DiajukanOleh
Rolan Mart Sasongko
S411508016
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam dunia digital sekarang ini, internet memiliki efek kuat yang
bersifat transformasional terhadap perilaku konsumen. Internet semakin
banyak digunakan sebagai media belanja yang efektif bagi konsumen di
seluruh dunia. Persaingan antar penjual untuk memperoleh konsumen
menjadi semakin ketat. Maka dari itu penting bagi penjual untuk
mempelajari kepercayaan, niat berbelanja, dan perilaku konsumen. Saat ini
semakin berkembangnya tren jual beli online, penjual dan pembeli dapat
berinteraksi tanpa perlu bertatap muka seperti di pasar riil atau offline,
apalagi dengan semakin berkembangnya toko online dan marketplace atau
pasar online. Produsen sekarang ini harus memperhatikan bahwa perubahan
struktur pasar yang dinamis dengan persaingan yang ketat mempengaruhi
preferensi pembelian dan perilaku konsumen.
Semakin banyaknya konsumen menyebabkan produsen kewalahan
untuk memenuhi permintaan konsumen tersebut sehingga memutuskan
untuk melakukan produksi barang secara masal (mass production). Hal
tersebut berisiko besar menimbulkan adanya cacat produksi yang berujung
pada terjadinya product recall oleh perusahaan. Product recall atau yang
lebih sering kita sebut dengan recall adalah penarikan kembali (oleh
produsen) barang-barang yang sudah dipasarkan karena ditemukannya
cacat produksi atau masalah keamanan yang dapat membahayakan
konsumen (Dawar N and Lei J, 2009; Dawar N and Pillutla MM, 2000).
Berdasarkan data RAPEX (sistem peringatan cepat Uni Eropa untuk semua
produk konsumen non-pangan yang berbahaya), jumlah laporan mengenai
product recall meningkat drastis dari 139 laporan pada 2003 menjadi 2278
laporan pada 2012. Fakta tersebut tentunya sangat memprihatinkan dan
perlunya dilakukan kajian lebih lanjut meskipun konsumen sendiri
menyikapinya dengan cara masing-masing sesuai dengan perilaku mereka.
Konsumen menyadari perilaku pembelian dan preferensi mereka tidak
hanya didasarkan pada gaya hidup mereka, tetapi juga sesuai dengan
karakteristik hedonis dan utilitarian produk. Konsumen memiliki kepribadian
yang berbeda yang mungkin mempengaruhi bagaimana perilaku mereka
1
B. Perumusan Masalah
Atas dasar permasalahan yang ada pada riset terdahulu,
masalah dalam penelitian ini adalah belum adanya (sepanjang
pengamatan peneliti) riset mengenai pengaruh product recall terhadap
komitmen konsumen baik untuk produk utilitarian maupun hedonic.
Riset tentang pengaruh product recall terhadap komitmen konsumen
hanya dilakukan kepada produk secara umum tanpa membedakan
posisi dan nilai dari produk tersebut (Byun & Dass, 2015). Oleh karena
itu pertanyaan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah terdapat perubahan terhadap komitmen konsumen akibat
product recall baik untuk produk utilitarian maupun produk hedonic.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh product
recall terhadap komitmen konsumen baik untuk produk utilitarian
maupun produk hedonic. Riset ini didasarkan atas adanya perubahan
komitmen konsumen terhadap suatu produk dikarenakan adanya
2
ManfaatPraktis
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini terutama
ditujukan kepada perusahaan yang produknya mengalami recall untuk
dapat lebih bijaksana dalam bertindak dalam menghadapi efeknya
terhadap perilaku konsumen. Penelitian ini juga membantu perusahaan
dalam membuat keputusan dalam mengasosiasikan produknya apakah
berfokus kepada image atau fungsi dengan tujuan untuk menghadapi
efek dari pemberitaan negatif yang terkait dengan produk yang
mengalami recall.
BAB II
Variabel
Independe
n
Magno,
Product
Cassia, & Recalls on
Ugolini,
Utilitarian
2015
and
Hedonic
Brands
Variabel
Dependen
Temuan
commitment.
Untuk
hedonic
brands,
product
recall
hanya
menyebabkan penurunan
dalam
calculative
commitment.
