Anda di halaman 1dari 20

SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Akademis Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Sosial Jurusan Ilmu Politik

STRATEGI POLITIK PASANGAN MUHAMMAD IDRIS DAN IMAM


BUDI HARTONO DALAM KONSTENTASI DI PILKADA KOTA DEPOK
2020

MUHAMMAD RAFLY ALSYEHAN


1810413005

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

2022
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pemilihan umum merupakan instrumen yang mewujudkan kedaulatan
rakyat yang berbentuk pemerintahan yang absah secara mengartikulasi aspirasi
dan kepentingan rakyat. Sarbaini (2015:107) melihat pemilihan umum sebagai
sebuah arena pertarungan yang digunakan untuk mengisi jabatan politik di
pemerintahan, dengan cara pemilihan yang dilakukan oleh warga negara dengan
syarat tertentu. Pemilihan umum diadakan dikarenakan untuk mewujudkan negara
yang demokratis.
Dalam sistem politik demokratis jika mempunyai keputusan kolektif yang
paling kuat dalam sistem itu akan dipilih memlalui secara pemilihan umum yang
adil, jujur dan pada sistem tersebut calon bebas bersaung dalam memperoleh
suara. Semua penduduk yang sudah cukup umur atau dewasa berhak untuk
memberikan suaranya untuk memilih siapa yang amanah. Demokrasi sendiri
memiliki prinsip yang berpegang kepada keadilan dalam pemilihan umum,
dengan adanya keterlibatan masyarakat yang terjadi secara mutlak, dengan
berdasarkan kepada hak masyarakat yang terdapat dalam Universal Declaration
of Human Right (UDHR) dan diatur dalam pasal 22 E ayat (1) Undang-Undang
Dasar 1945 (Nasution, 2017: 84-85).
Pemilihan Umum dalam prosesnya diharuskan untuk melakukan kampanye
politik. Kampanye politik menurut Fatimah (2018:7-8) adalah sebuah upaya untuk
mempengaruhi proses pengambilan keputusan dari kelompok tertentu yang
dilakukan secara terorganisir. Masyarakat yang memilih individu terentu pada
dasarnya terdapat efek psikologis yang mempengaruhi masyarakat dalam
melakukan pemilihannya. Hurwitz (1984) melihat bahwa terdapat pola keterkaitan
individu dalam partai-partai tertentu, dalam hal ini melibatkan aspek kognitif
(keyakinan), afektif (evaluasi), perilaku, dan perangkat psikologis yang
mendukung sikap dari partisan. Fenomena dapat dilihat pada proeses Pemilihan
Umum yang terjadi di Depok, lebih tepatnya yang terjadi oleh Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) dalam melakukan dominasi suara pemilih pada pilkada Depok.
Pada kontestesi politik tahun 2019 di Kota Depok, Partai Islam
mendapatkan suara yang cenderung naik. Partai Politik PAN, PKB, PKS dan PPP,
hanya PAN yang mengalami penurunan jumlah kursi yaitu turun 5 kursi,
sedangkan PKS naik 10 kursi dan PKB naik 11 kursi, lalu PPP yang tetap dengan
19 kursi. Kenaikan PKB diasumsikan karena keterpilihan KH. Ma’ruf Amin yang
terpilih sebagai wakil presiden sehingga berdampak positif secara elektoral bagi
partai pengusung. Strategi politik PKS di Pemilu 2019. PKS juga diuntungkan
dengan isu agama yang menguat pasca Pemilihan Gubernur DKI Jakarta dan
adanya kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok). Pakar hukum tata negara dari Pusat Studi Konstitusi Universitas Andalas,
Khairul Fahmi, melihat isu agama masih menjadi faktor andalan yang berpotensi
memicu konflik di Pemilu 2019 (Rahma, 2019). Bahkan, Partai Solidaritas
Indonesia (PSI) yang menyerang dengan melontarkan sejumlah isu yang kerap
berseberangan dengan PKS di era kampanye Pemilu 2019, seperti pelarangan
poligami dan anti-Perda Syariah justru menjadi keuntungan sendiri bagi PKS.
Keingintahuan masyarakat menjadi tumbuh terkait polemik antara kedua partai
tersebut. Hal itu membuat masyarakat pada akhirnya membaca program-program
yang ditawarkan PKS (CNN Indonesia, 2019).
PKS yang lahir dari sebuah gerakan sosial dan juga termasuk ke dalam
partai kader tentu memiliki kader-kader yang militan. Oleh karena itu, faktor
kader serta pengurus PKS Kota Depok juga menjadi salah satu kunci kemenangan
PKS dalam pemilihan DPRD Kota Depok tahun 2019. Hal ini terlihat dari
persiapan yang matang jelang pemilu, mulai dari adanya Forum Group Discussion
(FGD), konsolidasi nasional, serta pendidikan politik baik untuk kader, pengurus,
caleg, maupun masyarakat secara umum. Selain itu, PKS Kota Depok juga
