Oleh :
2022/2023
Konsep Penjualan menekankan pada kebutuhan penjual dan maka dari itu penjual menguasai pasar.
Sementara, konsep pemasaran berkonsentrasi pada kebutuhan konsumen dan kemudian memenuhi
kebutuhan tersebut.
Product (Produk)
Sebagai pelaku usaha, Anda harus bisa membuat produk atau jasa yang diterima oleh masyarakat.
Beberapa dari Anda mungkin bingung, produk apa yang harus Anda jual?
Anda dapat memulainya dengan cara mengembangkan produk atau jasa yang dimiliki menjadi lebih baik.
Mintalah kritik dan saran dari konsumen Anda, kemudian tampung semua saran dan kritik tersebut
sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan.
Selain itu, Anda juga dapat membuat produk atau jasa apapun yang kualitasnya baik.
Kualitas produk atau jasa yang baik tentu saja akan memberikan kepuasan yang tinggi dari konsumen.
Sebaliknya, kualitas produk atau jasa yang buruk juga akan membuat konsumen kecewa dan mereka
tidak mau untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa Anda yang kedua kalinya.
Beberapa pertanyaan di bawah ini dapat membantu Anda dalam menentukan marketing mix atau strategi
pemasaran 4P untuk produk adalah:
* Apa yang diinginkan oleh pelanggan dari produk / layanan yang Anda tawarkan?
* Apakah produk ini bisa memenuhi kebutuhan pelanggan?
* Fitur apa yang dimiliki produk ini?
* Fitur-fitur apa saja?
* Bagaimana dan di mana pelanggan akan menggunakannya?
* Seperti apa bentuk, ukuran, warna?
* Bagaimana logo atau mereknya?
* Bagaimana cara membedakannya dengan pesaing Anda?
Price (Harga)
Harga merupakan salah satu hal yang sensitif dalam sebuah bisnis.
Umumnya, konsumen akan menjadikan harga sebagai patokan untuk membandingkan Anda dengan
kompetitor.
Sehingga, penting untuk Anda menentukan harga yang baik, karena harga akan berpengaruh terhadap
penjualan.
Jangan sampai Anda salah menentukan harga yang membuat konsumen menjadi tidak tertarik untuk
membeli produk atau jasa Anda.
Dalam menentukan harga dalam strategi pemasaran 4P (Marketing Mix 4P dalam pemasaran), coba
pikirkan beberapa hal di bawah ini:
* Berapa nilai dari produk atau jasa bagi pembeli?
* Apakah ada titik harga yang ditetapkan untuk produk atau layanan di area ini?
* Akankah sedikit penurunan harga memberi Anda pangsa pasar ekstra?
* Atau akankah kenaikan kecil tidak terlihat, dan dengan demikian memberi Anda margin keuntungan
tambahan?
* Diskon apa yang harus ditawarkan untuk menarik pelanggan, atau ke segmen tertentu lainnya dari pasar
Anda?
* Bagaimana harga Anda dibandingkan dengan pesaing Anda?
Place (Tempat)
Place atau tempat merupakan salah satu unsur P dari marketing mix atau bauran pemasaran 4P.
Tempat atau lokasi merupakan salah satu faktor penentu bisnis Anda.
Karenanya pilihlah lokasi yang tepat atau yang pas. Maksudnya pilihlah lokasi yang strategis dan benar.
Lokasi yang strategis merupakan lokasi yang ramai, dilalui oleh banyak orang.
Sehingga calon konsumen dan konsumen tertarik serta mudah untuk menemukan tempat jualan Anda.
Namun, strategi saja tidak cukup, perlu ada kata tempat yang pas atau tepat.
Mengapa demikian? Karena tempat yang strategis jika tidak tepat atau pas juga tidak memiliki efek
apapun.
Perhatikan ilustrasi berikut: Jika Anda menjual jilbab atau peralatan muslim maka jualan lah di daerah
masyarakat yang beragama Islam, dekat masjid-masjid besar atau apapun tetapi jangan menjualnya di
daerah kawasan non-muslim.
Jika Anda menjual di kawasan non-muslim tentu penjualan tidak akan sebanyak saat Anda menjual di
daerah dekat masjid-masjid besar bukan?
Untuk itulah memilih tempat juga perlu Anda perhatikan dengan baik.
Beberapa hal yang yang perlu diperhatikan ketika memilih strategi pemasaran 4P tempat:
* Di mana pembeli mencari produk atau layanan Anda?
