ABSTRAK
PENDAHULUAN
Partai politik merupakan wadah bagi masyarakat untuk berkumpul,
menyalurkan aspirasi, dan pendapat politik yang memungkinkan untuk membangun
negara. Saat ini sistem politik Indonesia telah menempatkan partai politik sebagai
salah satu pilar penyangga demokrasi. Kehadiran partai politik dalam Negara
demokrasi tidak dapat dilepaskan dari peran dan fungsinya, tidak hanya kepada
konstituen yang dikelola tetapi juga kepada bangsa dan negara. Baik buruknya
sebuah partai politik akan berdampak pada baik buruknya sebuah bangsa. Hal ini
karena jabatan-jabatan dalam sebuah negara nantinya akan diisi oleh orang-orang
dari partai politik yang ada melalui pemilu.
Dengan kondisi Partai Politik yang sehat dan efektif, maka memungkinkan
untuk melaksanakan rekrutmen pemimpin atau proses pengkaderan, pendidikan
politik dan kontrol sosial yang sehat. Dengan Partai Politik pula, konflik dan
konsensus dapat tercapai guna mendewasakan masyarakat. Konflik yang tercipta
tidak lantas dijadikan alasan untuk memecah belah partai, tapi konflik yang timbul
dicarikan konsensus guna menciptakan partai yang sehat dan fungsional.
Dengan adanya keadaan seperti ini maka penulis merumuskan suatu penelitian
dengan memfokuskan Fungsi Partai Politik dalam Melaksanakan Pendidikan
Politik Bagi Masyarakat Pada penelitian ini penulis mengambil objek penelitian
dengan melihat keadaan dalam Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat
Kota Manado. Dengan timbulnya permasalahan yang ada salah satunya yaitu
pelaksanaan pendidikan politik masih berorientasi pada pemberian uang kepada
masyarakat, maka dari itu peniliti bermasud untuk menelitinya dan merumuskan
dalam hasil akhir.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Prof. Miriam Budiarjo Partai Politik adalah suatu kelompok yang
terorganisir di mana para anggotanya mempunyai orientasi, cita-cita dan nilai-nilai
yang sama dengan tujuan kelompok untuk memperoleh kekuasaan politik dan
merebut kedudukan politik dengan cara konstitusional untuk melaksanakan
kebijakannya.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yang lebih
menggambarkan pada metode penelitian kualitatif . Dimana metode penelitian
kualitatif memberikan konsep penggambaran tentang pelaksanaan fungsi partai
politik dalam memberikan pendidikan politik bagi masyarakat oleh Partai
Demokrat Kota Manado berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011
tentang partai politik.
Fokus pada penelitian ini yaitu Program Partai Demokrat Kota Manado
dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat dan Dampak
pendidikan politik bagi partisipan partai Demokrat Kota Manado.
B. Pembahasan
Partai Demokrat dalam menyelenggarakan pendidikan politiknya,
dilakukan melalui musyawarah di tingkat Cabang sampai pada tingkat Anak
Ranting, kemudian langsung kepada masyarakat dalam konteks
memberikan pencitraan yang mengarah pada eksistensi partai demokrat
Pola pandidikan yang dilakukan Partai Demokrat memang sering dilakukan
hanya terfokus pada kader atau pengurus partai sedangkan pendidikan
politik kepada masyarakat sering diabaikan, tetapi ada juga melalui kegiatan
internal partai seperti serap aspirasi di kantor DPC (tingkat kabupaten/kota)
dan juga dilakukan di DPAC (tingkat kecamatan). Namun pertemuan-
pertemuan yang selama ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan
pendidikan kepada masyarakat di nilai kurang memberikan pengaruh
kepada masyarakat, karena dalam melakukan pertemuan tersebut pihak
partai hanya mengundang perwakilan dari masyarakat (konstituen) dan
terkesan tertutup sehingga tidak mampu menjangkau seluruh lapisan
masyarakat.
Hal inilah yang menyebabkan pendidikan yang dilakukan kurang
efektif. Ketidak-efektifan pendidikan yang dilakukan juga karena metode
komunikasi yang kurang tepat. Pada umumnya pendidikan politik yang
dilakukan tidak dengan metode komunikasi dua arah, melainkan metode
komunikasi satu arah dari komunikator (partai) kepada penerima pesan
(masyarakat) dan cenderung Top down yang berarti pemaksaan stimulus
yang sama sekali tidak menjamin kesesuaiannya dengan masyarakat,
komunikasi totalitarianis.
