Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN STRATEGIK

CONSUMER BEHAVIOR AND PRODUCT STRATEGY

DISUSUN OLEH:
Chyntia Dyahayu Wisnu Murti
S412008010

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2020
The Wheel of Consumer Analysis: Product Strategy Issues

Kepuasan konsumen merupakan konsep penting dalam pemikiran pemasaran


dan riset konsumen. Secara teori, jika konsumen puas dengan suatu produk, layanan,
atau merek, mereka akan puas dan dapat terus membeli dan memberi tahu orang lain
tentang pengalaman mereka dan berinteraksi dengannya. Memikirkan efeknya setelah
membeli produk. Inkonsistensi mengacu pada perbedaan antara keduanya. Riset
konsumen umumnya mendukung pendekatan ini dan telah digunakan untuk menyelidiki
ketidakpuasan dan keluhan konsumen. Beberapa generalisasi disediakan:

1. Orang yang tidak puas lebih cenderung menjadi anggota kelompok sosial
ekonomi tingkat atas daripada orang yang tidak puas.

2. Korelasi antara ciri-ciri kepribadian (termasuk dogmatisme, kontrol dan


kepercayaan diri) dan perilaku keluhan (jika ada) kecil.

3. Ketidakpuasan atau masalah yang disebabkan oleh ketidakpuasan


berhubungan positif dengan keluhan.

4. Semakin besar tanggung jawab atas ketidakpuasan terhadap orang selain


pihak yang tidak puas, semakin besar kemungkinan adanya keluhan.

5. Semakin positif respons pengecer terhadap keluhan konsumen, semakin


besar kemungkinan keluhan tersebut.
Product Contact

Kontak produk dapat terjadi melalui cara lain selain toko ritel. Misalnya, banyak
siswa mungkin terbiasa dengan komputer pribadi dari kursus yang diambil di sekolah.
Perusahaan komputer sepertinya menyadari kemungkinan ini, karena mereka sering
menyumbangkan produknya ke universitas atau menjualnya dengan harga lebih murah.
Konsumen dapat memahami produk dan mengalaminya dengan banyak cara lain.

Brand Loyalty

Loyalitas merek adalah komitmen untuk melakukan pembelian berulang atas


merek tertentu. Perbedaan antara itu dan perilaku pembelian berulang adalah bahwa
perilaku pembelian berulang hanya memperhatikan perilaku perilaku tanpa
mempertimbangkan alasan untuk respons kebiasaan.

Variety seeking

Ini adalah janji kognitif untuk membeli merek lain, dan alasannya mencakup
banyak faktor seperti stimulasi, rasa ingin tahu, hal baru atau mengatasi kebosanan dari
barang lama yang sama. Hal ini berkebalikan dengan loyalitas merek, dalam loyalitas
merek, konsumen memiliki perilaku membeli yang berbeda, dan komitmen kognitif
pembelian adalah kebalikan dari loyalitas merek. Menemukan keragaman juga berbeda
dari perilaku keberagaman yang diwariskan, karena yang terakhir tidak melibatkan
perilaku motivasi intrinsik.

Product Attributes

Produk dan atribut produk merupakan faktor pendorong utama yang


mempengaruhi pengaruh, kognisi dan perilaku konsumen. Konsumen dapat
mengevaluasi atribut ini berdasarkan nilai, keyakinan, dan pengalaman masa lalu
mereka sendiri. Pemasaran dan informasi lainnya juga dapat mempengaruhi kegunaan
pembelian dan penggunaan produk.

Brand Identification and Label Information.

Logo merek dan informasi label pada kemasan (dan produk) memberi konsumen
lebih banyak pertimbangan. Dalam banyak kasus, pengenalan merek dapat
menyederhanakan proses pembelian konsumen dan membantu membangun proses
loyalitas. Seperti yang kami sebutkan sebelumnya, nama merek seperti Tide, Crest, dan
Rolex dapat menjadi insentif diskriminatif bagi konsumen.

Characteristics of Consumers

Saat menganalisis hubungan antara konsumen dan produk, penting untuk


disadari bahwa konsumen memiliki keinginan yang berbeda untuk mencoba produk
baru. Jenis konsumen yang berbeda dapat mengadopsi produk baru pada waktu yang

berbeda dalam siklus hidup produk.

Kurva di atas mewakili kurva adopsi klasik dan lima kategori pengadopsi. Kurva
mewakili persentase kumulatif pembeli produk selama suatu periode waktu. Hal ini
memungkinkan mereka untuk memahami dan mengevaluasi produk baru dengan lebih
cepat, dan dengan demikian mengadopsinya lebih awal daripada konsumen lain.
Terakhir, harap dicatat bahwa lima kategori pengadopsi dan persentase pada kurva
agak sewenang-wenang. Kategori ini dikembangkan dalam penelitian sosiologi
pedesaan dan melibatkan inovasi pertanian utama. Riset konsumen, khususnya riset
tentang produk takaran rendah, belum sepenuhnya mendukung keefektifannya.

Characteristics of Products

Saat menganalisis hubungan produk dengan konsumen, penting juga untuk


mempertimbangkan karakteristik produk. Banyak dari karakteristik ini akan
mempengaruhi kesuksesan produk baru dan merek baru. Beberapa aspek secara
langsung berkaitan dengan penyederhanaan uji coba, sementara yang lain
memfasilitasi eksperimen dan meningkatkan loyalitas merek.

 Compatibility  mengacu pada sejauh mana suatu produk konsisten dengan


pengaruh, kesadaran, dan perilaku konsumen saat ini. Dalam kondisi yang
sama, produk yang tidak memerlukan perubahan signifikan dalam nilai dan
keyakinan konsumen atau perilaku pembelian atau penggunaan lebih cenderung
dicoba oleh konsumen.
 Trialability  mengacu pada sejauh mana produk dapat dicoba secara terbatas,
atau dapat dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk uji coba murah. Dalam
kondisi yang sama, produk yang mempromosikan uji coba non-pembelian atau
uji coba terbatas lebih cenderung memengaruhi konsumen untuk mencoba
produk tersebut. Konsumen dapat mencoba produk secara terbatas dan
mengurangi risiko, termasuk mobil uji coba, memakai sweater, mencicipi pizza
beku baru, mencoba paket perangkat lunak baru secara gratis atau membeli
botol sampo sampel baru.
 Observability  mengacu pada sejauh mana konsumen lain dapat merasakan
produk atau efeknya. Produk baru yang sering dirilis dan dibahas mungkin
segera diadopsi. Misalnya, setelah konsumen melihat bintang film dan rekaman
memakainya, banyak gaya pakaian menjadi populer. Antena satelit mudah
diamati, dan fitur ini dapat memengaruhi pembeliannya.
 Speed  mengacu pada seberapa cepat konsumen dapat merasakan manfaat
produk. Karena banyak konsumen lebih memilih gratifikasi langsung daripada
gratifikasi tertunda, produk yang memberikan manfaat awal paling kecil
kemungkinannya untuk dicoba. Misalnya, rencana penurunan berat badan yang
menjanjikan hasil di minggu pertama lebih mungkin menarik konsumen daripada
rencana yang menjanjikan hasil dalam enam bulan.
 Simplicity  mengacu pada sejauh mana konsumen dapat dengan mudah
memahami dan menggunakan produk.
 Competitive advantage  mengenai kategori produk, bentuk produk dan merek
lain, sejauh mana produk tersebut memiliki keunggulan bersaing yang
berkelanjutan. Produk unggulan bukan hanya fungsi terpenting untuk
mendapatkan uji coba, tetapi juga fungsi terpenting untuk mendorong pembelian
berkelanjutan dan membangun loyalitas merek. Dalam beberapa kasus,
keunggulan komparatif dapat diperoleh melalui perkembangan teknologi.
 Product symbolism  mengacu pada arti produk atau merek bagi konsumen,
dan pengalaman konsumen saat membeli dan menggunakan produk. Peneliti
konsumen menyadari bahwa produk tertentu memiliki karakteristik simbolis, dan
konsumsi produk ini mungkin lebih bergantung pada makna sosial dan psikologis
daripada penggunaan fungsional.
 Marketing Strategy  kualitas strategi pemasaran yang digunakan memiliki
pengaruh penting dalam menentukan keberhasilan dan profitabilitas produk.
Kami juga percaya bahwa pada tingkat merek, citra atau makna simbolis merek
biasanya merupakan satu-satunya keunggulan kompetitif yang diberikan
perusahaan. Hal ini sering terjadi karena pada banyak kategori produk, merek
yang ditawarkan relatif homogen dalam hal fungsionalitas bagi konsumen. Dalam
banyak kasus, citra yang baik dapat dibuat melalui elemen bauran pemasaran
lainnya. Selain itu, promosi memberi tahu konsumen atribut mana yang harus
mereka cari dalam kategori produk, dan menekankan keunggulan merek dalam
atribut ini. Sebagai keunggulan kompetitif fungsional, perusahaan terkadang
dapat mempertahankan keunggulan harga yang tidak dapat dicapai oleh
pesaingnya melalui skala ekonomi yang besar dan pangsa pasar yang besar.

Anda mungkin juga menyukai