Anda di halaman 1dari 33

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU

PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)


DI DUSUN TAWANG REJO DESA PAGUTAN
KECAMATAN MANYARAN
KABUPATEN WONOGIRI
PROPOSAL TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Utama Kesehatan Ibu dan Anak

Oleh

Aminatul Fatayati
S021308007

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU


PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)
DI DUSUN TAWANG REJO DESA PAGUTAN
KECAMATAN MANYARAN
KABUPATEN WONOGIRI

Oleh
Aminatul Fatayati
S021308007
Komisi
Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II

Nama

Tanda
Tangan

Ir. Ruben Dharmawan, dr., Ph.D


NIP 195510211994121001
Ari Natalia Probandari, dr., MPH., Ph.D
NIP 197512212005012001

Telah dinyatakan memenuhi Syarat


Pada tanggal..................................2015
Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pascasarjana UNS

........................................................

KATA PENGANTAR

Tanggal

Puji Syukur kami penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas limpahan kasih
dan sayang Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal tesis dengan judul
Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI)
di Dusun Tawang Rejo Desa Pagutan Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri .
Proposal Tesis ini di susun sebagai salah satu syarat mencapai derajat Magister
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Kesehatan Ibu dan Anak pada
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Selama penyusunan proposal tesis ini banyak pihak yang telah membantu
penulis, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar - besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S selaku rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta,
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menggunakan fasilitas
yang ada di lingkungan kampus.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S, Selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan izin untuk
kelancaran penyusunan tesis ini.
3. Prof. Bhisma Murti, dr., MPH.,M.Sc., Ph.D, sebagai ketua Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret.
4. Ir. Ruben Dharmawan, dr., Ph.D, selaku pembimbing pertama yang telah
bersedia meluangkan waktu serta dengan penuh kesabaran memberikan
bimbingan, petunjuk, dan arahan yang sangat berharga sekali sehingga proposal
tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Ari Natalia Probandari, dr., MPH., Ph.D, selaku pembimbing duayang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga proposal tesis ini dapat selesai
dengan baik.
6. Para dosen Program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Suami dan anakku yang dengan penuh pengertian dan dorongan serta diiringi
doa yang tulus ikhlas sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal tesis ini.
8. Kedua Orang tuaku yang telah mendampingi, memberikan dorongan dan
dukungan serta kasih sayang selama penulis menempuh studi.
9. Segenap pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal tesis ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih


kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal tesis ini.
Penulispun menyadari bahwa dalam penyusunan proposal tesis ini masih terdapat
banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak guna perbaikan dalam penyusunan proposal tesis ini.

Surakarta,

Januari 2015

Penulis

DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................................i
PENGESAHAN...................................................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang...............................................................................................
Rumusan Masalah .........................................................................................
Tujuan Penelitian............................................................................................
Manfaat Penelitian..........................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Teori....................................................................................................
1. Dukungan Sosial.....................................................................................
a. Definisi Dukungan Sosial................................................................
b. Bentuk-bentuk Dukungan Sosial......................................................
c. Sumber-sumber Dukungan Sosial....................................................
d. Manfaat Dukungan Sosial................................................................
2. Perilaku....................................................................................................
3. Tinjauan Umum Tentang Kanker Payudara............................................
a. Pengertian ........................................................................................
b. Gejala kanker payudara....................................................................
c. Penyebab kanker payudara...............................................................
d. Stadium kanker payudara.................................................................
e. Pencegahan.......................................................................................
f. Komplikasi.......................................................................................
4. Tinajauan Tentang SADARI...................................................................
a. Pengertian ........................................................................................
b. Tujuan SADARI...............................................................................
c. Manfaat SADARI.............................................................................
d. Pedoman SADARI...........................................................................
e. Cara melakukan SADARI................................................................
B. Kerangka Berfikir...........................................................................................
C. Hipotesis.........................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.

Desain Penelitian............................................................................................
Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................................
Populasi..........................................................................................................
Sampel............................................................................................................
Variabel Penelitian..........................................................................................
Definisi Oprasional Variabel..........................................................................
Tes Validitas dan Reabilitas............................................................................
Teknik Pengumpulan Data.............................................................................
Metode Pengumpulan Data............................................................................
Analisis Data..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR
Gambar. 1 Kerangka Berfikir.....................................................................................
Gambar.2 Definisi Oprasional....................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kanker payudara (carcinoma mammae) merupakan suatu penyakit neoplasma
yang ganas yang berasal dari Parenchyma. Kanker payudara adalah suatu penyakit
dimana sel-sel ganas terbentuk pada jaringan payudara. (Greenberg, 2007)
Kanker payudara merupakan masalah kesehatan baik di negara maju maupun
negara berkembang. Angka penderita kanker payudara di Indonesia menurut
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Kanker payudara merupakan
masalah kesehatan yang bagi wanita di seluruh dunia. Setiap tahun penderita kanker
payudara mencapai 1,1 juta perempuan dan jumlah ini mencapai 10% dari kasus
baru dari seluruh kanker, dengan angka kematian sebesar 410.000 per tahun.
Jumlah ini menyumbangkan penyebab kematian sebesar 1,6% bagi perempuan di
seluruh dunia. Insidens kanker ini cenderung meningkat setiap tahun sebesar 5%.
(DinKes Provinsi Jawa Tengah, 2013)

Menurut Departemen Kesehatan angka penderita kanker payudara di


Indonesia sebesar 876.665 orang. Rata-rata penderita kanker payudara di Indonesia
adalah 10 dari 100 ribu perempuan, menjadikan penyakit ini berada di urutan kedua
setelah kanker mulut rahim. Kanker payudara masih menjadi masalah besar di
Indonesia, karena 68,6% wanita dengan kanker payudara berobat ke dokter pada
stadium lanjut lokal (IIIa dan IIIb), sedangkan stadium dini (stadium I dan II) hanya
22,4%. (DinKes Provinsi Jawa Tengah, 2013)
Menurut Nisman (2011) dalam penelitiannya Simanullang bahwa Deteksi dini
merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mengetahui secara dini adanya
tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat mengurangi tingkat kematian
karena penyakit kanker tersebut. Keuntungan dari deteksi dini kanker payudara
bermanfaat untuk meningkatkan kemungkinan harapan hidup pada wanita penderita
kanker payudara. Hampir 85% gangguan atau benjolan ditemukan oleh penderita
sendiri melalui pemeriksaan dengan benar.
Pemeriksaan

payudara sendiri atau sering disebut dengan SADARI

merupakan suatu cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin adanya
benjolan pada payudara. SADARI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pemeriksaan payudara dan sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita. Jika
SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan
pada stadium dini. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebasar 25-30%.
Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat
bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak.
(Hediyani, 2012) dalam penelitiannya Simanullang
Menurut (Indira, 2010) bahwa pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
dilakukan untuk menurunkan angka mortalitas kanker payudara dengan penemuan
kanker payudara sedini mungkin dan pengobatan saat ukuran masih kecil sebelum
kanker tersebut bermetastasis. Penemuan kanker payudara sedini mungkin yang
didiagnosis dan diobati secara benar akan menambah harapan hidup penderita
kanker payudara. Angka harapan hidup selama 10 tahun untuk penemuan kanker
pada stadium I sebesar 70%-80%, stadium II 43%, stadium III kurang dari 11,2%,
dan stadium IV 0%.

Walaupun ada peningkatan kewaspadaan terhadap kanker payudara, hanya


sebagian kecil saja yang melakukan SADARI (pemeriksaan Payudara Sendiri)
secara teratur. Wanita yang ingin melakukan SADARI merasa bahwa menemukan
benjolan oleh diri sendiri menyebabkan kecemasan yang berlebihan, sehingga
mereka memilih untuk tidak melakukan SADARI. Hambatan-hambatan dalam
perilaku SADARI adalah rendahnya kewaspadaan wanita terhadap kanker payudara
dan sedikitnya akses informasi yang mereka dapatkan. (Mubarak, 2012)
Pemeriksaan deteksi dini (SADARI) memberikan keuntungan, karena
semakin dini terdeteksi maka semakin tinggi kesembuhan dan penderita dapat
diatasi tuntas dengan tindakan pembedahan. Dari segi biaya, tes deteksi dini juga
memberikan keuntungan karena semakin dini terdeteksi maka semakin kecil biaya
yang dibutuhkan untuk penyembuhan. Sebaliknya, semakin lanjut terdeteksi maka
semakin tinggi biaya yang dikeluarkan (Mozartha, 2014)
Pencegahan dan penanganan dini pada kanker payudara akan mudah
dilakukan jika mendapat dukungan dari orang yang ada di sekitarnya atau di sebut
dukungan sosial. Dengan adanya dukungan soaial, maka perilaku sehat akan mudah
ditiru Individu tersebut. (Mubarak, 2012)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang
untuk kasus kanker payudara yang ditemukan di Rumah Sakit di Kabupaten
Semarang antara lain di RSU Ambarawa 146 kasus, RSU Ken Saras 14 kasus, RSU
Ungaran 5 kasus, RSU Bina Kasih 1 kasus. Sedangkan kasus yang ditemukan di
puskesmas wilayah Kabupaten Semarang antara lain Puskesmas Ungaran sebanyak
23 kasus, Puskesmas Leyangan sebanyak 22 kasus, Puskesmas Sumowono
sebanyak 11 kasus, Puskesmas Getasan sebanyak 11 kasus, Puskesmas Tuntang
sebanyak 9 kasus, Puskesmas Tenggaran sebanyak 6 kasus, Puskesmas Suruh
sebanyak 6 kasus, Puskesmas Jambu sebanyak 5 kasus, Puskesmas Bergas
sebanyak 4 kasus, Puskesmas Lerep sebanyak 3 kasus, Puskesmas Bancak
sebanyak 3 kasus, Puskesmas Gedangan sebanyak 2 kasus, Puskesmas Pabelan
sebanyak 1 kasus, dan Puskesmas Banyubiru sebanyak 1 kasus (Dinkes Semarang,
2011).
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada bulan Desember 2014
di desa Pagutan dusun Tawang Rejo, bahwa ada 5 orang yang belum paham

pengertian, cara, manfaat, tujuan periksa payudara sendiri (SADARI) karena


pelayanan kesehatan di desa tersebut sudah lama memberikan pendidikan kesehatan
tentang SADARI. Sebagian orang mengatakan sering lupa menjalankannya karena
tidak ada yang mengingatkan. Di desa tersebut terdapat 1 orang meninggal dunia
akibat kanker payudara.
Berdasarkan fenomena di atas maka penulis tertarik untuk meneliti
Hubungan dukungan sosial terhadap perilaku pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) di dusun Tawang Rejo desa Pagutan Kecamatan Manyaran Kabupaten
Wonogiri.
B. Rumusan Masalah
Adakah Hubungan dukungan sosial terhadap perilaku pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) di dusun Tawang rejo desa Pagutan Kecamatan Manyaran Kabupaten
Wonogiri.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Hubungan dukungan sosial terhadap perilaku pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) di dusun Tawang rejo desa Pagutan Kecamatan
Manyaran Kabupaten Wonogiri.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan ilmu kesehatan
tentang lingkup kesehatan reproduksi khusunya kesehatan pada wanita.
2. Bagi Pengguna
a. Bagi Ibu
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan
tentang kesehatan reproduksi pada wanita
b. Bagi dusun Tawang rejo desa Pagutan Kecamatan Manyaran Kabupaten
Wonogiri.
Sebagai masukan mengenai pentingnya dukungan sosial dalam melakukan
perilaku sehat.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan
khususnya dalam pelayanan yang berkaitan dengan promosi kesehatan harus
lebih mendalam.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Dukungan Sosial
a. Definisi dukungan sosial
Susilo (2011) mengatakan bahwa dukungan sosial adalah
kenyamanan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang diperoleh individu
dari orang lain, dimana orang lain disini dapat diartikan sebagai individu
perorangan atau kelompok. Hal tersebut menunjukkan bahwa segala
sesuatu yang ada di lingkungan menjadi dukungan sosial atau tidak,
tergantung pada sejauh mana individu merasakan hal tersebut sebagai
dukungan sosial. Dukungan sosial ternyata tidak hanya memberikan efek
positif dalam mempengaruhi kejadian dari efek kecemasan. Dalam Susilo
(2011) disebutkan beberapa contoh efek negatif yang timbul dari dukungan
sosial, antara lain :
1) Dukungan yang tersedia tidak dianggap sebagai sesuatu yang
membantu. Hal ini dapat terjadi karena dukungan yang diberikan tidak
cukup, individu merasa tidak perlu dibantu atau terlalu khawatir

secara emosional sehingga tidak memperhatikan dukungan yang


diberikan.
2) Dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan
individu.
3) Sumber dukungan memberikan contoh buruk pada individu seperti
melakukan atau menyarankan perilaku tidak sehat.
4) Terlalu menjaga atau tidak mendukung individu dalam melakukan
sesuatu yang diinginkannya. Keadaan ini dapat mengganggu program
rehabilitasi

yang

seharusnya

dilakukan

oleh

individu

dan

menyebabkan individu menjadi tergantung pada orang lain.


Dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orangorang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita.
Dukungan sosial itu selalu mencakup dua hal yaitu :
1) Jumlah sumber dukungan sosial yang tersedia, merupakan persepsi
individu terhadap sejumlah orang yang dapat diandalkan saat individu
membutuhkan bantuan (pendekatan berdasarkan kuantitas).
2) Tingkatan kepuasan akan dukungan sosial yang diterima, berkaitan
dengan persepsi individu bahwa kebutuhannya akan terpenuhi
(pendekatan berdasarkan kualitas).
Dukungan sosial didefinisikan oleh Susilo (2011), sebagai transaksi
interpersonal yang melibatkan satu atau lebih aspek-aspek yang terdiri dari
perhatian emosional, bantuan instrumental, pemberian informasi, dan
adanya penilaian atau penghargaan.
b. Bentuk-bentuk dukungan sosial
Dukungan sosial dibagi dalam lima bentuk, yaitu :
1) Emosional
Aspek ini melibatkan kekuatan jasmani dan keinginan untuk
percaya pada orang lain sehingga individu yang bersangkutan menjadi
yakin bahwa orang lain tersebut mampu memberikan cinta dan kasih
sayang kepadanya. Dukungan ini mencakup ungkapan empati,
kepedulian dan perhatian terhadap individu, sehingga individu
tersebut merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan. Beberapa hal yang
termasuk interaksi yang mendukung adalah mendengarkan dengan

penuh perhatian, merefleksikan pernyataan subjek, menawarkan


simpati dan menyakinkan kembali, membagi pengalaman pribadi dan
menghindari konflik.
2) Instrumental
Aspek ini meliputi penyediaan sarana untuk mempermudah
atau menolong orang lain sebagai contohnya adalah peralatan,
perlengkapan, dan sarana pendukung lain dan termasuk didalamnya
memberikan peluang waktu untuk memberikan bantuan langsung.
Dukungan ini dikenal juga dengan istilah dukungan pertolongan,
dukungan nyata atau dukungan material.

3) Informatif
Aspek ini berupa pemberian informasi untuk mengatasi
masalah. Aspek informatif ini terdiri dari pemberian nasehat,
pengarahan, dan keterangan lain yang dibutuhkan oleh individu yang
bersangkutan, sehingga individu dapat mengatasi masalahnya dan
mencoba mencari jalan keluar untuk memecahkan masalahnya.
4) Penilaian/penghargaan
Aspek ini terdiri atas dukungan peran sosial yang meliputi
umpan balik, perbandingan sosial, dan afirmasi (persetujuan).
Pemberian dukungan ini membantu individu untuk melihat segi-segi
positif yang ada dalam dirinya dibandingkan dengan keadaan orang
lain yang berfungsi untuk menambah penghargaan diri, membentuk
kepercayaan diri dan kemampuan serta merasa dihargai dan berguna
saat individu mengalami tekanan. Dukungan sosial dalam bentuk
penilaian

yang

positif

dapat

membantu

individu

dalam

mengembangkan kepribadian dan meningkatkan identitas diri.


5) Kelompok sosial
Bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa anggota
dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas
sosial dengannya. Dengan begitu individu akan merasa memiliki
teman senasib.

Dalam kaitannya dengan peran sebagai pemberi dukungan,


salah satu peran dari pemberdaya masyarakat adalah untuk
menyediakan dan mengembangkan dukungan terhadap warga yang
mau terlibat dalam struktur dan aktivitas komunitas tersebut.
Dukungan itu sendiri tidak selalu bersifat ekstrinsik ataupun materil,
tetapi dapat juga bersifat instrinsik seperti pujian, penghargaan dalam
bentuk kata-kata, ataupun sikap dan perilaku yang menunjukkan
dukungan dari pelaku perubahan terhadap apa yang dilakukan oleh
masyarakat. Seperti menyediakan waktu bagi wanita usia subur bila
mereka ingin berbicara dengannya guna membahas permasalahan
yang mereka hadapi.
Orang yang mendapatkan dukungan sosial yang tinggi maka akan
banyak mendapatkan dukungan emosional, penghargaan, instrumental,dan
informatif. Apabila dukungan emosional tinggi, individu akan merasa
mendapatkan dorongan yang tinggi. Apabila penghargaan untuk individu
tersebut besar, maka akan meningkatkan kepercayaan diri. Apabila
individu memperoleh dukungan instrumental, akan merasa dirinya
mendapat fasilitas yang memadai. Apabila individu memperoleh dukungan
informatif yang banyak, akan inidvidu itu merasa memperoleh perhatian
dan pngetahuan.
c. Sumber-sumber dukungan sosial
Dukungan sosial dapat dipenuhi dari teman atau persahabatan, keluarga,
dokter (petugas kesehatan), psikolog, psikiater atau dukungan sosial
bersumber dari orang-orang yang memiliki hubungan berarti bagi individu
seperti keluarga, teman dekat, pasangan hidup, rekan kerja, tetangga, dan
saudara.
d. Manfaat Dukungan Sosial
1) Dukungan sosial dihubungkan dengan pekerjaan akan meningkatkan
produktivitas
2) Meningkatkan kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri
3) memperjelas identitas diri
4) menambah harga diri

5) meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik serta pengelolaan


terhadap stress dan tekanan.
2. Perilaku
Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme
tersebut di pengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dari lingkungan
sejarah umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini
merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia.
Hereditas atau faktor keturunan adalah merupakan konsepsi dasar atau modal
untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan
lingkungan adalah merupakan kondisi atau merupakan lahan untuk
perkembangan perilaku tersebut. Suatau mekanisme pertemuan antara kedua
faktor tersebut dalam rangka terbenruknya perilaku disebut proses belajar
(Mubarak, 2012)
Prosedur pembentukan perilaku, seperti telah disebutkan diatas sebagian
besar perilaku manusia adalah operasi respons. untuk membentuk jenis respons
atau perilaku ini perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu, yang disebut
operant conditioning.
Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning ini menurut
Skinner adalah sebagai berikut :
a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau
reinforcer berupa hadiah hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan
dibentuk.
b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil
yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponenkomponen tersebut disusun dalam urutan tepat untuk menuju kepada
terbentuknya perilaku yang dimaksud.
1) Menggunakan secara urut kompenen-kompenen itu sebagai tujuantujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk
masing-masing kompenen tersebut.
2) Melakukan pembentukan perilaku, dengan mengunakan urutan
kompenen yang telah tersusun itu. Apabila kompenen pertama telah
dilakukan, maka hadiahnya diberikan, hal ini akan mengakibatkan
komponen atau perilaku (tindakan) tersebut cenderung akan sering
dilakukan. Kalau perilaku ini sudah terbentuk, kemudian dilakukan
komponen ( perilaku) yang kedua yang diberi hadiah (komponen

pertama tidak memerlukan hadiah lagi), demikian berulang-ulang


sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan
komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku
yang diharapkan terbentuk (Mubarak, 2012)
Dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang berasal dari dalam diri induvidu itu sendiri. Faktor-faktor
tersebut antara lain : susunan syaraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan
belajar. Susunan syaraf pusat mempunyai peranan yang penting dalam perilaku
manusia, karena perilaku merupakan sebuah bentuk perpindahan dari rangsang
yang masuk ke rangsang yang dihasilkan.
Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui
melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera
penglihatan,

pendengaran,

penciuman,

dan

sebagainya.

Setiap

orang

mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. Motivasi


diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai tujuan tertentu.
Hasil dari dorongan dan gerakan ini di wujudkan dalam bentuk perilaku.
Perilaku dapat juga timbul karena emosi. Aspek psikologis yang
mempengaruhi emosi berhubungan serta dengan keadaan jasmani. Sedangkan
keadaan jasmani merupakan hasil keturunan (bawaan). Dalam proses
pencapaian kedewasaan pada manusia semua aspek yang berhubungan dengan
keturunan dan emosi akan berkembang sesuai hukum perkembangan. Oleh
karena itu perilaku yang timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan.
Belajar diartikan sebagai suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari
praktek-praktek dalam lingkungan kehidupan. Belajar adalah suatu perubahan
perilaku yang dihasilkan dari perilaku terdahulu.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa perilaku terbentuk melalui
suatu proses tertentu, dalam berlangsung dalam interaksi manusia dengan
lingkungannya. Faktor-faktor yang memegang peranan di dalam pembentukan
perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor intern dan ektern. Faktor
intern berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi dan sebagainya
untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar. Faktor ekstern meliputi : objek,
orang, kelompok dari hasil-hasil kebudayaan yang dijadikan sasaran dalam

mewujudkan bentuk perilakunya. Kedua faktor tersebut akan terpadu menjadi


perilaku yang selaras dengan lingkungannya apabila perilaku yang terbentuk
dapat diterima oleh lingkungannya, dan dapat diterima oleh individu yang
bersangkutan dan menekankan hubungan antar pribadi (inter-personal).
3. Tinjauan umum tentang kanker payudara
a. Pengertian
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian

dan

mekanisme

normalnya,

sehingga

mengalami

pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Selain itu,
kanker paayudara (carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu
penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari Parenchyma. Kanker
payudara adalah suatu penyakit dimana sel-sel ganas terbentuk pada
jaringan payudara.
b. Gejala Kanker Payudara
Tanda paling umum kanker payudara adalah benjolan atau masa
baru. Benjolan yang tidak menyakitkan, keras, dan memiliki batas tepi
tidak merata lebih cenderung kanker. Tetapi beberapa kanker lunak,
lembut, dan bulat.segera memeriksakan bila menemukan sesuatugejala
yang tidak biasa di payudara.
Tanda-tanda lain dari kanker payudara adalah sebagai berikut :
1) Bengkak pada seluruh atau sebagian payudara
2) Kulit iritasi
3) Payudara terasa nyeri
4) Puting susu nyeri atau puting melesak ke dalam
5) Kulit pada payudara atau puting susu berwarna : kemerahan, kulit
bersisik, atau menebal.
6) Keluarnya cairan atau darah dari puting (selain ASI)
c. Stadium Kanker Payudara
1) Stadium I
Tumor terbatas pada payudara dengan ukuran < 2 cm, tidak terfiksasi
pada kulit, tanpa dugaan metastasis aksila.
2) Stadium II
Tumor dengan diameter > 5 cm dengan metastasis aksila atau tumor
dengan diameter 2-5 cm dengan / tanpa metastasis aksila.
3) Stadium IIIa
Tumor dengan diameter > 5 cm tapi masih bebas dari jaringan
sekitarnya dengan/tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu sama
lain, atau tumor dengan metastasis aksila yang melekat.

4) Stadium IIIb
Tumor dengan metastasis infra atau supraklavikula atau tumor yang
telah mengilfiltrasi kulit atau dinding thoraks.
5) Stadium IV
Tumor yang telah mengadakan metastasis jauh, misalnya ke tulang
punggung, paru-paru, hati, dan panggul
d. Pencegahan
Serangkaian test dan pemeriksaan yang digunakan untuk
menemukan penyakit kanker payudara dengan melakukan skrining. Tujuan
skrining adalah untuk mendeteksi sedini mungkin kanker payudara
sebelum mereka mulai menimbulkan gejala. Semakin dini kanker
payudara

ditemukan,

maka

semakin

besar

peluang

keberhasilan

pengobatan.
1) Mamografi : wanita berusia 40 tahun dan lebih tua harus menjalani
pemeriksaan mamografi setiap tahun dan harus tetap melakukannya
selama kesehatan mereka baik.
2) Uji payudara klinis (UPK) : perempuan berusia 20 hingga 30-an tahun
harus menjalani uji payudara klinis 9upk sebagai bagian dari general
check up regular oleh ahli kesehatan, setidaknya setiap 3 tahun sekali.
Setelah usia 40 tahun, CBE disarankan dilakukan setiap tahun, UPK
ini merupakan pelengkap mamografi dan merupakan kesempatan
untuk berdiskusi dengan dokternya tentang perubahan pada dada
mereka, uji deteksi dini, dan faktor-faktor lain dalam sejarah wanita
yang mungkin bisa meningkatkan resiko kanker payudara. Dalam
pemeriksaan ini, seorang dokter/perawat profesional akan melihat
payudara untuk atau bentuk, atau perubahan kulit atau puting
payudara. Kemudian, dengan menggunakan bantalan jari-jari,
dilakukan pemeriksaan/rabaan secara mendetail pada payudara.
Perhatian khusus akan diberikan pada bentuk dan tekstur dari
payudara, benjolan apapun, dan apakah benjolan tersebut melekat
pada kulit atau jaringan yang lebih dalam. Daerah di di bawah kedua
lengan juga akan diperiksa.
3) Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI): SADARI sangat dianjurkan
bagi para wanita, mulai usia 20-an. Segera periksa jika melihat

perubahan ini pada payudara : sebuah benjolan/pembengkakan, iritasi


kulit, nyeri pada puting susu atau puting melesek ke dalam, puting
susu atau kulit payudara berwarna kemerahan atau bersisik, atau
pengeluaran cairan/darah (bukan ASI) dari payudara.
e. Komplikasi
Komplikasi utanma dari kanker payudara adalah metastase jaringan
sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organorgan lain. Tempat yang sering untuk metastase jauh adalah paru-patu,
pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan
fraktur patologis, nyeri kr
onik dan hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami
gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak mengalami
gangguan persepsi sensori.
4. Tinjauan Tentang SADARI
a. Pengertian
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah suatu usaha yang
dilakukan untuk mendeteksi secara dini adanya kanker payudara pada
seorang wanita. SADARI merupakan suatu cara untuk mengetahui
perubahan-perubahan yang terjadi pada payudara (luwia, 2003) dalam
penelitiannya Triyani, 2012. Dapat disimpulkan bahwa SADARI
merupakan usaha yang dilakukan untuk mendeteksi secara dini ada atau
tidaknya kanker payudara dengan mengetahui perubahan-perubahan yang
terjadi pada payudara.
b. Tujuan SADARI
Tujuan dilakukannya SADARI adalah sebagai skrining kanker
payudara yaitu untuk mendeteksi dini. Wanita yang melakukan SADARI
menunjukkan tumor yang lebih kecil dan masih pada stadium awal, hal ini
memberikan prognosis yang baik. Para peneliti telah menunjukkan bahwa
angka haran hidup berhubungan langsung dengan stadium penyakit saat di
diagnosis. Amerika cancer sosiety (ACS) telah menetapkan petunjuk
penapisan untuk wanita tanpa gejala yang meliputi tiga metode deteksi dini
salah satunya adalah SADARI, sebagai berikut :
1) Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) harus dilakukan setiap bulan
oleh semua wanita berusia mulai dari 20 tahun.

2) Pemeriksaan payudara klinis oleh profesional kesehatan, harus


dilakukan setiap 3 tahun untuk wanita usia 20 tahun-40 tahun dan
setiap tahun untuk wanita diatas 40 tahun.
3) Mammografi harus dilakukan dimulai usia 40 tahun. Penapisan
mammografi rutin harus dilakukan setiap 1-2 tahun sekali untuk
wanita usia 40-49 tahun dan setiap untuk wanita usia 50 tahun ke atas.
Kelemahan dari SADARI adalah hanya dapat mendeteksi dini dan
mencegah kanker payudara. Sebagian wanita berasumsi bahwa SADARI
tidak perlu dilakukan karena hal ini tidak akan mencegah terjadinya kanker
payudara. Sehingga sangat perlu ditekankan bahwa keuntungan SADARI
adalah pada outcamenya dimana dengan ditemukannya kanker payudara
pada stadium dini maka kesempatan untuk sembuh akan lebih besar.
c. Manfaat SADARI
Manfaat SADARI adalah untuk mendeteksi sedini mungkin adanya
kelainan pada payudara karena kanker payudara pada hakekatnya dapat
diketahui secara dini oleh para wanita subur. Setiap wanita mempunyai
bentuk dan ukuran payudara yang berbeda, bila wanita memeriksa
payudara sendiri secara teratur, setiap bulan setelah haid wanita dapat
merasakan bagaimana payudara wanita yang normal bila ada prubahan
tentu wanita dapat mengetahuinya dengan mudah.
Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh
penderita sendiri daripada oleh dokter, karena itu, wanita harus
mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada payudara. Untuk
mengetahui

perubahan-perubahan

tersebut

dilakukan

pemeriksaan

sederhana yang disebut SADARI.


SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur. Cara ini
sangat efektif di Indonesia karena tidak semua rumah sakit menyediakan
fasilitas pemeriksaan memadai. Kebiasaan ini memudahkan wanita untuk
menemukanperubahan pada payudara dari bulan ke bulan. Pemeriksaan
optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi
karena pada masa ituretensi cairan minimal pada payudara dalam keadaan
lembut dan tidak membengkak sehingga jika ada pembengkakan akan
lebih mudah ditemukan. Jika sudah menopause maka pilihlah satu hari
tertentu.