Pola komunikasi satu arah yang dilakukan tidak member pengaruh
terhadap kecerdasan masyarakat, justru yang terjadi adalah sebuah
pemaksaan stimulus yang sama sekali tidak menjamin kesesuaiannya
dengan masyarakat, karena dalam hal ini tidak terjadi proses dialog antara
komunikator dengan penerima pesan. Akan tetapi tidak seluruh kegiatan
yang dilakukan Partai demokrat Kota Manado bersifat komunikasi satu arah
dan mendikte, ada beberapa kegiatan pendidikan politik yang komunikatif
seperti dalam kegiatan serap aspirasi. Namun dalam serap aspirasi ini hanya
dilakukan ketika DPRD memasuki masa reses dan dilakukan di kantor-
kantor Partai Demokrat seperti DPC dan DPAC sehingga terkesan hanya
untuk kalangan kader dan pengurus partai demokrat. Selain serap aspirasi
kegiatan lain adalah kegiatan diskusi tentang isu-isu politik secara berkala,
yang dilakukan di organisasi yang ada di partai Demokrat.
Saat ini di kota manado masih banyak terjadi praktek money politic
dan golput. Menurut Sahlan dan Marwan (2012: 220) golput sudah menjadi
semacam ideology yang ingin diakui eksistensinya. Itu semua disebabkan
rasa kecewa kepada parpol yang kapabilitasnya tidak jelas. Partai politik
memiliki andil dalam melahirkan golput banyak parpol yang lahir atau
dilahirkan tidak dilandasi dengan idealisme yang jelas, perpol berdiri hanya
atas nama demokrasi sehingga masyarakat bebas untuk mendirikan partai.
Selain itu juga terdapat perbedaan antara simpatisan partai sekarang dengan
simpatisan partaizaman dahulu. Zaman sekarang simpatisan bergerak jika
diberikan uang sedangkan zaman dahulu simpatisan bergerak karena sebuah
ideologi. Hal ini diakibatkan oleh suasana demokrasi yang belum sabil,
karena demokrasi lahir seperti dipaksakan. Dan diperburuk dengan Komisi
Pemilihan Umum (KPU) yang terjebak alam hal-hal teknik dalam
menyelenggarakan pemilu begitu pula dengan partai politik dalam
memberikan pendidikan politiknya hanya mempunyai pemikiran
“asalmenang” tanpa memikirkan pemberian pendidikan politik bagi warga
(Sahlan dan Marwan, 2012:222).
Pada kegiatan yang ada teori pendidikan politik belum sepenuhnya
diterapkan oleh partai politik khusunya partai demokrat kota manado,
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pendidikan politik yang
dilakukan atau pola pandidikan yang dilakukan Partai Demokrat memang
sering dilakukan hanya terfokus pada kader atau pengurus partai sedangkan
pendidikan politik kepada masyarakat sering diabaikan, tetapi ada juga
melalui kegiatan internal partai seperti serap aspirasi di kantor DPC (tingkat
kabupaten/kota) dan juga dilakukan di DPAC (tingkat kecamatan). Namun
pertemuan-pertemuan yang selama ini dilakukan dengan tujuan untuk
memberikan pendidikan kepada masyarakat di nilai kurang memberikan
pengaruh kepada masyarakat, karena dalam melakukan pertemuan tersebut
pihak partai hanya mengundang perwakilan dari masyarakat (konstituen)
dan terkesan tertutup sehingga tidak mampu menjangkau seluruh lapisan
masyarakat.
Hal inilah yang menyebabkan pendidikan yang dilakukan kurang
efektif. Ketidak-efektifan pendidikan yang dilakukan juga karena metode
komunikasi yang kurang tepat. Pada umumnya pendidikan politik yang
dilakukan tidak dengan metode komunikasi dua arah, melainkan metode
komunikasi satu arah dari komunikator (partai) kepada penerima pesan
(masyarakat) dan cenderung Top down yang berarti pemaksaan stimulus
yang sama sekali tidak menjamin kesesuaiannya dengan masyarakat,
komunikasi totalitarianis.
Pola komunikasi satu arah yang dilakukan tidak memberi pengaruh
terhadap kecerdasan masyarakat, justru yang terjadi adalah sebuah
pemaksaan stimulus yang sama sekali tidak menjamin kesesuaiannya
dengan masyarakat, karena dalam hal ini tidak terjadi proses dialog antara
komunikator dengan penerima pesan. Akan tetapi tidak seluruh kegiatan
yang dilakukan Partai demokrat Kota Manado bersifat komunikasi satu arah
dan mendikte, ada beberapa kegiatan pendidikan politik yang komunikatif
seperti dalam kegiatan serap aspirasi, tetapi serap aspirasi yang dilakukan
hanya menggunakan komunikasi satu arah dalam artian pendidikan politik
yang dilakukan hanya sebatas penyampaian saja, bukan pendidikan politik
yang ada timbal balik antara pembicara dengan para masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian/temuan dalam penelitian, solusi yang
dapat dtawarkan oleh penulis yaitu:
1. Partai Demokrat Kota Manado dalam melakukan pendidikan politik
harus seimbang baik pendidikan politik kepada kader, pengurus dan
kepada masyarakat jangan hanya terfokus kepada satu komponen saja.
2. Partai Demokrat juga dalam melakukan pendidikan politik kepada
masyarakat harus menggunakan komunikasi dua arah, dalam artian
setiap apa yang disampaikan masyarakat bisa merespon balik.
3. Partai Demokrat dalam pemberian pendidikan politik kepada
masyarakat harus dilakukan kepada setiap komponen masyarakat yang
ada di satu kelurahan atau kecamatan agar supaya apa yang menjadi
tujuan dari pendidikan politik itu dapat dirasakan oleh semua
masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka saran dalam penelitian ini adalah :
1. Partai Demokrat Kota Manado harus melakukan pendidikan politik
kepada semua komponen baik kepada kader, pengurus dan kepada
masyarakat
2. Pendidikan politik yang dilakukan harus lebih focus kepada masyarakat,
agar kemenangan yang diraih oleh partai demokrat bukan lagi karena
factor dari figure ketua mereka melainkan menang Karena adanya
pendidikan politik yang dilakukan kepada masyarakat secara maksimal
dan efektif
3. Pendidikan politik yang dilakukan oleh Partai Demokrat Kota Manado
harus dilaksanakan pada tujuan yang sebenarnya yaitu untuk
menjadikan masyarakat paham dan mengerti akan hak dan kewajiban
mereka dan menjadi masyarakat yang pintar dalam menentukan pilihan,
dan partai democrat tidak melakukan praktek politik uang.
DAFTAR PUSTAKA
Almond, Gabriel. 1990 Budaya Politik, Tingkah Laku, Demokrasi di Lima Negara:
Bumi Aksara. Jakarta
Budiarjo, Miriam. 2011 Dasar-dasar Ilmu politik, Gramedia Pustaka, Jakarta.
Kantaprawira, Rusadi. 2004 Sistem Polilik Indonesia: Suatu Model Pengantar
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Kartono, Kartini. 2011 Pendidikan Politik. Bandung: Penerbit CV Mandar Maju.
Mochtar Buchori (M. Shirozi, 2005:30). Pendidikan Antisipatoris, Jakarta: Penerbit
Kanisius.
Pamungkas, Sigit. 2011 Partai Politik, teori dan praktik di Indonesia, Institute
for Democracy and Welfarism. Jakarta
Sahlan dan Marwan, 2012:222). Yayasan buku obor indonesia. Jakarta
Stoner, James A.F. managemen jilid 1, 1996, penerbit Erlangga, Jakarta
Sanit, Arbi. 2011 Partai, Pemilu dan Demokrasi, Pustaka Pelajar. Jakarta
Sugiono, 2010.Metode penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D), Alfabeta, Bandung.
Surbakti, Ramlan. (1999) Memahami Ilmu Polilik.Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia. Jakarta
SUMBER LAIN :
Undang-Undang Republik Indinesia Nomor. 2 Tahun. 2011, Tentang Partai politik
Jimly Asshiddiqie.Dinamika Partai Politik dan Demokrasi. http://www.ui.ac.id
(diakses pada tanggal 10 februari 2015 pukul 20.00 wita)
www.demokrat.ar.id/sejarah (diakses pada tanggal 05/02/2015 pukul 20.00 wita)
www. definisi pendidikan politik.ac.id. (diakses pada tanggal 10 februari 2015
pukul 21.30 wita)
http://roedijambi.wordpress.com/2010/01/27/mengenal-hubungan-patron-klien/,
(diakses pada tanggal 7 Februari 2015 pukul 19.25 wita).