A. Judul
(Studi kasus kemenangan Indah Damayanti Putri Dalam Pilkada Kab. Bima 2020)
Indah Damayanti Putri (IDP) adalah petahana Bupati Kabupaten Bima sebelumnya,
yang kemudian mencalonkan diri kembali pada Pemilihan Kepala Daerah 2020. Melalui partai
Golongan Karya, IDP berpasangan dengan wakil yang sama pada periode sebelumnya, yaitu
Dahlan M. Noer. Namun ada yang berbeda pada konstelasi Pilkada kali ini, dimana pengunaan
sosial media semakin masif, dilansir dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII), NTB mencapai peringkat 10 dalam penggunaan internet terbesar di Indonesia, yaitu
mencapai 3.766.440 orang. Hal inilah kemudian yang berdampak pada penggunaan sosial
media khususnya di Kabupaten Bima, NTB. Ikhwal ini tergambar dalam marak dan masifnya
political branding yang digunakan paslon pesaing IDP di sosial media. Namun IDP tetap
Bima adalah masyarakat pemilih tradiosinal. IDP berhasil menjadi komunikator yang baik,
berbicara per kata dan per kalimat pada masyarakat akar rumput yang mayoritas pekerjaan
mereka adalah petani, nelayan dan buruh. Inilah kemudian yang berhasil mengantarkan IDP
Damayanti Putri (IDP) dalam pemilihan kepada Daerah yang kemudian berhasil
mengantarkannya menjadi Bupati dua periode. Pemilihan kepala Daerah 2020 adalah ajang
dimana IDP dihapit oleh dua paslon kuat sebagai penantangya. Dilansir dari Kpu Kabupaten
Bima, dua penantang kuat petahana adalah, Irfan dan Herman Alfa Edison, nomor urut 1 dan
dengan slogan (Iman) ini diusung oleh PKS, Hanura dan PDI Perjuangan, dengan mengantongi
Sementara nomor urut dua, adalah Syafrudin M. Noer dan Ady Mahyudi (Syafaad),
diusung oleh PAN dan Nasdem, mengantongi 10 Kursi dari total 45 kursi di DPRD Kabupaten
Bima. Dan palson nomor urit 3 adalah petahana, yaitu Indah Damayanti Putri dan Dahlan M.
Noer (Indah), Diusung oleh koalisi Golkar, Gerindra, PPP, Demokrat, PKB dan PBB. Total
Dalam masa kampanye terbuka, pasangan Iman dan Syafaad konsisten melakukan
kampanye secara masif di sosial media dengan pendekatan poltical branding, melalui program
dan visi misi yang mereka yakini dapat menyasar pemilih produktif di kabupaten Bima.
Sementara IDP nampak tilas dan curam jalannya dalam branding di sosial media maupun di
masyarakat luas. Hal ini, disebabkan karna sebagai petahana, IDP dan Dahlan dianggap gagal
dalam membawa Kabupaten Bima menjadi daerah yang Bima Ramah, sesuai dengan sloglan
pemerintahhanya sebelumnya.
Bima Ramah, adalah sloglan yang terdiiri dari visi misi pemrintah terpilih yang termuat
dalam, (Religius, Amanah, Makmur dan Handal). Sloglan inilah kemudian yang dicap gagal
oleh beberapa kalangan dan akademisi, mengingat saat kepemimpinan IDP sebelumnya,
Dan keadaan ini kemudian diperparah dengan terpilihnya, Muhamad Putra Feriyandi
anak kandung IDP pada Pemilu Legislatif 2019 menjadi ketua DPRD Kabupaten Bima
termuda. Hal inilah kemudian yang mendorong dan mendesak rentetan aksi protes masyarakat
dalam penyelenggaraan pemerintah. Chek and balance dipercaya tidak berlaku dalam
penyelenggaraan pemerintah kabupaten Bima, menginagat ibu dan anak adalah pemimpin
Namun kemudian, pada pemilihan kepala daerah 2020 justru keadaan ini berbalik.