Byun
& Product
Brand
Product
recall
memiliki
Dass,
Recalls
Commitme pengaruh yang bervariasi
2015
nt
pada brand commitment
(Affective
yang membentuk empat
Commitme kelompok pelanggan
nt
and Affective
commitment
Calculative memiliki pengaruh yang
Commitme kuat
terhadap
perilaku
nt)
and pembelian
pasca-product
Purchase
recall
Intention
Germann, Brand
Consumer
Brand commitment yang
Grewal,
Commitme Reaction
tinggi mengurangi respon
Ross,
& nt
on
negatif konsumen pada
Srivastava Product
produk yang mengalami
, 2014
Recalls
recall
dengan
tingkat
kecacatan produk yang
rendah,
namun
akan
meningkatkan
respon
negatif
pada
produk
dengan tingkat kecacatan
yang
tinggi.
Brand
commitment memiliki efek
yang
kompleks
pada
respon
konsumen
saat
terjadi product recall.
Studi ini
Product
Utilitarian
Recalls on and
Utilitarian
Hedonic
and
Attitudes
Hedonic
from Brand
Brands
Commitme
nt
(Affective
6
Commitme
nt
and
Calculative
Commitme
nt
I. Kerangka Pemikiran
Figur 2 menggambarkan kerangka pemikiran dalam penilitian ini
J. Pengembangan Hipotesis
Zanna dan Rempel pada 1988 menunjukkan bahwa sikap
hedonis lebih tahan terhadap persuasi dibandingkan dengan sikap
berdasarkan kognisi, yaitu sikap utilitarian. Maka dari itu hipotesis
dalam penelitian ini secara umum menunjukkan efek negatif dari
product recall pada perilaku konsumen menunjukkan komitmen afektif
lebih tahan daripada komitmen kalkulatif seperti yang ditunjukkan
pada figur 3 di bawah. Hipotesis ini didukung pula oleh penelitian
Homer pada 2006.
Pada bagian hipotesis ini akan dijabarkan efek product recall dari
merk utilitarian dan hedonic terhadap masing-masing tipe komitmen
yaitu rationalists, dont-cares, hard cores, dan lovers.
Hard Cores
Konsumen tipe Hard Cores memiliki ciri khas loyal terhadap merk
dengan tingkat komitmen afektif dan kalkulatif yang sama-sama tinggi.
Selain mengikuti preferensi afektif, pertimbangan rasional seperti
harga dan keuntungan ekonomis juga ikut berperan dalam pemilihan
produk. Karena tingginya tingkat komitmen afektif, product recall
hanya memberi efek negatif yang kecil yang tidak mampu memutus
ikatan yang kuat antara konsumen dengan produk yang mengalami
recall (Ahluwalia, 2001; Ahluwalia et al, 2000; Pullig et al, 2006). Akan
tetapi komitmen kalkulatif akan berkurang sebagaimana konsumen
secara rasional akan berpikir untuk menghindari penggunaan produk
yang terkena recall (Gustafasson et al, 2005).
H1a: Komitmen afektif dari konsumen Hard Cores tidak akan berubah
setelah adanya product recall pada produk utilitarian.
H1b: Komitmen kalkulatif dari konsumen Hard Cores akan berkurang
setelah adanya product recall pada produk utilitarian.
H2a: Komitmen afektif dari konsumen Hard Cores tidak akan berubah
setelah adanya product recall pada produk hedonic.
H2b: Komitmen kalkulatif dari konsumen Hard Cores akan berkurang
setelah adanya product recall pada produk hedonic.
Dont-cares
8
Lovers
Konsumen Lovers didefinisikan sebagai konsumen yang memiliki
komitmen afektif yang tinggi namun dengan komitmen kalkulatif yang
rendah. Konsumen yang memiliki ikatan dengan produk yang memiliki
nilai nostalgia melalui kenangan kognitif dan pengalaman afektif,
masuk dalam konsumen tipe ini (Holbrook & Schindler, 2003). Mereka
berkomitmen kepada suatu produk tanpa menghiraukan biaya
switching-cost maupun keputusan pembelian berdasarkan utilitas atau
fungsinya. Tingginya tingkat komitmen afektif akan melindungi produk
dari efek negatif product recall. Sementara itu, seperti konsumen
Dont-cares yang memiliki komitmen kalkulatif yang lemah akan
mempengaruhi komitmen kalkulatif ini secara negatif.
H5a: Komitmen afektif dari konsumen Lovers tidak akan berubah
setelah adanya product recall pada produk utilitarian.
H5b: Komitmen kalkulatif dari konsumen Lovers akan berkurang
setelah adanya product recall pada produk utilitarian.
H6a: Komitmen afektif dari konsumen Lovers tidak akan berubah
setelah adanya product recall pada produk hedonic.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
11