Disusun Oleh
Kelompok IV
Habil Akhir N Gantulembah – F11120075
Fajrul Falaq – F11120214
Kenan Aulia Pandawa - F1120041
Muhammad Raihan mawardi – F11120166
Fadiel wirahman s – F11120137
Hidayat nurwahit – F11120167
Muh. Irji Ramadhan – F11120220
Sultan Pagih paturrahman – F11120177
Moh arasy – F11120174
Nur fadilah - F11120259
Enjel Sudin – F11120232
Makalah ini di susun sebagai bahan diskusi pada mata kulian “ ilmu
sosial budaya
BUDAYA
POLITIK DI INDONESIA
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Materil ini telah dapat kami selesaikan sebagai pegangan dalam
melaksanakan program pembelajaran.
Materi ini kami sajikan dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik (Student Centered), yang menempatkan peserta didik sebagai subjek
yang melakukan kegiatan belajar.
Materi ini berisi, teori, dan lembar kerja yang dapat digunakan sebagai acuan
peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran, dengan harapan proses
belajar melalui modul ini dapat melatih cara berpikir siswa agar lebih kreatif, inovatif,
dan berinisiatif dalam belajar, yang pada akhirnya mampu membekali siswa dengan
sejumlah kompetensi dalam realitas kehidupan.
Akhir kata, semoga materi ini benar-benar dapat memberikan motivasi belajar bagi
mahasiswa dan menjadi warga negara yang cerdas, mandiri, kreatif, inovatif, yang
memiliki ketanggapan dan kepekaan terhadap perkembangan budaya politik nasional,
menjadi warga negara yang memiliki kecerdasan politik dan perilaku politik yang
diharapkan.
PETA KEDUDUKAN
Budaya politik di
Indonesia
A. KEGIATAN BELAJAR
1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Mendeskripsikan pengertian budaya politik
Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat
Indonesia
Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik
Menampilkan peran serta budaya politik partisipan
2. Materi Pembelajaran
a. Pengertian Budaya Politik
Budaya politik dapat diartikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu
masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat
seluruhnya. Berdasarkan pengertian tersebut, muncul budaya politik yang
berbeda-beda dalam suatu masyarakat. Secara umum, budaya politik terbagi
atas :
1. budaya politik apatis ( acuh, masa bodoh, pasif ).
2. budaya politik mobilisasi ( didorong atau sengaja dimobilisasi ); dan
3. budaya politik partisipatif ( aktif ).
Gb. 1.KD.1.1
Model kebudayaan politik yang berkembang dalam suatu masyarakat sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :
1. Tingkat pendidikan warga negara ( faktor kunci ).
2. Tingkat ekonomi ( semakin sejahtera rakyat maka semakin tinggi
partisipasi politiknya ).
3. Reformasi politik/political will ( semangat merevisi dan mengadopsi sistem
politik yang lebih baik ).
4. Supermasi hukum ( adanya penegakan hukum yang adil, independen, dan
bebas ).
5. Media komunikasi yang independen ( berfungsi sebagai kontrol sosial,
bebas dan mandiri ).
Istilah budaya politik mengacu pada orientasi masyarakat terhadap satu sistem
politik tertentu. Sistem yang dianut bisa saja sistem yang demokratis atau
sistem yang tidak demokratis, tergantung pada pilihan masyarakat itu sendiri.
Almond dan Verba membagi orientasi politik menjadi tiga bagian.
1. Orintasi kognitif, merupakan pengetahuan masyarakat tentang sistem
politik, peran, dan segala kewajibannya. Misalnya, pengetahuan mengenai
kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
2. Orentasi afektif, merupakan perasaan masyarakat terhadap sistem politik
dan perannya, serta para pelaku dan penampilannya. Perasaan masyarakat
ini bisa saja merupakan persaan untuk menolak atau menerima sistem
politik atau kebijakan yang dibuat.
3. Orientasi evaluatif, merupakan keputusan dan pendapat masyarakat
tentang objek-objek politik yang secara tipikal melibatkan nilai moral yang
ada dalam masyarakat dengan kriteria informasi dan perasaan yang
mereka miliki.
Dari tiga orientasi ini, Almond dan Verba mengidentifikasi tiga objek yang dituju
Dalam orientasi politik. Ketiga objek orientasi politik terebut adalah sebagai
Berikut :
1. Peran atau struktur dari sebuah institusi politik. Contohnya adalah peran
atau strktur badan legislatiff ( DPR ) dan eksekutif ( pemerintah ) atau
birokrasi.
2. Para pemegang jabatan atau pelaku dari sebuah institusi negara, seperti
pemimpin monarki, legislator dan administrator.
3. Kebijakan, keputusan, dan penguatan keputusan yang dibuat oleh para
aktor di dalam negara.
Gb. 2.KD.1.1
Gb. 3.KD.1.2
2. Budaya politik santri
Budaya politik santri adalah budaya politik masyarakat yang menekankan
aspek-aspek keagamaan khususnya agama islam. Masyarakat santri
biasanya identik dengan kelompok masyarakat yang menjalankan ibadah
atau ritual agama islam. Pekerjaan masyarakat dengan budaya politik
santri biasanya berdagang. Pada masa lalu, kelompok masyarakat santri
cenderung berafiliasi pada partai NU dan Masyumi. Kini, mereka berafiliasi
pada partai yang berbasis islam seperti PKS, PKB, PPP, dan lain-lain.
Gb. 4.KD.1.2