Search...
GO
Mater,Laporan,Contoh Tugas,Soal
≡Navigation
Budaya politik adalah merupakan salah satu komponen dalam sistem politik dan juga dapat dipandang
sebagai suatu landasan sistem politik yang memberi jiwa atau warna sistem politik atau dengan kata lain
memberikan arah pada peran peran politik yang dilakukan oleh struktur politik.berikut ini beberapa
pengertian budaya politik :
1. G.A. Almond. Budaya politik adalah sikap orientasi warga negara terhadap sistem politik dan aneka
ragam bagiannya dan sikap terhadap peranan warga negara di dalam sistem tersebut.
2. Marbun. Budaya politik adalah pandangan politik yang mempengaruhi sikap, orientasi, dan pilihan
politik seseorang, dan budaya politik ini lebih mengutamakan dimensi psikologis dari suatu siste politik
yaitu sikap, sistem kepercayaan, simbol yang dimiliki individu dan yang dilaksanakan dalam masyarakat.
3. Larry Diamond. Budaya politik adalah keyakinan, sikap, nilai nilai, ide ide, sentimen dan evaluasi suatu
masyarakat tentang sistem politik negeri mereka dan peran masing masing individu dalam sistem itu.
4. Mochtar massoed. Budaya politik adalah sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan
pemerintahan negara dan politiknya.
5. Powel. Budaya politik adalah suatu konsep yang terdiri dari sikap, keyakinan,nilai nilai, dan
keterampilan yang sedang berlaku bagi seluruh anggota masyarakat, termasuk pola kecenderungan
kecenderungan khusus serta pola pola kebiasaan yang terdapat pada kelompok kelompok dalam
masyarakat.
1. Budaya Politik Parokial ( Parochial Political Culture ). Budaya politik ini terbatas pada stu wilayah yang
ruang lingkupnya kecil dan sempit dan biasanya terdapat dalam masyarakat yang tradisional dan
sederhana.Di dalam masyarakat yang seperti ini spesialisasi sangat kecil dan belum banyak berkembang.
Masyarakat yang seperti ini orang orangnya sama sekali tidak menyadari atau mengabaikan adanya
pemerintahan dan politik. Hal ini dikarenakan di dalam masyarakat tersebut banyak warganya yang buta
huruf dan tinggal di tempet tempat yang terpencil.
2. Budaya Politik Subjek ( Subject Political Culture ). Menurut Mochtar Masoed budaya politik subjek ini
lebih menunjuk pada orang orang yang secara pasif patuh pada pejabat pejabat pemerintah dan undang
undang, tetapi mereka tidak melibatkan diri dalam politik atau memberikan suara dalam pemilihan.
3. Budaya Politik Partisipan ( Participant Political Culture ). Budaya politik partisipan ini adalah suatu
bentuk budaya dimana anggota masyarakat cenderung diorientasikan secara eksplisit terhadap sistem
sebagai keseluruhan dan terhadap struktur dan proses politik serta administratif. Budaya politik ini
ditandai dengan adanya kesadaran masyarakat yang turut aktif dalam kehidupan politik.
C. Pengertian Sosialisasi Politik.
Pengertian sisialisasi politik banyak sekali tokoh yang memberikan definisinya, berikut pengertian
sosialisasi politik menurut beberapa tokoh :
1. Kenneth P. Langton. Sosialisasi politik adalah cara bagaimana masyarakat meneruskan kebudayaan
politiknya, dengan memberikan penekanan pada cara masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya.
2. G.A. Almond. Sosialisasi politik merupakan proses dimana sikap sikap politik dan pola pola tingkah
laku politik diperoleh dan dibentuk dan juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk
menyampaikan dasar dasar politik dan keyakinan keyakinan politik kepada generasi berikutnya.
3. Richard E. Dawson. Sosialisasi politik dipandang sebagai suatu pewarisan pengetahuan, nilai nilai dan
pandangan pandangan politik dari orang tua, guru, dan sarana sarana sosialisasi yang lainnya kepada
warga
4. Dennis Kavanagh. Sosialisasi politik merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu
proses dimana seseorang mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik.
5. Ramlan Surbakti. Sosialisasi politik merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik
anggota masyarakat.
Karena sosilisasi politik merupakan suatu cara dalam mengembangkan dan menginformasikan politik
maka fungsi yang paling mendasar dari sosialisasi politik ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan
pebelajaran bagi masyarakat agar mereka paham dan mengetahui secara benar tentang apa yang ada
dalam politik, dengan adanya inforasi yang benar maka kelak akan tercipta suatu masyarakat yang
anggota anggotanya mempunyai pegetahuan politik yang baik dan diharapkan dengan mempunyai
pengetahuan tersebut mereka dapat ikut berperan aktif dalam kegiatan kegaiatan politik sehingga
mereka tidak pasif terhadap kondisi politik negaranya.
E. Mekanisme Sosialisasi Politik. Di dalam fungsi sosialisasi politik bagi masyarakat dapat mentransmisikn
kebudayaan politik suatu bangsa dari generasi tua kepada generasi muda dan juga sebagai sarana
memelihara budaya politik dari bangsa itu sendiri. Dalam rangka untuk mencapai hal tersebut maka
dalam rangka sosialisasi politik tersebut maka dibutuhkan sarana sarana pendukung sosialisasi yang
antara lain sebagai berikut :
1. Keluarga. Kelurga merupakan unit yang paling kecil dalam masyarakat dan disinilah seorang individu
berhadapan langsung.di dalam keluarga inilah terjadi pembentukan nilai nilai politik, orang tua akan
mendidik anaknya dengan menanamkan kaidah kaidah, nilai nilai, serta keyakinan politiknya kepada
anaknya, misalnya anak diajak dalam pengambilan suatu keputusan dalam rapat keluarga, dengan
pengalaman ini maka anak dapat meningkatkan kompetensi politik bagi anak.
2. Sekolah. Sekolah merupakan tempat pendidikan jadi tidak megherankan jika sekolah dapat
memberikan pandangan pandangan kongkret tentang politik dan segala hal tentang politik karena
sekolah memberikan pengetahuan kepada generasi muda tentang dunia politik.Selain itu sekolah juga
dapat membangun kesadaran kepada generasi muda mengenai arti penting hidup bernegara dan cinta
terhadap tanah air, misalnya dari pelajaran kewarganegaraan.
3. Kelompok Pergaulan. Kelompok pergaulan dapat menjadi sarana sosialisasi politik karena dalam
kelompok pergaulan seorang anak akan bertemu dengan orang lain yang masing masing memiliki
kedudukan yang relatif sama dan memiliki ikatan yang erat pula. Dengan adanya hal ini maka suat saat
mereka akan dihadapkan dengan suatu permasalahan yang keudian mereka musyawarahkan, dari proses
tersebut maka seorang anak akan dapat belajar menghargai pendapat oarang lain dan juga akan
menyesuikan pendapatnya dengan pendapat oarang lain. Jadi didalam kelompok ini mereka dapat saling
bertukar pendapat dan dapat mengikuti peristiwa peristiwa politik yang memungkinkan mereka tertarik
pada politik.
4. Tempat Kerja. Organisasi formal maupun nonformal serta organisasi politik terbentuk atas dasar
pekerjaan,oleh sebab itu tempat kerja juga merupakan tempat sosialisasi politik. Bagi para anggota tepat
kerja merupakan tempat yang berfungsi sebagai sarana penyuluhan politik. Karena secara tidak langsung
para anggotanya dapat belajar bagaimana cara cara berorganisasi dengan bekal pengalaman ini maka
para anggotanya tidak sungkan sungkan untuk bergabung dengan organisasi politik. Misalnya kaum
buruh yang bergabung dengan serikat buruh dan berdemonstrasi dari pengalaman tersebut seorang
buruh dapat mengerti tentang berpolitik.
5. Media Massa. Media massa merupakan saran yang paling efektif karena media massa dapat
memberikan banyak informasi bagi masyarakat luas termasuk politik baik tingkat nasional maupun
tingkat internasional. Selain itu media massa juga merupakan sarana yang ampuh untuk membentuk
sikap sikap dan keyakinan politik dan melalui media ini suatu ideologi dapat ditanamkan kepada
masyarakat dan kebijakan kebijakan politik negara dapat disampaikan kepada rakyt melalui media ini.
6. Kontak kontak Politik Langsung. Kontak kontak politik langsung yang dimaksud adalah pengalam nyata
terlibat dalam politik entah sebagai pejabat pemerintah,pengurus partai ataupun yang lainnya entah
bersifat positif atau negatif hal ini juga akan dapat merubah pemikiran dan keyakinan politik seseorang.
Simpan Simpan
Related Posts:
0 komentar:
Post a Comment
Link ke posting ini
Create a Link
Popular Posts
Copyright © 2015 Otak Murid. All Rights Reserved. New Johny Wuss Template by CB Blogger - Original
Theme by Creating Website
diri sebagai suatu bikai dan keyakinan bersama tentang sistem politik untuk memengaruhi proses-proses
politik serta perspektif masyarakat tentang dunia politik. Nilai tertinggi pada sebagian budaya politik
terletak pada kebebasan individu, tetapi terdapat pula budaya politik yang menempatkan nilai tertinggin
pada solidaritas masyarakat.
Komponen penting dalam sistem politik menurut Prof. M. Miriam Budiarj, M.A. adalah budaya politik
yang mencerminkan faktor subjektif. Sementara itu, Gabriel Almond dan Sydney mengatakan bahwa
terdapat lima dimensi penting budaya politik, antara lain:
2. Dualisme antara budaya yang mengizinkan keleluasan dengan budaya yang mengutamakan
keterbatasan.
3. Dualisme sebagai konsekuensi dari adanya infiltrasi nilai-nilai budaya Barat ke dalam masyarakat
Indonesia.
Secara harfiah kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta yakni budhayah atau bentuk jamak dari budhi
yang berarti akal. Cicir dari budaya antara ain dapat dipelajari, diwariskan dan diteruskan, hidup dalam
masyarakat, dikembangkan dan berubah, serta terintegrasi. Sementara itu, kata politik berasal dari
bahasa Yunani, yaitu polis, yang berarti negara atau kota. Keberagaman definisi tersebut dapat dilihat
sebagai berikut.
a. G. A. Almond dan S. Verba (1990) menyatakan bahwa budaya politik merupakan orientasi dan sikap
individu terhadap sistem politik dan bagian-bagiannya, juga sikap individu terhadap peranannya sendiri
dalam system poliyik tersebut.
b. B. N. Marbun (2005) menulis bahwa budaya politik adalah pandangan politik yang memengaruhi
sikap, orientasi, dan pilihan politik seseorang.
c. Larry Diamond (2003) menyebutkan bahwa budaya politik adalah keyakinan, sikap, nilai, ide-ide,
sentimen, dan evaluasi masyarakat tentang sistem politik nasionalnya dan peran masing-masing individu
dalam sistem itu.
d. Prof. Dr. H. Rusadi Kantaprawira, S.H. mendefinisikan budaya politik sebagai pola tingkah laku
individu dan orientasi terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
1) Orientasi yang bersifat kognitif adalah komponen yang meliputi pegetahuan/pemahaman dan
keyakinan-keyakinan individu tentang sistem politik dan atributnya.
2) Orientasi yang bersifat afektif adalah kompnen yang menyangkut perasaan-perasaan atau ikatan
emosional yang dimiliki oleh individu terhadap sistem politik.
3) Orientasi yang bersifat evaluative adalah komponen yang menyangkut kapasitas individu dalam
rangka memberikan penilaian terhadap sistem politik yang sedang berjalan dan bagaimana peran
individu di dalamnya.
b. Objek Politik
Objek politik merupakan sasaran dari orientasi warga maka terdapat tiga jenis objek politik yang
berkembang, diantaranya:
Objek politik yang berperan dalam memberikan masukan terhadap proses politik yang termasuk proses
input dalam sistem politik adaah lembaga atau pranata politik.
Merupakan hasil proses politik yang termasuk dalam objek politik output adalah output dari sistem
politik.
Menurut Almond dan Verba, terdapat tiga tipe budaya politik ang berkembang dalam suatu
masyarakat/bangsa, yaitu sebagai berikut.
2) Adanya kedekatan warga dengan suku-suku mereka, daerah, agama, atau kelompok etnis.
Budaya politik subjek adalah budaya politik yang terjadi ketika warga negara telah memiliki pengetahuan
mengenai pemerintah beserta kebijakannya namun belum memiliki orientasi untuk terlibat atau
berpartisipasi secara aktif dalam proses politik. Cirri-ciri yang terdapat dalam budaya politik subjek,
antara lain:
2) Terdapat lebih banyak kepercayaan terhadap grup-grup lain dala masyarakat, dibandingkan pada
budaya politik parochial.
3) Para warga, tetap tidak melihat diri mereka sendiri sebagai peserta aktif yang akan memengaruhi
politik.
Masyarakat telah menyadari kehadiran pemerintahan, proses input politik, output dari pemerintah,
bahkan masyarakat telah berperan aktif dalam memberikan pandangannya terhadap proses politik
melalui organsasi kepentingan atau partai politik. Cirri-ciri politik partisipan antara lain:
1) Serupa dengan budaya politik subjek dalam hal pengakuan dan penerimaan legitimasi pemerintah.
2) Kebanyakan orang dalam masyarakat menerima aturan yang sama untuk mendapatkan dan
memindahkan kekuasaan (misalnya melalui pemilu).
3) Tingkat keyakinan warga bahwa tindakan mereka berpengaruh dalam kebijakan politik sangat
tinggi.
2.Model Kebudayaan Politik
Almond dan Verba, Mochtas Masoed dan Colin MacAndrews menyebutkan adanya tiga model
kebudayaan politik sebagai berikut.
Pada model ini terdiri dari aktivis politik dan kritiku politik. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah
masyarakat yang berbudaya politik partisipan mencapai 40-60% dari penduduk dewasa, terdiri dari para
aktivis dan peminat politik yang kritis mendiskusikan masalah-masalah kemasyarakatan dan
pemerintahan. Smentara itu, jumlah yang berbudaya politik subjek kurang lebih 30% sedangkan jumlah
yang berbudaya politik parochial sekitar 10%.
Pada model ini, seagian masyarakatnya berbudaya politim subjek yang pasif, tunduk terhadap peraturan,
tetapi tidak melibatkan diri dalam berbagai kegiatan politik. Kelompok partisipan berasal dari
mahasiswa, kaum intelektual, pengusaha, dan tuan rumah. Kaum parokial terdiri dari para petani dan
buruh tani yang hidup dan bekerja di perkebunan-perkebunan.
Dalam model ini, sebagian bear warga negaranya menganut budaya politik parokial. Mereka hidup di
pedesaan dan tuna aksara. Pengetahuan dan keterlibatan mereka dalam kehidupan politik sangan kecil.
Jumlah kelompok partisipan sangat sedikit, biasanya terdiri atas professional terpelajar, usahawan, dan
tuan rumah.
a. Menurut Nazarudin Sjamsuddin, budaya politik di Indonesia tercermin dari Bhineka Tunggal Ika.
Hal ini karena dalam sbuah budaya politik, ciri utama yang menjadi identitas adalah sesuatu nilai atau
orientasi yang menonjol dan diakui oleh masyarakat atau bangsa secara keseluruhan.
b. Menurut Affan Gaffar, sangat sulit untuk mengidentifikasi budaya politik Indonesia. Oleh karena itu,
salah satu hal yang dapat dilakukan adalah menggambarkan pola budaya politik dominan. Budaya politik
dominan ini berasal dari kelompok etnis dominan, yakni etnis Jawa.
c. Menurut Herbert Feith, terdapat dua budaya politik dominan di Indonesia yaitu aristokrasi-Jawa
dan wiraswasta-Islam. Aristokrasi-Jawa merupakan budaya politik mayoritas masyarakat Jawa. Warga
dengan budaya politik wiraswasta-Islam terpencar secara wilayah dan kelas sosial, termasuk para santri
di awa Timur dan Tengah dan anggota komunitas Islam.
