Oleh:
THEODORUS DACOSTA MAU
1711020018
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019
1
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS
Dr. Ajis Salim Adang Djaha, M.Si Dr. Petrus Kase, M.Soc.Sc
NIP. 19640405 199003 1 004 NIP. 19620809 198803 1 002
Dr. Ajis Salim Adang Djaha, M.Si Prof. Drs. Mangadas L. Gaol, M.Si, Ph.D
NIP. 19640405 199003 1 004 NIP. 19651117 199103 1 002
2
PERSEMBAHAN
3
MOTTO
4
PERNYATAAN KEASLIAN
Kupang, ........................2019
Yang membuat pernyataan,
5
ABSTRAK
6
ABSTRACT
7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Negara di Kabupaten Malaka. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat meraih
Tesis ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu pada
1. dr. Stefanus Bria Seran, MPH, selaku Bupati Malaka yang telah memberikan
Cendana.
2. Prof. Ir. Frederikus L. Benu, M.Si, Ph.D, selaku Rektor Universitas Nusa
8
3. Prof. Drs. M. Lumban Gaol, M.Si, Ph.D, selaku Direktur Program
4. Dr. Ajis Salim Adang Djaha, M.Si selaku Dosen Penguji I dan Dr. Petrus
waktu menilai dan menguji penulis dari sejak proposal penelitian sampai
ujian tesis.
Setda Kabupaten Malaka yang telah memberikan ijin dan rekomendasi ijin
6. Dr. Ajis Adang Djaha,M.Si,, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
akademik 2017/2018.
9. Orang tua dan saudara tercinta atas segala doa dan motivasinya.
9
10. Para Kepala Organisasi Perangkat Daerah, PPK Perangkat Daerah, Pokja
penelitian.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah
Penulis menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan dari Tesis ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak masih
dapat diterima dengan senang hati. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan
10
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ i
PERSEMBAHAN....................................................................................... ii
MOTTO...................................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................... iv
ABSTRAK.................................................................................................. v
ABSTRAC.................................................................................................. vi
DAFTAR ISI.............................................................................................. x
DAFTRA SINGKATAN............................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xx
BAB I PENDAHULUAN
2.1.1 Organisasi................................................................................ 12
11
2.1.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia....................... 15
2.2 E-goverment.................................................................................... 17
2.9 Hipotesis............................................................................................. 46
12
3.2 Variabel Penelitian............................................................................. 47
13
4.3.3 Struktur LPSE Kabupaten Malaka............................................................ 78
14
4.6.4 Uji Heteroskesiditas....................................................................................
102
4.7 Analisis Korelasi Penerapan E-Procurment Terhadap Kinerja ASN di 103
Kabupaten Malaka...............................................................................................
4.8 Analisis Pengaruh Penerapan E-Procurment Terhadap Kinerja ASN di 105
Kabupaten Malaka...............................................................................................
4.9 Pengujian Hipotesis..............................................................................................
106
4.9.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)..............................................
106
4.9.2 Pengujian Hipotesis Korelasi Penerapan E-Procurement dengan 107
Kinerja ASN di Kabupaten Malaka......................................................
4.9.3 Pengujian Hipotesis Pengaruh Penerapan E-Procurement Terhadap 113
Kinerja ASN .............................................................................................
4.10 Pembahasan
114
4.10.1 Hubungan Antara Penerapan E-Procuremenet Dengan Kinerja 114
ASN............................................................................................................
4.10.2 Pengaruh Penerapan E-Procurement Terhadap Kinerja ASN...........
118
LAMPIRAN
15
DAFTAR SINGKATAN
16
DAFTAR LAMBANG
17
DAFTAR TABEL
Tabel Hal.
1.1 Data Paket Lelang LPSE tahun 2016 , 2017 dan 2018 9
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu 21
3.1 Sampel Penelitian 49
3.2 Kisi – Kisi Kuisioner 51
4.1 Pendapatan dan Belanja Kab. Malaka Tahun 2014 – 2018 (dalam 61
jutaan)
4.2 Tahapan Proses Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik 65
4.3 Tahapan Proses Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik 69
4.4 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 76
4.5 Responden Berdasarkan Usia 77
4.6 Responden Berdasarkan Status Perkawinan 78
4.7 Responden Berdasarkan Pendidikan 79
4.8 Responden Berdasarkan Lama Kerja 80
4.9 Responden berdasarkan Kepegawaian 81
4.10 Analisis Deskriptif Statistik 82
4.11 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Item Pertanyaan 83
Ketersediaan Teknologi Informasi (X1)
4.12 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Item Pertanyaan 84
Jumlah dan Mutu SDM (X2)
4.13 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Item Transformasi 85
Pola Kerja (X3)
4.14 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Item Transformasi 86
Pola Pikir (X4)
4.15 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Item Kualitas Kerja 87
(Y1)
4.16 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Item Kecepatan (Y2) 88
4.17 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Item Kemampuan 89
Interpersonal (Y3)
4.18 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Item Kemampuan 90
Komunikasi (Y4)
4.19 Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan E-Procurment 93
4.20 Hasil Uji Validitas Peningkatan Variabel Kinerja ASN 94
4.21 Hasil Uji Reliabilitas 95
4.22 Hubungan Indikator dari Variabel Laten Penerapan E-Procurement 99
dan Kinerja ASN di Kabupaten Malaka
4.23 Hasil estimasi pengaruh penerapan e-procurment terhadap kinerja 101
ASN di Kab.Malaka
4.24 Koefisien determinasi model penelitian 103
4.25 Hubungan indikator dari variabel laten penerapan e-procurement 103
dan kinerja ASN di Kabupaten Malaka
4.26 Korelasi antara variabel laten penerapan E-procurement dan 108
kinerja
4.27 Hasil uji hipotesa pengaruh e-procurement terhadap kinerja 109
18
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi 4
(Mahmudi, 2015))
2.1 Kerangka Pikir Peneitian 40
2.2 Hubungan antara (X1) terhadap (Y1),(Y2),(Y3), 40
dan (Y4)
2.3 Hubungan antara (X2) terhadap (Y1),(Y2),(Y3), 40
dan (Y4)
2.4 Hubungan antara (X3) terhadap (Y1),(Y2),(Y3), 41
dan (Y4)
2.5 Hubungan antara (X4) terhadap (Y1),(Y2),(Y3), 41
dan (Y4)
4.1 Regulasi dan Pengembangan Aplikasi 63
4.2 Evolusi Aplikasi SPSE 64
4.3 Media Pengumuman Pengadaan Barang Jasa 66
Pemerintah
4.4 Form Pendaftaran Penyedia 72
4.5 Struktur Organisasi LPSE Kab.Malaka 75
19
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1 Sebaran sikap responden menurut indikator pada 91
variabel penerapan E-procurement
4.2 Sebaran sikap responden menurut indikator pada 92
variabel kinerja
4.3 Sebaran antara data aktual dan data ekspetasi 96
4.4 Hasil pengujian normalitas dengan jarque-bera 97
4.5 Sebaran antara residual dan data yang diprediksi 98
20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Surat Ijin Penelitian
2 Surat Keterangan Selesai Penelitian
3 Kuesioner (angket)
4 Deskripsi Responden
5 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
6 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner (angket)
7 Hasil Analisis Deskriptif
8 Hasil Uji Korelasi
9 Hasil Uji Asumsi Klasik
10 Hasil Analisis Regresi
11 Kontribusi Pengaruh
21
BAB I
PENDAHULUAN
mengikuti perkembangan dunia global yang begitu cepat dan dinamis menuntut
penerapan teknologi yang selalu selaras perubahan dan kebutuhan publik. Tugas
mana pemerintah memberi jaminan penuh atas apa yang menjadi tanggung jawab
meningkatkan daya saing dan kinerja organisasi; baik organisasi profit maupun
22
kualitas, transparansi dan efisiensi (Paruntu, 2017) mempunyai dasar hukum yang
memiliki payung hukum yang mengatur proses pengadaan barang dan jasa di
dan perbaikannya melalui Keppres nomor 61 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Keppres 80/2003.
untuk melaksanakan sebagian atau seluruh proses pembelian, suatu proses yang
kertas (paperless) yang memiliki sistem baku pada dasarnya mengubah pola
23
procurement memangkas biaya logistik dan rantai manajemen rumit mengubah
dengan pengadaan barang dan jasa. Sistem kerja aparatur sipil pemerintahan
dilihat berdasarkan kinerja yang dicapai oleh setiap individu dalam pemerintahan.
daerah, tidak terlepas dari manajemen yang dibangun dalam birokrasi, budaya
organisasi dan model kepemimpinan yang ada dalam organisiasi. Beberapa hal
(Kaplan dan Norton, 1996). Beal (2000) dan Li & Simerly (1998) mengatakan
tantangan besar bagi para peneliti karena sebagai sebuah konstruk, kinerja bersifat
manajemen organisasi yang baku. Artinya pengukuran kinerja harus disadari dan
24
teknologi dipandang berperan penting terhadap pembentukan sistem manajemen
organisasi.