* Jika mereka mencari di toko, jenis apa? Di supermarket, mall, atau online?
* Bagaimana Anda bisa mengakses saluran distribusi yang benar?
* Apa yang dilakukan oleh kompetitor Anda, dan bagaimana Anda bisa belajar dari mereka?
Promotion (Promosi)
Promosi merupakan ujung tombak untuk memperkenalkan produk atau jasa Anda kepada masyarakat.
Dengan strategi pemasaran marketing mix 4p yang baik, maka diharapkan penjualan juga akan
meningkat.
Anda dapat memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram, memasang iklan, kerja sama
sponsorship, mengikuti bazar dan banyak lagi.
Untuk membantu Anda menentukan kegiatan promosi yang sesuai, coba jawab pertanyaan ini:
* Di mana dan kapan Anda bisa menyampaikan pesan promosi ke pasar sasaran Anda?
* Apakah Anda akan menjangkau audiens Anda dengan beriklan secara online, di media, di TV, di radio,
atau di billboard?
* Kapan waktu terbaik untuk berpromosi? Pas hari raya, atau momen-momen tertentu?
* Bagaimana pesaing Anda melakukan promosi? Apakah memengaruhi pilihan aktivitas promosi Anda?
Konsep pemasaran mengacu pada peningkatan kemampuan suatu perusahaan agar bisa bersaing dan
memperoleh keuntungan maksimal. Agar perusahaan dapat sukses mencapai hal tersebut, maka
perusahaan perlu memperhatikan konsep-konsep pemasaran yang ada di dalamnya.
Di tengah persaingan bisnis yang ketat, dimana orang-orang mulai menjalankan bisnis barunya baik
secara offline ataupun online, maka setiap pemilik bisnis harus mempunyai strategi agar produk atau
layanan mereka dapat lebih diterima daripada pesaingnya. Meskipun saat ini, sudah semakin banyak
perusahaan yang menjalankan strategi pemasaran digital, namun mereka tetap perlu memperhatikan
bagaimana konsep pemasaran yang perlu diproses agar usaha pemasaran yang dijalankan dapat
memberikan hasil yang memuaskan.
Perlu Anda ketahui, sebagian besar perusahaan yang sukses di dunia sudah mengadopsi dan menerapkan
konsep pemasaran ini. Jadi apa itu konsep pemasaran? berikut kami berikan penjelasan selengkapnya
untuk Anda.
Selain digunakan untuk memaksimalkan keuntungan atau profit perusahaan, konsep pemasaran ini juga
perlu diperhatikan untuk dapat menciptakan kondisi dimana kedua belah pihak baik itu perusahaan
ataupun pelanggan bisa sama-sama merasakan keuntungan. Jika dijalankan dengan baik secara konsisten,
maka konsep ini dapat membantu perusahaan untuk memperoleh keuntungan untuk jangka yang panjang.
Konsep pemasaran ini memiliki 5 konsep utama di dalamnya dan konsep tersebut telah berkembang
selama beberapa dekade. Perlu diketahui, bahwa tidak setiap konsep akan berguna untuk semua bisnis.
Oleh karena itu, kami sediakan penjelasan untuk masing-masing konsep tersebut.
Salah satu contoh dari penerapan konsep pemasaran ini adalah ketika suatu perusahaan memutuskan
untuk memproduksi barang dagangannya di kota lain dengan biaya produksi yang rendah. Hal ini dapat
membantu perusahaan untuk bisa menawarkan barang atau produk dengan harga yang lebih terjangkau.
Meskipun demikian, perusahaan wajib untuk selalu memperhatikan bagaimana kualitas dari produk-
produk yang dihasilkan. Karena jika proses produksi tidak dilakukan sesuai dengan standar maka
perusahaan akan mengalami penurunan kualitas produk sehingga dapat berdampak pada penurunan
penjualan.
Oleh karena itu untuk mencapai hal tersebut maka perusahaan perlu melakukan strategi pemasaran yang
berfokus pada peningkatan dan inovasi produk secara terus menerus. Salah satu contoh perusahaan yang
rutin melakukan inovasi akan produk yang mereka kembangkan adalah perusahaan yang bergerak di
bidang teknologi. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya akan mengupdate fitur, fungsionalitas, atau
bahkan menciptakan produk baru secara rutin.
Untuk mewujudkan pengembangan fitur secara rutin, biasanya perusahaan teknologi juga akan
memanfaatkan metode pengembangan software seperti metode Agile. Dengan cara ini, perusahaan dan
tim dapat bekerja dengan baik untuk mengeluarkan inovasi-inovasi baru untuk produk yang mereka
kembangkan.
Perlu diperhatikan bahwa saat memilih untuk menerapkan konsep ini, maka penting bagi perusahaan
untuk membuat keputusan akan seberapa sering produk perlu diupdate atau seberapa sering mereka perlu
merilis produk baru. Hal ini perlu diperhatikan karena ketika perusahaan merilis inovasi baru dengan
range waktu yang terlalu sering biasanya konsumen akan merasa frustasi karena minimnya perubahan
yang mereka dapatkan. Di sisi lain, jika perusahaan terlalu lama dalam mengeluarkan inovasi baru maka
konsumen dapat merasa bahwa perusahaan sudah ketinggalan zaman dan tidak up to date terhadap
perkembangan teknologi yang sedang terjadi.
Sebagai informasi tambahan, konsep ini sangat populer di awal tahun 1930-an. Pada saat itu, produksi
massal sudah menjadi standar dan sebagian besar permintaan pelanggan telah terpenuhi. Maka,
perusahaan mulai mempraktikkan konsep penjualan ini. Perusahaan akan memproduksi produk dan
mendorong konsumen agar mau membelinya dengan cara personal selling atau menjalankan iklan.
Salah satu contoh perusahaan yang menjalankan konsep ini adalah perusahaan yang menjual soda pop
atau soft drink. Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa Anda terus melihat iklan perusahaan soft drink
meskipun minuman tersebut tidak memiliki nutrisi atau bahkan buruk bagi kesehatan Anda. Perusahaan-
perusahaan tersebut mengetahui hal ini dan itulah sebabnya mengapa mereka mendorong penjualan
produk dengan menjalankan iklan yang agresif.
Selain itu, konsep penjualan biasanya juga digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang menjual produk
atau barang yang tidak terpikiran untuk dibeli konsumen. Contohnya seperti asuransi atau plot
pemakaman.
Perusahaan yang menggunakan konsep pemasaran ini mempercayai bahwa dengan berfokus pada
kebutuhan dan keinginan target market, maka perusahaan dapat memberikan value yang lebih baik
daripada para pesaingnya. Mereka juga berpendapat bahwa perusahaan bisa menjadi sukses dengan
kepuasan dari pelanggan mereka. Pemikiran ini didasarkan pada keyakinan bahwa barang dan jasa hanya
akan tersedia jika konsumen membutuhkan atau menginginkannya. Jadi, perusahaan tidak akan berusaha
untuk menemukan konsumen yang tepat untuk produk mereka, namun perusahan akan menyediakan
produk yang tepat untuk para konsumennya.
Biasanya perusahaan yang secara aktif memegang konsep pemasaran ini akan mendirikan departemen
pemasaran di dalam perusahaan mereka. Hal ini dilakukan sebagai salah satu langkah agar perusahaan
dapat memahami dan memuaskan kebutuhan pelanggan mereka. Perlu Anda ketahui, meskipun fokus
utama pada konsep pemasaran ini adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen, namun tujuan utama
dari pendekatan ini adalah untuk meningkatkan volume laba perusahaan.
Saat menjalankan konsep ini, maka perusahaan diminta untuk memperhatikan tiga hal sebelum
menetapkan kebijakan pemasaran mereka yaitu:
-keuntungan perusahaan
-kepuasan dan keinginan konsumen
-kepentingan publik atau masyarakat
Pada dasarnya, seluruh perusahaan menjalankan bisnisnya untuk bisa menghasilkan keuntungan. Anda
tentu boleh mengadopsi konsep pemasaran sosial ini asalkan konsep ini tidak mampu menghasilkan
keuntungan dan tidak membawa kerugian bagi perusahaan Anda.
Contoh penerapan konsep pemasaran sosial ini seperti ketika sebuah perusahaan yang memproduksi
bahan makanan menggunakan kemasan ramah lingkungan atau eco-friendly. Mereka secara konsisten
mengemas produk makanan dengan menggunakan kemasan ramah lingkungan. Contohnya seperti dengan
bahan-bahan yang mudah diurai dan dapat didaur ulang agar tidak berbahaya bagi lingkungan ataupun
manusia. Contoh lain seperti sebuah perusahaan mengembangkan mobil yang menggunakan lebih sedikit
bahan bakar untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Karena perusahaan juga memegang konsep
pemasaran sosial, maka perusahaan juga akan mengembangkan mobil yang tidak mengeluarkan banyak
polusi untuk kesejahteraan sosial.