d. Pedoman SADARI
1) Pada wanita produktif, SADARI harus dilakukan sebulan sekali, 4-5
hari setelah haid berakhir. Tidak diperbolehkan melakukan SADARI
pada waktu sebelumnya karena pada masa pertengahan siklus haid
sampai menjelang haid, payudara biasanya membengkak akibat
pengaruh kelenjar susu oleh hormon estrogen dan progesteron,
sehingga pemeriksaan akan lebih sulit dilakukan secara akurat. Saat
haid dan sesudahnya, payudara akan lebih lemas karena hormon
kadarnya menurun. Saat inilah SADARI bisa dilakukan.
2) Bagi perempuan yang telah mengalami menopause, SADARI dapat
dilakukan kapanpun setiap bulan. Cara yang paling tepat adalah
dengan memilih tanggal lahir agar selalu ingat untuk melakukan
SADARI secara rutin setiap bulan.
3) Dalam melakukan SADARI, amatilah kemungkinan perubahan yang
terjadi dari bulan ke bulan. Jika ditemukan sesuatu perubahan yang
terjadi dari bulan ke bulan. Jika ditemukan sesuatu yang
mencurigakan, segera periksakan diri ke dokter. Dokter akan
memastikan kelainan yang terlihat itu normal atau perlu dilakukan
pemeriksaan lanjutan
4) Jika kanker yang ditemukan masih dalam stadium dini, yaitu
berukuran kurang dari 1 cm, penanganan yang tepat akan memberikan
hasil yang memuaskan, kesembuhan, dan hidup lebih nyaman dan
lama lagi. Jika ditemukan kanker masih dalam stadium dini inilah
dianjurkan segera melakukan operasi. Tidak dianjurkan menunda
operasi, sebab operasi yang dilakukan lebih dini dapat menyembuhkan
kanker. Angka kemungkinan hidup dalam 5 tahun aktual dari kanker
payudara non inflamasi terentang dari kira-kira 35 % sampai 55 %,
sedangkan pada kanker payudara inflamasi kemungkinan bertahan 5
tahun adalah 20 % sampai 40 %.
e. Cara Melakukan SADARI
Adapun teknik pemeriksaan SADARI adalah sebagai berikut :
1) Berdiri di depan kaca dengan badan bagian atas, dada terbuka. Lengan
ke bawah, bandingkan payudara kiri dan kanan, besarnya, garis batas
bawah, sama besar sama tinggi, puting susu (papilla mammae) kiri
dan kanan sama tinggi, sama besar dan sama bentuk.

2) Lengan di atas kepala : bandingkan payudara kiri dan kanan seperti


tersebut pada butir (1) di atas, bentuk dan puting susu seperti butir (1)
di atas. Kadang-kadang dalam gerak ini benjolan tumor (kanker) juga
dapat dilihat bergerak dibawah kulit.
3) Berbaring
Payudara kiri.
Bahu kiri diganjal (kira-kira 3,5 cm) sehingga jaringan payudara
tersebar di dada, jangan ada jaringan yang jatuh samping atau ke
belakang. Dengan ujung jari-jari kanan payudara diraba secara
sistemik ke seluruh bagian dari atas sampai ke bawah, dari tengah
(pusat) sampai ke tepi. Pemeriksaan juga dilakukan mulai dari
tengah/pusat (papilla mammae) secara melingkar dan melebar hingga
ke tepi.
Payudara kanan.
Sama halnya dengan payudara kiri hanya menggunakan ujung jari-jari
tangan kiri.

B. Kerangka Berfikir
Promosi
Kesehatan

Dukungan sosial :
Dukungan Suami

WUS (Wanita

Perilaku

Usia Subur)

SADARI

Dukungan Ibu Kandung


Dukungan Ayah Kandung
Dukungan Ibu Mertua
Dukungan Ayah Mertua
Dukungan Sahabat Dekat

Variabel pengganggu :
Pendidikan
Pengetahuan
Life stile
Kebudayaan
Sosial ekonomi

Gambar . 2. Kerangka Berfikir


C. Hipotesis
Ada hubungan dukungan sosial terhadap perilaku pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) di Dusun Tawangrejo, Desa Pagutan, Kecamatan Manyaran, Kabupaten
Wonogiri.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain Penelitian ini menggunakan pendekatan secara cross sectional. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspos fakto (expost facto research)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah di Dusun Tawang Rejo Desa Pagutan Kecamatan
Manyaran kabupaten Wonogiri,. Waktu penelitian di mulai januari sampai Maret
2015.
C. Populasi
Populasi penelitian ini adalah orang-orang yang memiliki hubungan berarti dengan
wanita usia subur (WUS) yaitu Suami, Ibu kandung, Ayah Kandung, Ibu mertua,
Ayah mertua yang tinggal satu rumah dan sahabat yang di anggap WUS tersebut
paling dekat di dusun Tawang Rejo Desa Pagutan Kecamatan Manyaran kabupaten
Wonogiri. Jumlah populasi adalah sebanyak 389 orang.
D. Sampel
Teknik sampling yang digunakan untuk mendapatkan sampel adalah Purposive
Sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan berdasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah di
ketahui (Notoatmodjo, 2005)
Dalam penelitian ini dengan jumlah sampel 60 responden, dan peneliti
mengintensifkan pada populasi penelitian dengan inklusi :

1. Keluarga yang ada wanita usia subur (WUS)


2. Suami, Ibu Kandung, Ayah Kandung, Ibu mertua, Ayah mertua yang
mempunyai Wanita usia subur (WUS) dan tinggal dalam satu rumah.
3. Sahabat yang paling dekat di anggap wanita usia subur (WUS) tersebut di atas
(inklusi no. 1 dan 2).

E. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel Independen penelitian ini adalah dukungan sosial (dukungan suami,
dukungan Ibu kandung, dukungan ayah kandung, dukungan ibu mertua,
dukungan ayah mertua, dukungan sahabat dekat)
2. Variabel Dependen
Variabel Dependen penelitian ini adalah perilaku pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI).
3. Variabel Pengganggu
a. Pendidikan
b. Pengetahuan
c. Lifestyle
d. Kebudayaan
e. Sosial ekonomi
F. Definisi Operasional Variabel
1. Dukungan Suami
Kenyamanan, perhatian, bantuan, support dalam melakukan SADARI yang
diperoleh wanita dari Pasangan hidupnya.
2. Dukungan Ibu Kandung
Kenyamanan, perhatian, bantuan, support dalam melakukan SADARI yang
diperoleh wanita dari perempuan yang melahirkannya.
3. Dukungan Ayah Kandung
Kenyamanan, perhatian, bantuan, support dalam melakukan SADARI yang
diperoleh wanita dari Pasangan perempuan yang melahirkannya.
4. Dukungan Ibu Mertua
Kenyamanan, perhatian, bantuan, support dalam melakukan SADARI yang
diperoleh wanita dari perempuan yang melahirkan suaminya.
5. Dukungan Ayah Mertua

Kenyamanan, perhatian, bantuan, support dalam melakukan SADARI yang


diperoleh wanita dari Pasangan perempuan yang melahirkan suaminya.