Perumusan Strategi
Sasaran Stratejik
Ukuran Hasil (Indikator Kinerja)
Perencanaan Strategi
TargetSasaran Stratejik
Ukuran Hasil (Indikator Kinerja)
Penyusunan target
AnggaranPenyusunan
Penyusunan Anggaran
`
Implementasi Pengukuran
KinerjaPengukuran
Kinerja
Monitoring
25
Kinerja instansi pemerintah sebagai organisasi nonprofit memiliki standar
kualifikasi yang tinggi terhadap ASN terhadap layanan publik baik secara
lembaga negara sehingga pada akhirnya dapat terciptanya tata pemerintahan yang
dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk
dengan visi “Meletakan Fondasi yang Kokoh dan Dinamis bagi Masyarakat
aparatur dalam mewujudkan tata pemerintah yang baik. Seluruh program dan
independen mengelola layanan pengadaan barang dan jasa dengan objektif guna
layanan pengadaan barang dan jasa harus memenuhi aspek pelayanan yang
26
dinyatakan dalam kinerja aparatur sipil negara. Moralitas pelayanan ditempatkan
telah ditetapkan.
luas dengan adanya beberapa kendala teknis seperti tenaga yang benar-benar
fokus dalam mengelola unit layanan pengadaan barang dan jasa di lingkup
pemerintahan yang baik, serta belum bisa membentuk sebuah hubungan interaksi
yang baik antara pemerintah, swasta dan masyarakat luas. Penelitian lain
2012). Berdasarkan dua hasil penelitian yang berbeda ini, dapat menjadi pintu
27
masuk untuk melihat lebih dalam pengaruh E-procurement dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
dalam pengelolaan birokrasi berarti kita mengevaluasi proses dan hasil yang telah
dicapai dalam pelaksanaan program kerja pemerintah Kabupaten Malaka. Hal ini
dapat diamati dari tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja aparatur sipil
pelayanan publik menjadi salah satu variabel penting dalam menilai kinerja
dilaksanakan oleh aparat sipil negara yang berorientasi pada kepentingan publik
mudah karena hal ini berkaitan dengan pola pikir, kebiasaan dan mentalitas aparat
sipil negara yang langsung bersentuhan dengan kepentingan publik. Sebab itu.
kinerja aparatur sipil pemerintah dinilai berdasarkan tugas dan fungsinya dalam
memberi ruang kepada warga negara untuk berkompetisi secara baik. Pandarunga
28
transpansi, akuntabilitas dan mendorong persaingan secara sehat setiap warga
negara. Hal ini meningkatkan efisiensi dan efektifitas di sektor ekonomi dan
dalam periode waktu yang lebih cepat dibanding menggunakan cara konvensional,
serta persaingan perebutan yang sehat antar aktor usaha hingga mendukung iklim
menjadi sistem pengadaan barang serta jasa mempunyai prinsip, seperti dijelaskan
prinsip itu yaitu; efektif, efisien, transparan, terbuka, berkompetisi, adil dan
dan jasa serta mendukung pertanggungjawaban sistem pengadaan barang dan jasa.
Malaka dibentuk telah berjalan sejak tahun 2014 telah menerima penghargaan dari
bawah ini menjelaskan bahwa selama dua tahun terakhir LPSE Kabupaten Malaka
29
telah menyelenggarakan proses pelelangan melalui E-procurement sebagai
berikut:
Tabel 1.1
Data Paket yang dilelang melalui LPSE tahun 2016, 2017 dan 2018
kondisi yang masih terbatas dari berbagai aspek, mengingat Kabupaten Malaka
sementara dalam proses pembangunan dalam berbagai aspek. Kondisi inilah yang
mekanisme penetapan yang dijalankan dan evaluasi manfaat yang dihasilkan oleh
pengadaan barang dan jasa secara elektronik. Pada titik ini, dinamika kinerja
aparatur sipil negara di Kabupaten Malaka hendak diukur berkaitan dengan proses
30
procurement di Kota Surabaya menjadi salah satu tolok ukur berupa efisiensi
anggaran hingga 10% karena adanya standarisasi harga dan analisa standar
Malaka untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menjadi kelebihan dan
pulik, ada yang bersifat teknis administratif, teknis persediaan barang, perilaku
individu dalam organisasi, dan lain-lain. Dengan berbagai latar belakang masalah
Kabupaten Malaka?
31
1. Menguji besarnya hubungan penerapan e-procurmant dengan
terhadap kinerja.
32
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1.1 Organisasi
Organisasi dapat dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan, oleh karna
itu organisasi dapat dikatakan wadah kegiatan dari pada orang-orang yang
koordinasi untuk mencapai tujuan, dimana pada dasarnya bahwa individu tidak
raga, organisasi sukarela, organisasi agama, seperti halnya juga bisnis, sekolah,
lembaga pemerintah, rumah sakit, serta lembaga lain yang eksis di masyarakat.
33
Organisasi merupakan perpaduan kerjasama sumberdaya fisik dan
manusia. Selain itu di dalamnya juga ada tujuan, pembagian kerja, dan hirarki
keuangan, dll.
komponen kecil yang melayani tujuan organisasi dan untuk melakukan oleh
adalah hak untuk bertindak dan memerintah pribadi orang lain. Para manajer
34
dapat membuat keputusan yang menghasilkan dalam koordinasi lebih baik dan
pembagian kerja yang jelas serta kewenangan, maka suatu organisasi bekerja
dalam suatu sistem terbuka untuk mencapai tujuan. Begitupun, hal yang paling
sebagai sistem tersebut harus bersinergi dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini
sinergi adalah menciptakan suatu perpaduan yang menjadikan lebih kuat daripada
disebut dengan azas-azas organisasi. Prinsip atau azas merupakan dasar, pondasi,
atau suatu kebenaran yang menjadi pokok atau tumpuan berpikir. Prinsip-prinsip
organisasi adalah pondasi yang menjadi pokok dasar atau yang menjadi pangkal-
tolak di dalam menggerakkan organisasi. Oleh karena itu, organisasi dibangun dan
digerakkan diatas pondasi yang berupa prinsip organisasi, dan setiap prinsip
organisasi.
(1) mempunyai tujuan yang jelasb, (2) mempunyai kesatuan perintah, (3) ada
35
keseimbangan, (4) ada pendistribusian pekerjaan, (5) ada rentangan pengawasan,
(6) ada pelimpahan wewenang, (7) ada departementalisasi, (8) ada penempatan
pegawai yang tepat, (9) ada koordinasi, (10) ada balas jasa yang memuaskan.
dari organisasi. Dengan adanya manajemen sumber daya manusia maka hal–hal
Sumber Daya Manusia (MSDM) sendiri didefinisikan menjadi beberapa arti oleh
untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut dengan cara memanfaatkan bakat
manusia secara efektif dan efisien sehingga akan berdampak pada peningkatan
manusia menurut para ahli, patut dipahami bahwa faktor manusia sangat
diperlukan dalam suatu organisasi sehingga muncul suatu ilmu manajamen yang
36
mempelajari permasalahan ketenagakerjaan atau kepegawaian yang disebut
MSDM adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan
peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan
efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal)
adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif
yang menekankan pada unsur sumber daya manusia dan sudah menjadi tugas
manajemen sumber daya manusia untuk mengelola unsur manusia secara baik
agar diperoleh tenaga kerja yang tepat sesuai pekerjaannya, sehingga mampu
1. Perencanaan (Planning)
37
harus dikerjakan dan bagaimana hal tersebut akan dikerjakan agar tujuan
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Menggerakkan (Actuating)
4. Pengawasan (Controlling)
ditetapkan sebelumnya.
2.2. E- Government
38
pemerintahan. E-government atau electronic government merupakan suatu upaya
pencari kerja, dan pemerintah lain, baik instansional maupun antar negara.
(Indrajit: 2005).
merpakan sistem informasi yang menggunakan internet dan teknologi digital lain
informasi dan pelayanan kepada masyarakat, serta hal-hal lain yang berkenaan
39
dengan pemerintahan. Untuk itu harus ada inovasi dalam penyelenggaraan
(b) suatu proses reformasi di dalam cara pemerintah bekerja, berbagai informasi
dan memberikan layanan kepada internal dan eksternal klien bagi keuntungan
teknologi informasi seperti wide area network (WAN), internet, world wide web,
masyarakat dan juga persamaan kualitas layanan yang bisa dinikmati oleh seluruh
40
mengakses informasi serta dapat mengurangi korupsi dengan cara meningkatkan
masyarakat.
41
menjamin keterpaduannya dalam suatu jaringan sistem manajemen dan proses
kerja.
sumber daya publik dan menjamin realita hak azasi manusia. Dalam konteks ini
good governance memiliki hakikat yang sesuai yaitu bebas dari penyalahgunaan
wewenang dan korupsi serta dengan pengakuan hak yang berlandaskan pada
pemerintahan hukum.
yang sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi
dana investasi yang langka, dan pencegahan korupsi secara politik dan
42
daya ekonomi dan sosial yang melibatkan pengaruh sektor negara dan non negara
dan administrasi guna mengelola urusan-urusan Negara pada semua tingkat. Tata
1. Partisipasi
Setiap orang atau warga Negara memiliki hak suara yang sama dalam
Partisipasi yang luas ini perlu dibangun dalam suatu tatanan kebebasan
konstruktif.
43
3. Transparansi
akses secara bebas oleh mereka yang membutuhkannya dan harus dapat
6. Berkeadilan (Equity)
44
8. Akuntabilitas
(stakeholder).
Para pemimpin dan warga Negara memiliki perspektif yang luas dan
variabel dalam penelitian ini yakni teori E-procurement, dan Kinerja ASN.
berikut:
Table 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama Penulis, Judul Variabel, Persamaan Perbedaan
Artikel, Sumber Alamat Pendekatan
Penelitian, Hasil
Penelitian
1. Kusumo. Analisis Variabel:kepemim Persamaan Perbedaan
pengaruh kepemimpinan pinan, teknologi dalam terletak pada
manajemen, teknologi informasi, struktur penelitian ini penelitian
informasi, dan struktur organisasi, dan adalah sama- terdahulu
organisasi terhadap kinerja organisasi sama yangmembah
kinerja perusahaan. Pendekatan: membahas as tentang
(http://eprints.undip.ac.id Kuantitatif tentang Penelitian ini
45
/24204/1/KUSUMO.pdf) Hasil Penelitian: pengaruh ditujukan
Hasil analisis teknologi untuk
menunjukkan informasi menguji
bahwa terhadap pengaruh
kepemimpinan, kinerja. kepemimpina
teknologi n, teknologi
informasi, dan informasi,
struktur organisasi dan struktur
berpengaruh organisasi
terhadap kinerja terhadap
organisasi. kinerja
organisasi.
2. Adimaja. Pengaruh Variabel: E- Sama-sama Perbedaan
Penerapan E- procurement, membahas terdapat pada
procurement Terhadap Kualitas Kinerja, tentang penelitian
Peningkatan Kualitas dan Pelayanan penerapan E- yang
Kinerja Dan Pelayanan Publik. procurement terdahulu
Publik. Pendekatan: dalam membahas
(http://repository.ut.ac.id/ Kuantitatif pelayanan tentang
591/1/40513.pdf) Hasil public. peningkatan
Penelitian:Penerap kualitas
an E-procurement kinerja dan
berpengaruh studi kasus
terhadap penelitian E-
peningkatan procurement
kualitas dan pada dinas
pelayanan publik pendidikan
Propinsi
Kepulauan
Riau yang
merupakan
salah satu
fasilitas
pengembanga
n dari
pelaksanaan
pengadaaan
barang atau
jasa yang
konvesional.
3. Astrid Damayanti. Variabel:Harga Sama-sama Perbedaan
Pengaruh Penerapan E- Kontrak membahas terdapat pada
procurement Sebagai Pembelian, Waktu tentang E- studi kasus
Alat Pengendalian Proses dan procurement. penelitiam,
Pengadaan Barang/Jasa Pemilihan dan di
Pada Pemerintah Kota Penyedia variabel
46
Surabaya. Barang/Jasa, penelitian
(http://journal.trunojoyo. Keamanan, yang
ac.id/infestasi/article/vie Prosedur atau SOP, terdahulu
w/1170/991) Pengendalian membahas
Pengadaan variabel
Barang/Jasa. Harga
Pendekatan: Kontrak
Kuantiatif Pembelian,
Hasil penelitian: Waktu Proses
Pengujian dengan dan
regresi parsial Pemilihan
menunjukkan Penyedia
waktu proses dan Barang/Jasa,
pemilihan penyedia Keamanan,
barang/ jasa Prosedur atau
berpengaruh secara SOP,
signifikan terhadap Pengendalian
pengendalian Pengadaan
pengadaan Barang/Jasa
barang/jasa,
sedangkan harga
kontrak pembelian,
keamanan, dan
prosedur atau SOP
tidak berpengaruh
secara signifikan.
4. Mukhammad Hilmi Variabel:Penggun Persamaan Perbedaan
Muzakki, Heru Susilo, aan informasi, alam terletak pada
dan Saiful Rahman kinerja karyawan. penelitian ini studi kasus
Yuniarto. Pengaruh Pendekatan: adalah sama- penelitian
Penggunaan Teknologi Kuantitatif sama dan juga pada
Informasi Terhadap Hasil Penelitian: membahas penelitian
Kinerja Karyawan (Studi variabel bebas tentang terdahulu
Pada Karyawan PT. mempunyai pengaruh membahas
Telkom Pusat Divisi pengaruh yang penggunaan tentang
Regional V Surabaya). signifikan terhadap teknologi kinerja
(https://media.neliti.com/ variabel terikat informasi karyawan.
media/publications/8747 yaitu kinerja terhadap
4-ID-pengaruh- karyawan yaitu kinerja
penggunaan-teknologi- sebesar 52,8%. karyawan.
informasi.pdf) Sedangkan sisanya
sebesar 47,2%
merupakan variabel
lain yang dapat
mempengaruhi
kinerja karyawan.
47
Variabel lain yang
dapat
mempengaruhi
kinerja karyawan
diantaranya yaitu
kemampuan
(ability) dan
motivasi dari
karyawan.
Sumber: Diolah oleh peneliti 2018
setiap organisasi, baik organisasi profit maupun non profit. Perubahan teknologi
memadai lagi. Upaya organisasi untuk bertahan hidup dan berkembang dalam
48
2.6.1.2 Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik
Pengadaan barang dan jasa mengandung pengertian adanya transaksi
yang melibatkan beberapa aktor. Proses pengadaan barang dan jasa dimulai
melihat input, proses transformasi dan ouput dari analisis kebutuhan tersebut.
fenomena yang terus mendapat perhatian dari berbagai kalangan, secara khusus
sarana dalam proses pengadaan barang dan jasa semakin meningkat sejalan
lagi hanya menjadi monopoli kota-kota besar. Tetapi, secara bertahap sudah dapat
diterapkan di seluruh Indonesia mulai dari tingkat provinsi sampai dengan tingkat
setiap informasi yang diposting oleh pemerintah daalam situs resmi sebagai
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 dan terakhir diubah dengan Peraturan
49
atau E-procurement adalah Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan dengan
ketentuan perundang-undangan
dan penjualan secara online agar lebih efektif dan efisien, serta mengurangi
meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat, memperbaiki tingkat
Internet telah muncul sebagai media efektif dari segi biaya dan dapat
dalam proses pengadaan barang dan jasa pada organisasi publik. Proses
50
keseluruhan peningkatan siklus manufaktur. Sistem E-procurement membantu
dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu
yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk mencapai
hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum. Efektif, berarti pengadaan
barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta
dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa bersifat jelas dan dapat diketahui
secara luas oleh penyedia barang/jasa yang berminat serta oleh masyarakat pada
umumnya.
ketentuan dan prosedur yang jelas. Bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus
barang/jasa yang ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi yang
calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk member keuntungan kepada
51
berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait dengan pengadaan
procurement di sektor publik maupun sektor swasta menjadi salah satu upaya
peningkatan efisiensi.
dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa
katalog elektronik.
52
barang/jasa yang diinginkan melalui katalog elektronik. Katalog ini disusun oleh
LKPP melalui sebuah kontrak payung kepada produsen atau penyedia utama,
sehingga harga yang ditawarkan dipastikan jauh lebih rendah dibandingkan harga
pasaran. Pasal 110 ayat (4) Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang
pada angka 5 Surat Edaran Kepala LKPP nomor 5 tahun 2015 yang tahapannya
mulai dari penyampaian permintaan secara tertulis dari PPK yang mengacu pada
spesifikasi teknis barang, harga barang, dan penyedia yang tercantum dalam
memenuhi kebutuhan barang secara efektif dan efisien tanpa melalui proses
Komitmen, Pejabat Pengadaan, atau oleh Pejabat yang ditetapkan oleh pimpinan
institusi.
lain:
53
1. E-procurement memperluas akses pasar dan membantu menciptakan
persaingan sehat (transparansi, harga yang lebih baik, dan pola interaksi
sistem.
54
dan informasi yang meliputi pelelangan umum secara elektronik yang
penerapan E-procurement
procurement
lengkap
procurement memadai
55
b. Anggaran dan waktu yang digunakan untuk mengelola sistem E-
56
perilaku pengadaan yang menyimpang ketentuan yang ada, dan ini
3. Jumlah dan mutu sumber daya manusia: teknologi tidak akan mungkin
hal, dari mulai perangkat keras, piranti lunak, sampai kepada jaringan
untuk keperluan bidding. Dari sisi piranti lunak, seluruh aplikasi yang
57
diperlukan jaringan komunikasi yang menghubungkan masing-masing
aset utama dalam meningkatkan kinerja organisasi. Sumber daya manusia yang
tujuan yang telah ditetapkan, maka perlu adanya manajemen sumber daya
manusia yang baik sebagai faktor penting dalam organisasi. Sumber Dalam
konteks bisnis adalah orang yang bekerja dalam suatu organisasi yang sering pula
pemerintahan disebut sebagai aparat sipil negara di mana tugas dan fungsinya
ditentukan oleh kemampuan manusia yang dapat mengelola daerah dengan baik.
sangat diperlukan dan harus berjalan secara efektif dan efisien. Manajemen
sipil negara sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki dan untuk
58
seharusnya disediakan bagi kepentingan publik, sehingga manajemen sumber
daya manusia memainkan peran untuk melihat perbedaan urgensi kebutuhan dan
manajemen yang umum yagn dimulai dengan penetapan tujuan dan sasaran dan
59
3. Menciptakan lingkungan yang mampu menghasilkan manusia –
kinerja meliputi: (1) merencanakan, (2) proses manajemen, dan (3) produktivitas.
karyawan.
60
1. Merumuskan tanggung jawab dan tugas yang harus dicapai oleh
karyawan.
2. Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai oleh
prestasi yang dicapai dengan standar atau tolok ukur yang telah
kerja. Pada intinya, faktor-faktor tersebut apabila dikelola secara baik maka
61
2.6.2.2 Ruang Lingkup Manajemen Kinerja
pencapaian suaru sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan adalah merupakan sesuatu
yang dapat dihitung serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat bahwa
kinerja dalam suatu organisasi dan perseorangan terus mengalami peningkatan sesuai
1. Kuantitas Kerja
sebenarnya.
2. Kualitas Kerja
volume kerja.
62
3. Pemanfaatan Waktu
organisasi.
4. Tingkat Kehadiran
Asumsi yang diguanakan dalam standar ini adalah jika kehadiran pegawai
dibawah standar kerja yang ditetapkan maka pegawai tersebut tidak akan
5. Kerjasama
dengan baik.
(2003), dan Papenhausen dan Einstein (2006); Kusumo (2009); Adimaja (2010);
dan Wijaya 2015) dan Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Waode
Nurafni Lily Sari pada tahun 2014, menyatakan bahwa Hasil yang diperoleh dari
manajemen dan kontrol data yang lebih baik, menciptakan proses pengadaan yang
63
secara positif dan signifikan terhadap efisiensi adalah mengurangi cost per tender,
dan mengurangi waktu proses, maka dapat digabungkan menjadi suatu pemikiran
yang terintegrasi sebagai kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini
Kecepatan (Y2)
Ketersediaan TI (X1)
Keterampilan Interpersonal (Y3)
64
Kualitas Kerja (Y1)
itu implementasi suatu sistem informasi dalam organisasi perlu dievaluasi untuk
65
diharapkan dapat meningkatkan performa baik individu maupun organisasi
terutama dalam menyediakan pelayanan yang cepat, tepat, murah, mudah, dan
memuaskan dengan menciptakan proses bisnis yang efisien dan efektif (Sucahyo
umum (Ermal, et al. 2011). Jadi E-procurement dapat dipergunakan sebagai alat
Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh A.H. Rahadian dan Irman
Gapur pada tahun 2015 menyatakan bahwa di peroleh hasil bahwa terdapat
66
2.9 Hipotesis
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
67
BAB III
METODE PENELITIAN
sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
dengan tujuan untuk mernguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini
atau siat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
penelitian ini ada dua yaitu variabel independen (variabel X) biasa disebut
68
variabel bebas yang merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
penerapan E-procurement
procurement
69
4) Infrastruktur jaringan internet dan perangkat pendukung telah
sudah lengkap
procurement memadai
intensif
70
2. Peningkatan Kinerja ASN
(2004) yaitu:
dari tugasnya.
b. Kualitas dapat dilihat dari hasil yang dicapai dari apa yang dikerjakan
oleh ASN
secara efisien
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2010:116). Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
71
merupakan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau
Pengelola LPSE Kabupaten Malaka dan Pejabat Pembuat Komitmen pada OPD
dalam Sistem Rencana Umum Pengadaan Barang dan Jasa pada LPSE Kabupaten
Malaka dan memenuhi klasifikasi dalam jumlah total pagu anggaran tahun 2018
yang terdiri dari Rp. 0 – 200 juta, Rp. ≥ 200 juta – 5 Milyar , dan di atas Rp. 5
Miliar serta Pokja ULP dan PPK yang memiliki masa kerja di atas 3 tahun dan
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
72
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:115).
Populasi dalam penelitian ini adalah ASN yang terlibat dalam pengadaan barang
dan jasa secara elektronik. Berikut ini rincian populasi dan sampel penelitian:
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
40
Jumlah
Sumber : LPSE Kabupaten Malaka 2018
Sampling adalah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak menyeluruh,
yaitu tidak mencakup seluruh objek penelitian (populasi) akan tetapi sebagian saja
dari populasi.
73
Teknik sampling merupakan salah satu teknik dalam menentukan jenis
sampel atau responden yang akan diteliti. Teknik sampling pada dasarnya terdiri
teknik Sampling Jenuh (Jenuh). Menurut Sangadji dan Sopiah (2010) definisi
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dalam penelitian ini,
jumlah sampel yang dipakai sebagai subjek penelitian dianalisis setelah mendapat
Dimana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan eror (eror tolerance)
dipakai adalah : dengan menyebarkan kuisioner yang sudah diuji validitas dan
74
3.4.2 Instrument Penelitian
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kuesioner
sebagai berikut :
75
Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data instrumen, terlebih dahulu
disusun dan dilakukan ujicoba dengan tujuan untuk mengetahui validitas dan
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner. Uji
untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r
hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka pertanyaan tersebut
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan
Cara ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang sama pada waktu yang
berbeda, dan kemudian dilihat apakah tetap konsisten dengan jawabannya; (2)
Pengukuran sekali saja (one shot). Pengukuran dengan cara ini hanya dilakukan
sekali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Cara ini dapat dilakukan dengan
76
program SPSS dengan uji statistik cronbach alpha (α). Suatu konstruk dikatakan
Dalam melaukan analisis regresi maka perlu uji prasyarat yaitu uji asumsi
klasik. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan
dikarenakan data dalam penelitian ini merupakan data cross section dan jumlah
variabel bebas yang digunakan berjumlah satu. Lebih lanjut, autokorelasi hanya
terjadi pada data deret waktu (time series) sedangkan multikolinieritas dapat
penelitian berasal dari data yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
mempunyai tujuan dalam menguji tentang mode regresi suatu penelitian variabel
berdistribusi normal atau tidak bisa di lakukan dengandua cara yaitu dengan
Uji dengan grafik dengan melihat sebaran antara residual dengan data yang
diprediksi. Jika selisih antara error dan data yang diprediksi kecil maka data
dari residual model yang terbentuk. Jika nilai probabilitas uji di atas 0,05 maka
varians antar variabel cenderung sama atau tidak. Jika varians antar tidak sama
77
maka terjadi masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya jika variansnya tidak sama
melihat grafik dan uji. Dengan cara grafik melihat sebaran plot residual dan plot
data yang diprediksi. Jika sebarannya membentuk pola maka terdapat masalah dan
sebaliknya jika tidak membentuk pola maka model terbebas dari masalah
test. Jika probabilitas uji di atas 0,05 maka model terbebas dari masalah
n xy( x)( y )
rxy
{ x 2 ( x) 2 }{n y 2 ( y ) 2 }
Keterangan:
n : Jumlah sampel
78
Persamaan regresi dalam penelitian ini digunakan untuk meramalkan
kinerja ASN dengan berdasarkan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu penerapan e-procurement. Model analisis regresi dalam penelitian ini
sebagai berikut:
Y a bX
Keterangan :
𝑎 = Konstanta
𝑏 = Koefisien regresi
X = Penerapan e-procurement
dikarenakan jumlah variabel bebas yang digunakan berjumlah satu. Lebih lanjut,
uji t ini digunakan untuk mengetahui apakah penerapan e-procurement (X) secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja ASN (Y). Rumus t hitung pada
𝑏𝑖
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑆𝑏𝑖
Keterangan :
Kriteria pengujian hipotesis dalam uji koefisien regresi secara parsial (Uji t)
79
1) Ho diterima jika t hitung < t tabel atau 𝜌 ≥ α , dimana α = 0,05 artinya
2) Ho ditolak jika t hitung > t tabel atau 𝜌< α , dimana α = 0,05 artinya ada
Penelitian ini dilakukan pada ASN yang tersebar pada OPD di Kabupaten
Malaka. Waktu penelitian adalah dari bulan November sampai dengan Desember
2018.
80
BAB IV
Timur. Kabupaten Malaka merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Belu yang
81
4.1.2 Visi dan Misi Kabupaten Malaka
Visi dan misi merupakan keadaan masa depan yang diharapkan dan
yang ditawarkan oleh bupati terpilih. Visi kabupaten Malaka 2016 – 2021 adalah
berikut :
Sebagai aktualisasi visi dan misi tersebut maka dijabarkan lebih lanjut
dalam program prioritas berdasarkan isu isu strategis misi sebagai berikut :
1. Pendidikan
82
d. Pengembangan sekolah menengah atas unggulan sebagai model untuk
2. Kesehatan
persebaran;
kesehatan;
batas.
3. Pertanian
4. Infrastruktur
83
d. Pertanian dan perkebunan;
5. Penanganan bencana
6. Tata ruang
ekonomi;
2014 – 2018
84
Perkembangan anggaran (pendapatan dan belanja) Kabupaten Malaka dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Pendapatan dan Belanja Kab. Malaka Tahun 2014 – 2018 (dalam jutaan)
Tahun
2018
2014 2015 2016 2017
Uraian
Jlh (Rp) Persen Jlh Persen Jlh Persen Jlh Persen Jlh (Rp) Persen
(Rp) tase (Rp) tase (Rp) tase
ase (%) (%) (%) tase
(%) (%)
Pendapatan Asli Daerah 17.360 0,047 22.981 0,037 23.405 0,031 53.308 0,064 39.127 0,050
Hasil Retribusi daerah 3.577 0,010 4.794 0,008 4.794 0,006 6.211 0,007 6.351 0,008
Dana Alokasi Khusus - - 63.345 0,103 153.354 0,202 229.833 0,275 147.373 0,190
Dana Alokasi Umum 285.088 0,767 412.497 0,670 434.511 0,572 431.015 0,516 436.377 0,563
85
Pendapatan Hibah 3.000 0,008 8.000 0,013 - - - - -
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan bahwa pendapatan daerah Kabupaten Malaka meningkat selama tahun 2014 – 2017.
Penurunan pendapatan daerah Kabutan Malaka pada tahun 2017 sampai 2018. Meskipun mengalami penurunan pendapatan pada
tahun 2018, secara rata-rata terjadi kenaikan pendapan daerah Kabupaten Malaka sebesar 22,96 persen.
86
4.2 Kebiajakan E-procurement Nasional
nasional berdasarkan Kepres 80 tahun 2003, dan pada tahun 2016 penerapan
aplikasi dan sampai tahun 2018 berdasarkan perpres nomor 16 tahun 2018 sudah
diterapkan aplikasi SPSE fitur versi 4.3. Regulasi dan pengembangan aplikasi
perubahan atau evoluasi aplikasi SPSE dari tahun ke tahun dengan tujuan
87
Gambar 4.2 Evolusi Aplikasi SPSE
88
terkait dengan SPSE. Sistem pendukung SPSE meliputi portal pengadaan
berikut :
Tabel 4.2
Tahapan Proses Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik
89
(upload) melalui aplikasi SPSE dan
dibuka (decrypt) secara elektronik
6 Evaluasi penawaran : Klarifikasi dan Masih Manual, kecuali Tender Cepat
verifikasi
7 Berita Acara Hasil Tender Dapat di-download melalui aplikasi
SPSE
8 Pengumuman Hasil Tender Melalui website instansi dan aplikasi
SPSE serta dikirimkan juga melalui e-
mail kepada seluruh peserta tender
9 Sanggah Hasil Tender Melalui komunikasi online atau
mengirim file sanggahan melalui
aplikasi SPSE kepada Pokja (hanya 1
(satu) kali saja)
Sumber : LKPP tahun 2019
saecara elektronik, maka tata cara yang perlu diperhatikan dalam mengikuti
setempat, masuk ke aplikasi SPSE dan pilih paket yang diminati, dilanjutkan
90
4.3 Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di Kabupaten Malaka
Pengadaan barang dan jasa pemerintah yang efisien dan efektif merupakan
salah satu bagian yang penting dalam memperbaiki pengelolaan keuangan negara.
komunikasi dan informasi. Proses pengadaan barang dan jasa pemerintah secara
Secara Elektronik) di Kabupaten Malaka dimulai pada tahun 2014 dimana Bagian
Kabupaten Belu dan LPSE Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan juga personil
91
Berdasarkan hasil kajian dan konsultasi di LKPP (Lembaga Kebijakan
Kabupaten Malaka, bagian dari Peraturan tersebut menjelaskan tentang Tim Kerja
LPSE dan uraian tugasnya. Selanjutnya Tim Kerja LPSE mempersiapkan sumber
Pada bulan maret tahun 2014 secara resmi LKPP memberikan hak akses
LPSE provinsi NTT dan LKPP mengadakan pelatihan bagi pengelola LPSE
jaringan, verifikator, helpdesk dan trainer , dan dengan segera dapat melaksanakan
tugas - tugas pada LPSE Kabupaten Malaka. Pemerintah Kabupaten Malaka juga
barang dan jasa, penyedia barang dan jasa melalui sosialisasi, workshop serta
pelatihan tingkat SKPD. Dengan kegiatan sosialisasi, worksop dan pelatihan yang
dilaksanakan, maka semua pelaku pengadaan barang dan jasa secara elektronik
dan jasa secara elektronik. Sampai dengan tahun 2018 LPSE Kabupaten Malaka
92
total pagu anggaran sebesar Rp. 689.700.119.716. Data pengadaan barang dan
1 2014 32 21.220.547.983
4 2017 90 116.488.529.428
5 2018 97 179.416.939.720
tahun 2014 sampai 2016 mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dari
tahun 2014 – 2015 terjadi kenaikan paket sebesar 600%, dan pada tahun
elektronik terjadi pada tahun 2016 – 2017 dan meningkat lagi pada tahun
2017 – 2018. Secara rata-rata selama tahun 2014 – 2018 terjadi kenaikan
93
4.3.1 Landasan Hukum Pembentukan LPSE Kabupaten Malaka
94
pelelangan umum secara elektronik yang diselenggaran oleh LPSE. Layanan E-
berikut :
didaftarkan untuk melihat konfirmasi dari sistem. Klik link yang tercantum
dalam email tersebut, lalu akan tampil form pendaftaran yang berisi data
data yang harus diisi yang dapat digunakan untuk masuk ke dalam aplikasi
untuk mengaktifkan akun dari penyedia barang jasa yang telah terdaftar
95
pengalaman, pajak dan lainya. Pengisian data tersebut dilakukan secara on-
Setelah mengisi data perusahaan, maka penyedia sudah bisa login ke dalam
a. Jenis lelang, adalah jenis lelang yang akan diikuti. Pilih paket lelang
96
b. Di Kementerian Lembaga, Provinsi, Kabupaten/Kota adalah lokasi
Klik link nama paket lelang pada halaman “home”, lalu akan tampul
halaman informasi lelang. Klik link nama dokumen pada kolom “dokumen
lelang” lalu simpan dalam folder yang diinginkan untuk selanjutnya dibuat
penawaran
4. Pemberian Penjelasan
Pada tahapan ini penyedia barang jasa dapat melakukan komunikasi secara
barang jasa yang diikutinya. Sesi diskusi dibatasi oleh waktu yang telah
panitia tender mengenail hal hal yanh dianggap kurang jelas dalam
dokumen pangadaan, dan juga panitia tender dapat menambahkan hal hal
Pada tahap ini penyedia barang jasa mengunggah dokumen penawaran yang
telah dibuat ke dalam sistem SPSE. Seringkali pada tahapan ini, masih
97
ditemui penyedia yang masih kesulitan dalam mengunggah dokumen
penawaran pada saat batas akhir penyampaian dokumen penawaran. Hal ini
barang jasa.
Pada tahapan ini, penyedia barang jasa yang merasa kurang puas dengan
terhadap hasil evaluasi panitia tender. Panitia tender mampunyai hak jawab
98
4.3.3 Struktur Organisasi LPSE Kabupaten Malaka
Koordinator
LPSE
Ketua LPSE
Tim Verifikator
Tim Trainer Tim Admin
dan Helpdesk
yang benar sebagai keperluan data- data yang nantinya akan diuji. Ciri khas atau
karakteristik utama dari responden adalah menguraikan secara jelas apa saja yang
menjadi informasi yang tentunya berkaitan erat dengan data yang sedang
sebanyak 40 responden. Berikut ini telah disajikan data- data yang berkaitan erat
99
4.4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dalam tahap atau bagian ini responden dibagi berdasarkan kelompok jenis
bawah ini:
Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Percent Percent
sebesar 75.0% dan wanita terdapat 10 responden dengan presentase sebesar 25.0%
. Dengan demikian, presentase terbesar terdapat pada kategori jenis kelamin pria
Dalam tahap atau bagian ini responden dibagi berdasarkan kelompok usia.
Pembagian tersebut oleh peneliti digambarkan melalui tabel di 4.5 di bawah ini:
100
Tabel 4.5
Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
41 – 50 tahun 18 45 45 82.5
besar responden yang memiliki usia 20-30 tahun sebanyak 2 responden dengan
32.5%, usia 41-50 tahun sebanyak 18 responden dengan persentase 45.0%, usia
demikian, presentase terbanyak terdapat pada kategori usia 41-50 yaitu sebesar
45.0%, sedangkan presentase terkecil terdapat pada kategori usia 20-30 tahun
sebesar 5.0%.
dan produktivitas atau kemampuan tenaga kerja. Karyawan yang berada pada
umur produktif akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan yang berada
pada umur yang non produktif. Umur lebih dari 50 tahun merupakan masa
menjelang umur non produktif. Kekuatan fisik dan produktivitas kerja akan
101
tersebut juga menunnjukan bahwa sebagian besar sampel dalam penelitian ini
Tabel 4.6
Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Percent Percent
belum menikah.
bawah ini:
102
Tabel 4.7
Responden Berdasarkan Pendidikan
Percent Percent
dengan pendidikan tinggi akan lebih terbuka dalam menerima informasi dan
Tingkat pendidikan berikutnya pada responden yaitu strata 2 (S2) sebanyak 17.5
persen dan hanya sebagian kecil saja responden yang belum bergelar SLTA yaitu
sarjana.
103
4.4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja
Pengalaman kerja dapat dilhat dari lama kerja seseorang. Pegawai yang memiliki
pengalaman yang cukup lama diharapkan dapat lebih terampil dalam bekerja.
Semakin lama seseorang bekerja, maka akan semakin banyak tahu tentang baik
buruknya dilakukan dan juga akan mengadopsi teknologi yang akan digunakan
nantinya. Pada bagian ini responden dibagi berdasarkan kelompok lama kerja.
Pembagian tersebut oleh peneliti digambarkan melalui tabel di 4.8 di bawah ini:
Tabel 4.8
Responden Berdasarkan Lama Kerja
Percent Percent
seimbang pada kategori lama bekerja selama 1-5 tahun dan >10 tahun sebanyak
responden 37.5%. Responden yang memiliki lama kerja selama 5-10 tahun
dengan persentase sebesar 25.0%. Dari data tersebut juga menunjukan sebagian
104
4.4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepegawaian
Dalam tahap atau bagian ini responden dibagi berdasarkan kelompok lama
bawah ini:
Tabel 4.9
Responden Berdasarkan Kepegawaian
Percent Percent
presentase 97.5%. dan 1 responden sebagai pegawai tidak tetap dengan presentase
2.5%.
(nilai tengah), standar deviasi (deviasi standar), nilai minimum, nilai maksimum,
dan koefisien variasi. Hasil analisis tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
105
Tabel 4.10 Analisis Deskripsi Statistik
setuju dengan dengan item pertanyaan pada variabel ini. Hal yang berbeda pada
variabel kinerja ASN (Y) dengan nilai rata-rata 4 (4,27). Dengan nilai rata-rata 4
Selanjutnya dapat dilihat juga bahwa dari kedua variabel dalam penelitian
dibandingkn variabel kinerja ASN. Ini terlihat dari nilai koefisien variasi variabel
ini yang paling besar. Hal ini menunjukan bahwa terdapat sikap atau pandangan
variabel kinerja (Y) dengan nilai koefisien variasi yang lebih rendah menunjukan
Tanggapan responden dari kedua variabel juga terihat berbeda pada nilai
terendah dari sampel berada pada nilai kurang setuju (3) sedangkan nilai tertinggi
106
pada respon setuju (4). Untuk variabel kinerja ASN di Kabupaten Malaka respon
terendah dari sampel berada pada nilai setuju (4) sedangkan nilai tertinggi pada
Lebih lanjut, variabel dalam penelitian ini dibentuk dari beberapa indikator
empat (4) indikator. Oleh karena itu, dapat dilihat distribusi frekuensi dari setiap
(SDM), transformasi pola pikir, dan transnformasi pola kerja. Hasil analisis
Jawaban Rata-
Ketersediaan TI
STS TS KS S SS rata
Ketersediaan Infrastruktur TI yang terdapat
2 8 16 12 2 3.1
pada pelayanan publik memadai.
Pengelolaan peralatan teknologi informasi dan
sarana fisik dikantor sudah memenuhi syarat 3 9 12 16 0 3.025
dalam penerapan E-Procurment
Aplikasi yang disediakan oleh LKPP untuk
1 5 13 14 7 3.525
system E-Procurment sudah lengkap
107
Dukungan pelatihan dan bimbingan oleh LKPP
sangat menunjang keberhasilan system E- 1 5 14 14 6 3.475
Procurment
Pengelolaan peralatan teknologi informasi dan
sarana fisik dikantor sudah memenuhi syarat 3 4 20 10 3 3.15
dalam penerapan E-Procurment
pada item kedua dan keempat. Secara rata-rata berarti responden memberikan
Indikator jumlah dan mutu sumberdaya manusia terdiri atas enam (6)
108
Pelayanan publik di Kabupaten Malaka sudah
mampu merespon pengembangan mutu sumber 1 6 15 17 1 3.275
daya manusia.
Jumlah dan kondisi sumber daya manusia yang
terdapat pada pelayanan publik di Kabupaten 2 8 17 13 0 3.025
Malaka sudah cukup memadai.
Kebijakan SDM mengenai strategi pelayanan
0 5 16 18 1 3.375
publik di Kabupaten Malaka sudah cukup baik.
Rata-rata 3.15
penyataan jumlah dan mutu SDM sebagian besar responden menjawab kurang
pernyataan jumlah dan mutu SDM hanya pada item keempat dan keenam. Rata-
rata responden memberikan sikap yang kurang setuju pada indikator ini.
Transformasi pola kerja terditi atas tiga (3) pernyataan dalam penelitian
109
Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa dari tiga (3) item penyataan
pernyataan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai penilain responden
responden memberikan sikap yang setuju pada indikator transformasi pola kerja.
Transformasi pola pikit terdiri atas tiga (3) pernyataan dalam penelitian
ini. Hasil distribusi frekuensi responden terhadap indikator transformasi pola pikir
sebagai berikut:
Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa dari tiga (3) item penyataan
pernyataan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai penilain responden
responden memberikan sikap yang setuju pada indikator transformasi pola pikir.
110
4.5.2 Deskripsi indikator variabel kinerja aparatur sipil negara (ASN)
Variabel kinerja ASN dibentuk dari empat (4) indikator yaitu kualitas
Kualitas kerja terditi atas enam (6) pernyataan dalam penelitian ini. Hasil
berikut:
111
tersebut. Jika dilihat dari persentase jawaban responden menunjukan sikap setuju
berada pada tiga dan sikap sangat setuju juga pada tiga item pernyataan. Secara
4.5.2.2 Kecepatan
Indikator kecepatan terdiri atas tiga (3) pernyataan dalam penelitian ini.
berikut:
Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa dari tiga (3) item penyataan
dominan memberikan sikap setuju berada pada tiga item pernyataan tersebut.
indikator ini.
112
4.5.2.3 Kemampuan interpersonal
Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa dari lima (5) item penyataan
dominan memberikan sikap setuju berada pada lima item pernyataan tersebut.
indikator ini.