memiliki kekuatan finansial yang memadai guna memenangkan pemilu yang
terlihat dari transaksi penerimaan dan pengeluaran partai untuk pemilihan DPRD
Kota Depok (M. Nuh Ismanu, 2020). 
Di kota Depok, PKS merupakan partai yang selalu mempunyai jumlah
pendukung yang banyak. Dengan terbuktinya tinggi jumlah dukungan suara
masyarakat terhadap PKS yang sudah berlangsung sejak pemilu legislatif pada
tahun 2004. Dalam hal tersebut partai partai lain mencoba untuk mengambil
simpati pada masyarakat di kota depok. Koalisi Gerindra dan PDI-P yang akan
mengusung pasangan Pradi Supriatna - Afifah Alia di Pilkada Depok 2020,
berniat meraup segmen pemilih muda untuk menyabet kursi wali kota dan wakil
wali kota nanti. Pradi – Afifah merupakan salah satu pasangan yang akan maju
dalam kontestasi Pilkada Depok 2020. Pasangan ini optimis menang karena
mendapat dukungan banyak dari masyarakat Kota Depok. Pradi - Afifah telah
menghimpun kekuatan dari Golkar, PSI, PKB, dan PAN dengan jumlah perolehan
kursi di DPRD Kota Depok mencapai 33 kursi (Mufiidah, L., 2020: 10).
Pradi-Afifah juga mendapat sejumlah partai yang tidak punya kursi di
DPRD, yaitu Perindo, Nasdem, dan PBB serta beberapa ormas yaitu Forkabi,
FBR, dan Pemuda Pancasila. Pradi - Afifah akan berhadapan dengan bakal
pasangan calon, Mohammad Idris - Imam Budi Hartono yang diusung PKS,
Demokrat, dan PPP. Koalisi Gerindra - PDI-P coba mencuri start dibandingkan
partai-partai lain dengan menjadi koalisi pertama yang mengumumkan calon
usungannya di Pilkada Depok 2020. Kader Gerindra sekaligus Wakil Wali Kota
Depok saat ini, Pradi Supriatna diusung sebagai calon Wali Kota. Di posisi wakil,
jatah diberikan untuk kader perempuan PDI-P, Afifah Alia yang dianggap
sanggup menggaet segmen pemilih perempuan. DPP PDI-P telah menerbitkan
surat keputusan mengenai rekomendasi resmi pasangan yang akan diusung dalam
Pilkada Depok 2020, yakni Pradi Supriatna - Afifah Alia. Pradi adalah kader
Gerindra dan Afifah kader PDI-P. Koalisi dua parpol tersebut cukup untuk
mendaftarkan pasangan calon ke KPU. Latar belakang Afifah sebagai pebisnis
dianggap akan memuluskan langkah kedua partai dalam Pilkada Depok 2020 serta
dalam pemerintahan kelak. Sementara itu, Pradi yang diklaim tumbuh di kalangan
ulama tradisional dianggap mampu menggaet segmen pemilih kalangan dari
kalangan itu (Kompas.com, 2020).
Pada strategi pemasaran politik dilakukannya hanya untuk mendapatkan
suara pada saat pemilu. Pada pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok
tahun 2020 mendapati hasil akhir Walikota-Wakil Walikota Depok lima kedepan.
Pasangan calon (Paslon) Nomor Urut 2 Mohammad Idris-Imam Budi Hartono
menjadi juara dalam pesta demokrasi 2020. Untuk Paslon Nomor Urut 2
mengalahkan Paslon Nomor Urut 1 Pradi Supriatna-Afifa Alia. Selisih suara yang
diperoleh Idris-Imam sebanyak 83.760. Kemenangan pasangan Idris-Imam juga
dikuatkan dari website KPU Sirekap dengan perolehan 55,74% sedangkan Pradi-
Afifah 44,26%.
Pada tanggal 6 September 2020 pasangan Mohammad Idris dan Imam Budi
Hartono mendaftarkan namanya sebagai bakal calon kepala daerah ke KPU Kota
Depok. Selanjutnya adalah koalisi Tertata Adil Sejahtera akan mempersiapkan
diri melalui tim juru kampanye untuk melakukan kampanye yang akan dimulai 26
September - 5 Desember 2020. Menurut Ketua DPD PKS Kota Depok,
Mohammad Hafid Natsir, pihaknya telah menentukan strategi kampanye
pemenangan Muhammad Idris-Imam Budi Hartono di tengah kondisi Covid-19.
Strategi tersebut dengan memaksimalkan media sosial. Caranya dengan
memperbanyak live streaming di media sosial. Kemenangan Idris-Imam
sebenarnya bukan kejutan, terutama mempertimbangkan hegemoni partai
pengusung Idris-Imam yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kota Depok
semenjak Pilkada kota Depok tahun 2005. Selain besarnya pengaruh PKS di Kota
Depok, Idris merupakan calon pethana yang telah menjabat selama satu periode
sebagai Wali Kota Depok. Dua kali maju dalam kontestasi Pilkada, dua kali pula
Idris dan PKS menghadapi lawan yang sama yaitu koalisi Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP). Perbedaannya, pada tahun 2015 Idris dipasangkan
dengan Pradi Supriatna, pada tahun 2020, Idris justru berlawanan dengan Pradi
yang diusung oleh PDIP (wartakota.tribunnews.com, 2020).

Terdapat beberapa penelitian yang menjadi tinjauan pustaka penulis sebagai


bentuk kebaharuan penelitian. Penelitian yang pertama adalah penelitian
kuantitatif pada tahun 2022 dari Ikhsan Ahmad, Rangga Galura Gumelar, dan
Iman Mukhroman yang berjudul “KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK
DAN PENGARUHNYA TERHADAP SELEKSI CALON PEMIMPIN
PADA PARTAI POLITIK (Survei Penelitian pada PDIP Kab. Pandeglang –
Lebak Provinsi Banten)” hasil dari penelitian ini adalah Variabel Gagasan
memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan pada variabel imej pada peneguhan
keyakinan akan calon yang akan diusung pada pemilihan Gubernur Banten
periode 2017-2022, sehingga gagasan calon lebih diutamakan oleh masyarakat
kabupaten pandeglan dibandingkan dengan imej yang dibentuk (Ahmad et al.,
2022). Penelitian ini membantu penulis dalam melihat Teori reflective-projective,
dimana media massa merupakan ceriminan dari masyarakat. Oleh karena itu,
berbeda dengan penelitian ahmad dan kawan-kawan, penelitian penulis akan
melihat lebih melihat kepada korelasi dari partai politik dengan kandidat.
Penelitian selanjutnya adalah penelitian kualitatif karya Muhammad Nuh
Ismanu pada tahun 2020 yang berjudul “Internal Factors of the Winning of the
Partai Keadilan Sejahtera in the Election of Depok City Parliament Members in
2019”. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa keberhasilan PKS dalam
Pemilu 2019, khususnya pada pemilihan DPRD Kota Depok, tidak lepas dari
adanya pengaruh internal partai, yaitu ideologi Islam konservatif serta peran kader
dan pengurus PKS Kota Depok. Ideologi Islam konservatif yang kurang diminati
di Indonesia pasca Reformasi kini mulai diminati seiring dengan menguatnya isu
agama jelang pemilu serentak tahun 2019. Selain itu, hubungan PKS dengan FPI
yang memiliki corak yang sama juga memberi dampak positif bagi performa PKS
pada Pemilu 2019 jika dilihat dari perolehan jumlah kursi.
Berdasarkan fenomena dan data yang ada. Maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai strategi pemenangan pasangan Muhammad Idris-
Imam Budi Hartono pada kontestasi Pilkada di Kota Depok pada tahun 2020.
Peningkatan suara PKS pada Pemilu legislatif tahun 2020 sekaligus mengalahkan
PDIP yang mana perolehan suara PKS di dorong oleh Idris yang merupakan
Walikota Depok periode sebelumnya dan figur Imam yang merupakan tokoh
politik yang aktif sejak tahun 1999 sangat dikenal di Kota Depok menjadi salah
satu keunggulan pasangan ini untuk memenangkan pemilihan serentak di Kota
Depok. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membuat skripsi yang berjudul
“STRATEGI PEMENANGAN PASANGAN MUHAMMAD IDRIS DAN
IMAM BUDI HARTONO DALAM KONSTENTASI PILKADA DI KOTA
DEPOK PADA TAHUN 2020”

I.2 Perumusan Masalah

Pengaruh besar datang dari partai pengusung Idris-Imam yaitu Partai


Keadilan Sejahtera (PKS). PKS dengan sejarah dan kader-kadernya yang sudah
berakar dan menjamur di Depok untuk satu dekade terakhir ini menjadi kekuatan
terbesar Idris-Imam untuk memenangkan Pilkada kota Depok. Peningkatan suara
PKS pada Pemilu legislatif tahun 2020 sekaligus mengalahkan PDIP yang mana
perolehan suara PKS di dorong oleh Idris yang merupakan Walikota Depok
periode sebelumnya dan figur Imam yang merupakan tokoh politik yang aktif
sejak tahun 1999 sangat dikenal di Kota Depok menjadi salah satu keunggulan
pasangan ini untuk memenangkan pemilihan serentak di Kota Depok.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana strategi pemenangan
pasangan Muhammad Idris-Imam Budi Hartono pada kontestasi Pilkada di
Kota Depok Tahun 2020?”.
I.3 Tujuan Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis mengharapkan tercapainya


tujuan penelitian antara lain adalah:
1. Mengetahui bagaimana strategi pemenangan pasangan Muhammad Idris
dan Imam Budi Hartono dalam konstentasi Pilkada di Kota Depok pada
tahun 2020.

I.4 Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan agar penelitian ini dapat memberi manfaat serta


berguna bagi semua kalangan, baik mahasiswa, peneliti, dan masyarakat luas.
Manfaat penilaian akan diuraikan sebagai berikut :
1. Manfaat Akademis

Manfaat secara teoritis merupakan hasil penelitian yang diharapkan


bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran atau 9 memperkaya konsep
konsep serta teori teori terhadap ilmu pengetahuan dari penelitian yang
sesuai dengan bidang ilmu dalam penelitian. Manfaat penelitian secara
teoritis penelitian ini adalah dapat menjadi salah satu kajian Ilmu Politik
untuk pengembangan teori mengenai strategi pemasaran politik. Dalam hal
ini untuk mempelajari strategi pemenangan pasangan Muhammad Idris-
Imam Budi Hartono pada kontestasi Pilkada di Kota Depok tahun 2020.

2. Manfaat Praktis
Penulis dapat mengetahui mengenai strategi pemenangan yang dilakukan
oleh pasangan Muhammad Idris-Imam Budi Hartono pada saat kontestasi
Pilkada di Kota Depok tahun 2020. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran bagi Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS Kota
Depok dalam menyusun strategi politik untuk mempertahankan perolehan
suara PKS di Pemilu mendatang.

I.5 Sistematika Penulisan

Untuk memahami dengan mudah penelitian ini dibuatlah secara


terstruktur dan memudahkan dalam memahami pembaca, dengan ini
penulisan dibagi menjadi 3 (tiga) bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan secara lengkap dalam


mengenai latar belakang pada permasalahan yang
terkandung dalam rumusan masalah, tujuan dalam
penelitian, manfaat dalam penelitian, dan faktor
teknis penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II ini menjelaskan landasan teori dan ideal


dalam penelitian yang menjadi struktur berpikir.

BAB III METODE PENELITAN

Dalam Bab III ini menjelaskan terhadap struktur


penelitian skripsi yang terdapat pada jenis
penelitian, mengumpulkan sumber data, teknik
pengambilan data, analisa data, jangka waktu dan
objek penelitian secara terperinci.

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN


Pada bab ini penulis menjelaskan hasil proses yang
dijelaskan pada indikator-indikator penelitian
mengenai strategi pemenangan pasangan pasangan
Muhammad Idris dan Imam Budi Hartono dalam
konstentasi Pilkada di Kota Depok pada tahun
2020.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini merupakan bagian akhir yang terdapat


pada skripsi yang berisi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Konsep dan Teori Penelitian


II.1.1 Teori Modalitas dalam Pemilu
Teori modalitas pertama kali dicetuskan oleh Piere Bourdieu. Disebutkan
bahwa teori ini mempunyai ikatan erat dengan proses kekuasaan. Oleh karenanya
pemikiran Bourdeu terkonstruksi atas persoalan dominasi adalah persoalan utama
sebagai salah bentuk aktualisasi kekuasaan. Pada hakikatnya dominasi dimaksud
tergantung atas situasi, sumber daya atau (capital) dan strategi pelaku (Halim,
2014: 108). Modalitas dapat terdiri atas:
1. Modal sosial
Modal sosial adalah segala jenis hubungan sumber daya untuk penentuan
kedudukan sosial.Menurut Boudieu modal sosial ini sejatinya merupakan
hubungan sosial bernilai antar orang. Hal tersebut bisa dicontohkan sebagai
masyarakat yang berinteraksi antar kelas dalam lapisan masyarakat (Ritzer &
Goodman, 2009: 583).
2. Modal Ekonomi
Modal Ekonomi adalah sumber daya yang bisa menjadi sarana produksi
dan saran financial.Modal ekonomi ini merupakan jenis modal yang mudah
dikonversikan kedalam bentuk-bentuk modal lainnya. Modal ekonomi mencakup
alat-alat produksi (mesin, tanah, buruh), materi ( pendapatan, dan benda-benda),
dan uang. Semua jenis modal ini mudah digunakan untuk segala jenis tujuan serta
diwariskan dari generasi ke generasi selanjutunya. Lebih lanjut terkait modal
ekonomi, Firmanzah mengkategorisasikan lebih jelas bahwa modal ekonomi yang
Nampak adalah uang.Modal uang yang di gunakan membiayai kampanye.Masing-
masing partai atau politisi berusaha, untuk meyakinkan public bahwa partai atau
politisi tersebut adalah partai atau politisi yang lebih perduli, empati, memahami
persoalan bangsa dan perjuangan aspirasi rakyat. Seluruhnya adalah media
promosi, seperti Televisi, lobi ke ormas, Koran, radio, baliho, sewa konsultan
politik, dan pengumpulan massa, semuanya itu membutuhkan dana yang besar
(Firmanzah, 2010: 4).
3. Modal Kultural
Modal kultural adalah keseluruhan kualifikasi intelektual yang bisa
diproduksi melalui pendidikan formal maupun warisan keluarga, seperti
kemampuan menampilkan diri didepan public, kepemilikan benda-benda budaya
bernilai tinggi. Pengetahuan dan keahlian tertentu, hasil pendidikan formal,
sertifikat termasuk gelar sarjana (Krisdianto, 2014: 203)
II.1.2 Komunikasi Politik
Komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang
melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan
kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini,
sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru.
Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara “yang
memerintah” dan “yang diperintah”. Selain itu komunikasi politik juga merupakan
proses pengoperasian lambang atau simbol atau sistem komunikasi yang berisi
pesan politik dari seorang atau kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk
membuka wawasan atau cara berpikir, serta mempengaruhi sikap dan tingkah laku
khalayak yang menjadi target politik (Nimmo, 1989: 120).
Komunikasi politik adalah sebuah proses pengoperasian lambang atau
simbol komunikasi yang berisi pesan-pesan politik dari seseorang atau kelompok
kepada orang dengan tujuan untuk membuka wawasan atau cara berfikir, serta
mempengaruhi sikap dan tingkah laku khayalak menjadi target politik(Hafied,
2009: 35). Komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan-pesan yang
terjadi pada saat keenam fungsi lainnya dijalankan. Hal ini berarti bahwa fungsi
komunikasi politik terdapat secara inherent di dalam setiap fungsi sebagai
komunikasi politik (Budiardjo, 2008: 408)
Faktor-faktor politik dari proses komunikasi politik meliputi:
1. Komunikator politik
Komunikator politik adalah partisipan yang dapat menyampaikan atau
memberikan informasi tentang hal-hal yang mengandung makna atau
bobot politik.
2. Pesan Politik
Pesan politik adalah pernyataan yang disampaikan baik secara tertulis
ataupun tidak tertulis, baik secara verbal atau nonverbal, tersembunyi
maupun terang-terangan, baik yang didasari atau tidak disadari yang
isinya mengandung bobot politik.Yaitu bagaimana agar setiap pesan
politik yang disampaikan dapat dimengerti oleh setiap anggota maupun
masyarakat.
3. Saluran atau Media Politik
Sasaran atau target politik adalah anggota masyarakat yang diharapkan
dapat memberikan dukungan dalam bentuk pemberian suara (vote)
kepada partai atau kandidat dalam pemilihan legislatif. (Hafied Cangara,
2009 hal 99).
II.1.3 Partai Politik
Partai politik berakar dari anggapan bahwa dengan membentuk wadah
mereka bisa mengutamakan orang-orang yang mempunyai pemikiran yang serupa
atau sama sehingga pikiran dan orientasi mereka dikonsilidasikan. (Miriam
Budiardjo. 2008 hal 40)

Secara etimologis partai dapat di telusuri jejaknya dari bahasa latin, yaitu
partyer yang bermakna “membagi” atau juga bisa di sejajarkan dengan kata part
yang bermakna bagian (Pura, 2019)/ Sedangkan menurut istilah, Santori member
pengertian partai politik sebagai kelompok politik yang ikut serta dalam pemilihan
umum, dan mampu menempatkan melalui pemilihan umum, para calon untuk
duduk dalam di legislatif dan pemerintahan.
Dalam bukunya Demokrasi di Indonesia: Demokrasi Parlementer dan
Demokrasi Pancasila, Miriam Budiardjo (1994), membuat batasan partai politik
sebagai suatu kelompok terorganisasi yang anggota-anggotanya mempunyai
orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama, dan mempunyai tujuan untuk
memperoleh kekuasaan politik dan melalui kekuasaan itu melaksanakan
kebijakan-kebijakan mereka.
Pendapat lain mendefinisikan Partai politik sebagai kelompok yang
teroganisasi, ditandai dengan adanya Visi, misi, tujuan, platform, dan program
dan agenda dan mengikuti pemilihan umum untuk meraih kekuasaan atau jabatan
legislatif dan eksekutif.
Menurut Mark N. Hagopian (Amal, 1988) partai politik adalah organisasi
yang dibentuk untuk mempengaruhi bentuk dan karakter kebijakan pablik dalam
kerangka prinsip-prinsip dan kepentingan ideologis tertentu, melalui praktek
kekuasaan secara langsung atau partisipasi rakyat dalam pemilihan. Dengan
demikian, basis sosiologis setiap partai politik adalah adanya idiologi tertentu
sebagai dasar perjuangan dan diarahkan pada usaha untuk memperoleh kekuasaan,
mempertahankan, dan memperluas kekuasaan.
Hal senada juga dikemukakan oleh Alan Ware (1995) dalam bukunya,
Political Parties and Party System, menyebutkan bahwa partai politik adalah
institusi politik yang mencari pengaruh dalam suatu Negara, dengan tujuan
mengisi posisi strategis dalam pemerintahan dan beberapa hal, partai politik
berusaha mengagregasikan kepentingan dalam masyarakat, sehingga kepentingan
masyarakat dapat tersalurkan melalui partai politik.
II.2 Kerangka Pemikiran
Suatu Penelitian harus memiliki sebuah kerangka berpikir yang jelas yang
mana kerangka berpikir berfungsi untuk memberikan gambaran umum terkait
pemikiran penelitian. Tujuannya mempermudah pembaca dalam memahami isi
dari penelitian. Hal ini penting untuk mengarahkan ke alur dari suatu penelitian,
sehingga kerangka berpikir ditarik berdasarkan suatu landasan konseptual, lebih
lanjut akan menjadi sebuah bingkai yang mendasar dari pemecahan suatu
masalah.
Menurut Uma Sekaran dalam bukunya Bussines Research tahun 1992
mengemukakan, bahwa kerangka berpikir merupakan model konseprual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting.
Kerangka berfikir dalam penelitian ini bermula dari Kegagalan Partai
Keadilan Sejahtera pada Pemilu legislatif di Kota Depok tahun 2014 yang mana
pada saat itu PKS kalah saing dengan partai besar lainnya yakni PDIP dan
Gerindra sehingga PKS harus puas dengan hanya memiliki jumlah suara
dukungan sebanyak 113.787 atau mendapat jatah 6 (enam) kursi DPRD, hal ini
sangat berbanding jauh dengan perolehan jumlah kursi pada Pemilu legislatif
tahun 2004 dengan total mendapat 13 jatah kursi dewan dan ditahun 2009 dengan
11 jumlah kursi. Hal ini memicu timbulnya keinginan PKS untuk memenangkan
Pemilu legislatif pada tahun 2019. Dengan dilakukannya strategi pemasaran
politik serta faktor faktor yang mendukung strategi pemasaran politik PKS
menyebabkan dampak yang signifikan dengan peningkatan jumlah suara pada
Pemilu legislatif tahun 2019. Sehingga PKS berhasil keluar sebagai partai yang
mendominasi pada saat Pemilu legislatif di Kota Depok tahun 2019 dengan
peningkatan suara sebanyak 86% dengan total 211.949 meningkat 98.162 suara
dan berhak mendapatkan jatah kursi dewan sebanyak 12 kursi, unggul dari 2
partai pesaing Gerindra dengan total perolehan suara sebanyak 179.380 dan PDIP
dengan 165.479 suara yang masing masing mendapatkan jatah 10 kursi dewan.
Pengaruh besar datang dari partai pengusung Idris-Imam yaitu Partai
Keadilan Sejahtera (PKS). PKS dengan sejarah dan kader-kadernya yang sudah
berakar dan menjamur di Depok untuk satu dekade terakhir ini menjadi kekuatan
terbesar Idris-Imam untuk memenangkan Pilkada kota Depok. Peningkatan suara
PKS pada Pemilu legislatif tahun 2020 sekaligus mengalahkan PDIP yang mana
perolehan suara PKS di dorong oleh Idris yang merupakan Walikota Depok
periode sebelumnya dan figur Imam yang merupakan tokoh politik yang aktif
sejak tahun 1999 sangat dikenal di Kota Depok menjadi salah satu keunggulan
pasangan ini untuk memenangkan pemilihan serentak di Kota Depok

Kegagalan PKS Kemenangan


di Pileg Kota Modalitas
pasangan
Depok 2014 Pemilu
Muhammad
Idris-Imam Budi
Hartono pada
kontestasi
Pilkada di Kota
Depok Tahun
2020
BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Objek Penelitian


Objek penelitian dalam sebuah penelitian menjadi bagian terpenting,
karena objek penelitian merupakan sasaran penelitian yang hendak untuk dicapain
dalam mendapatkan jawaban terkait pada solusi serta permasalahan yang terjadi.
Sugiyono (2017: 144) menjelaskan bahwa objek penelitian merupakan sasaran
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang
suatu hal objektif, valid, dan reliable terhadap suatu variable tertentu. Objek
dalam penelitian ini adalah strategi pemenangan pasangan Muhammad Idris dan
Imam Budi Hartanto pada Pilkada Kota Depok tahun 2020. Sedangkan subjek dari
penelitian ini adalah pasangan Muhammad Idris dan Imam Budi Hartanto.

III.2 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian yang berjudul
“STRATEGI POLITIK PASANGAN MUHAMMAD IDRIS DAN IMAM
BUDI HARTONO DALAM KONSTENTASI DI PILKADA KOTA DEPOK
2020” menggunakan metode penelitian kualitatif. Peneliti akan menggunakan
metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan sebuah metode
penelitian yang digunakan dalam mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan
kerja organisasi pemerintahan, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan,
olahraga, seni, dan budaya, sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk
dilaksanakan demi kesejahteraan bersama.
Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang- orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar
individu secara holistik. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk menjelaskan
fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-
dalamnya. Pendekatan ini lebih menekankan pada persoalan kedalaman (kualitas)
data bukan banyaknya kuantitas data (Lexy J. Moleong, 2009: 111).
III.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam menjawab pertanyaan penelitian,
yaitu:

1. Wawancara. Merupakan metode pengumpulan data yang digunakan


untuk memperoleh informasi langsung dari narasumber. Peneliti
akan melakukan tanya jawab secara langsung dengan tim sukses
Muhammad Idris dan Imam Budi Hartono. Sedangkan teknik
wawancara yang digunakan adalah semistruktural yakni campuran
antara wawancara struktur dan tidak terstruktur. Hal tersebut
memberikan kebebasan kepada narasumber untuk menjawab
pertanyaan dari peneliti. Namun, tetap terarah pada masalah yang
diangkat.
2. Studi Dokumen. Studi dokumen atau literature review merupakan
tenik pengumpulan data yang berasal dari buku-buku sebagai referensi
yang berkaitan dengan objek penelitian. Mempelajari dan menelaah
dokumen-dokumen tertulis, foto, dan video yang terkait dengan
strategi pemenangan pasangan Muhammad Idris dan Imam Budi
Hartono. Selain itu, ada pula penggunaan data-data yang bersumber
dari internet berupa artikel-artikel media massa, dan laporan hasil
penelitian lainnya.

III.4 Sumber Data


Sumber data adalah benda, hal, atau orang tempat peneliti mengamati,
membaca, atau bertanya tentang data (Arikunto, 2006: 88).Sumber data penelitian
merupakan faktor penting sebagai pertimbangan penulis dalam menentukan
metode pengumpulan data. Ada dua sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data penelitian yang didapat secara langsung
dari sumber asli dan tidak melalui perantara. Data primer merupakan sumber
utama untuk memperoleh jawaban atas penelitian yang diajukan dalam penelitian
ini. Data primer didapat dari hasil wawancara.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dari orang lain atau
lewat dokumen) (Sugiyono, 2017: 137). Penulis memperoleh data sekunder
melalui penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian dengan
membaca beberapa buku, literature-literature, catatatn perkuliahan, arsip, maupun
catatan penting yang ada hubungannya dengan permasalhaan dalam penelitian
skripsi ini dan selanjutnya diolah kembali. Peneliti juga memperoleh data dari
jurnal yaitu data pendukung yang berhubungan dengan penelitian dan juga
melalui internet serta publikasi dari organisasi non-pemerintah dan pemerintah.

III.5 Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupu orang lain (Sugiyono, 2017). Dalam penelitian ini, penulis akan
menganalisis menggunakan metode deskriptif analisis dengan mengambil
keputusan atau kesimpulan yang benar melalui proses pengumpulan, penyusunan,
penyajian dan penganalisis data hasil penelitian yang terwujud dalam kata-kata
terkait strategi pemenangan pasangan Muhammad Idris dan Imam Budi Hartono
pada Pilkada di Kota Depok pada tahun 2020.

