SKRIPSI
Oleh
J111 10 151
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
1
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Pembimbing
Mengetahui ;
Universitas Hasanuddin
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirarahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulisan skripsi ini dibuat sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.
3
3. Drg. Hasmawati Hasan, M.Kes Selaku dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dan pikirannya ditengah-tengah
kesibukannya dan memberikan banyak saran, nasehat dan arahan serta
bimbingannya.
4. Orang tua tersayang Ayahanda Sutyaswoko dan Ibunda terkasih Siti
Herlina Siri yang telah melahirkan, membesarkan dan memberikan
kasih dan saying yang tulus serta doanya.
5. Kakak ku tersayang Susilo Hari Mamiri yang selalu memberikan
perhatiannya dan dukungan.
6. My Best Friend Maryam Idris yang selama ini selalu bersama dalam
suka dan dukanya perkuliahan dan selalu memberikan masukan dan
saran.
7. Untuk semua Keluarga yang membantu, mendorong dan menyemangati
penulis agar giat dalam pembuatan skripsi ini.
8. Buat staf Fakultas Kedokteran Gigi, pak Ibrahim, pak amir dan kak
edha yang selalu membantu dalam pencariab referensi di Perpustakaan
tercinta, tak lupa untuk dek Anca’ yang selalu lucu dengan
celotehannya.
9. Untuk semua Atrisi 2010 yang memberikan banyak kritikan dan saran
dalam pembuatan skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
4
Hubungan Status Sosial Ekonomi dengan Status Kehilangan Gigi pada
Remaja
2012
*Mahasiswi Preklinik
ABSTRAC
loose from its socket in the oral cavity. Tooth loss may be caused by caries,
Analytical. This research is the basis on which the research is done by taking
the data obtained from the clinical examination in adolescent SMA N 1 and PT
Maruki Daya, then the result is put into the distribution table. The results
loss in adolescents is of the total overall sample as many as 64 people are based
5
on the results obtained. There was relationship between sosial ekonomic and
lost tooth status were that teenagers who come from higher levels of education
have lower incidence of tooth loss is 11.7% while the teenagers who come from
ABSTRAK
6
Kehilangan gigi merupakan keadaan di mana satu atau lebih gigi
seseorang lepas dari soketnya atau tempatnya dalam rongga mulut. Kehilangan
gigi dapat disebabkan oleh karies, penyakit periodontal, fraktur atau trauma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor status sosial
cara mengambil data yang diperoleh dari pemeriksaan klinis pada remaja SMA
status sosial ekonomi dengan status kehilangan gigi pada remaja yaitu dari
hasil yang diperoleh bahwa remaja yang berasal dari tingkat pendidikan tinggi
remaja yang berasal dari tingkat pendidikan rendah memiliki angka kejadian
BAB I
PENDAHULUAN
7
1.1 Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut pada remaja adalah bagian yang esensial dan
integral dari kesehatan umum yang terlihat pada masyarakat luas. Kesehatan
gigi dan mulut yang baik dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-
hari seperti bicara, makan, minum, sosialisasi dan rasa percaya diri. Kehilangan
satu atau lebih gigi dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan terganggunya
derajat sosial ekonomi, faktor sosial ekonomi adalah faktor terbesar yang
tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik
terhadap kesehatan sehingga akan mempengaruhi prilaku untuk hidup sehat dan
menyatakan bahwa prevalensi kerusakan gigi terlihat lebih tinggi pada anak
pada anak yang memiliki orang tua yang berpenghasilan dan pendidikan tinggi,
8
Kehilangan gigi merupakan keadaan dari satu atau lebih gigi seseorang
lepas dari soketnya atau tempatnya. Kehilangan gigi permanen pada orang
yang berpenghasilan tinggi lebih memilih melakukan perawatan gigi dari pada
yang berasal dari ekonomi rendah akan memilih mencabut giginya dengan
keadaan gigi yang tidak dapat dipertahankan lagi serta mahalnya biaya apabila
gigi dari satu atau lebih faktor-faktor penghalang yang harus diperhatikan yang
pasien terhadap perawatan kesehatan gigi sudah lama dikenal termasuk faktor
ekonomi. Pemilihan pencabutan gigi pada masa sekarang ini merupakan salah
9
Meningkatnya biaya perawatan yang berdampak pada bidang kesehatan gigi
giginya dari pada merawat akibat dari mahalnya biaya perawatan kesehatan gigi
sekarang. (4)
hubungan faktor sosial ekonomi dengan status kehilangan gigi pada remaja.
giginya karena sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan masa depan yang
akan datang.