6. Dukungan Sahabat Dekat


Kenyamanan, perhatian, bantuan, support dalam melakukan SADARI yang
diperoleh wanita dari orang lain yang di anggap paling dekat dengan dirinya .
7. Perilaku Pemeriksaan kanker payudara Sendiri (SADARI)
Perilaku Pemeriksaan kanker payudara Sendiri (SADARI) adalah perilaku
seseorang dalam melakukan pemeriksaan SADARI meliputi : Waktu,
frekuensi, dan ketepatan melakukan teknik SADARI sesuai pedoman
pelaksanaan SADARI

Variabel &
Sub Variabel
Dukungan

Indikator

Alat Ukur

Skala

Adalah skor yang Kuesione

Ordinal

Suami

diperoleh

dari r

jawaban kuesioner

Kriteria Skor
Pertanyaan Positif
1. Tidak Pernah
(TP)
2. Pernah (P)

responden

yang

3. Sering(SR)
4. Sering sekali

menggambarkan

(SS)

keterlibatan
pasangan

dalam

Pertanyaan Negatif
4. Tidak Pernah (TP)
3. Pernah (P)
2. Sering (S)
1. Sering sekali (SS)

menjaga kesehatan
pasangannya,
ini

hal
dapat

ditunjukkan dengan
perhatian, bantuan,
support
selalu

untuk
melakukan

pemeriksaan
SADARI
Dukungan

Adalah skor yang Kuesione

Ibu kandung

diperoleh

Ordinal

dari r

(TP)
2. Pernah (P)
3. Sering(SR)
4. Sering sekali

jawaban kuesioner
responden

yang

menggambarkan

(SS)

keterlibatan
perempuan

yang

Pertanyaan Negatif
4. Tidak Pernah (TP)
3. Pernah (P)
2. Sering (S)
1. Sering sekali (SS)

melahirkannya
dalam

menjaga

kesehatan putrinya,
hal

ini

Pertanyaan Positif
1. Tidak Pernah

dapat

ditunjukkan dengan
perhatian, bantuan,
support
selalu

untuk
melakukan

pemeriksaan
SADARI
Dukungan

Adalah skor yang Kuesione

Ordinal

Pertanyaan Positif
1. Tidak Pernah

Ayah

diperoleh

dari r

kandung

jawaban kuesioner
responden

(TP)
2. Pernah (P)
3. Sering(SR)
4. Sering sekali

yang

menggambarkan

(SS)

keterlibatan

Pertanyaan Negatif
4. Tidak Pernah (TP)
3. Pernah (P)
2. Sering (S)
1. Sering sekali (SS)

pasangan
perempuan

yang

melahirkannya
dalam

menjaga

kesehatan putrinya,
hal

ini

dapat

ditunjukkan dengan
perhatian, bantuan,
support

untuk

selalu

melakukan

pemeriksaan
SADARI
Dukungan

Adalah skor yang Kuesione

Ibu mertua

diperoleh

dari r

jawaban kuesioner
responden

yang

menggambarkan
yang

melahirkan
suaminya

dalam

menjaga kesehatan
menantunya, hal ini
dapat

ditunjukkan

dengan
bantuan,
untuk

Pertanyaan Positif
1. Tidak Pernah
(TP)
2. Pernah (P)
3. Sering(SR)
4. Sering sekali
(SS)

keterlibatan
perempuan

Ordinal

perhatian,
support
selalu

Pertanyaan Negatif
4. Tidak Pernah (TP)
3. Pernah (P)
2. Sering (S)
1. Sering sekali (SS)

melakukan
pemeriksaan
SADARI
Dukungan

Adalah skor yang Kuesione

ayah mertua

diperoleh

Ordinal

dari r

(TP)
2. Pernah (P)
3. Sering(SR)
4. Sering sekali

jawaban kuesioner
responden

yang

menggambarkan

(SS)

keterlibatan
pasanga perempuan
yang

Pertanyaan Positif
1. Tidak Pernah

Pertanyaan Negatif
4. Tidak Pernah (TP)
3. Pernah (P)
2. Sering (S)
1. Sering sekali (SS)

melahirkan

suaminya

dalam

menjaga kesehatan
menantunya, hal ini
dapat

ditunjukkan

dengan

perhatian,

bantuan,

support

untuk

selalu

melakukan
pemeriksaan
SADARI
Dukungan

Adalah skor yang Kuesione

sahabat dekat

diperoleh

dari r

jawaban kuesioner
responden

yang

menggambarkan
keterlibatan orang
lain

yang

dianggap
dalam
kesehatan

paling
dekat
menjaga

Ordinal

Pertanyaan Positif
1. Tidak Pernah
(TP)
2. Pernah (P)
3. Sering(SR)
4. Sering sekali
(SS)
Pertanyaan Negatif
4. Tidak Pernah (TP)
3. Pernah (P)
2. Sering (S)
1. Sering sekali (SS)

sahabatnya, hal ini


dapat

ditunjukkan

dengan

perhatian,

bantuan,

support

untuk

selalu

melakukan
pemeriksaan
SADARI
Perilaku

Adalah skor yang

Kuesione

SADARI

diperoleh dari

jawaban kuesioner
responden yang
menggambarkan
proses perubahan
perilaku, mulai dari
waktu, Frekuensi &
Ketepatan dalam

Ordinal

Pertanyaan Positif
1. Tidak Pernah
(TP)
2. Pernah (P)
3. Sering(SR)
4. Sering sekali
(SS)
Pertanyaan Negatif
4. Tidak Pernah (TP)
3. Pernah (P)
2. Sering (S)
1. Sering sekali (SS)

melakukan SADARI
G. Tes Validitas dan Reabilitas
1. Tes Validitas
Uji validitas adalah mencari arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu instrument pengukur (tes) dalam melakukan fungsi tujuannya. Suatu tes
yang dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut
menjalankan fungsi ukurannya, atau memberikan hasil ukuran yang tepat dan
akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes yang
menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran
dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.
Uji validitas akan di lakukan pada orang-orang yang memiliki hubungan
berarti dengan wanita usia subur (WUS) yaitu Suami, Ibu kandung, Ayah
Kandung, Ibu mertua, Ayah mertua yang tinggal satu rumah dan sahabat yang
di anggap WUS tersebut paling dekat di dusun Trukan Desa Pagutan
Kecamatan Manyaran kabupaten Wonogiri.Untuk menguji validitas butir, skor

pada butir soal di korelasikan dengan skor total butir soal menggunakan rumus
korelasi product moment dari pearson.
Rumus Korelasi Product Moment (pearson)
N XY ( X ) ( Y )
r=
N X 2( X ) 2 N Y 2( Y )2
Keterangan :
r
: koefesiensi korelasi antara skor item dengan skor total
X
: Jumlah skor item
Y
: jumlah skor total
N
: jumlah responden
Setelah dihitung seluruh korelasi dari setiap instrumen kemudian angka
korelasi tersebut dibandingkan dengan tabel nilai r product moment untuk
mengetahui apakah nilai korelasinya signifikan atau tidak. Bila taraf kesalahan
yang ditetapkan 5 % dan ternyata harga r hitung lebih besar daripada r tabel
hingga Ho ditolak dan Ha diterima maka kesimpulannya instrument tersebut
valid. Demikian pula sebaliknya apabila harga r hitung lebih kecil dari r tabel
maka instrument itu dinyatakan tidak valid atau gugur sehingga harus
dihilangkan.
2. Tes Reabilitas
Dalam uji reliabilitas kuesioner menggunakan rumus Alpha Cronbach
baik dukungan sosial

maupun perilaku SADARI karena instrument yang

digunakan mempunyai jawaban yang bersifat multitomi (skor jawaban


merupakan rentangan antara beberapa nilai yaitu 1-4) dengan rumus sebagai
berikut :
Rumus Alpha Cronbach
r=

(k ) (1 12)
( k 1 )
12

Keterangan :
R
: Koefesiensi reliabilitas instrument (Cronbach alpha)
K
: Banyaknya butir pertanyaan
12 : Total varians butir
12 : Total varians
Setelah didapat angka reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach, dan
diperoleh r hitung lebih kecil dari 1 maka dikatakan instrument tersebut andal
atau reliabel. Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap azas
bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,
dengan menggunakan alat ukur yang sama.
H. Teknik Pengumpulan Data
1. Data primer
Diperoleh langsung dari responden yang berupa data mengenai dukungan
suami, dukungan Ibu kandung, dukungan ayah kandung, dukungan Ibu mertua,
dukungan ayah mertua, dukungan sahabat dekat dan perilaku SADARI
2. Data sekunder
Di peroleh dari Dusun dan sumber pustaka yang berkaitan dengan penulisan ini
I. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Kuesioner
Pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang akan
dibagikan kepada subyek penelitian.
2. Studi Pustaka
Berupa studi buku literature dan bacaan yang ada hubungannya dengan
penelitian ini.
J. Analisis Data
Untuk menunjang kearah pembuktian hipotesis dan mengetahui hubungan
dukungan sosial maka dikaji melalui analisa data. Jenis analisa data yang
digunakan:
1. Univariat
Analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Umumnya
analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel.
Komponen yang termasuk dalam analisis univariate ini data umum yaitu umur,
pendidikan, pekerjaan, dukungan sosial, dan perilaku terhadap kanker
payudara.
2. Bivariat
Bivariate adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi. Dalam penelitian ini analisis bivariate dilakukan
untuk mengetahui hubungan dukungan sosial terhadap perilaku SADARI.
3. Multivariat
Multivariate adalah yang dilakukan terhadap lebih dari dua variabel, biasanya
hubungan antara satu variabel terikat (Dependent variabel) dengan beberapa
variabel bebas (Independent).
Pada penelitian ini menggunakan analisa regresi linear berganda. Analisis
regresi linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari
satu variabel prediktor (Variabel bebas) terhadap variabel terikat.

DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Hidayat, Aziz, 2010, Metode penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data,
Jakarta : Salemba Medika
, 2014, Metode penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Jakarta
: Salemba Medika
Budiadi N, 2011, Pengetahuan, Dukungan Suami, dukungan Bidan pada akseptor IUD
dan Non IUD di Wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung,
Bandung : Diploma III Akademi Kebidanan Mediks Obgin Bandung : hal 2
Deniati, F ., dkk, 2007, Tumors Prevalence and Influences Factors in Indonesia, Vol.
39, no. 4, hml 190-204
Greenberg, Michael I, 2007, Teks-Atlas Kedokteran Kedaruratan Jilid 2, Jakarta :
Erlangga
Indria, D.O, 2010, Perception Of Women With Risk Of Breast Cancer About Breast SelfEamination At Semarang City Central Java, Vol. 26, No. 3, hml 153
Kholid Ahmad, 2012, Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media
dan Aplikasinya, Jakarta : Rajawali Pers
Mubarak, Wahit Iqbal, 2012, Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan, Jakarta : Salemba
Medika
Maryanti, D & Septikasari, M, 2009, Kesehatan Reproduksi, Yogyakarta : Nuha Medika
Notoatmodjo, Soekidjo, 2005, Metodologi Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta
Sander, Mochamad aleq, 2012, Patologi Anatomi, Jakarta : PT Raja Gravindo Persada

Septiani,S., dan Suara, M, 2013, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku


Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Siswa SMAN 62 Jakarta 2012,
Vol 5, No. 1, hml 31
Simanulang, 2011, Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI terhadap
Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Melaksanakan SADARI di Dusun I Desa
Namorambe Kecamatan Namorambe, Universitas Darma Agung Medan : hal 23
Skarin, Athur T, 2007, Breast Cancer, London New York : Elsevier
Sulastri., dkk, 2012, Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Video dalam
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Terhadap Perubahan Pengetahuan
dan Sikap Remaja Putri di SMA Negeri 9 Balikpapan Tahun 2012, Kalimantan :
Universitas Hasanudin : hal 4
Susilo, Rakhmat, 2011, Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan, Yogyakarta : Nuha
Medika
Susanti, Ari, 2013 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) Terhadap Pengetahuan dan Sikap Deteksi Dini Kanker
Payudara Pada Wanita Usia Subur (WUS) di Kelurahan Candirejo Tahun 2013,
Ungaran : STIKes Ngundi Waluyo : hal 3-5
Triyani, Isti, 2012, Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Tentang Kanker
Payudara dengan Perilaku Kader dalam Deteksi Dini Pemeriksaan Payudara
Sendiri di Desa Madurejo Prambanan, Surakarta : Universitas Sebelas Maret :
hal 7-14

Anda mungkin juga menyukai