III.6 Tabel Rencana Waktu


No Kegiatan Mei Juni Juli Agustus September Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan
Draft
Proposal
(Bab 1, 2,
dan 3)

2. Revisi Bab 1,
2, dan 3.

3. Seminar
Proposal

4. Revisi
Seminar
Proposal

Studi Lapangan

1. Pengumpulan
Data

2. Analisis Data

Penulisan Skripsi

1. Penyusunan
Bab 4 dan 5

2. Revisi dan
Konsultasi

Sidang Skripsi

1. Sidang
Skripsi

2. Revisi
Skripsi
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, I., Gumelar, R. G., & Mukhroman, I. (2022). TERHADAP SELEKSI


CALON PEMIMPIN PADA PARTAI POLITIK ( Survei Penelitian pada
PDIP Kab . Pandeglang – Lebak Provinsi Banten ).

Amal, I. (1988). Teori-Teori Mutakhir Partai Politik. Wacana.

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka


Cipta.

Budiardjo, M. (1994). Demokrasi di Indonesia : demokrasi parlementer dan


demokrasi Pancasila / kumpulan karangan Miriam Budiardjo. Gramedia
Pustaka Utama.

Budiardjo, M. (2008). Dasar-dasar Ilmu Politik. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Cresswell, J. W. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif,Kuantitatif, dan


Mixed. Pustaka Pelajar.

Fatimah, S. (2018). Kampanye sebagai Komunikasi Politik: Esensi dan Strategi


dalam Pemilu. Resolusi: Jurnal Sosial Politik, 1(1), 5–16.
https://doi.org/10.32699/resolusi.v1i1.154

Firmanzah. (2010). Persaingan, Legitimasi Kekuasaan dan Marketing politik.


Yayasan Obor Indonesia.

Hafied, C. (2009). Komunikasi Politik. Raja Grafindo Persada.

Halim, A. (2014). Politik Lokal; Pola, Aktor & Alur Dramatikalnya. LP2B.

Handayani, D. (2014). Pengaruh Kapabilitas Partai Politik dan Citra Kandidat


terhadap Sikap Perilaku Pemilih.

Hurwitz, J. (1984). Social Stereotyping and the Concept of Party Identification.


Political Psychology, 5(4), 707. https://doi.org/10.2307/3791238

Krisdianto, N. (2014). Pierre Bourdieu, Sang Juru Damai. Jurnal Ilmu


Komunikasi, 2(2), 189–206. https://doi.org/10.21070/kanal.v2i2.300

Kusnandi, E. (2008). Metodologi Penelitian Aplikasi dan Praktis. Ramayana


Press.
Mantalean, V. (2020). Real Count Sementara Pilkada Depok: Idris- Imam 55,74
Persen Pradi-Afifah 44,26 Persen. Kompas.Com.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/11/21423161/real-count-
sementara-pilkada-depok-idris-imam-5574-persen-pradi-afifah?page=all

Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. In Metodologi Penelitian


Kualitatif. Remaja Rosdakarya.

Nasution, L. (2017). Pemilu dan Kedaulatan Rakyat. ’Adalah, 1(9), 83–84.


https://doi.org/10.15408/adalah.v1i9.11323

Nimmo, D. (1989). Komuikasi politik: komunikator, pesan, dan media. PT


Remaja Rosdakarya.

Noor, J. (2012). Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Deskripsi dan Karya Ilmiah.
Kencana Prenada Media Group.

Permatasari, I. R., Bainus, A., & Akbar, I. (2022). Pemanfaatan Modal Sosial
Pasangan Idris-Imam Dalam Pemenangan Pemilihan Walikota Depok Tahun
2020. Jurnal MODERAT, 8(February), 29–42.

Pura, A. K. (2019). Strategi Pemenangan Dalam Pemilihan Umum Calon


Legislatif Partai Gerindra Di Desa Buo Kecamatan Loloda Kabupaten
Halmahera Barat Tahun 2019. Jurnal Politico, 8(2).

Ritzer, G., & Goodman, D. J. (2009). Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik
Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. In Yogyakarta:
Kreasi Wacana. Kreasi Wacana.

Sarbaini. (2015). Demokratisasi, Kebebasan Memilih, Pemilihan Umum. Jurnal


Inovatif, VIII(1), 105–117.

Sudijiono, A. (2012). Pengantar Statistik Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2017). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif


dan R&D. Alfabeta.

Sujarweni, W. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Pustakabaru


press.

Anda mungkin juga menyukai