10
Berdasarkan latar belakang di atas, maka adapun rumusan
pada remaja.
1. Manfaat Keilmuan
mungkin.
11
Merupakan proses belajar serta pengalaman dalam mengaplikasikan
1.5 Hipotesis
Ada hubungan antara faktor sosial ekonomi orang tua terhadap status
BAB II
12
TINJAUAN PUSTAKA
seseorang lepas dari soketnya atau tempatnya dalam rongga mulut. Kejadian
hilangnya gigi normal terjadi pada anak-anak mulai usia 6 tahun yang
trauma dan atrisi yang berat. Karies merupakan satu penyebab kehilangan gigi
yang paling sering terjadi pada dewasa muda, karies merupakan penyakit
infeksi pada gigi karies yang tidak dirawat dapat bertambah buruk, sehingga
faktor sosial – demografi, perilaku dan gaya hidup juga berpengaruh terhadap
kehilangan gigi. Faktor sosial demografi seperti umur, jenis kelamin, tingkat
13
mempengaruhi jumlah kehilangan gigi geligi.(4,5)
gigi dan mulut seperti karies gigi dan penyakit periodontal yang masih tetap
tinggi. (4)
kebersihan gigi dan mulut. Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh berbagai
macam kejadian, baik gigi tersebut dicabut oleh dokter gigi atau hilang dengan
(4)
sendirinya akibat penyakit periodontal atau adanya trauma. Adapun
2.1.1 Karies
penyebab kehilangan gigi yang paling sering terjadi pada dewasa muda dan
dewasa tua. Karies merupakan penyakit infeksi pada gigi, karies yang tidak
dirawat dapat bertambah buruk sehingga akan menimbulkan rasa sakit dan
menurun di Amerika, tetapi penrunan ini tidak terjadi pada kelompok usia tua.
14
(5)
dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik
dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Terdapat empat faktor utama
terjadinya karies pada populasi dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, usia,
sukrosa) dan menghasilkan asam. Kondisi asam seperti ini sangat disukai oleh
berperan dalam permulaan (initition) terjadinya karies gigi dan bakteri ini
transferase. (5)
Enzim tersebut menghasilkan glukan yang tidak larut dalam air dan
berperan dalam penimbunan plak dan koloni pada permukaan gigi, di mana
15
kelanjutan karies tersebut. Pertama kali akan terlihat white spot pada
permukaan email dan proses ini kemudian berjalan secara perlahan sehingga
lesi kecil tersebut berkembang, dan dengan adanya destruksi bahan organik,
dengan biaya yang mahal sehingga kebanyakan masyarakat yang berada pada
Prevalensi karies gigi pada anak usia sekolah adalah cukup tinggi 74,69 %
kelompok usia remaja 14-16 tahun sudah dijumpai karies pada 82,53 % anak.
pada penelitian ini yaitu 74,69 % hampir sama dengan prevalensi penduduk 10
tahun keatas pada SKRT 2001 yaitu 71,20 % namun apabila dilihat jumlah
menunjukkan bahwa indeks DMF-T pada usia 10 tahun keatas sebesar 5,30
16
pendukung gigi yang apabila tidak dirawat akan menyebabkan hilangnya gigi.
diderita oleh manusia hampir di seluruh dunia dari jumlah populasi dewasa.
Penyakit periodontal pada awalnya berupa gingivitis yang tidak terasa sakit,
yang dapat terlihat dengan adanya kerusakan pada jaringan pendukung gigi,
inflamasi akibat plak, maka perlekatan epitelium akan semakin rusak. Sel
pendukung gigi ini merupakan penyakit infeksi yang serius dan apabila
periodontal adalah kehilangan gigi akibat dari hilangnya pelekatan pada gigi
sehingga gigi tidak dapat lagi bertahan pada soketnya. Penyakit periodontal
17
periodontal pada gigi dan terjadinya destruksi tulang. Pada periodontitis kronis
hampir semua kasus yang menyatakan bahwa terdapat destruksi tulang pada
Setiap orang dapat mengalami trauma baik pada gigi, tulang alveolar
maupun pada jaringan lunaknya dalam berbagai kondisi, dapat terjadi pada gigi
biasanya disebabkan karena kecelakan bermain, lalu lintas dan olahraga. (9)
Pengertian dari trauma secara umum adalah luka atau jejas baik fisik
maupun psikis. Trauma dengan kata lain injury atau wound, dapat diartikan
jaringan. Hilangnya kontinuitas pada gigi dapat menyebabkan gigi lambat laut
mengalami nekrosis sehingga potesi untuk kehilangan gigi sangat besar kecuali
pada masyarakat yang memiliki pola piker kesehatan serta biaya yang cukup
18
untuk merawat gigi. (9)
gigi antara lain kecelakaan lau lintas yang dewasa ini banyak terjadi di jalan
raya:
dalam rumah.
3. Perkelahian yang banyak terjadi dewasa ini, baik itu perkelahian antar
air, jatuh dari tangga, terbentur meja, lemari dan terpeleset di kamar
19
terdapat 4251 murid sekolah dasar yang diperiksa terdapat 4,2 % yang
mengalami fraktur pada gigi anterior. Hasil penelitian Hargreaves dan Craig
(1970) terdapat 5,9% dari 17.831 anak yang berusia 4-18 tahun mengalami
terdapat 16,4 % dari 1634 murid yang mengalami kasus fraktur gigi anterior
trauma gigi anterior dari 4514 penderita yang datang ke bagian Bedah Mulut
desember 1997, diantarnya 15 anak (14,28%) pada usia 1-10 tahun dan 40
orang (38,09%) yang berusia 11-20 tahun mengalami truma gigi anterior,
kelompok usia 11-20 tahun adalah usia yang paling banyak mengalami trauma
2.3.1 Usia
20
Secara umum, kesehatan mulut pada orang tua terlihat dengan tingginya
keterlibatan keduanya tergantung pada usia di mana kehilangan gigi pada usia
gigi pada usia muda biasanya disebabkan oleh karies selain itu, penyakit
periodontal lebih banyak terjadi pada usia tua dibandingkan dengan usia
prevalensi kehilangan seluruh gigi pada dewasa muda sekitar 2,4 % sedangkan
pada dewasa tua yang berumur 65 tahun keatas sekitar 30,6 %, Penyakit
besar populasi dewasa di atas usia 35 sampai 40 tahun, di mana penelitian yang
melibatkan 1187 subyek ditemukan bahwa pada usia 40 tahun 90% dewasa
21
Menurut survey k e s e h a t a n nasional di Amerika tahun 1960-1962,
Perempuan lebih banyak mengalami gigi yang karies, tetapi mengalami gigi
pada usia di mana kehilangan gigi pada usia lanjut kebanyakan disebabkan
oleh penyakit periodontal sedangkan kehilangan gigi pada usia muda biasanya
disebabkan oleh karies. Kehilangan gigi juga dipengaruhi oleh merokok yang
memiliki kesehatan mulut yang lebih rendah dan memiliki kebiasakan untuk
kalkulus dan plak akibat merokok. Kekurangan gizi yang parah biasanya
disertai dengan kebersihan mulut yang rendah dan terjadi kerusakan jaringan
baik atau buruknya kebersihan gigi dan mulut yang akan mempengaruhi juga
22
periodontal dan karies gigi. Beberapa penelitian sebelumnya juga menyebutkan
bahwa orang yang merokok mengalami kehilangan gigi lebih besar daripada
terjadi pada perokok pipa dan cerutu. Merokok dapat menyebabkan terjadinya
mengenai kesehatan gigi dan mulut maka peningkatan pendidikan adalah suatu
kesehatan gigi dan mulut. Hasil penelitian membuktikan bahwa anak yang
berasal dari orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi memiliki
kesehatan gigi dan mulut yang baik, sebaliknya dibanding anak-anak yang
berasal dari orang tua yang berasal dari pendidikan rendah seperti tamatan
Sekolah Dasar akan memiliki kesehatan gigi dan mulut yang buruk ditandai
23
dengan luasnya kerusakan pada gigi anak tersebut dikarenakan karies. (13,14)
masuk ke dalam tubuh anak-anak dengan asupan zat gizi yang cukup akan
memiliki kesehatan umum yang baik karena zat-zat gizi yang diperlukan,
yang banyak mengandung serat seperti pada buah dan sayur bermanfaat dalam
dentin dan email. Asupan kalsium yang kurang pada masa pertumbuhan gigi.
kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium di dalam email gigi. Sedangkan
flour berperan dalam proses mineralisasi dan pengerasan email gigi. (15)
24
adalah penyakit yang multifaktorial meliputi faktor gigi, mikroorganisme,
karbohidrat atau makanan, dan waktu sebagai faktor tambahan. Hingga saat ini
disamping itu juga ada hubungan antara zat gizi seperti vitamin dan mineral,
protein hewani dan protein nabati, serta karbohidrat yang terkandung di dalam
banyak yang tidak menyadari bahwa mereka mempunyai masalah dengan gigi-
geligi mereka. Ketika mereka merasakan sakit yang disebabkan oleh masalah
gigi tersebut, banyak yang tidak mempunyai dana untuk pergi mendapatkan
pengobatan yang layak di klinik – klinik gigi. Juga banyak diantara mereka
25
Oleh karena itu pemeriksaan klinis berperan dalam menyeimbangkan antara
tersebut. (16)
anak-anak dan remaja yang berasal dari status ekonomi rendah. Status sosial
ekonomi tinggi berisiko rendah terhadap terjadinya kerusakan gigi, tetapi status
ekonomi rendah memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap karie gigi, hal ini
disebabkan anak-anak dan remaja yang berasal dari kalangan ini lebih banyak
dokter gigi. Wycoff menjelaskan bahwa ada hubungan antara keadaan sosial
ekonomi dengan terjadinya kerusakan gigi hingga kehilangan gigi. Faktor yang
kerusakan gigi dua kali lebih banyak di banding teman sebayanya yang hidup
lebih makmur dan bahwa penyakit mereka lebih banyak yang tidak
26
diperoleh, prevalensi kerusakan gigi pada gigi anak-anak dapat meningkat
gigi dan mulut yang datang sendiri ke klinik gigi untuk mendapatkan
pengobatan adalah usia produktif 20-50 tahun. Penyakit jaringan keras dan
daerah urban dan lebih banyak pada masyarakat yang kurang berpendidikan
rendah, situasinya jauh dari pada memuaskan dan merupakan masalah yang
Prevalensi yang tinggi dari kehilangan gigi dan mulut akibat kerusakan
tersebut mempunyai kebutuhan yang besar akan layanan kesehatan gigi dan
Dari hasil penelitian Kristanti (2001) ternyata 69% dari mereka yang memiliki
masalah keuangan. Faktor-faktor lain kecuali masalah keuangan yang juga ikut
27
berperan adalah terbatasnya layanan kesehatan untuk kalangan masyarakat
rendah. (17)
Gigi adalah bagian dari mulut yang sangat penting. Fungsi dari gigi
dan menelan. Apabila telah terjadi kehilangan gigi maka oklusi, keadaan gigi
atas dan bawah bertemu menjadi tidak stabil, fungsi pengunyahan terganggu
Hal-hal yang akan terjadi apabila terjadi kehilangan gigi antara lain(18) :
pergeseran, miring atau berputarnya gigi. Karena gigi ini tidak lagi menempati
posisi yang normal untuk menerima beban yang terjadi pada saat pengunyahan,
2. Erupsi Berlebihan
28
Bila gigi sudah tidak mempunyai antagonisnya lagi, maka akan terjadi
disertai pertumbuhan tulang alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa pertumbuhan
sehingga gigi mulai ekstrusi. Bila terjadinya hal ini disertai pertumbuhn tulang
akibat kehilangan gigi mungkin tidak terlalu berpengaruh, karena dapat dilihat
banyaknya makanan yang siap saji dalam bentuk dan tekstur yang lunak.
5. Kelainan bicara
Seperti yang kita ketahui bahwa gigi sangat berfungsi pada saat kita
berbicara, gigi akan menahan huruf sehingga jelas untuk didengar sehingga
29
6. Hilangnya fungsi estetik
gigi-gigi depan akan mengurangi daya tarik wajah seseorang, apa lagi dari segi
kelihatan kempot dan terlihat lebih tua serta hilangnya estetik pada wajah
Kesehatan gigi dan mulut adalah bagian integral dan esensial dari
kesehatan umum. Kesehatan gigi dan mulut yang baik dibutuhkan dalam
sosialisasi dan rasa percaya diri. Masalah oral diberbagai Negara baik di Negara
30
pencabutan gigi bervariasi menurut keadaan dan karakteristik sosio-ekonomi-
geografik. (19)
merupakan satu atau lebih penyakit gigi dan mulut yang pada akhirnya
dilakukan pencabutan dan menyebabkan kelainan yang lebih parah yang sulit
untuk di obati. Tingginya penyakit gigi dan mulut pada kelompok masyarakat
ini menjadi lebih besar oleh karena sikap dan prilaku mereka dalam
pendidikan. Prevalensi yang tinggi pada penyakit gigi dan mulut pada suatu
31
kebutuhan yang besar akan layanan kesehatan gigi dan mulut. Namun, sulitnya
keuangan. (1,22)
dalam sistem sosial. Sangat penting untuk mengetahui konsep stratifikasi sosial
dalam masyarakat adapun fungsi stratifikasi sosial adalah sebagai proses formal
dalam pembentukan akses yang berbeda untuk hal-hal pokok seperti kualitas
rumah, pendidikan , pelayanan kesehatan umum dan gigi. Status sosial ekonomi
yaitu kedudukan sosial ekonomi secara umum dari seseorang dalam masyarakat
(21)
dilihat dari pendapatan keluarga, pekerjaan, dan tingkat pendidikan. .
klasifikasi awal oleh Marx dan Weber (1958) yang menjadi lebih umum yang
salah satunya digunakan oleh Register General’s Sosial Class. Sistem ini
kelas.(22)
32
Kelas
Penjelasan Contoh
Sosial
sosial ekonomi dengan kerusakan gigi. Masyarakat yang berasal dari kelas
sosial tinggi kemungkinan tidak memiliki gigi yang berlubang dan kerusakan
33
pekerjaan seseorang dengan pendidikannya.(22)
e. Buruh adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/
perusahaan.
f. Nelayan atau petani yaitu mereka yang bekerja pada bidang pertanian,
asuransi, dll.
juga menunjukan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga kelas sosial
34
tinggi lebih sedikit mengalami karies dari pada mereka yang berasal dari kelas
perbedaan dalam oral habit, konsumsi gula dan penggunaan flourida. Di Brazil
gigi pada gigi yang rusak lebih tinggi pada anak yang berasal dari status sosial
ekonomi rendah. Hal ini dikarenakan seseorang anak yang berasal dari status
ini makan lebih banyak makanan yang bersifak kariogenik serta kurangnya
flouridasi lebih tinggi di banding daerah yang air minum tidak diflouridasi.
35
BAB III
KERANGKA KONSEP
Kehilangan Gigi
Faktor Penyebab
Pencabutan Gigi
36
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
37
4.5 Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Ekslusi
38
3. Tidak bersedia dilakukan pemeriksaan (non-kooperatif)
orang tuanya.
39
4.9 Kriteria Penilaian
BUMN, dll .
operasinya.
instansi/kantor/ perusahaan.
40
g. Supir yaitu mereka yang bekerja pada bidang angkutan,
(S3), dll.
Missing (M) adalah gigi permanen yang hilang atau dicabut akibat
41
4.10 Data
42
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Subjek
Variabel %
Lokasi Penelitian N
Jenis Kelamin
Laki-laki 14 41,2
SMA N 1
Perempuan 20 58,8
Makassar
Total 34 100
Laki-laki 17 56,7
Kawasan Buruh
Perempuan 13 43,3
PT Maruki Daya
Total 30 100
43
Tabel 1.2 Distribusi Sampel berdasarkan Pekerjaan Orang Tua.
Variabel
%
Lokasi Penelitian Pekerjaan Orang N
Tua
PNS 10 29,4
Pegawai Swasta 10 29,4
Wiraswasta 12 35,3
SMA N 1 TNI/Polri 2 5,8
Makassar Buruh 0 0
Supir 0 0
Lainnya 0 0
Total 34 100
PNS 0 0
Pegawai Swasta 0 0
Wiraswasta 0 0
Kawasan Buruh TNI/Polri 0 0
PT Maruki Daya Buruh 30 100
Supir 0 0
Lainnya 0 0
Total 30 100
44
sampel berdasarkan pekerjaan orang tuanya yang berada di Kawasan Buruh PT
Maruki daya terdapat 30 orang 100% yang berprofesi sebagai buruh.
Variabel
%
Lokasi Penelitian Pendidikan N
Terakhir orang tua
SD 0 0
SMP 0 0
SMA N 1
SMA 10 29,4
Makassar
Perguruan Tinggi 24 70,6
Total 34 100
SD 8 26,7
SMP 10 33,3
Kawasan Buruh
SMA 12 40
PT Maruki Daya
Perguruan Tinggi 0 0
Total 30 100
Dari tabel 1.3. distribusi sampel berdasarkan pendidikan terakhir orang tua
remaja pada SMA N 1 terdapat 10 orang 29,4% yang berpendidikan terakhir SMA,
dan 24 orang 70,6% yang berpendidikan terakhir di perguruan tinggi. Sedangkan
45
distribusi sampel berdasarkan pendidikan terakhir orang tua yang berada di Kawasan
Buruh PT Maruki daya terdapat 8 orang 26,7 % yang berpendidikan terakhir SD,
10 orang 33,3% yang berpendidikan terakhir SMP 12 orang 40% yang
berpendidikan terakhir SMA.
46
Pada tabel 2. Menunjukkan nilai status kehilangan gigi pada SMA N
1 dan kawasan buruh PT Maruki dilihat dari jenis pendidikan terakhir orang
tuanya. Di SMA Negeri 1 memiliki nilai status kehilangan gigi adalah siswa
yang pendidikan orang tuanya SMA yaitu 3 orang 8,8% yang mengalami
kehilangan gigi dan 7 orang 20,6% yang tidak mengalami kehilangan gigi.
Pada siswa yang orang tuanya berpendidikan terakhir di perguruan tinggi
yaitu 1 orang 2,9% yang mengalami kehilangan gigi dan yang tidak
mengalami kehilangan gigi 23 orang yaitu 67,6%. Di Kawasan buruh PT
Maruki memiliki status kehilangan gigi pada remaja yang orang tuanya
berpendidikan terakhir SD sebanyak 8 orang 26,7% yang mengalami
kehilangan gigi dan yang tidak mengalami kehilangan gigi yaitu 0 %. Pada
orang tuanya yang berpendidikan terakhir SMP sebanyak 10 orang 33,3%
yang mengalami kehilangan gigi dan yang tidak mengalami kehilangan gigi
adalah 0 %. Pada orang tuanya yang berpendidikan terakhir SMA terdapat 8
orang 26,7 % yang mengalami kehilangan gigi dan yang tidak mengalami
kehilangan gigi sebanyak 4 orang yaitu 13,3 %. Ini menunjukkan ada
hubungan antara nilai status kehilangan gigi dan faktor pendidikan orang
tuanya.
47
Table 3. Hubungan antara Pekerjaan Orang Tua terhadap Status
Kehilangan Gigi.
Pada tabel 3. Menunjukkan nilai status kehilangan gigi SMA Negeri 1 dan
Kawasan PT Maruki dilihat dari pekerjaan orang tuanya. Di SMA Negeri 1
memiliki nilai status kehilangan gigi yaitu pada orang tua yang bekerja sebagai PNS
yaitu sebanyak 1 orang 2,9% yang mengalami kehilangan gigi dan yang tidak
48
mengalami kehilangan gigi sebanyak 9 orang 26,5%. Pada orang tuanya yang
bekerja sebagai Pegawai Swasta yaitu 0% yang mengalami kehilangan gigi dan
yang tidak mengalami kehilangan gigi yaitu 10 orang 29,4%. Pada orang tuanya
yang bekerja sebagai Wiraswasta sebanyak 3 orang 8,8% yang mengalami
kehilangan gigi dan 9 orang 26,5% yang tidak mengalami kehilangan gigi. Pada
orang tuanya yang bekerja sebagai TNI/Polri tidak terdapat kehilangan gigi. Di
kawasan PT Maruki memiliki nilai status kehilangan gigi paling banyak yaitu
Remaja yang pekerjaan orang tuanya sebagai Buruh yaitu 26 orang 86,7 % yang
mengalami kehilangan gigi dan hanya 4 orang 13,3% yang tidak mengalami
kehilangan gigi. Ini menujukkan bahwa ada hubungan antara nilai status kehilangan
gigi remaja dan faktor pekerjaan orang tuanya.
49
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah uji hubungan
dengan tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan faktor
sosial ekonomi dengan status kehilangan gigi ditinjau dari tingkat pendidikan
dan pekerjaan.
berasal dari tingkat pendidikan tinggi memiliki angka kejadian kehilangan gigi
rendah yaitu 11,7 % sedangkan remaja yang orang tuanya berasal dari tingkat
86,7%. Hal ini disebabkan karena remaja yang orang tuanya berasal dari
kebersihan mulut yang baik, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Menunjukkan bahwa anak-anak yang berasal dari kelas sosial ekonomi tinggi
tidak memiliki gigi yang berlubang dan kerusakan gigi yang menyebar.
50
Sedangkan anak-anak yang berasal dari kelas sosial ekonomi rendah memiliki
faktor resiko kerusakan gigi yang lebih tinggi dibanding mereka yang berasal
Wiraswasta, dan TNI/polri diperoleh tingkat kehilangan gigi yang rendah yaitu
kehilangan gigi sedangkan remaja yang orang tuanya berprofesi sebagai buruh
industri memiliki tingkat kehilangan gigi yang tinggi yaitu 86,7% yang
mengalami kehilangan gigi dan yang tidak mengalami kehilangan gigi hanya
13,3%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Reilly dkk
kehilangan gigi akan lebih banyak dibandingkan dengan tingkat pendidikan dan
tinggi, seseorang mengetahui serta rutin melakukan perawatan gigi dan mulut
ke dokter gigi.(3)
Menurut Pelton dkk yang dikutip oleh Lesmana, memperlihatkan bahwa setelah
51
usia 15 tahun, kira-kira 50%, jumlah kehilangan gigi disebabkan karena karies,
37% hilang karena penyakit periodontal, sedangkan 13% oleh akibat lain
misalnya trauma.(3)
52
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
antara faktor sosial ekonomi dengan status kehilangan gigi pada remaja
7.2 Saran
lingkungan inti.
53
DAFTAR PUSTAKA
http://www.community.com/community-socioeconomic. Accesed
145-147.
54
7. Situmorang N. Status dan Prilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan
Bimer, 2009.
2012.
13. Lina N, Nila SD. Hubungan Pendidikan, Pengetahuan, dan Prilaku Ibu
pp 37-41.
55
14. Hamrun N. Pebandingan Stats Gizi dan Karies Gigi pada Murid SD
pp 27-34.
16. Beal JF. Social Factor and Preventif Dentistry. St. Louis : Mosby 1996.
17. Africa CWJ, Reddy J. The Association between Gender and Tooth Loss
22,2012.
http://www.gizi.net/kebijakan-gizi/download/SKG.8.doc. Accesed
56
21. Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan[Internet]. Available From :
http://Journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-3-07.pdf. Accesed
desember 28,2012.
Dent J 2003;2(8):265.
57