Anda di halaman 1dari 4

Assalamu’alaikum Wr.

Wb
Selamat Siang Bapak/Ibu dosen tutor, izinkan saya menanggapi topik diskusi pada sesi 5.

Nama : Fahmi Bazar


NIM : 044474679
UPBJJ : UT-Surakarta

Menurut pendapat saya strategi yang dilakukan oleh PT Unilever dalam mengatasi hal
tersebut adalah :
a. Mencari produk yang lemah
Strategi ini sangat penting bagi perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk.
Pencarian produk yang lemah dapat dilakukan dengan menyusun suatu sistem informasi yang
dapat menemukan produk-produk mana yang benar-benar mengalami masa kemunduran.
Untuk itu, perusahaan perlu membentuk suatu tim yang melakukan pemeriksaan periodik
pada produknya. Bagian lain yang perlu ambil bagian dalam tim ini adalah: bagian produksi,
bagian pembelian, bagian personalia, bagian riset dan pengembangan, serta bagian keuangan.
Masing-masing perusahaan tidak selalu membuat komposisi bagian seperti di atas, tetapi
dapat berbeda. Yang lebih penting adalah kriteria dan prosedur yang dikembangkan untuk
menilai produk.
Untuk mengidentifikasi produk-produk yang lemah diperlukan suatu sistem yang menyeluruh
yaitu berikut ini.
1) Membentuk dan menunjuk sebuah tim untuk mengembangkan sebuah sistem pemeriksaan
produk yang lemah.
2) Tim tersebut mengadakan rapat untuk menentukan tujuan dan prosedur yang berkaitan
dengan produk itu.
3) Bagian keuangan menyusun informasi tentang masing-masing produk selama beberapa
tahun, seperti informasi tentang penjualan industri, penjualan perusahaan, biaya per unit,
harga per unit, dan informasi lain.
4) Informasi tersebut dianalisis, bisa menggunakan program komputer, untuk menentukan
produk yang paling meragukan.
5) Produk-produk yang meragukan, setelah didaftar kemudian dilaporkan kepada manajer
yang berkepentingan, seperti manajer produk; sehingga ia dapat menentukan urut-urutan
produk tersebut sesuai dengan tingkat keraguannya.
6) Tim audit produk meneliti daftar urutan tersebut dan kemudian memberikan saran sebagai
berikut:
(1) membiarkan saja seperti adanya,
(2) memodifikasi strategi pemasarannya, atau
(3) meninggalkannya

b. Membangkitkan lagi produk tersebut


Adapun cara-cara yang dapat ditempuh dalam strategi ini adalah sebagai berikut.
1) Meningkatkan upaya-upaya pada variabel bauran pemasaran yang dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan laba. Misalnya, jika konsumen merasa puas pada produk tersebut tetapi
tidak menyukai kemasannya, maka harga dan sistem distribusi dapat dipakai untuk
menyelamatkannya.
2) Mengalihkan produk tersebut ke segmen pasar yang baru. Meskipun cara ini dianggap
paling mudah, namun perusahaan harus menambah distributor baru atau memperbanyak
tenaga penjualannya.
3) Menemukan dan mempromosikan penggunaan baru produk tersebut kepada pembeli-
pembeli yang ada. Kadang-kadang perubahan segi produk (seperti: rasa,bau, atau warna) juga
dapat menarik pembeli.

c. Meninggalkan produk tersebut


Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meninggalkan produk tersebut dari lini
produknya, yaitu berikut ini.
1) Membiarkan saja dan menunggu sampai tidak ada pembelinya. Cara ini mungkin akan
memboroskan faktor-faktor produksi yang ada sehingga akan menghambat tujuan perusahaan
untuk meningkatkan labanya. Pada umumnya laba perusahaan akan meningkat kalau produk
yang lemah tersebut ditinggalkan. Jika perusahaan ingin membiarkan produk tersebut maka
akan lebih baik kalau semua kegiatan promosi dihentikan. Ini dimaksudkan untuk dapat
menekan biaya sehingga lebih menguntungkan meskipun hanya dalam jangka pendek.
2) Menjual produk tersebut kepada perusahaan lain dengan cara lisensi. Jadi, perusahaan
yang membelinya harus memproduksi sendiri. Hal ini dapat menghindarkan terjadinya
likuidasi.

Adapun tahap-tahap pengembangan produk ialah sebagai berikut. Prosedur


pengembangannya ada lima tahap, yaitu:
a. Tahap pencarian dan penyaringan ide tentang produk baru
Tahap penyaringan ini dilakukan setelah tahap pencarian dimana berbagai macam ide tentang
produk itu tersedia. Jadi, tahap ini merupakan pemilihan sejumlah ide dari berbagai sumber.
Adapun sumber informasi atau ide dapat berasal dari: manajer perusahaan, pesaing, para ahli
termasuk konsultan, para penyalur, pelanggan atau dari lembaga lain. Sumber ide yang paling
penting untuk produk baru berada dalam perusahaan itu sendiri, yaitu dari:
- staf penelitian
- karyawan
- petugas penjualan
- karyawan lain dan manajer perusahaan.

b. Tahap analisis
Tahap kedua di dalam pengembangan produk baru adalah tahap analisis bisnis.
Dalam tahap ini, dilakukan suatu studi mendalam tentang kemampuan laba potensial dari ide
produk baru. Adapun tujuan dari analisis bisnis ini adalah meninggalkan usaha yang tidak
menguntungkan sebelum biaya pengembangan dan pengujian pasar dikeluarkan. Jika tahap
penyaringan telah menolak ide-ide yang tidak praktis, maka staf pengembangan harus
memusatkan perhatiannya pada ide-ide praktis yang masih tersisa.
Masing-masing ide perlu dianalisis dari segi bisnis untuk mengetahui sampai seberapa jauh
kemampuan ide tersebut dapat menghasilkan laba.

Ada beberapa teknik yang dapat dipakai untuk mengukur kemampuan laba dari proyek
pengembangan produk, yaitu:
- break-even dan payback period,
- return on invesment,
- discounted rate of return, dan
- project numbers (angka proyek).

c. Tahap pengembangan
Pengembangan dan pengujian ini berkaitan dengan penentuan karakteristik fisik barang dan
jasa baru yang disukai oleh konsumen. Tujuan tahap ini adalah mengubah ide-ide menjadi
produk riil yang dapat memberikan manfaat kepada konsumen dan dapat diproduksi secara
ekonomis oleh perusahaan. Biasanya dalam tahap pengembangan dan pengujian ini tercakup
beberapa kegiatan, yaitu:
- pengujian konsep,
- penilaian laboratorium,
- mengadakan tes kesukaan konsumen, dan
- operasi pabrik percontohan

d. Tahap pengujian
Tahap pengujian merupakan kelanjutan dari tahap pengembangan. Termasuk dalam tahap
pengujian ini adalah:
- pengujian tentang konsep produk,
- pengujian terhadap kesukaan konsumen,
- penilaian laboratoris,
- tes penggunaannya, dan
- operasi pabrik percontohan (pilot plant).

Pengujian pemasaran merupakan tahap pengembangan produk yang dirancang untuk


mengukur reaksi konsumen terhadap produk baru itu dan dukungan mereka terhadap program
pemasaran perusahaan di daerah pasar tertentu. Apakah konsumen selalu menanggapi
kegiatan promosi yang di lakukan oleh perusahaan? Apakah konsumen selalu membeli
produk pada penyalur (toko pengecer, misalnya)? Keputusan-keputusan yang berkaitan
dengan masalah tersebut didasarkan pada faktor ketidakpastian, yaitu seberapa jauh produk
baru itu akan diterima atau diadopsi oleh konsumen.
Pengujian pemasaran ini sering dilakukan apabila produk baru tersebut sangat berbeda dari
produk yang ada, di samping perusahaan tidak mengetahui bagaimana mempromosikannya.

Selain itu, perusahaan juga belum mengetahui apakah konsumen bersedia membeli. Adapun
alasan-alasan untuk mengadakan pengujian pemasaran ini, antara lain:
1) untuk meningkatkan pengetahuan atau mengetahui lebih dalam tentang potensi
penjualannya;
2) dipakai sebagai tes pendahuluan terhadap alternatif rencana pemasarannya;
3) memberikan kemungkinan bagi perusahaan untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang
terjadi pada tahap-tahap sebelumnya;
4) untuk mengetahui dengan segera tentang masalah distribusi dari produk tersebut;
5) untuk memahami lebih jauh mengenai berbagai segmen yang ada di pasar.

e. Tahap komersialisasi.
Tahap terakhir dalam rangkaian pengembangan produk baru ini adalah tahap komersialisasi.
Pada tahap ini, semua fasilitas sudah disiapkan sedemikian rupa, baik fasilitas produksi
maupun pemasarannya. Semua kegiatan harus dikoordinasikan dengan baik. Ternyata hasil
akhir dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah perubahan dari banyak ide produk baru ke dalam
satu produk yang diramalkan akan sukses secara komersial.
Pengelolaan kegiatan pengembangan produk ini bukanlah merupakan tugas yang mudah bagi
perusahaan, apalagi bagi perusahaan yang telah berhasil dengan produk barunya. Masalah-
masalah yang sering dihadapi banyak bersangkut-paut dengan tanggung jawab, komunikasi,
dan koordinasi hubungan kerja di antara berbagai departemen dalam perusahaan. Agar
pengembangan produk dapat lebih efektif maka kegiatan produksi, pemasaran dan penelitian
harus saling bekerja sama meskipun mempunyai tujuan yang berbeda.

Tahap selanjutnya dalam proses pengembangan produk ini adalah memperkenalkan produk
baru kepada para penyalur dan kemudian kepada pembeli akhir produk tersebut.
Tahap ini disebut tahap komersialisasi.
Adapun tujuan tahap komersialisasi ini adalah sebagai berikut.
1) Mencari penyalur yang bersedia menyalurkan serta memelihara sejumlah persediaan dari
produk tersebut.
2) Membujuk konsumen akhir untuk bersedia membeli produk tersebut.

Pada tahap sebelumnya, perusahaan telah meninggalkan proyek-proyek yang tidak dinginkan
dan membuat spesifikasi, harga, serta program promosi yang paling sesuai untuk produk baru
tersebut. Sekarang, dalam tahap komersialisasi perusahaan berusaha menerapkan semua
rencana yang telah ditetapkan.

Sumber refrensi : EKMA4216/MODUL 6 (Hal 6.18-6.20)


Sekian jawaban dari saya apabila ada kesalahan mohon dikoreksi, Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai