Anda di halaman 1dari 5

Nama: Natalia Sondakh

NIM: 20521002

TUGAS KEGIATAN BELAJAR PERILAKU KONSUMEN


PSIKOMOTORIK KONSUMEN
1. Perbedaan pandangan kognitif dan pendekatan perilaku :
a) Pandangan kognitif (cognitive view)
Pada pandangan kognitif dalam mengkaji tentang konsumen kebih difokuskan
pada apa yang dipikirkan oleh konsumen. Ahli perilaku lainnya melihat kejadian
kognitif tidak lebih dari sekedar kata yang mungkin akan berguna untuk tujuan
komunikasi tetapi kurang berguna sebagai suatu penjelasan ilmiah. Lebih
didasarkan pada riset tentang sebuah topik misalkan, pemrosesan informasi dan
ilmu kognitif yang sedang berjalan.
b) Pendekatan perilaku (behavior approach)
Dalam pendekatan perilaku didasarkan pada suatu pandangan yang sedang berlaku
saat ini yang disebut dengan “analisis perilaku terapan”. Pendekatan perilaku lebih
menekankan pada perilaku nyata seperti, apa yang dilakukannya yaitu
perilaku yang dapat diamati dan diukur.

2. Promosi dagang yaitu promosi penjualan yang ditujukan kepada pedagang perantara atau
badan – badan tertentu, misalnya dengan pemberian barang sebagai hadiah, potongan harga
atas pembelian pada waktu tertentu dan dalam jumlah tertentu. Contoh yang lain dari
promosi dagang, misalnya kredit pembelian, hadiah pembelian, periklanan bersama,
pajangan bersama, kontes penjual dan sebagainya. Selanjutnya yaitu promosi konsumen.
Promosi konsumen yaitu promosi penjualan yang ditujukan untuk konsumen akhir,
misalnya dengan pemberian kupon berhadiah, pemberian sampel produk, jaminan
uang kembali bila produk mengecewakan sesudah dipakai dan demonstrasi
atau pertunjukan yang memperlihatkan keunggulan produk tersebut. Yang dimaksud
pengembalian uang ganti rugi, yaitu produsen bersedia mengembalikan uang pembeli
apabila kalau ternyata produk yang dijualnya tidak memuaskan lagi bagi konsumen.

3. Empat aspek promosi konsumen:


1) Kemungkinan pembelian
Sebagian besar promosi konsumen didesain untuk meningkatkan kemungkinan
seorang konsumen membeli suatu merek atau kombinasi produk. Promosi
konsumen dapat mengubah penggunaan merek dengan membuat pembelian merek
baru jauh lebih menarik dari membeli merek yang biasa dibeli. Tujuan terakhir dari
promosi konsumen adalah memperkuat loyalitas merek. Karena sebagian konsumen
cenderung membeli suatu produk didasarkan pada kupon dan tawaran-tawaran
lainnya, maka pemberian tawaran yang menarik secara rutin akan membuat mereka
relatif loyal pada suatu merek yang dipromosikan.
2) Jumlah pembelian
Promosi konsumen dapat meningkatkan jumlah produk yang dibeli dan dapat
meningkatkan loyalitas merek. Meskipun demikian konsumen yang telah loyal pada
suatu merek tertentu dapat saja menimbun barang tersebut pada masa promosi, dan
kemudian menunggu hingga masa promosi berikutnya tiba untuk kembali membeli.
Sebagian konsumen cenderung membeli produk hanya pada saat
mereka mendapatkan tawaran-tawaran yang menarik.
3) Waktu pembelian
Dapat digunakan untuk mempengaruhi kapan konsumen akan melakukan pembelian.
Misalnya, diskon khusus bagi mereka yang makan pada malam hari dapat
ditawarkan restoran kepada konsumen agar mau datang pada malam hari ketika
tingkat kesibukan bisnis sangat rendah. Ada kecenderungan dalam penggunaan
kupon yaitu dengan memperpendek masa penukaran sehingga konsumen terdorong
untuk segera membeli. Akhirnya undian dan kontes dilakukan dalam jangka waktu
yang singkat sehingga mendorong konsumen untuk segera mengikuti kontes dengan
membeli produk yang dipomosikan.
4) Lokasi pembelian
Juga dapat digunakan untuk memperngaruhi lokasi atau penjual suatu produk.
Masingmasing toko eceran dan jaringan pengecer mengeluarkan tawaran-tawaran
menarik seperti kupon, kontes, potongan langsung dan tawaran lainnya untuk
mendorong konsumen berbelanja di toko mereka. Promosi dan taktik tersebut dapat
menarik kerumunan konsumen dan mendorong tumbuhnya loyalitas pada toko.

4. Ringkasan setiap jenis perilaku


a) Kontak informasi
Pada tahapan ini terjadi ketika konsumen terlibat langsung dengan informasi
tentang produk, toko, atau merk.
b) Akses dana
Dalam hal ini kosumen harus mengakses media ini dalam satu bentuk atau bentuk
lainnya sebelum pertukaran terjadi.
c) Kontak toko
Dalam kegiatan ini merupakan tugas utama pengecer untuk mendapatkan cara
bagaimana membawa konsumen kedalam took dimana pembelian akan terjadi.
d) Kontak produk
Pada tahapan ini mengoptimalkan metode untuk memancing terjadinya kontak
produk diantaranya strategi dorong (push strategi) yaitu seperti potongan harga dan
intensif untuk mendorong daya juang pengecer. Strategi lainnya adalah strategi
tarik (pull strategis) yaitu dengan memberi kupon potongan harga yang diajukan
untuk mendorong konsumen membeli merk tertentu.
e) Transaksi
Pada proses ini bila dilihat sudut pandang makro merupakan suatu hal yang
memfasilitasi pertukaran dan menjadi tujuan utama dari pemasaran. Namun bila
dilihat dari sudut pandang mikro merupakan proses dimana dana konsumen di
pertukarkan dengan produk atau jasa.
f) Konsumsi
Pengkonsumsian dan penggunaan yang tampaknya seperti suatu perilaku yang
terlalu sederhana untuk digambarkan, walaupun pada kenyataan tidak benar karena
adanya perbedaan yang sangat luas pada ciri-ciri produk atau jasa.
g) Komunikasi
Pemasar ingin agar konsumennya berkomunikasi dengan dua maksud utama.
Pertama adalah menyediakan informasi pemsaran kepada perusahaan dan yang
kedua memberitahu konsumen potensial tentang produk dan mendorong mereka
untuk membelinya.
Dari Konsumen ke Pemasar
Pemasar biasanya membutuhkan paling tidak 3 jenis informasi dari
konsumen, pertaman mereka membutukan infomarsi tentang konsumen untuk
mengetahui kualitas strategi pemasaran mereka dan keberhasilan segmentasi pasar
yang dilakukan. Kedua, nama pembeli potensial lainnya. Beberapa perusahaan dan
organisasi menawarkan hadiah jika pelanggan mereka memberikan nama pembeli
dan akan diberilan hadiah yang lebih besar jika nama yang diberi ternyata benar –
benar membeli. Yang terakhir, pemasar juga mencari informasi dari konsumen
sehubungan dengan produk yang rusak.
Dari Konsumen ke Konsumen
Pemasar juga menginginkan agar konsumen menceritakan pada teman
mereka dan orang lain tentang produk yang mereka beli. Suatu produk yang efektif
dan berkinerja baik dapat mendorong perilaku ini. Komunikasi dari mulut ke mulut
adalah cara yang paling populer. Taktik ini dapat meningkatkan bukan hanya
komunikasi tetapi juga perilaku lain dalam tahapan pembelian. Jadi, konsumen
sering belajar tentang perilaku pembelian dan penggunaan melalui proses
pembelajaran vicarious.

5. Ringkasan mekanisme dan model manajemen perilaku

Tahapan model ini terdiri dari:


1) Indentifikasi perilaku bermasalah
Permasalahan merupakan awal dalam urutan yang dinyatakan atau tidak
dinyatakan dengan benar atau dalam frekuensi yang cukup untuk dapat masuk
pada perilaku selanjutnya. Suatu perilaku dalam urutan dapat menjadi perilaku
bermasalah. Perilaku bermasalah dapat diidentifikasi dengan menguji perbedaan
frekuensi perilaku dari satu tahap ke tahap berikutnya.
2) Analisis kemungkinan
Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah menganalisis kemungkinan-
kemungkinan atau hubungan antara perilaku dengan lingkungan setelah perilaku
bermasalah dapat diidentifikasi. Di antara kemungkinan yang utama adalah
kekuatan persaingan dan keberhasilannya dalam memelihara atau mengubah
perilaku konsumen.
3) Mengembangkan dan menerapkan srategi perubahan perilaku
Setelah perilaku bermasalah dapat dijelaskan dan kemungkian-kemungkinan
yang mengitarinya telah dapat dianalisis, tahap selanjutnya adalah
pengembangan dan penerapan strategi perubahan perilaku. Strategi tersebut
dapat menggunakan berbagai proses yang telah didiskusikan sebelumnya seperti
perkuatan positif, perkuatan negatif, pembentukkan, pengkondisian klasik, atau
pemodelan.
4) Mengukur perubahan perilaku
Setelah menerapkan strategi, perilaku sasaran harus kembali diukur untuk
menentukan apakah permasalahannya telah dipecahkan atau belum. Jika
perilaku belum berubah sepenuhnya, kita harus menganalisis ulang
kemungkinan yang ada dan mengembangkan strategi intervensi baru. Seberapa
banyak perilaku yang harus diubah agar suatu strategi dapat berhasil tergantung
pada sasaran pemasaran yang hendak dicapai, perilaku yang bermasalah, dan
situasi.
5) Memelihara perilaku
Jika konsumen bersifat kebiasaan, maka memelihara perilaku biasanya jauh
lebih mudah dan lebih murah daripada mengembangkannya. Setelah suatu
perilaku dapat dikembangkan, biaya suatu strategi yang baru ternyata berhasil
mengembangkan sejumlah tertentu perilaku, kita harus memikirkan metode
untuk memelihara perilaku tersebut. Karena sebagian besar perilaku promosi
biasanya dapat diturunkan dan selanjutnya perilaku dapat dipelihara dengan
biaya yang lebih murah.
6) Evaluasi untuk meningkatkan kinerja
Tanpa memperhitungkan sejauh mana keberhasilan suatu strategi pemasaran,
pasti selalu ada ruang untuk perbaikan. Secara umum, strategi pemasaran harus
dipantau agar diperoleh metode yang efisien untuk memelihara dan
meningkatkan perilaku. Sebagian perilaku konsumen dapat menurun
frekuensinya karena adanya perubahan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai