Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Raden Putra Bintang Pamungkas


Npm : 2011 8691 8056
Matakuliah : Metodelogi Penelitian

DRAF PROPOSAL TESIS

A. Judul

PERAN PERSONAL BRANDING DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH

(Studi kasus kemenangan Indah Damayanti Putri Dalam Pilkada Kab. Bima 2020)

B. Latar Belakang Masalah

Indah Damayanti Putri (IDP) adalah petahana Bupati Kabupaten Bima sebelumnya,

yang kemudian mencalonkan diri kembali pada Pemilihan Kepala Daerah 2020. Melalui partai

Golongan Karya, IDP berpasangan dengan wakil yang sama pada periode sebelumnya, yaitu

Dahlan M. Noer. Namun ada yang berbeda pada konstelasi Pilkada kali ini, dimana pengunaan

sosial media semakin masif, dilansir dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

(APJII), NTB mencapai peringkat 10 dalam penggunaan internet terbesar di Indonesia, yaitu

mencapai 3.766.440 orang. Hal inilah kemudian yang berdampak pada penggunaan sosial

media khususnya di Kabupaten Bima, NTB. Ikhwal ini tergambar dalam marak dan masifnya

political branding yang digunakan paslon pesaing IDP di sosial media. Namun IDP tetap

konsisten dengan personal branding yang diyakininya, mengingat 70 % masyarakat kabupaten

Bima adalah masyarakat pemilih tradiosinal. IDP berhasil menjadi komunikator yang baik,

berbicara per kata dan per kalimat pada masyarakat akar rumput yang mayoritas pekerjaan

mereka adalah petani, nelayan dan buruh. Inilah kemudian yang berhasil mengantarkan IDP

menggungguli paslon lainnya dalam pemlihan kepala Daerah 2020.


Studi ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh personal branding Indah

Damayanti Putri (IDP) dalam pemilihan kepada Daerah yang kemudian berhasil

mengantarkannya menjadi Bupati dua periode. Pemilihan kepala Daerah 2020 adalah ajang

dimana IDP dihapit oleh dua paslon kuat sebagai penantangya. Dilansir dari Kpu Kabupaten

Bima, dua penantang kuat petahana adalah, Irfan dan Herman Alfa Edison, nomor urut 1 dan

dengan slogan (Iman) ini diusung oleh PKS, Hanura dan PDI Perjuangan, dengan mengantongi

9 kursi dari total 45 kursi di DPRD Kabupaten Bima.

Sementara nomor urut dua, adalah Syafrudin M. Noer dan Ady Mahyudi (Syafaad),

diusung oleh PAN dan Nasdem, mengantongi 10 Kursi dari total 45 kursi di DPRD Kabupaten

Bima. Dan palson nomor urit 3 adalah petahana, yaitu Indah Damayanti Putri dan Dahlan M.

Noer (Indah), Diusung oleh koalisi Golkar, Gerindra, PPP, Demokrat, PKB dan PBB. Total

koalisi ini memiliki 26 kursi dari 45 kursi di DPRD.

Dalam masa kampanye terbuka, pasangan Iman dan Syafaad konsisten melakukan

kampanye secara masif di sosial media dengan pendekatan poltical branding, melalui program

dan visi misi yang mereka yakini dapat menyasar pemilih produktif di kabupaten Bima.

Sementara IDP nampak tilas dan curam jalannya dalam branding di sosial media maupun di

masyarakat luas. Hal ini, disebabkan karna sebagai petahana, IDP dan Dahlan dianggap gagal

dalam membawa Kabupaten Bima menjadi daerah yang Bima Ramah, sesuai dengan sloglan

pemerintahhanya sebelumnya.

Bima Ramah, adalah sloglan yang terdiiri dari visi misi pemrintah terpilih yang termuat

dalam, (Religius, Amanah, Makmur dan Handal). Sloglan inilah kemudian yang dicap gagal

oleh beberapa kalangan dan akademisi, mengingat saat kepemimpinan IDP sebelumnya,

korupsi, pembangunan infrastruktur, kejahatan dan konflik horizontal masih terjadi di


masyarakat Bima. Setidaknya, rentetan kasus ini mewarnai perjalan IDP pada periode

sebelumnya hingga pencalonanya kembali pada pemilihan kepala Daerah 2020.

Dan keadaan ini kemudian diperparah dengan terpilihnya, Muhamad Putra Feriyandi

anak kandung IDP pada Pemilu Legislatif 2019 menjadi ketua DPRD Kabupaten Bima

termuda. Hal inilah kemudian yang mendorong dan mendesak rentetan aksi protes masyarakat

dalam penyelenggaraan pemerintah. Chek and balance dipercaya tidak berlaku dalam

penyelenggaraan pemerintah kabupaten Bima, menginagat ibu dan anak adalah pemimpin

tertinggi dalam dua institusi pemerintahan.

