Anda di halaman 1dari 6

MANAKAH YANG PALING MEMPENGARUHI PILIHAN MASYARAKAT DALAM

PEMILIHAN UMUM: IDEOLOGI PARTAI POLITIK ATAU POPULARITAS CALON?

Riyas Rahmawati

FISIP, Univerisitas SiliwangI Kota Tasikmalaya

Email: 203507006@student.unsil.ac.id

PENDAHULUAN

Proses demokrasi yang terdapat di Indonesia secara fundamental telah berubah dan
menemukan jati diri demokrasi yang sesungguhnya. Indonesia dinilai sebagai salah satu negara
yang sukses untuk menuju demokrasi penuh. Partai politik menjadi mediator antara masyarakan
dan pemerintah. Pada setiap partai politik diperlukan strategi dan aspirasi masyarakat dalam
pemilu. Pemilu atau Pemilihan Umum merupakan salah satu bentuk sistem demokrasi yang
terdapat di Indonesia dalam pemilihan wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga
perwakilan rakyat dan memenuhi hak asasi warga negara Indonesia dalam bidang politik. Partai
politik merupakan suatu bentuk sistem yang terbuka dan dikelilingi oleh lingkungan. Partai
politik merupakan produk dari demokrasi, adanya partai politik menunjukkan bahwa keberadaan
masyarakat kita beragam dan bermacammacam kepentingan hal itu terbukti dengan banyaknya
bermunculan partai politik baru untuk menampung kepentingankepentingan masyarakat yang
berbedabeda itu. Pemilu yang diselenggarakan di Indonesia adalah pesta demokrasi terbesar
dalam bidang perpolitikan dikarenakan pada momen tersebut Indonesia menentukan kontestan
yang akan menjadi penyambung lidah masyarakat Indonesia, demi mewujudkan kemajuan untuk
bangsa Indonesia.

Pada lingkungan tersebut terdapat sejumlah tantangan maupun tekanan yang siap
dihadapi oleh calon kadidat pemilu dengan berbagai macam strategi untuk menanggulangi hal
tersebut serta mendapatkan dukungan massa yang salah satunya dengan menggandeng selebriti
maupun calon/kandidat yang popular. Pada pemilu legislative dan eksekutif memunculkan
coattail effect atau dikenal dengan efek ekor jas. Efek ini berasal dari popularitas yang dimiliki
calon kandidat. Tingkat kepopuleran yang dimiliki oleh calon/kandidat dipengaruhi juga oleh
banyak faktor didalamnya. Salah satunya yaitu track record yang dimiliki oleh masing-masing
kandidat, serta pemberitaan pada media sosial twitter, instagram, facebook, dan televisi. Isu-isu
yang berkembang di masyarakat juga berpengaruh dalam popularitas calon kandidat pemilu.
Selain itu, dalam perkembangan pemilu terdapat ideology politik yang berbeda-beda. Hubungan
antara pemikiran dan ideologi politik dinilai berpengaruh besar dalam pemilihan umum.
Pengaruh dalam ideology politik terhadap pemilihan masyarakat dalam pemilu dinilai dapat
memudahkan partai untuk mendapatkan dukungan massa karena sejalan dengan ideologi yang
berkembang di masyarakat. Selama satu dasawarsa terakhir, partai politik di Indonesia semakin
memberi ruang bagi para selebriti untuk terlibat aktif dalam kontestasi pemilihan legislatif
maupun pemilihan kepala daerah. Pelibatan selebritis memiliki motif elektoral untuk
meningkatkan variabel popularitas dan elektabilitas partai politik pada masa kampanye dan
pemilihan umum

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian


kuantitatif menggunakan angka, serta pengumpulan data dan penafsiran terhadap data maupun
penampilan dalam hasil data. Deskripsi ditulis secara deduksi dengan berangkat dari teori-teori
umum, melalui observasi dan pengujian validitas dalam keberlakuan teori yang akan ditarik
kesimpulan. Hasil analisis kemudian akan dijelaskan secara deskriptif dan akan diarahkan untuk
dapat mendeskripsikan data yang telah diperoleh dalam menjawab rumusan penelitian. Penelitian
kuantitatif deskriptif berusaha untuk menggambarkan, menjelaskan, serta meringkas adanya
fenomena dan kondisi sebagaimana adanya dengan diungkapkan melalui bahan-bahan
documenter. Teknik pengumpulan data berasal dari dokumenter dengan menelusuri data historis,
yang sebagian besar data tersebut berbentuk laporan, surat, dan sebagainya. Tujuan penelitian ini
adalah untuk melihat pengaruh ideology politik dan popularitas calon kandidat dalam pemilihan
masyarakat di pemilu.

PEMBAHASAN

Popularitas dan ideology politik dinilai menjadi dua hal yang dapat mempengaruhi
kemenangan partai politik pada pemilu. Jika dilihat kembali, pada saat ini telah banyak selebriti
ataupun calonm kandidat yang memanfaatkan popularitas mereka untuk mendapat dukungan
massa. Dukungan yang diberikan oleh masyarakat merupakan salah satu faktor munculnya
ideology dan kepopuleran calon sebagai suatu bentuk strategi partai politik dalam mencapai
kemenangan. Peranan popularitas calon kandidat di Indonesia dinilai berpengaruh besar karena
sebagai bentuk kepercayaan masyarakat dengan kandidat serta isu yang berkembang di
masyarakat tentang calon kandidat juga mempengaruhi reputasi partai politik. Popularitas pada
saat ini dinilai sebagai modal emas yang perlu dimiliki oleh siapapun dalam calon kandidat
pemilu. Ketika terjun ke publik, maka calon kandidat akan mewakili partai politik berikut
dengan ideologi partai politik. Dalam proses Pemilihan Umum, Pilpres, serta Pemilukada
kepopuleran seseorang calon atau kontestan sangat mendominasi dan menentukan bagi pilihan
ditentukan oleh rakyat.

Maka dari itu popularitas dianggap sebagai nilai utama seorang calon/kandidat.
Popularitas seorang calon/kandidat dapat mempengaruhi perhatian masyarakat, melalui setiap
pemberitaan di media dan memiliki nilai tambahan dalam mendongkrak elektabilitas pada
pemilu. Konsep popularitas dalam pemilu dinilai membangkitkan nilai ketertarikan masyarakat
karena telah mengetahui track record kandidat pada pemberitaan dalam media. Hal ini juga
menjadi suatu unsur penting untuk mendapatkan dukungan massa. Kepopuleran seorang calon
akan menjadi faktor penting untuk maju pada kontestasi pemilu. Popularitas juga dinilai dapat
mendorong pemahaman pemilih dalam melihat kepantasan seorang calon untuk menjadi
perwakilan bagi publik. Apabila masyarakat menilai bahwa calon/kandidat yang maju memadai,
maka kan meningkatkan nilai elektabilitasnya dan pemilih akan terdorong untuk datang ke TPS
dan menggunakan hak pilihnya pada hari H pemilihan. Dorongan tersebut dapat muncul dalam
keinginan masyarakat untuk merebut kemenangan calon yang mereka dukung.

Salah satu bentuk popularitas yang tertuang dalam pemilu 2019 yakni dengan calon
Presiden Jokowi dan Prabowo. Dalam survey yang dilakukan oleh Cahyono (2020)
memperlihatkan bahwa tingkat pengenalan masyarakt terhadap Joko Widodo dengan Prabowo
Subianto mencapai angka 94% keatas. Menurut data tersebut juga diketahui bahwa masyarakta
umumnya memilih calon presiden karena disukai dengan persentase 16,8%. Berdasarkan data
tersebut maka figur politik atas calon presiden yang dipilih menjadi pengaruh besar bagi
perolehan dukungan masyarakat. Dalam preferensi pemilihan masyarakat untuk memilih calon
pada pemilu dipengaruhi beberapa aspek yaitu, aspek sosiologis, psikologis, dan rasional. Dalam
aspek sosiologis seseorang akan cenderung memilih calon dengan pengaruh lingkungan sosial
dimana mereka berada. Aspek psikologis dipengaruhi dengan penilaian secara langsung
masyarakat terhadap calon dalam isu yang diangkat, identitas calon, dan pengenalan dari partai
politik. Sedangkan, dalam aspek rasional maka dipengaruhi oleh perhitungan dalam keuntungan
yang didapat masyarakat pada keputusan yang diambil.

Selain popularitas calon, terdapat ideologi politik yang dinilai dapat mempengaruhi
pemilihan masyarakat dalam pemilu. Dalam penelitian Rusli dkk (2021) menunjukkan bahwa
pengaruh ideology politik dalam pemilu berpengaruh besar untuk memudahkan partai dapat
berkembang secara luas. Sebagai contoh, Partai PKS merupakan partai yang mengusung
ideology partai politik secara Islam. Pengaruh sosial keagamaan dalam partai politik dinilai
penting karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim dan hal ini memunculkan ideology
Islam bagi Partai PKS. PKS sebagai partai berideologi Islam memiliki usaha untuk peningkatan
jumlah kader maupun basis massa pada setiap waktunya yang terlihat pada pemilu 2004, 2010,
2015, 2019 dan 2020 yang lalu, sehinga hal ini dapat di teliti yaitu dalam perjalannya di dunia
demokrasi dan juga dalam penentuan kriteria serta mekanisme untuk menjaring para kadernya.
Dengan ideoelogi tersebut, PKS dapat selalu memenangkan pemilu gubernur di Provinsi
Sumatera Barat. Besarnya kepercayaan masyarakat dengan ideeologi politik berpengaruh karena
timbul sendirinya dari dalam diri masyarakat karena pendekatan yang digunakan sejalan dengan
kultur sosial-budaya masyarakat.

Dengan hal ini maka dapat dilihat bahwa popularitas calon pasangan legislative ataupun
eksekutif dinilai lebih berpengaruh besar dibandingkan dengan ideology politik. Karena pada era
digital ini masyarakat lebih banyak menggunakan media sosial sebagai pencarian isu, maka
dengan popularitas yang dimiliki calon pasangan dapat memberikan tingkat kepercayaan yang
lebih besar bagi masyarakat untuk memilih calon. Kita juga melihat bahwa ideology politik yang
ditanamkan partai politik hanya dapat berpengaruh pada lingkungan atau daerah yang memiliki
ideology tinggi. Pada lingkup lainnya akan memilih calon dengan tingkat popularitas yang tinggi
dan disukai oleh masyarakat dalam sikap kepolitikan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
popularitas sangat berpengaruh besar bagi partai politik untuk menggandeng calon yang terkenal
agar dukungan massa dapat lebih besar.
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas maka disimpulkan bahwa popularitas calon pasangan


legislative ataupun eksekutif dinilai lebih berpengaruh besar dibandingkan dengan ideology
politik. Karena pada era digital ini masyarakat lebih banyak menggunakan media sosial sebagai
pencarian isu, maka dengan popularitas yang dimiliki calon pasangan dapat memberikan tingkat
kepercayaan yang lebih besar bagi masyarakat untuk memilih calon. Peranan popularitas calon
kandidat di Indonesia dinilai berpengaruh besar karena sebagai bentuk kepercayaan masyarakat
dengan kandidat serta isu yang berkembang di masyarakat tentang calon kandidat juga
mempengaruhi reputasi partai politik.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, A. D. (2020). Pengaruh Popularitas Calon Presiden dan Wakil Presiden Terhadap
Kehadiran dan Preferensi Memilih dalam Pemilihan Umum tahun 2019 di Kecamatan
Magelang Utara , Kota Magelang and vice president on elector attendance and the electors
preferential in national. Jurnal of Politic and Goverment Studies, 10.

Suwardi, Y. P. (2016). Faktor Figur Dalam Keterpilihan Anggota Dprd Studi Kasus:
Keterpilihan Anggota Dprd Dari Partai Gerindra Kabupaten Klungkung Pada Pemilu 2014.
Politika, 1(1), 1–13. https://ojs.unud.ac.id/index.php/politika/article/view/19622

Rusli, R., Desmaniar, D., Azmi, N. A., & Fathani, A. T. (2021). Analisis Kemenangan Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) di Sumatera Barat (2009-2020). Jurnal Tapis, 17(1), 69–83.

Ikhsan, D. (2014). Keterlibatan Selebriti Dalam Pemilu Indonesia Pasca Orde Baru.
Sosiohumaniora, 18(3), 236–242.
http://jurnal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/view/8341/6615

Ibad, S., & Musdalifah, M. (2020). Partai Politik: Tinjauan Strategi Dalam Meraih Dukungan
Massa. Publik (Jurnal Ilmu Administrasi), 8(2), 89. https://doi.org/10.31314/pjia.8.2.89-
100.2019

Ekowati, E. Y. (2019). Pragmatisme Politik: Antara Koalisi, Pencalonan dan Calon Tunggal
dalam Pilkada. Jurnal Transformative, 5(1), 16–37.
https://transformative.ub.ac.id/index.php/jtr/article/view/42%0Afile:///C:/Users/ASUS/
AppData/Local/Mendeley Ltd./Mendeley Desktop/Downloaded/Ekowati - Unknown -
Pragmatisme Politik Antara Koalisi, Pencalonan dan Calon Tunggal dalam Pilkada (E ndah
Yuli E

Widyarsa, Mohammad Riza, D. (2011). Pengaruh Ideologi Politik Islam di Indonesia Terhadap
Partai Politik di Indonesia: Studi Kasus Partai Keadilan Sejahtera. Jurnal Al-Azhar
Indonesia Seri Pranata Sosial, 1(1), 27–35.

Anda mungkin juga menyukai