Sebuah produk tidak akan dapat memasarkan dirinya sendiri dengan baik dan memenangkan tingkat
persaingan yang ketat bila tiak ditunjang oleh strategi pemasaran yang baik pula yang dapat
meningkatkan daya saing produk tersebut di mata konsumen.
Strategi pemasaran yang baik untuk dapat meningkatkan daya saing suatu produk haruslah dilengkapi
dengan berbagai elemen penunjang.
Nilai yang dikandung suatu produk juga merupakan elemen penting untuk meningkatkan daya saing
produk tersebut. Namun seperti halnya kualitas, telah terjadi pergeseran pengertian Nilai dari suatu
produk. Nilai suatu produk tidak lagi hanya ditentukan dari kualitas yang baik maupun harga murah saja,
tetapi juga ditentukan oleh sederetan faktor penentu nilai lainnya seperti kemudahan pembelian
(convenience of purchase) yang terkait dengan ketersediaan (availability) suatu produk dipasaran serta
jalur distribusi yang baik serta tingkat pelayanan yang memuaskan (service excellence). Hal ini
disebabkan karena harapan konsumen selalu berkembang, sehingga penjualan suatu produk harus dapat
memenuhi harapan konsumen secara tepat agar tercapai kepuasan konsumen (customer satisfaction).
Penetapan Posisi (positioning statement) yang diinginkan sangat diperlukan untuk dapat melahirkan citra
(image) akan produk / jasa yang diharapkan. Positioning Statement yang jelas akan mempermudah arah
penetapan strategi pemasaran suatu produk serta memperjelas target pasar yang akan dibidiknya. Dengan
demikian dapat terhindar inefficiency dalam menjalankan program-program promosi. Untuk dapat lebih
meningkatkan daya saing suatu produk saat dipasarkan, usahakan penetapan positioning yang unik dan
berbeda dengan positioning produk pesaing. Suatu produk yang dapat memposisikan dirinya sebagai
Leader dan Trend Setter (bukan hanya sekedar follower) akan lebih mudah untuk dapat meraih pangsa
pasar. Penetapan positioning haruslah memperhatikan aspek psikologis dari masyarakat pada pasar yang
dituju, disamping aspek demografis dan geografis, karena seringkali sebuah trend lahir karena sesuai
dengan life style yang diinginkan oleh masyarakat dalam target pasar yang dituju.
4. Ciptakan Brand Equity yang kuat
Brand equity yang kuat dan citra positif sangat diperlukan dalam menjalankan usaha sebagai salah satu
kunci keberhasilan untuk meraih kepercayaan publik. Citra positif dari brand suatu produk / jasa ini pada
akhirnya akan meningkatkan kepercayaan konsumen untuk menggunakan produk / jasa yang ditawarkan.
Hal ini sangat penting karena daya saing dan kesuksesan pemasaran suatu produk / jasa sangat ditentukan
oleh pengakuan masyarakat terhadap brand dari produk / jasa tersebut.
Beberapa informasi yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi persaingan pasar informasi tersebut bisa
dilihat dari apa yang akan di lakukan oleh pesaing, apa yang sedang di lakukan, dan profil responden
pesaing. Dari semua informasi tersebut kita bisa melihat perkembangan pesaing. Informasi tersebut dapat
di jabarkan sebagai berikut :
a. Apa yang pesaing sedang kerjakan dan dapat dikerjakan?
Atas dasar beberapa analisis keunggulan informasi yang kuantitatif dan faktual mengenai apa pesaing
yang mampu lakukan : apa yang dipunyai atau dimiliki, apa yang sedang dilakukan dan apa hasilnya.
Pendekatan yang lebih terpusat, khususnya terpusat pada area perusahaan mempunyai keunggulan
kompetitif atas sumber-sumbernya. Meskipun pengumpulan data dan fakta adalah penting, tetapi yang
lebih penting adalah pengevaluasian dan interpretasi atas apa yang dihasilkan.
b. Apa yang mungkin dilakukan oleh pesaing?