Budaya politik Indonesia saat ini adalah campuran dari parokial, subjek, dan partisipan. Dari segi budaya
politik partisipan, semua ciri-cirinya sudah terjadi di Indonesia dan ciri-ciri budaya politik parokial juga
ada yang memenuhi yaitu seperti berlangsungnya pada masyarakat tradisional dan pada budaya politik
subjek ada yang memenuhi seperti warga ada yang menyadari sepenuhnya otoritas pemerintah.
Affan Gaffar berpendapat bahwa budaya politik Indonesia memiliki tiga ciri dominan yaitu sebagai
berikut.
Penguasa memandang dirinya sendiri serta rakyatnya. Penguasa cenderung melihat dirinya sebagai
guru/pamong dari rakyat. Sebaliknya, penguasa cenderung merendahkan rakyatnya, memandang
sepantasnya rakyat patuh dan taat kepada penguasa karena penguasa pemurah dan pelindung.
Salah satu budaya politik yang menonjol di Indonesia adalah hubungan patronase. Sang patron memiliki
kekuasaan, kedudukan, jabatan, perlindungan, perhatan, bahka materi (harta, uang, dan lainnya).
Adapun klien memiliki tenaga, dukungan, dan kesetiaan.
Menurut Max Weber, dalam negara yang petrimonialistik, penyelenggaraan pemerintah berada di bawah
control langsung pemimpin negara.
a. Kenneth P. Langton menyatakan bahwa sosialisasi politik adalah cara masyarakat meneruskan
kebudayaan politiknya.
b. Gabriel Almond menyatakan bahwa sosialisasi politik merajuk proses di mana sikap-sikap politik
dan pola-pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk, sarana bagi suatu generasi untuk
menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.
c. Richard E. Dawson menyatakan bahwa sosialisasi politik dapat dipandang sebagai suatu pewarisan
pengetahuan, nilai-nilai, dan pandangan-pandangan politik dari orang tua, guru, dan sarana-sarana
sosialisasi yang lainnya kepada warga negara baru dan mereka yang menginjak dewasa.
d. Ramlan Surbakti menyatakan bahwa sosialisasi politik merupakan proses pembentukan sikap dan
orientasi politik anggota masyarakat.
Berdasarkan berbagai pengertian mengenai sosialisasi politik di atas, kita dapat melihat bahwa
hakikatnya, sosialisasi politik adalah suatu proses untuk memasyrakatkan nilai-nilai atau budaya politik
ke dalam suatu masyarakat.
Ramlan Surbakti (2010) membagi sosialisasi politik dalam dua bagian berdasarkan metode penyampaian
pesan yaitu sebagai berikut.
a. Pendidikan Politik
Pendidikan politik merupakan proses dialogis diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses
ini,para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol
politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem.
b. Indoktrinasi Politik
Indoktrinasi politik merupakan proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga
masyarakat untuk menerima nilai, norma dan simbol yang dianggap penguasa sebagai ideal dan baik.
a. Keluarga
Pembentukan nilai-nilai politik individu mulai terjadi di dalam keluarga. Di keluarga ditanamkan juga
kaidah-kaidah yang harus dipatuhi oleh anak serta nilai-nilai dan keyakinan politik dari kedua orang tua.
Selain itu, anak juga belajar bersikap terhadap kekuasaan dan membuat keputusan bersama. Apabila
diajarkan berbagai kecakapan untuk melakukan interaksi politik, kelak anak dapat menggunakan
kecakapan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam sistem politik. Sebaliknya, jika ditanamkan sikap
kepatuhan yang kuat dan ketat, terdapat kemungkinan anak akan takut mengambi inisiatif dalam
kehidupan.
b.Sekolah
Sekolah member pengetauan kepada peserta didiknya mengenai dunia politik dan peran mereka di
dalamnya. Sekolah dapat menjadi tempat para peserta didik belajar mengenai pemerintahan. Peserta
didik juga dapat dilatih berorganisasi dan memimpin.
c.Kelompok Pergaulan
Dalam kelompok pergaulan, setiap anggota mempunyai kedudukan relatif sama dan saling memiliki
ikatan erat. Seseorang dapat melalukan tindakan tertentu karena temen-teman di dalam kelompoknya
melakukan tindakan tersebut.
d.Tempat Bekerja
Seseorang dapat mengidentifikasi dirinya dengan kelompok tertentu dan menggunakan kelompok acuan
(reference) dalam kehidupan politik. Bagi para anggotanya, organisasi juga dapat berfungsi sebagai
penyuluh di bidang politik. Secara tidak langsung, para anggota akan belajar tentang cara-cara hidup
dalam suatu organisasi. Pengetahuan itu akan bermanfaat dan berpengaruh ketika mereka terjun ke
dunia politik.
e.Media Massa
Informasi tentang berbagai peristiwa yang terjadi di dunia segera menjadi pengetahuan umumdalam
hitungan jam bahkan menit. Oleh karena itu, media massa baik surat kabar, majalah, radio, televise, dan
internet memegang peranan penting. Melalui berbagai saran tersebut, masyarakat dapat memperoleh
pengetahuan dan informasi tentang politik secara cepat.
Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruuhi proses pembuatan dan
pelaksanaan kebijaksanaan umum dan menentukan pimpinan pemerintahan. Partisipasi politik dapat
dilakukan dengan kegiatan pemilihan, lobbying, kegiatan organisasi, dan mencari koneksi.
politik dapat terjadi dengan berbagai tujuan, diantaranya memberikan warga negara kesempatan untuk
mempengaruhi proses pembuatan kebijakan; menjadi alat untuk mengontrol rakyat dan warga negara,
terutaram di negara-negara otoritarian; membantu meringankan beban pemerintah, seperti terbukanya
lapangan kerja baru sebagai pengawas jalannya pemberian suara (voting) yang dilakukan secara sukarela,
sedikit banyak akan meringankan anggaran pemerintah untuk membayar aparat keamanan yang
ditugaskan untuk menjaga jalannya voting; serta melegitimasi rezim dan kebijakan rezim tersebut.
