhatian, dan mendorong penjualan. Sedangkan
layanan jasa tidak bisa dilihat hanya bisa dialami dan jadi responnya agak lambat.

11. Dalam pemasaran produk, kualitas produk dapat diukur dengan membuat perbandingan antara
berbagai produk, namun hal ini berlawanan dalam pemasaran jasa, di mana pengukuran layanan tidak
memungkinkan.

Anda mungkin juga menyukai