113
4.5.2.4 Kemampuan Komunikasi
Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa dari lima (5) item penyataan
dominan memberikan sikap setuju berada pada lima item pernyataan tersebut.
pada sikap yang kurang pada pernyataan sedangkan pada indikator tranformasi
114
pola kerja dan pola pikir dominan pada sikap setuju atas pernyataan yang
Grafik 4.1 : Sebaran sikap responden menurut indikator pada variabel penerapan
E-procurement.
pembentuk variabel kinerja ASN menunjukan dominasi jawaban yang sama. Hal
115
Grafikr 4.2 : Sebaran sikap responden menurut indikator pada variabel kinerja.
diberikan. Dominannya sikap tersebut terlihat dari persentase yang lebih dari 50
Lebih lanjut, jika dilihat bahwa nilai indikator untuk variabel penerapan E-
procurement menunjukan nilai yang cukup berbeda. Indikator jumlah dan mutu
teknologi informasi (IT). Transformasi pola kerja dan pola pikir menjadi indikator
116
perangkap yang belum memadai pada lembaga pemerintahan Kabupaten Malaka.
dan sarana fisik dikantor yang belum memenuhi syarat, biaya investasi teknologi
Pada indikator jumlah dan mutu sumberdaya manusia (SDM) berada dalam
inteval kurang setuju (nilai 3) disebabkan kualitas SDM yang belum memadai. Ini
Malaka. Oleh karena itu, berdasarkan kedua indikator tersebut menunjukan bahwa
Transformasi pola kerja dan pola pikir menjadi indikator dengan nilai tertinggi
kerja yang lebih baik. Artinya bahwa dengan kemajuan teknologi seperti maka
menunjukan nilai yang tinggi untuk semuanya. Rata-rata nilai pada keempat (4)
indikator menunjukan berada pada kategori setuju (nilai 4). Artinya bahwa pada
117
keempat aspek tersebut rata-rata aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten
Malaka telah bekerja secara baik atau sesuai dengan pedoman yang diharuskan.
dilakukan melalui uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner. Pengujian reliabilitas merupakan alat untuk mengukur
suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
BLUE (best, linear, unbiased estimator. Oleh karena itu diperlukan uji prasyarat
analisis yaitu asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini meliptui
dan hanya menggunakan satu variabel bebas. Hasil analisis kedua pengujian
118
4.6.1 Hasil Uji Validitas
primer (melalui kuesioner) yang dipakai dapat sesuai dengan sasaran yang akan
korelasi setiap item pertanyaan dengan total skor variabel penelitian. Pernyataan
(item) dinyatakan valid jika nilai korelasi setiap item dengan total skor berada di
atas nilai r tabel pada alpha 5% (0.05). Hasil analisis pengujian sebagai berikut:
No Penerapan E-procurement
r hitung P Keterangan
Item 1 0.650 0.000 Valid
Item 2 0.690 0.000 Valid
Item 3 0.745 0.000 Valid
Item 4 0.670 0.000 Valid
Item 5 0.702 0.000 Valid
Item 6 0.535 0.000 Valid
Item 7 0.700 0.000 Valid
Item 8 0.572 0.000 Valid
Item 9 0.551 0.000 Valid
Item 10 0.603 0.000 Valid
Item 11 0.602 0.000 Valid
Item 12 0.420 0.007 Valid
Item 13 0.447 0.004 Valid
Item 14 0.529 0.000 Valid
Item 15 0.607 0.000 Valid
Item 16 0.484 0.002 Valid
Item 17 0.403 0.010 Valid
Item 18 0.424 0.006 Valid
Item 19 0.364 0.021 Valid
Sumber : Analisis data primer (2019).
Dari data yang tersaji pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai korelasi (r)
119
pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel penerapan E-
Tabel 4.20
Hasil Uji Validitas Peningkatan Kinerja ASN
No Penerapan E-procurement
r hitung P Keterangan
Item 1 0.547 0.000 Valid
Item 2 0.343 0.005 Valid
Item 3 0.474 0.002 Valid
Item 4 0.478 0.002 Valid
Item 5 0.627 0.000 Valid
Item 6 0.451 0.003 Valid
Item 7 0.499 0.001 Valid
Item 8 0.460 0.003 Valid
Item 9 0.480 0.002 Valid
Item 10 0.351 0.026 Valid
Item 11 0.543 0.000 Valid
Item 12 0.452 0.003 Valid
Item 13 0.515 0.001 Valid
Item 14 0.537 0.000 Valid
Item 15 0.598 0.000 Valid
Item 16 0.452 0.003 Valid
Item 17 0.610 0.000 Valid
Item 18 0.595 0.000 Valid
Item 19 0.598 0.000 Valid
Sumber : Analisis data primer (2019).
semua pertanyaan pada variabel kinerja ASN berada di atas nilai r tabel pada
alpha 5%. Artinya bahwa keseluruhan item pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur variabel kinerja ASN dianggap valid dan dapat digunakan untuk
120
4.6.2 Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 4.21
Hasil Uji Reliabilitas
setiap variabel berada di atas nilai 0,7. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa
rata sampel atau tidak. Apabila data penelitian menyebar mendekati rata-rata
maka data dikatakan normal dan sebaliknya. Uji normalitas dalam penelitian
dilakukan dengan melihat grafik sebaran residual dan uji jarque-berra. Data
121
sedangkan apabila probabilitas jarque bera beada di bawah 0,05 maka data
Berdasarkan gambar 4.3 tersebut terlihat bahwa sebagian besar sebaran residual
atau error bergerak mendekati data aktualnya. Data dalam grafik tersebut hanya
sedikit saja yang bergerak menjauh dari garis data aktual. Hasil ini juga didukung
4 Mean -1.25e-15
Median -0.003463
Maximum 0.537757
3 Minimum -0.391215
Std. Dev. 0.223969
Skewness 0.121176
2
Kurtosis 2.398859
1 Jarque-Bera 0.700175
Probability 0.704626
0
-0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
122
Berdasarkan grafik 4.4 tersebut menunjukan bahwa nilai probabilitas jarque-bera
berada di atas 0,05 yaitu sebesar 0,704. Nilai probabilitas jarque-bera yang berada
di atas 0,05 maka dapat dikatakan data dalam penelitian sudah menyebar normal
tidak. Dalam pengujian menggunakan scatter plot antara residual dan data yang
diprediksi oleh regresi (pred). Apabila hasil scatter plot cenderung mengumpul
maka tidak terjadi pelanggaran ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
Berdasarkan Grafik 4.5 tersebut terlihat bahwa pola dari scatter plot pada data
penelitian cenderung menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Ini
123
menunjukkan bahwa data yang digunakan tidak mengalami masalah
heteroskedastisitas.
Kabupaten Malaka
dilakukan analisis korelasi antara indikator dari setiap variabel laten yaitu
beberapa indikator meliputi ketersediaan TI, jumlah dan mutu SDM, transformasi
pola kerja, dan transformasi pola pikir sedangkan kinerja ASN meliputi kualitas
semua variabel laten. Hubungan dua indikator dikatakan kuat apabila nilai
korelasi berada di atas 0,8 dan hubungan lemah jika nilai korelasi mendekati nilai
nol. Hasil analisa korelasi dari indiktor kedua variabel laten sebagai berikut:
124
Komunikasi 0,457
Kualitas kerja 0,339
Kecepatan 0,012
Tranformasi Pola Pikir
Interpersonal 0,388
Komunikasi 0,202
Sumber: Analisis Data Primer (2019).
teknologi informasi memiliki hubungan yang cukup kuat dengan indikator dari
dan kemampuan komunikasi. Ini terlihat dari nilai korelasi pada indikator tersebut
memiliki hubungan yang cukup kuat dengan indikator dari variabel kinerja ASN
yaitu kualitas kerja dan kecepatan. Hubungan yang lemah ditunjukan pada
korelasi antara jumlah dan mutu SDM dengan kemampuan interpersonal dan
kemampuan komunikasi. Ini terlihat dari nilai korelasi pada indikator tersebut
Transformasi pola kerja hubungan yang cukup kuat dengan indikator dari
dengan kecepatan. Ini terlihat dari nilai korelasi pada indikator tersebut yang
yang cukup kuat dengan indikator dari variabel kinerja ASN yaitu kualitas kerja
korelasinya dengan kecepatan dan kemampuan komunikasi. Ini terlihat dari nilai
125
korelasi pada indikator tersebut yang berada kurang dari 0,3. Dengan demikian,
regresi. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang
dependen kinerja aparatur sipil negara dengan variabel bebas yaitu penerapan e-
126
Dari tabel tersebut juga menunjkan bahwa penerapan e-procurement
berpengaruh terhadap kinerja ASN. Untuk penjelasan pada model regresi lebih
α : 2,887 Nilai konstantan ini menunjukan bahwa jika variabel bebas yaitu
Untuk pengujian hipotesis secara parsial dari hasil regresi tersebut dapat
statistik lebih besar (>) dibandingkan nilai t-tabel maka suatu variabel dikatakan
dengan melihat probabilitas setiap variabel. Jika nilai probabilitas lebih kecil (<)
dari probabilitas yang ditetapkan yaitu sebesar 5 persen (0,05) maka suatu
variabel bebas dalam model penelitian ini yaitu penerapan e-procurement secara
e-procurement (X) dalam penelitian ini diukur melalui dimensi prosedur, personil,
127
serta supervisi dan review intern. Uji hipotesis dari variabel ini yaitu penerapan e-
tersebut dapat diterima dikarenakan nilai signifikansi variabel ini berada di bawah
nilai probabilitas yang ditetapkan yaitu 0,000 < 0,05. Artinya bahwa semakin baik
Lebih lanjut, untuk melihat variasi dari variabel terikat (dependent) yang
dapat dijelaskan oleh variabel bebas (independent) dengan melihat nilai dari
Hasil analisis menunjukan bahwa nilai R square (R2) dari model sebesar
0,465. Ini menjelaskan bahwa variasi dari kinerja ASN Kabupaten Malaka yang
sisanya sebesar 53,5 persen dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan
dalam penelitian ini. Nilai koefisien determinasi ini sudah cukup baik dikarenakan
hanya dengan satu variabel bebas sudah mampu menjelaskan variasi dari kinerja
128
hipotesa dapat dilihat nilai probabilitas uji korelasi. Apabila nilai probabilitas uji
berada di bawah alpha yang ditentukan yaitu 0,05 maka terdapat hubungan antar
dua indikator atau sebaliknya. Hasil uji korelasi untuk setiap indikator sebagai
berikut:
Tabel 4.25. Hubungan indikator dari variabel laten penerapan e-procurement dan
kinerja ASN di Kabupaten Malaka
Indikator
Indikator Nilai
Penerapan E Probabilitas Keterangan
Kinerja ASN Korelasi
Procurement
Kualitas kerja 0,576** 0,000 Signifikan
Ketersediaan ** 0,001 Signifikan
Kecepatan 0,487
Teknologi **
Interpersonal 0,425 0,006 Signifikan
Informasi **
Komunikasi 0,477 0,002 Signifikan
* Signifikan
Kualitas kerja 0,339 0,032
** Signifikan
Jumlah dan Mutu Kecepatan 0,425 0,006
SDM Interpersonal 0,266 0,097 Tidak
Komunikasi 0,234 0,147 Tidak
Kualitas kerja 0,625 **
0,000 Signifikan
Transformasi Pola Kecepatan 0,240 0,135 Tidak
Kerja Interpersonal 0,497 **
0,001 Signifikan
** Signifikan
Komunikasi 0,457 0,003
* Signifikan
Kualitas kerja 0,339 0,032
Tranformasi Pola Kecepatan 0,012 0,939 Tidak
Pikir Interpersonal 0,388 *
0,013 Signifikan
Komunikasi 0,202 0,212 Tidak
Keterangan: **: Signifikan pada alfa 1 persen, *: Signifikan pada alfa 5 persen.