Dilansir dari Indodata yang melakukan survei pada 1 Maret hingga 21 Maret 2020, dengan
menggunakan metode multy stage random sampling dari 18 Kecamatan di Kabupaten Bima,
IDP masih unggul dengan elektabilitas 24,5 persen. Pesaing terdekatnya adalah Ady Mahyudi
dengan elektabilitas 11,50 persen. Sementara paslon yang lain masih berada jauh dibawah 10
persen.
Lembaga survei nasionalpun turut andil dalam melakukan survei perhelatan Pemilihan
kepala Daerah Kabupaten Bima. Masih di bulan yang sama, Maret 2020 Poltracking dengan
menggunakan metode multistage random sampling, merilis hasil surveinya dimana pasangan
IDP-Dahan Memperoleh 43 persen, syafru-Ady mendapat 22,7 persen dan Irfan-Herman 4,8
persen. Dan lembaga indicator pada juli 2020 juga merilis angka survey menunjukkan bahwa
IDP dahlan cenderung naik di angka diatas 51 persen dan Syafru- Ady berada di angka 24
Kemudian survei per bulan september, lembaga survei yang melakukannya, yaitu
Parewanews dengan menggunakan metode random sampling dari 18 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Bima, dan hasilnya pasangan IDP dan Dahlan M. Noer (Indah) masih unggul
dengan hasil poling 44,84 persen. Sementara syafrudin dan Ady Mahyudi (Syafaad) mendapat
poling 29,8 persen. Dan yang terakhir adalah paslon (Iman), yaitu Irfan dan Herman Alfa
Edison mendapat poling 21,20 persen. Dan pemilih yang belum menentukan pilihan sebesar
4,89 persen.
Dari beberapa survei diatas, menunjukkan IDP masih menjadi figur yang populer.
Akseptabilitas dan elektabilitas menjadi indikator dalam survei bahwa kepemimpinan IDP
masih bisa diterima dan tingkat kepuasan publik terhadapnya tergolong tinggi. Inilah kemudian
yang mengantar IDP menjadi Bupati pada periode kedua, selain survei survei diatas, IDP
memiliki kemampuan yang hemat penulis tidak dimiliki oleh paslon penantangnya. Selain itu,
demografi menjadi penting, mengingat pemetaan wilayah di kabupaten Bima tergolong dalam
beberapa lingkup. IDP melihat bahwa mayoritas masyarakat Kabupaten Bima adalah akar
rumput yang tidak begitu mengerti dan mengahabiskan waktunya di berselancar di sosial
media. Penggunaan teknologi masih begitu minim di Kabupaten Bima, dan kemudian inilah
yang di manfaatkan IDP sebagai komunikator handal dan memenangkannya dalam pemilihan
C. Masalah Penelitian
Komunikasi politik yang tertuang dalam personal branding kandidat merupakan salah
satu cara untuk menarik simpati terhadap khalayak. Tujuan komunikasi politik ini yaitu
market value dijadikan sasaran oleh kadidat dalam meng-komunikasikan visi dan misinya
kedepan, simpati dan ketertarikan audiens inilah kemudian yang harus ditarik dengan
pendekatan persuasif. Interaksi timbal balik adalah salah satu indikaor keberhasilan
politik dari seseorang atau kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk membuka
wawasan atau cara berpikir, serta memengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi
target politik. Masih menurut Cangara, komunikasi politik di identikkan sebagai body of
(komunikan), pesan (message), media atau saluran, dan efek. Secara esensial perpaduan
komunikasi dan politik menjadi komunikasi politik, bertemu pada dua titik, yaitu: (1)
Penjelasan di atas dipertegas oleh Anwar Arifin dalam “Politik Pencitraan, Pencitraan
Politik” menulis bahwa politik adalah komunikasi, karena sebagian besar kegiatan politik
Dari Ikhwal penjelasan di atas, IDP pada Pemilihan Kepala Daerah 2020, adalah
komunikator yang handal, dalam karirnya dan masa kampanye pada Pikada, IDP adalah yang
paling aktif sebagai komunikator. IDP mencangkup apa yang kemudian di ulas Montoya dalam
personal branding 3, yaitu mencangkup : Personal Brand adalah sebuah gambaran mengenai
apa yang masyarakat pikirkan tentang seseorang. Hal tersebut mencerminkan nilai-nilai,
kepribadian, keahlian dan kualitas yang membuat seseorang berbeda dengan yang lainnya.
Promise. Personal Brand adalah sebuah janji, sebuah tanggung-jawab untuk memenuhi harapan
yang timbul pada masyarakat akibat dari personal brand itu sendiri. Relationship. Sebuah
personal branding yang baik akan mampu menciptakan suatu relasi yang baik dengan klien,
semakin banyak atribut atribut yang dapat diterima oleh klien dan semakin tingginya tingkat
1
Hafield Cangara, 2012, Komunikasi Politik : Konsep, Teori dan Strategi, Rajawali Press, Jakarta.
2
Anwar Arifin, 2014, Politik Pencitraan : Pencitraan Politik, Graha Ilmu, Yogyakarta.
3
Peter Montoya, 2002, The Personal Branding Phenomenon, Nashville, Vaughanprinting.
kekuasaan seseorang, menunjukkan semakin baiknya tingkat relasi yang ada pada personal
branding tersebut.
Inilah kemudian yang dilakuakn IDP dalam masa kampanyenya di beberapa desa
komunikator yang baik saat bicara dengan masyarakat pemilih tradisional yang ada disetiap
desa. IDP mewakili kesetaraan gender yang kemudian dikonotasikan “menghimpun” suara
perempuan yang ada di kabupaten Bima. Menurut Mawardin (Charta Politika), IDP dan Dahlan
Bima 4. Hemat penulis, meski Mawardin melihat tradisional-kharsmatik pada Pilkada 2015,
namun langkah politik atau brand yang melekat kepada IDP-Dahlan pada 2015 masih terasa
IDP begitu dekat pada masyarakat tradisional sebagai figur perempuan yang bisa
bertutur kata dengan baik. IDP pada setiap kesempatan selalu berbicara per kata dan kalimat,
tujuannya agar mudah dimengerti dan membuat timbal balik diantara komunikator dan audiens.
IDP berhasil melewati itu. Kemudian Dahlan sebagai wakil adalah representatif dari figur laki
laki kharismatik. Inilah kemudian yang menjadi relasi kekuatan IDP-Dahlan yang
Corporate brading dan target market adalah ciri IDP-Dahlan dalm setiap kampanye
politiknya. Manajemen Tim kemudian mendukung dan turut andil dalam merumuskan strategi
poltik IDP. Inilah kemudian yang dipercaya oleh penulis sebagai satu kesatuan yang
mengantarkan IDP-Dahlan menang dalam Pilkada 2020. Perlu di ingat, personal branding IDP
sebagai komunikator adalah hal yang geniuen dan dipercaya oleh penulis sebagai hal yang baru
4
Mawardin, 2018, Strategi Marketing Politik Pasangan Dinda-Dahlan di Kabupaten Bima, NTB, Journal Transformative Vol 4 Nomor 2.
D. Pertanyaan Penelitian
Sejauh mana personal branding ini berlaku dan berpengaruh kepada masyarakat pemilih
tradisional di Kabupaten Bima ? mengingat culture masyarakat masyarakat Bima memang jauh
dari perkembangan teknologi, namun untuk mencangkup analisah yang memadai dan dapat
menambah wawasan, metode seperti apa yang patut digunakan dalam penelitain ini ?
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Arifin, Anwar, 2014, Politik Pencitraan : Pencitraan Politik, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Cangara, Hafield 2012, Komunikasi Politik : Konsep, Teori dan Strategi, Rajawali Press,
Jakarta.
Jurnal :