Namun kemudian, pada pemilihan kepala daerah 2020 justru keadaan ini berbalik.

Dilansir dari Indodata yang melakukan survei pada 1 Maret hingga 21 Maret 2020, dengan

menggunakan metode multy stage random sampling dari 18 Kecamatan di Kabupaten Bima,

IDP masih unggul dengan elektabilitas 24,5 persen. Pesaing terdekatnya adalah Ady Mahyudi

dengan elektabilitas 11,50 persen. Sementara paslon yang lain masih berada jauh dibawah 10

persen.

Lembaga survei nasionalpun turut andil dalam melakukan survei perhelatan Pemilihan

kepala Daerah Kabupaten Bima. Masih di bulan yang sama, Maret 2020 Poltracking dengan

menggunakan metode multistage random sampling, merilis hasil surveinya dimana pasangan

IDP-Dahan Memperoleh 43 persen, syafru-Ady mendapat 22,7 persen dan Irfan-Herman 4,8

persen. Dan lembaga indicator pada juli 2020 juga merilis angka survey menunjukkan bahwa

IDP dahlan cenderung naik di angka diatas 51 persen dan Syafru- Ady berada di angka 24

persen dan Irfan-Herman di angka 12,4 persen.

Kemudian survei per bulan september, lembaga survei yang melakukannya, yaitu

Parewanews dengan menggunakan metode random sampling dari 18 Kecamatan yang ada di

Kabupaten Bima, dan hasilnya pasangan IDP dan Dahlan M. Noer (Indah) masih unggul
dengan hasil poling 44,84 persen. Sementara syafrudin dan Ady Mahyudi (Syafaad) mendapat

poling 29,8 persen. Dan yang terakhir adalah paslon (Iman), yaitu Irfan dan Herman Alfa

Edison mendapat poling 21,20 persen. Dan pemilih yang belum menentukan pilihan sebesar

4,89 persen.

Dari beberapa survei diatas, menunjukkan IDP masih menjadi figur yang populer.

Akseptabilitas dan elektabilitas menjadi indikator dalam survei bahwa kepemimpinan IDP

masih bisa diterima dan tingkat kepuasan publik terhadapnya tergolong tinggi. Inilah kemudian

yang mengantar IDP menjadi Bupati pada periode kedua, selain survei survei diatas, IDP

memiliki kemampuan yang hemat penulis tidak dimiliki oleh paslon penantangnya. Selain itu,

demografi menjadi penting, mengingat pemetaan wilayah di kabupaten Bima tergolong dalam

beberapa lingkup. IDP melihat bahwa mayoritas masyarakat Kabupaten Bima adalah akar

rumput yang tidak begitu mengerti dan mengahabiskan waktunya di berselancar di sosial

media. Penggunaan teknologi masih begitu minim di Kabupaten Bima, dan kemudian inilah

yang di manfaatkan IDP sebagai komunikator handal dan memenangkannya dalam pemilihan

Kepala Daerah 2020.

C. Masalah Penelitian

Peran Personal Branding Dalam Pemenangan Pilkada

Komunikasi politik yang tertuang dalam personal branding kandidat merupakan salah

satu cara untuk menarik simpati terhadap khalayak. Tujuan komunikasi politik ini yaitu

terjadinya interaksi timbal-balik antara komunikator dengan audiens. Masyarakat sebagai

market value dijadikan sasaran oleh kadidat dalam meng-komunikasikan visi dan misinya

kedepan, simpati dan ketertarikan audiens inilah kemudian yang harus ditarik dengan

pendekatan persuasif. Interaksi timbal balik adalah salah satu indikaor keberhasilan

komunikator dalam melakukan komunikasi politik.


Pengertian komunikasi politik menurut Hafied Cangara dapat dirumuskan sebagai

proses pengoperan lambang-lambang atau simbol-simbol komunikasi yang berisi pesan-pesan

politik dari seseorang atau kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk membuka

wawasan atau cara berpikir, serta memengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi

target politik. Masih menurut Cangara, komunikasi politik di identikkan sebagai body of

knowledge memiliki unsur-unsur yang terdiri dari sumber (komunikator), penerima

(komunikan), pesan (message), media atau saluran, dan efek. Secara esensial perpaduan

komunikasi dan politik menjadi komunikasi politik, bertemu pada dua titik, yaitu: (1)

pembicaraan dan (2) pengaruh atau memengaruhi 1.

Penjelasan di atas dipertegas oleh Anwar Arifin dalam “Politik Pencitraan, Pencitraan

Politik” menulis bahwa politik adalah komunikasi, karena sebagian besar kegiatan politik

dilakukan melalui pembicaraan sebagai bentuk dari komunikasi 2.

Dari Ikhwal penjelasan di atas, IDP pada Pemilihan Kepala Daerah 2020, adalah

komunikator yang handal, dalam karirnya dan masa kampanye pada Pikada, IDP adalah yang

paling aktif sebagai komunikator. IDP mencangkup apa yang kemudian di ulas Montoya dalam

personal branding 3, yaitu mencangkup : Personal Brand adalah sebuah gambaran mengenai

apa yang masyarakat pikirkan tentang seseorang. Hal tersebut mencerminkan nilai-nilai,

kepribadian, keahlian dan kualitas yang membuat seseorang berbeda dengan yang lainnya.

Promise. Personal Brand adalah sebuah janji, sebuah tanggung-jawab untuk memenuhi harapan

yang timbul pada masyarakat akibat dari personal brand itu sendiri. Relationship. Sebuah

personal branding yang baik akan mampu menciptakan suatu relasi yang baik dengan klien,

semakin banyak atribut atribut yang dapat diterima oleh klien dan semakin tingginya tingkat

1
Hafield Cangara, 2012, Komunikasi Politik : Konsep, Teori dan Strategi, Rajawali Press, Jakarta.
2
Anwar Arifin, 2014, Politik Pencitraan : Pencitraan Politik, Graha Ilmu, Yogyakarta.
3
Peter Montoya, 2002, The Personal Branding Phenomenon, Nashville, Vaughanprinting.
kekuasaan seseorang, menunjukkan semakin baiknya tingkat relasi yang ada pada personal

branding tersebut.

Inilah kemudian yang dilakuakn IDP dalam masa kampanyenya di beberapa desa

pedalaman yang berrada di 18 Kecamatan. IDP bisa menempatkan dirinya sebagai

komunikator yang baik saat bicara dengan masyarakat pemilih tradisional yang ada disetiap

desa. IDP mewakili kesetaraan gender yang kemudian dikonotasikan “menghimpun” suara

perempuan yang ada di kabupaten Bima. Menurut Mawardin (Charta Politika), IDP dan Dahlan

adalah mewakili masyarakat tradisional-kharismatik sebagai representatif dari trah kesultanan

Bima 4. Hemat penulis, meski Mawardin melihat tradisional-kharsmatik pada Pilkada 2015,

namun langkah politik atau brand yang melekat kepada IDP-Dahlan pada 2015 masih terasa

pada pada Pilkada 2020.

IDP begitu dekat pada masyarakat tradisional sebagai figur perempuan yang bisa

bertutur kata dengan baik. IDP pada setiap kesempatan selalu berbicara per kata dan kalimat,

tujuannya agar mudah dimengerti dan membuat timbal balik diantara komunikator dan audiens.

IDP berhasil melewati itu. Kemudian Dahlan sebagai wakil adalah representatif dari figur laki

laki kharismatik. Inilah kemudian yang menjadi relasi kekuatan IDP-Dahlan yang

mengantarkannya pada pemenangan pemilihan Kepala Dearah 2020.

Corporate brading dan target market adalah ciri IDP-Dahlan dalm setiap kampanye

politiknya. Manajemen Tim kemudian mendukung dan turut andil dalam merumuskan strategi

poltik IDP. Inilah kemudian yang dipercaya oleh penulis sebagai satu kesatuan yang

mengantarkan IDP-Dahlan menang dalam Pilkada 2020. Perlu di ingat, personal branding IDP

sebagai komunikator adalah hal yang geniuen dan dipercaya oleh penulis sebagai hal yang baru

dalam pilkada Kabupaten Bima 2020.

4
Mawardin, 2018, Strategi Marketing Politik Pasangan Dinda-Dahlan di Kabupaten Bima, NTB, Journal Transformative Vol 4 Nomor 2.
D. Pertanyaan Penelitian

Sejauh mana personal branding ini berlaku dan berpengaruh kepada masyarakat pemilih

tradisional di Kabupaten Bima ? mengingat culture masyarakat masyarakat Bima memang jauh

dari perkembangan teknologi, namun untuk mencangkup analisah yang memadai dan dapat

menambah wawasan, metode seperti apa yang patut digunakan dalam penelitain ini ?

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arifin, Anwar, 2014, Politik Pencitraan : Pencitraan Politik, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Cangara, Hafield 2012, Komunikasi Politik : Konsep, Teori dan Strategi, Rajawali Press,

Jakarta.

Montoya, Peter, 2002, The Personal Branding Phenomenon, Nashville, Vaughanprinting.

Jurnal :

Mawardin, 2018, Strategi Marketing Politik Pasangan Dinda-Dahlan di Kabupaten Bima,

NTB, Journal Transformative Vol 4 Nomor 2.

Anda mungkin juga menyukai