Pertama adalah dilihat dari ruang lingkup atau proporsi suatu kategori warga negara yang
melibatkan diri dari kegiatan partisipasi politik.
Text Box: Pejabat partai sepenu waktu. Pemimpin partai / kelompok kepentingan
Text Box: Petugas kampanye. Anggota aktif partai atau kelompok kepentingan dalam proyek – proyek
sosial
Text Box: Menghadiri rapat umum anggota partai atau kelompok kepentingan, membicarakan masalah
politik, mengikuti perkembangan politik melalui media massa, memberikan suara mellui pemilihan
Berikut akan diuraikan mengenai pengertian budaya politik, tipe-tipe budaya politik, budaya politik di
Indonesia,pentingnya sosialisasi plitik dalam pengembangan budaya politik, serta penerapan budaya
politik partisipatif.
1. Samuel Beer, budaya politik adalah nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaiman
pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan oleh pemerintah.
2. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, budaya politik adalah suatu sikap orientasi yang khas dari warga
negara terhadap sistem politik dengan aneka ragam bagiannya dan sikap terhadap peranan warga
negara yang ada dalam sistem itu.
3. Rusdi Sumintapura, budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap
kehidupan plitik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
4. Mochtar Masud dan Colin McAndrews, budaya politik adalah sikap dan orientasi warga suatu negara
terhadap kehidupan pemerintahan negara dan politiknya.
5. Larry Diamond, budaya politik adalah keyakinan, sikap, nilai, ide-ide, sentimen, dan evaluasi suatu
masyarakat tentang sistem politik negara mereka dan peran masing-masing individu dalam sistem itu.
Menurut Almond dan Powell ada 2 orientasi Politik yaitu tingkat Masyarakat dan tingkat Individu :
- system politik.
- tokoh pemerintahan
- kebijakan pemerintahan
- Simbol-simbol yang dimiliki oleh system politik seperti : ibukota negara, lambang
negara, kepala negara, batas negara, mata uang, dll.
b. Orientasi Afektif menunjuk pada aspek perasaan atau ikatan emosional individu pada system politik.
Seperti – perasaan khusus terhadap aspek system politik tertentu yang membuatnya menerima dan
menolak system politik. Orientasi afektif ini dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan.
c. Orientasi Evaluatif berkaitan dengan penilaian moral seseorang terhadap sistem politik, kinerja sistem
politik, komitmen terhadap nilai dan pertimbangan politik.
2. Orienrtasi Tingkat masyarakat adalah pandangan dan sikap sesama warga negara yang meliputi rasa
percaya dan permusuhan antar individu, kelompok maupau golongan. Sikap saling percaya
menumbuhkan saling kerja sama sedang sikap permusuhan menimbuklkan konplik
Cirinya : - Orang secara pasif patuh pada pejabat pemerintahan dan undang-
undang.
Sebagai insan politik, kegiatan-kegiatan politik yang dapat dilakukan sebagai wujud partisipasi
politik, antara lain :
a. Membentuk organisasi politik atau menjadi anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang dapat
mengontrol maupun memberi input terhadap setiap kebijakan pemerintah.
b. Aktif dalam proses pemilu, seperti berkampanye, menjadi pemilih aktif, dan menjadi anggota
perwakilan rakyat.
c. Bergabung dalam kelompok-kelompok kepentingan kontemporer, seperti unjuk rasa secara damai
tidak anarkis atau merusak, petisi, protes, dan demonstrasi.
Cirinya : - Kesadaran masyarakat bahwa dirinya dan orang lain anggota aktif
dalam kehidupan politik.
Menurt Muhtar Masoed dan Colin MacAndrews ada 3 model budaya politik :
a. Model masyarakat demokratis industrial Yang terdiri dari aktivis politik, kritikus
politik.( Identik dengan budaya politik partisipan).
b. Model Sistem politik otoriter rakyat sebagai subyek yang pasif, tunduk pada
hukumnya tapi tidak melibatkan diri dalam urusan politik dan pemerintahan
(Identik dengan budaya politik subjek).
1. Aristokrasi Jawa
2. Wiraswasta Islam
Clifford Geertz, Indonesia memiliki 3 subbudaya yaitu :
1. Santri : pemeluk agama islam yang taat yang terdiri dari pedagang di kota dan petani yang
berkecukupan.
3. Priyayi : golongan yang masih memiliki pandangan hindu budha, yang kebanyakan dari golongan
terpelajar, golongan atas penduduk kota terutama golongan pegawai.
1. Hirarki yang tegar/ketat : adanya pemilahan tegas antar penguasa (wong Gedhe) dengan
2. Kecendrungan Patronage ( hubungan antara orang berkuasa dan rakyat biasa) seperti majikan
majikan dengan buruh.
3. Kecendrungan Neo Patrimonialistik, yaitu perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya
politik yang berkarakter patrimonial.
a. Cenderung mempertukarkan sumber daya yang dimiliki seseorang penguasa kepada teman-temannya.
b. Kebijakan sering kali lebih bersifat partikularistik dari pada bersifat universalistik.
c. Rule of Law lebihbersifat sekunder bila dibandingkan dengan kekuasaan penguasa (rule of man)
d. Penguasa politik sering kali mengaburkan antara kepentingan umum dan kepentingan publik.