Sumber: Analisis Data Primer (2019).
berikut:
129
bawah nilai probabilitas yang ditetapkan yaitu 0,000 < 0,050. Artinya
bawah nilai probabilitas yang ditetapkan yaitu 0,001 < 0,050. Artinya
kemampuan interpersonal.
kemampuan komunikasi.
130
ditetapkan yaitu 0,032 < 0,050. Artinya jumlah dan mutu sumberdaya
0,006 < 0,050. Artinya jumlah dan mutu sumberdaya manusia (SDM)
ditetapkan yaitu 0,097 > 0,050. Artinya jumlah dan mutu sumberdaya
ditetapkan yaitu 0,147 > 0,050. Artinya jumlah dan mutu sumberdaya
131
nilai probabilitas yang ditetapkan yaitu 0,000 < 0,050. Artinya
10. Pengujian hipotesis pada hubungan ini yaitu transformasi pola kerja
11. Pengujian hipotesis pada hubungan ini yaitu transformasi pola kerja
berada di bawah nilai probabilitas yang ditetapkan yaitu 0,001 < 0,050.
interpersonal.
12. Pengujian hipotesis pada hubungan ini yaitu transformasi pola kerja
bawah nilai probabilitas yang ditetapkan yaitu 0,003 > 0,050. Artinya
13. Pengujian hipotesis pada hubungan ini yaitu transformasi pola pikir
132
14. Pengujian hipotesis pada hubungan ini yaitu transformasi pola pikir
15. Pengujian hipotesis pada hubungan ini yaitu transformasi pola pikir
berada di bawah nilai probabilitas yang ditetapkan yaitu 0,013 < 0,050.
interpersonal.
16. Pengujian hipotesis pada hubungan ini yaitu transformasi pola pikir
di atas nilai probabilitas yang ditetapkan yaitu 0,212 > 0,050. Artinya
komunikasi.
dan kinerja aparatur sipil negara (ASN) dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.26. Korelasi antara variabel laten penerapan E-procurement dan kinerja
133
Berdasarkan hasil pada tabel tersebut menunjukan bahwa penerapan E-
Kinerja ASN
e-procurement terhadap kinerja ASN. Pengujian ini dilihat dari nilai uji t-statistik
yang dibandingkan dengan nilai t-tabel dan probabilitas uji t. Hasil dikatakan
berpengaruh signifikan jika memiliki nilai t-statistik lebih besar dari t-tabel
sedangkan untuk nilai probabilitas t-statistik harus berada di bawah alpha 5 persen
(0,05). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
nilai t-statistik sebesar 5,748. Nilai t-statistik dari model pengaruh penerapan E-
procurement terhadap variabel kinerja ASN berada di atas t-tabel yaitu 2,022.
Indikator lainnya yaitu nilai probabilitas uji juga menunjukan hasil yang sama.
Nilai probabilitas uji sebesar 0,000, yang berada di bawah nilai alpha yang
134
ditentukan yaitu sebesar 0,05 (5%). Artinya hipotesis alternatif (Ha2) dalam
penelitian ini diterima dan menolak hipotesis nol (H02). Dengan demikian, ada
4.10 Pembahasan
dan ketrampilan komunikasi. Ini terlihat dari nilai probabilitas hubungan yang
berada di bawah 5 persen atau 0,05. Nilai hubungan antara ketersediaan teknologi
135
publik sehingga diimplementasikan sebagai bagian dari peningkatan efektivitas
kinerja. Tujuan dari program manajemen kinerja antara lain adalah meningkatkan
dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan karyawan yang lebih tepat
Ada hubungan yang signifikan dari jumlah dan mutu SDM terhadap kualitas kerja
dan kecepatan terlihat dari nilai probabilitas yang berada di bawah 5 persen atau
0,05. Nilai antara hubungan bertanda positif. Artinya bahwa kenaikan jumlah dan
mutu SDM akan meningkatkan kualitas kerja dan kecepatan. Sebaliknya kenaikan
jumlah dan mutu SDM tidak berhubungan dengan keterampilan interpersonal dan
komunikasi.
136
Jumlah dan mutu SDM mempunyai hubungan yang signifikan dengan
kualitas kerja dan kecepatan disebabkan semakin banyaknya pegawai dan diikuti
masing sehingga peningkatan jumlah tanpa diikuti dengan kualitas tidak akan
hubungan yang berada di bawah 5 persen atau 0,05. Nilai hubungan antara
transformasi pola kerja dan ketiga indikator tersebut berhubungan positif. Artinya
transformasi pola kerja menunjukan nilai yang tidak signifikan dengan kualitas
kerja.
dengan kecepatan disebabkan perubahan pada pola kerja lebih ditekankan pada
keakuratan dan ketepatan penyelesaian pekerjaan. Selain itu, perubahan pola kerja
lebih terkait dengan koordinasi dengan pegawai lainnya sehingga aspek kecepatan
Hal yang cukup berbeda juga terlihat pada hubungan transformasi pola
pikir. Transformasi pola pikir menunjukan hubungan yang signifikan pada dua
137
indikator kinerja ASN yaitu kualitas kerja dan ketrampilan interpersonal. Ini
terlihat dari nilai probabilitas hubungan yang berada di bawah 5 persen atau 0,05.
Nilai hubungan antara transformasi pola pikir dan kedua indikator tersebut
sebesar 0,000 yang berada di bawah alfa 0,05. Hasil ini juga menunjukan adanya
hubungan yang positif antara kedua variabel, dengan nilai hubungan yang
138
meminimalisir terjadinya fraud dan kebocoran anggaran sehingga dapat
proses lelang.
pengendalian manajemen.
penting yang kedua yaitu transformasi pola kerja. Penerapan teknologi informasi
kinerja ASN. Indikator penting yang terakhir yaitu tranformasi pola pikir dan
terhadap kinerja ASN dilakukan guna melihat adanya atau tidak dampak dari
aparatur sipil negara (ASN). Oleh karena itu, hipotesa yang dibangun dalam
139
penelitian ini yaitu penerapan e-procurement berpengaruh terhadap kinerja ASN
di Kabupaten Malaka.
procurement signifikan pada taraf nyata lima persen. Ini terlihat dari nilai
probabilitas yang berada di atas alfa lima (5) persen yaitu sebesar 0,00. Ini berarti
hipotesis alternatif (H1) yang diajukan diterima dan menolak H0. Koefisien dari
variabel ini bertanda positif dan signifikan. Dengan demikian, semakin baik
Kabupaten Malaka.
Kemudahan dalam bekerja tersebut antara lain komunikasi dan transaksi yang
dilakukan secara online. Dengan bekerja secara online maka pegawai atau ASN
ASN menjadi berkurang disebabkan sudah tersedianya data yang tersimpan dalam
sistem. Dengan data yang tersimpan dalam sistem maka ASN bisa fokus pada
pekerjaan lainnya. Selain itu, dengan data yang telah tersimpan secara online
maka aparatur sipil negara (ASN) tidak perlu lagi bekerja secara manual yang.
140
Adanya kemudahan yang diberikan dari penerapan e-procurement menyebabkan
Perubahan kinerja yang lebih naik pada aparatur sipil negara (ASN) juga
terkait pemberian informasi dan model perilaku yang baru melalui pelatihan-
menunjukkan perilaku dan sikap baru. Sehingga pada akhirnya, akan berpengaruh
jujur. Aktivitas serta proses tahap perencanaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
target, waktu, mutu, biaya dan manfaat dari paket-paket pengadaan barang dan
jasa. Persiapan aktivitas tersebut jika dilakukan secara transparan akan menutup
variabel kinerja ASN sebesar 0.406. Koefisien tersebut menunjukkan besaran dari
141
penerapan E-procurement sebesar 10 persen akan menaikan kinerja ASN sebesar
Rahadian dan Irman (2015) juga menunjukan adanya pengaruh positif dan
menemukan hal yang sama yaitu apabila e-procurement semakin baik maka
kinerja pegawai pemerintah (ASN) juga semakin baik/meningkat. Oleh karena itu,
Selanjutnya, jika dilihat nilai besaran pengaruh ini lebih besar dari temuan
procurement terhadap kinerja sebesar 0,348. Nilai pengaruh ini juga lebih besar
dari temuan Wardana (2018) dengan besaran pengaruh sebesar 0,324. Adanya
efek yang lebih besar dari temuan sebelumnya menunjukan bahwa penerapan e-
142
procurement di Kabupaten yang masih baru seperti Kabupaten Malaka
tindakan fraud. Tindakan fraud dapat diatas dengan semakin terbuka sistem
pemusatan manajemen dan kontrol data yang lebih baik, menciptakan proses
meningkatkan kinerja individu secara efisien. Hasil ini juga sesuai dengan konsep
ilmu manajemen sumberdaya manusia (MSDM). Dalam hal ini ilmu manajemen
peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan
efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal)
bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. Dalam hal ini
aset yang berharga dari sebuah organisasi yaitu kinerja aparatur yang memuaskan.
143
Dampak yang signifikan dan positif dari adanya penerapan e-procurement
yaitu terkait dengan perbaikan aspek tatalaksana dan pelayanan publik. Perbaikan
pelayanan yang cepat, tepat, murah, mudah, dan memuaskan dengan menciptakan
No. 70 Tahun 2012 dan terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 16
tahun 2018. Dalam Pasal tersebut disebutkan bahwa tujuan dari e-procurement
akses pasar dan persaingan usaha yang sehat, memperbaiki tingkat efisiensi
kebutuhan akses informasi yang tepat waktu. Hasil penelitian ini yaitu e-
baik.
144
sistem teknologi informasi yang diterapkan. Oleh karena itu implementasi suatu
procurement dapat meningkatkan efisiensi dan efikasi pada kinerja Aparatur Sipil
umum (Ermal, et al. 2011). Jadi e-procurement dapat dipergunakan sebagai alat
pemusatan manajemen dan kontrol data yang lebih baik, menciptakan proses
tindakan fraud. Tindakan fraud dapat diatas dengan semakin terbuka sistem
145
Dampak yang signifikan dan positif dari adanya penerapan e-procurement
yaitu terkait dengan perbaikan aspek tatalaksana dan pelayanan publik. Perbaikan
pelayanan yang cepat, tepat, murah, mudah, dan memuaskan dengan menciptakan
mampu meningkatkan kinerja individu secara efisien. Hasil ini juga sesuai dengan
konsep ilmu manajemen sumberdaya manusia (MSDM). Dalam hal ini MSDM
merupakan ilmu yang mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga
kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan
dan masyarakat menjadi maksimal. Dalam hal ini pengelolaan MSDM dengan
penerapan teknologi yang baik akan menghasilkan aset yang berharga dari sebuah
penjualan secara online agar lebih efektif dan efisien, serta mengurangi proses-
146
baik terhadap individu maupun organisasi, termasuk organisasi publik. Namun
sistem teknologi informasi yang diterapkan. Oleh karena itu implementasi suatu
umum (Ermal, et al. 2011). Jadi e-procurement dapat dipergunakan sebagai alat
147
BAB V
5.1 Simpulan
5.2 Saran
148
2. Penelitian ini langsung menguji pengaruh penerapan e-procurement terhadap
kinerja ASN. Oleh karena itu pengujian dari setiap aspek penerapan e-
lebih luas.
149
DAFTAR PUSTAKA
Li, Mingfang & Simerly, R.L. (1998). The Moderating Effect of Environmental
Dynamism on the Ownership and Performance Relationship. Strategic
Management Journal. Vol. 19. p. 169 –179.
150
LKPP. (2016). Buku Informasi Evaluasi Kinerja Pengadaan Barang/Jasa. Jakarta :
LKPP. Hal : 17-18
151
Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
Ketujuh. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
152
LAMPIRAN
153
KUISIONER
Judul :
Peneliti:
Theodorus Dacosta Mau
154
I. IDENTITAS RESPONDEN
3. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan.
4. Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam kuesioner ini.
5. Keterangan Jawaban:
155
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Selamat mengerjakan!
156
A. Variabel Penerapan E-Procurement
Skala
N
Daftar Pernyataan ST
o S
TS KS S SS
Ketersediaan TI
1 Ketersediaan Infrastruktur TI yang terdapat pada
pelayanan publik di Kabupaten Malaka memadai.
2 Pengelolaan peralatan teknologi informasi dan s
sarana fisik dikantor sudah memenuhi syarat
dalam penerapan E-Procurment
3 Aplikasi yang disediakan oleh LKPP untuk system
E-Procurment sudah lengkap
4 Dukungan pelatihan dan bimbingan oleh LKPP
sangat menunjang keberhasilan system E-
Procurment
5 Pengelolaan peralatan teknologi informasi dan
sarana fisik dikantor sudah memenuhi syarat
dalam penerapan E-Procurment
6 Terdapat biaya investasi teknologi informasi.
7 Tersedianya alat-alat (software, hardware) yang
dibutuhkan untuk membangun pengadaan
barang/jasa secara elektronik atau e-Procuremen.
Jumlah dan Mutu SDM
8 Kompetensi SDM yang menggunakan system E-
procurment cukup tinggi
9 Jumlah SDM yang memahami system
E-procurment memadai
10 Kualitas SDM yang menjalankan system
E-Procurment sangat menunjang
11 Pelayanan publik di Kabupaten Malaka sudah
mampu merespon pengembangan mutu sumber
daya manusia.
12 Jumlah dan kondisi sumber daya manusia yang
terdapat pada pelayanan publik di Kabupaten
Malaka sudah cukup memadai.
13 Kebijakan SDM mengenai strategi pelayanan
publik di Kabupaten Malaka sudah cukup baik.
Transformasi Pola Kerja
14 Keakuratan dan ketepatan dalam menyelesaikan
pekerjaan merupakan hal yang saya banggakan
dari diri saya sendiri.
157
15 Saya selalu berusaha untuk berkoordinasi dengan
baik dengan karyawan lain
16 Saya merasa puas dalam pola hubungan dan
dukungan yang saya dapat dari rekan kerja.
Transformasi Pola Pikir
17 Setelah beberapa waktu saya bekerja di pelayanan
publik Kabupaten Malaka saya merasa
pengetahuan tentang skill semakin kuat.
18 Saya merasa mempunyai kemampuan untuk
berinisiatif dalam mengembangkan kinerja saya.
19 Saya merasa pengetahuan tentang manajemen
semakin kuat.
AlternatifJawaban
No Daftar Pernyataan
STS TS KS S SS
Kualitas kerja
158
Keterampilan interpersonal
159
LAMPIRAN 4. DESKRIPSI RESPONDEN
Deskripsi Responden
Karakteristik Jumlah Persentase
(n=40) (%)
Jenis Kelamin
˗ Pria 30 75.0
˗ Wanita 10 25.0
Usia
˗ 20-30 tahun 2 5.0
˗ 31-40 tahun 13 32.5
˗ 41-50 tahun 18 45.0
˗ >50 tahun 7 17.5
Status pernikahan
˗ Menikah 35 87.5
˗ Belum Menikah 5 12.5
Pendidikan
˗ SLTA 1 2.5
˗ DIII 5 12.5
˗ S1 27 67.5
˗ S2 7 17.5
Kepegawaian
˗ Pegawai tetap 39 97.5
˗ Pegawai tidak tetap 1 2.5
Lama kerja
˗ 1 - 5 tahun 15 37.5
˗ 5 - 10 tahun 10 25.0
˗ > 10 tahun 15 37.5
160
Lampiran 5. HASIL UJI VALIDITAS
Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat seperti pada tabel berikut:
161
LAMPIRAN 7. HASIL ANALISIS DESKRIPTIF
162
Tabel Distribusi Jawaban responden pada kuesioner Kinerja ASN
Mean Mean
Indikator item Score Jawaban Jumlah
item indikator
STS % TS % KS % S % SS %
item1 0 0% 0 0% 10 25% 24 60% 6 15% 40 3.90
item2 0 0% 0 0% 2 5% 25 63% 13 33% 40 4.28
Kualitas item3 0 0% 0 0% 3 8% 18 45% 19 48% 40 4.40
4.28
kerja item4 0 0% 0 0% 3 8% 19 48% 18 45% 40 4.38
item5 0 0% 0 0% 2 5% 23 58% 15 38% 40 4.33
item6 0 0% 1 3% 2 5% 16 40% 21 53% 40 4.43
item7 0 0% 0 0% 11 28% 18 45% 11 28% 40 4.00
Kecepata
item8 0 0% 2 5% 9 23% 20 50% 9 23% 40 3.90 4.05
n
item9 0 0% 0 0% 0 0% 30 75% 10 25% 40 4.25
item10 0 0% 0 0% 1 3% 30 75% 9 23% 40 4.20
Keteram
item11 0 0% 0 0% 4 10% 22 55% 14 35% 40 4.25
pilan
item12 0 0% 0 0% 5 13% 20 50% 15 38% 40 4.25 4.28
interpers
onal
item13 0 0% 0 0% 2 5% 18 45% 20 50% 40 4.45
item14 0 0% 0 0% 3 8% 24 60% 13 33% 40 4.25
item15 0 0% 0 0% 0 0% 27 68% 13 33% 40 4.33
Keteram item16 0 0% 0 0% 1 3% 22 55% 17 43% 40 4.40
pilan item17 0 0% 0 0% 2 5% 21 53% 17 43% 40 4.38 4.38
Berkomu item18 0 0% 0 0% 2 5% 21 53% 17 43% 40 4.38
nikasi item19 0 0% 0 0% 1 3% 22 55% 17 43% 40 4.40
0 0% 3 0% 63 8% 420 55% 274 36% 760
163
LAMPIRAN 7. HASIL ANALISIS DESKRIPTIF
Frequency Table
Penerapan E-Procurment
Kinerja ASN
164
LAMPIRAN 8. HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. Heterokedastisitas
Pada grafik scater plot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak baik diatas maupun di bawah angka nol pada sumbu, sehingga
dinyatakan tidak terjadi heteroskedasitas.
2. Normalitas
165
normal. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada grafik
berikut:
Unstandardized Residual
N 40
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 4.25541463
Most Extreme Differences Absolute .079
Positive .079
Negative -.074
166
Kolmogorov-Smirnov Z .499
Asymp. Sig. (2-tailed) .965
a. Test distribution is Normal.
Hasil uji normalitas diketahui nilai nilai signifikansi sebesar 0,965 > 0,05
maka dapat disimpulkan data residual berdistribusi normal.
Regression
Variables Entered/Removedb
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Penerapan E-
. Enter
Procurmenta
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Kinerja ASN
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .682a .465 .451 4.31104
a. Predictors: (Constant), Penerapan E-Procurment
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 614.141 1 614.141 33.045 .000a
Residual 706.234 38 18.585
Total 1320.375 39
a. Predictors: (Constant), Penerapan E-Procurment
b. Dependent Variable: Kinerja ASN
Coefficientsa
Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients t S
167
B Std. Error Beta
1 (Constant) 54.852 4.621 11.870
Penerapan E-Procurment .406 .071 .682 5.748
a. Dependent Variable: Kinerja ASN
Keterangan:
1. Pada variabel Integritas diperoleh nilai t= 5.748 dengan p=0,000 atau p <
0,05. Artinya, Penerapan E-Procurment berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja ASN. Dengan demikian, maka hipotesis Ha2 dapat diterima. Nilai
koefisien 0,406 menunjukkan bahwa pengaruh tersebut bersifat positif,
artinya apabila semakin baik Penerapan E-Procurment , maka Kinerja ASN
akan lebih meningkat.
2. Pada tabel ANOVA diketahui nilai (F=35.624 dan p=0,000 atau p<0,05).
Artinya, model penelitian ini telah sesuai dengan data yang ada.
Besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui dari nilai
R square
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .682a .465 .451 4.31104
a. Predictors: (Constant), Penerapan E-Procurment
Pada tabel Model Summary diketahui nilai R square = 0,465, artinya pengaruh
Penerapan E-Procurment terhadap Kinerja ASN sebesar 46,5%. Sedangkan
sisanya sebanyak 53,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak disertakan
dalam model penelitian ini.
168