Informasi yang berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan pesaing sangat diperlukan terutama
berkaitan dengan aspek akuntansi, peluang untuk melakukan ekspansi dan aspek fungsional perusahaan.
Untuk mengetahui secara jelas arah tindakan yang akan dilakukan oleh pesaing maka kita perlu
memahami tujuan dan asumsi yang digunakan pesaing.
Layanan adalah tindakan untuk melakukan sesuatu untuk seseorang dengan imbalan pertimbangan yang
memadai. Ini tidak berwujud, dikonsumsi pada saat produksinya, tidak dapat diinventarisasi dan dijual
kembali. Setiap penawaran layanan itu unik karena tidak dapat diulang persis sama, meski layanan
diberikan oleh orang yang sama.
Contoh: Pemasaran jasa profesional, salon, spa, pusat pelatihan, layanan kesehatan, telekomunikasi, dll.
Perbedaan antara Pemasaran Produk dan Pemasaran Jasa:
1. Pemasaran produk: proses di mana kegiatan pemasaran disesuaikan untuk mempromosikan dan
menjual produk tertentu untuk segmen tertentu. Pemasaran jasa: pemasaran kegiatan ekonomi yang
ditawarkan oleh bisnis kepada kliennya untuk pertimbangan yang memadai.
2. Dalam pemasaran produk, yang diutamakan adalah produk itu sendiri, harga, tempat dan promosi.
Dalam pemasaran jasa, ada penambahan sumber daya manusianya, proses dan fisik.
3. Ketika produk dipasarkan, perusahaan menawarkan nilai, karena memenuhi persyaratan pelanggan.
Sebaliknya, saat layanan dipasarkan oleh perusahaan, ia menawarkan hubungan dengan kliennya.
4. Satu hal yang perlu diperhatikan, dalam pemasaran produk, perusahaan mempromosikan sesuatu yang
kepemilikannya bisa ditransfer atau dijual kembali ke pihak lain. Tetapi dalam hal pemasaran layanan,
perusahaan mempromosikan sesuatu, yang kepemilikannya tidak dapat ditransfer dan tidak dijual ke
pihak lain.
5. Dalam pemasaran produk, produk menjangkau pembeli, karena dapat diangkut dari satu tempat ke
tempat lain melalui berbagai jalur distribusi. Tidak seperti layanan pemasaran, di mana pelanggan datang
ke layanan atau penyedia layanan mengunjungi pelanggan karena layanan tidak dapat diangkut, mereka
berbasis lokasi.
6. Produk berwujud alami, bisa dirasakan dan disentuh, yang membuat promosi menjadi lebih mudah. Di
sisi lain, layanan tidak berwujud, orang hanya bisa mengalaminya, dan pemasaran layanan jasa sedikit
lebih sulit.
7. Jika kualitas suatu produk tertentu tidak sesuai dengan sasaran, atau tidak memenuhi persyaratan yang
diinginkan, maka kualitas produk tersebut dapat dikembalikan ke penjual. Namun, tidak mungkin dalam
hal layanan, karena begitu layanan dikirimkan, mereka tidak dapat dibawa kembali. Jadi, pemasaran jasa,
harus dilakukan dengan mengingat faktor returnability.
8. Dalam pemasaran produk, produk dapat dipisahkan dari produsennya, sehingga mereka tahan lama dan
dapat diinventarisasi. Sebaliknya, dalam pemasaran jasa, layanan tidak lepas dari sumbernya, yaitu
penyedia layanan. Oleh karena itu produksi dan konsumsi layanan bersifat simultan; Mereka mudah rusak
9. Produk yang ditawarkan oleh perusahaan berdasarkan segmen tertentu distandarisasi; Mereka tidak
dapat diubah atau diubah sesuai kebutuhan pelanggan. Sebaliknya, layanan yang ditawarkan oleh
perusahaan sangat bervariasi dan dapat dengan mudah disesuaikan sesuai kebutuhan.
10. Kecenderungan manusia, bahwa kita merespons dengan cepat, terhadap apa yang kita lihat maka
dengan mudah untuk pemasaran produk menarik perhatian, dan mendorong penjualan. Sedangkan
layanan jasa tidak bisa dilihat hanya bisa dialami dan jadi responnya agak lambat.
11. Dalam pemasaran produk, kualitas produk dapat diukur dengan membuat perbandingan antara
berbagai produk, namun hal ini berlawanan dalam pemasaran jasa, di mana pengukuran layanan tidak
memungkinkan.