Di masa Orde Baru kekuasaan patrimonialistik telajh menyebabkan kekuasaan tak terkontrol
sehingga negara menjadi sangat kuat sehingga peluang tumbuhnya civil society terhambat. Contoh
budaya politik Neo Patrimonialistik adalah :
Nazarudin Samsudin, menyatakan dalam sebuah budaya ciri utama yang menjadi identitas adalah
sesuatu nilai atau orientasi yang menonjol dan diakui oleh masyarakat atau bangsa secara keseluruhan.
Jadi simbol yang selama initelah diakui dan dikenal masyarakat adalah Bhineka Tunggal Ika, maka budaya
politik kita di Indonesia adakah Bhineka Tunggal Ika.
SOSIALISASI POLITIK
b. Gabriel A. Almond, Sosialisasi politik adalah proses dimana sikap-sikap politik dan pola – pola
tingkah laku diperoleh atau dibentuk, dan merupakan sarana bagi generasi muda untuk menyampaikan
patokan politik dan keyakinan politik.
c. Richard E. Dawson, sosialisasi politik adalah pewarisan pengetahuan , nilai dan pandangan politik
darimorang tua, guru dan sarana sosialisasi lainnya bagi warga baru dan yang beranjak dewasa.
d. Dennis Kavanagh, sosialisasi politik adalah istilah untuk mengganbarkan proses dimana seseorang
mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik.
e. Ramlan Surbakti, sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota
masyarakatnya.
f. Alfian, sosialisasi Politik adalah usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat,
sehingga mereka mengalami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang
ideal yang hendak dibangun.
1). Dalam Lingkungan Keluarga, orang tua bisa mengajarkan kepada anak-anak beberapa cara tingkah
laku politik tertentu. Melalui obrolan politik ringan sehingga tak disadarai telah menanamkan nilai-nilai
politik kepada anak-anaknya.
2). Di Lingkungan Sekolah,dengan memasukkan pendidikan kewarganegaraan. Siswa dan guru bertukar
informasdi dan berinteraksi dalam membahas topik tentang politik.
3). Di lIngkungan Negara, secara hati-hati bisa menyebarkan dan menanamkan ideologi-ideologi
resminya.
4). Di Lingkungan Partai politik, Salah satu fungsi partai politik adalah dapat memainkan perannya
sebagai sosioalisasi politik. Artinya parpol itu telah merekrut anggota atau kader danpartisipannya
secara periodik. Partai politik harus mampu menciptakan kesan atau image memperjuangkan
kepentingan umum.
Menurut Ramlan Surbakti ada dua macam sosialisasi politik dilihat dari metode penyampaian pesan :
a. Pendidikan Politik Yaitu proses dialogis diantara pemberi dan penerima pesan. Dari sini anggota
masyarakat mempelajari simbol politik negaranya, norma maupun nilai politik.
b. Indoktrinasi Politik, yaitu proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga
masyarakat untuk menerima nilai , norma dan simbol yang dianggap pihak berkuasa sebagai ideal dan
baik.
Dalam upaya pengembangan budaya politik, sosialisasi politik sangant penting karena dapat
membentuk dan mentransmisikan kebudayaan politik suatu bangsa, serta dapat memelihara
kebudayaan politik suatu bangsa, penyampaian dari generasi tua ke generasi muda, dapat pula
sosialisasi politik dapat mengubah kebudayaan politik.
Menurut Gabriel A. Almond, sosialisasi politik dapat membentuk dan mentransmisikan kebudayaan
politik suatu bangsa dan mememlihara kebudayaan politik suatu bangsa dengan bentuk penyampaian
dari generasi tua kepada generasi muda. Terdapat 6 sarana atau agen sosialisasi politik menurut
Mochtar Masoed dan Colin MacAndrews, adalah :
a. Keluarga yaitu lembaga pertama yang dijumpai sesorang individu saat lahir. Dalam keluarga anak
ditanamkan sikap patuh dan hormat yang mungkin dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam sistem
politik setelah dewasa.
b. Sekolah yaitu sekolah sebagai agen sosialisasi politik memberi pengetahuan bagi kaum muda
tentang dunia politik dan peranan mereka di dalamnya. Disekolah memberi kesadaran pada anak
tentang pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara, cinta tanah air.
c. Kelompk bermain yaitu kelompok bermain masa anak-anak yang dapat membentuk sikap politik
seseorang, kelompok bermain saling memiliki ikatan erat antar anggota bermain. Seseorang dapat
melakukan tindakan tertentu karena temannya melakukan hal itu.
d. Tempat kerja yaitu organisasi formal maupun nonformal yang dibentuk atas dasar pekerjaan seperti
serikat kerja, sderikat buruh. Organisasi seperti ini dapat berfungsi sebagai penyuluh di bidang politik.
e. Media massa yaitu informasi tentang peristiwa yang terjadi dimana saja dengan cepat diketahui
masyarakat sehingga dapat memberi pengetahuan dan informasi tentang politik.
f. Kontak-kontak politik langsung yaitu pengalaman nyata yang dirasakan oleh seseorang dapat
berpengaruh terhadap sikap dan keputusan politik seseorang. Seperti diabaikan partainya, ditipu, rasa
tidak aman,dll.
1. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, budaya politik partisipatif atau disebut juga budaya politik
demokrasi adalah suatu kumpulan sistem keyakinan, sikap, norma, persepsi dan sejenisnya, yang
menopang terwujudnya partisipasi. Untuk terwujudnya partisipasi itu warga negara harus yakin akan
kompetensinya untukterlibat dalam proses politik dan pemerintah memperhatikan kepentingan rakyat
agar rakyat tidak kecewa dan apatis terhadap pemerintah.
2. Ramlan Surbakti, partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan
segala keputusan yang menyangkut atau mempengaruhi hidupnya. Ciri-cirinya adalah :
a. Perilaku warga negara yang bisa diamati bukan batiniah (sikap dan orientasi).
c. Kegiatan atau prilaku yang gagal ataupun berhasil termasuk partisipasi politik.
· Tak langsung yaitu menggunakan pihak lain yang dapat meyakinkan pemerintah.
e. Kegiatan mempengaruhi pemerintah dapat dilakukan dengan prosedur wajar (konvensional) tidak
berupa kekerasan (nonviolence) seperti : ikut memeilih dalam pemilihan umum,mengajukan petisi,
melakukan kontak tatap muka, menulis surat, dll,dan ada yang melalui cara –cara diluar prosedur yang
wajar (tidak Konvensional) dan berupa kekerasan (violence), seperti : demonstrasi (unjuk rasa),
pembangkangan halus (golput),hura-hura, mogok, serangan senjata, gerakan-gerakan politik, dan
revolusi, kudeta, makar,dll
3. Prof. Dr. Miriam Budiardjo, partisipasi politik adalah kegiatan seseorang dalampartai plitik yang
mencakup semua kegiatamnnsukarela dimana seseorang turut dalam proses pemilihan pemimpin plitik
dan turut langsung atau tidak lanmgsung dalam pembentukan kebijakan umum.
PARTAI POLITIK
1. Prof. Dr. Miriam Budiardjo, partai plitik adalah organisasi atau golongan yang berusaha untuk
memperoleh dan menggunakan kekuasaan.
2. Sigmund Neuman, partai politik adalah organisasi tempat kegiatan politik yang berusaha untuk
menguasai kekuasaan pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan melawan suatu
golongan atau golongan-golongan lain yang tidak sepaham.
3. Carl J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan
tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintah bagi pimpinan partainya
sehingga penguasaan itu memberikan mamfaat kepada anggota partainya baik bersifat ideal maupun
material.
1. Sarana komunikasi politik, yaitu penyalur aspirasi pendapat rakyat, menggabungkan berbagai macam
kepentingan dan merumuskan kepentingan yang menjadi dasar kebijaksanaannya. Upaya Partai politik
dalah mencapai fungsi ini adalah :
· Memperjuangkan aspirasi rakyat agar menjadi kebijaksanaan umum oleh pemerintah
· Bagi pemerintah bertindak sebagai alat pendengar, sedangkan bagi warga masyarakat sebagai
pengeras suara.
2. Sarana Sosialisasi Politik, yaitusarana untuk memmberikan penanaman nilai-nilai, norma, dan sikap
serta orientasi terhadap fenomena politik tertentu. Upaya yang dilakukan untuk mencapai fungsi ini
adalah :
· Menanamkan solidaritas dan tanggung jawab terhadap para anggotanya maupun anggota lain
3. Sarana Rekrutmen Politik, yaitu mencari dan mengajakorang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan
plitik. Dengan demikian memperluas partisipasi politik. Upaya yang dilakukan parpol adalah :
4. Sarana Pengatur Konplik, yaitu mengatasi berbagai macam konplik yang muncul sebagai konsekuensi
dari negara demokrasi yang di dalamnya terdapat ersaingan dan perbedaan pendapat. Biasanya masalah
tersebut cukup mengganggu stabilitas nasional. Hal ini mungkin saja dimunculkan oleh kelompok
tertentu untukkepentingan ppularitasnya. Upaya yang dilakukan partai politik adalah :
· Sistem Pemilihan Langsung : pemilihan yang para pemilihnya langsung memilih anggota-anggota
Badan Perwakilan Rakyat yang akan mewakilinya.
· Sistem Pemilihan Bertingkat : Pemilihan yang dalampemilihan tahap pertama memilih wali
pemilih, kemudian walim pemilih itu memilih anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
· Sistem Pemilihan Mekanis : pemilihan yang melihat rakyat sebagai masa/kelompok individu yang
mempunyai hubungan yang sama, masing-masing individu dianggap sebagai satu-satunya pengendalian
hak pilih aktif, sama-sama mempunyai satu suara dalam pemilihan.
· Sistem Pemilihan Organis : pemilihan yang menempatkan rakyat sebagai sejumlah individu, seperti
halnya kelompok keluarga, kelompok daerah/wilayah, kelompok cendekiawan, buruh, tani, (lapisan
sosial), lembaga-lembaga lainnya. Persekutuan itulah yang diutamakan sebagai pengendali hak pilih.
Sistem pemilihan mekanis di tinjau dari rakyat pemilih pada umumnya berkisar pada dua prinsip pokok
yaitu distrik dimana satu daerah pemilihan memilih satu wakil, proporsional berimbang yaitu satu
daerah pemilihan beberapa wakil.
3. Sistem Distrik :
Dimana negara terbagi dalam dalam daerah-daerah bagian (distrik). Dalam sistem distrik hanya
diwakili oleh satu orang dengan suara mayoritas.
No
No
Suara dari eserta pemilu yang kalah akan hilang, tidak dapat digabungkan
Meskipun partai besar berkuasa, jika satu distrik kalah dalam pemilu, maka suaranya tidak terwakili di
distrik itu
Wakil rakyat yang menang dalamsatu distrik lebih memperhatikan distriknya, terkadang mengabaikan
kepentingan nasional
4. Sistem Proporsional :
Setiaporganisasi peserta pemilu akan memperoleh sejumlah kursi parlemen sesuai dengan jumlah
suara pemilu yang di peroleh di seluruh wilayah negara. Terbuka kemungkinan terjadi penggabungan
partai kecil (koalisi) untuk memperoleh kursi di parlemen.
No
No
Peranan pemimpin partai sangat menentukan dalam penetapan daftar calon Badan Perwakilan Rakyat
Tidak ada suara yang hilang karena semua digabung secara nasional
Calon-calon yang diikutsertakan dalampemilu kurang atau tidak dikenal oleh pemilih
Badan Perwakilan Rakyat benar-benar menjadi wadah dan aspirasi seluruh rakyat
Wakil-wakilrakyat yang duduk di pusat kurang memahami dan memperhatikan kepentingan daerah
5. Sistem gabungan :
Mengabungkan antara sistem distrik dengan sistem proporsional. Sistem ini membagi wilayah
negara dalam beberapa daerah pemilihan. Sisa suara pemilu tidak hilang melainkan diperhitungkan
dengan jumlah kursi yang dibagi.
PERILAKU POLITIK
Perilaku politik adalah tingkah laku politikm para aktor politik dan warganegara atau interaksi
antara pemerintah danmasyarakat, lembaga-lembaga pemerintah, antara kelompok dan individu dalam
masyarakat dalam proses pembuatan, pelaksanaan dan penegakan keputusan politik.
a. Aktor bertipe pemimpin yang mempunyai tugas, tanggung jawab, kewenangan untuk membuat dan
melaksanakan keputusan politik.
b. Warga negara biasa yang memiliki hak sarta kewajiban untuk mengajukan tuntutan dan dukungan
terhadap aktor yang bertipe pemimpin.
a. Radikal : adalah perilaku warganegara tidak puas terhadap keadaan yang ada serta menginginkan
perubahan yang cepat dan mendasar, tidak kenal kompromi dan tidak mengindahkan orang lain
cenderung ingin menang sendiri.
b. Moderat : adalah perilaku politik masyarakat yang telah cukup puas dengan keadaan dan bersedia
maju, tetapi tidak menerima sepenuhnya perubahan apalagi perubahan yang serba cepat seperti
kelompok radikal.
c. Status Quo : adalah sikap politik dari warga negara yang sudah puas dengan keadaan yang ada/berlaku
dan berusaha tetap mempertahankan keadaan itu.
d. Konservatif : adalah sikap perilaku politik masyarakat yang sudah puas dengan keadaan yang sudah
ada dan cenderung bertahan dari perubahan.
e. Liberal : adalah sikapperilaku politik masyarakat yang berrpikir bebas dan ingin maju terus.
Menginginkan perubahan progresif dan cepat, berdasarkan hukum atau kekuatan legal untuk mencapai
tujuan.
KOMUNIKASI POLITIK
Bentuk-bentuk komunikasi politik ada 2 yaitu :
2. Pola-pola linier: arus komunikasi politiksatu arah yang cenderung vertikal. Bentuk komuniukasi ini
merefleksikan nilai feodalistik dan pola kepemimpinan otoriter.
DEBAT POLITIK
Debat politik merupakan proses pendewasaan politik masyarakat melalui tukar pikiran yang
mengandung mnakna sebagai berikut :
1. Makna politis yaitu debat harus dapat menjadi wahana pendidikan politik masyarakat.
2. Makna sosiologis yaitu debat politik harus mampu mewujudkan kehidupan masyarakat yang senakin
sadar hak dan kewajibannya, memiliki perilkau politikmsantun, tidak anarkis, kooperatif dll.
1. Pasal 28 UUD 1945, yaituKemerdekaan berserikan dan berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan dansebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
2. Pasal 28 E ayat 3 UUD 1945, yaitu setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul,dan
mengeluarkan pendapat.
3. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia pada pasal 19 menyatakan
setiaporang berhak atas kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
4. UU Nomor 9 tahun 1998, kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum, disebutkan setiap
warga negara secara perorangan atau kelompok bebas menyampaikan pendapat sebagai perwujudan
hak dan tanggung jawab berdemokrasi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Sumber : http://halil-materipkn.blogspot.com/2009/12/bab-1-budaya-politik.html
24 comments:
Reply
Reply
Reply
terima kasih kalau ada saran atau kritik silahkan ngomong saja ^^
Reply
terima kasih telah berkunjung , silahkan liat-liat post yang lain terima kasih ^^
Reply
Ayo segera gabung di kompetisi cerdas cermainalnya bulan online sejatim seri 2.
Reply
Reply
i lake it,,
Reply
Reply
Reply
gan saya request vidoe cntoh sosialisasi budaya politik dong gan, coz buat ngejain pr ku..hehehe
Reply
Reply
Reply
nice gan
Reply
would be a lot of help/use if the data you got for the blog is more designable, should i say, it's not even a
clean blog. sry though
Reply
Reply
Reply
terimakasih..sangant bermanfaat
Reply
Reply
Reply
TRI HANDAYANIJanuary 7, 2019 at 10:46 AM
Reply
Home
About Me
My photo
Sulaiman Agan
Powered by Blogger.