Anda di halaman 1dari 27

Kuliah 07.

Teknik Pantai

Gelombang Rencana
dan
Gaya Gelombang
Pada Bangunan Pantai
Gelombang Rencana….1
Alasan utama untuk menyelidiki dan menganalisa gelombang laut adalah untuk
memilih kondisi gelombang yang dapat digunakan un­tuk keperluan perencanaan
pada teknik pantai dan. Jenis informasi gelombang yang diperlukan tentunya
akan berbeda antara untuk keperluan perencaan atau pembangunan bangunan
pantai/laut, perhitungan laju sedimen transport, dan lain sebagainya.
Data gelombang yang akan digunakan dalam perenca­naan disini bisa berupa
data gelombang hasil pengukuran maupun data gelombang hasil peramalan dari
data angin.
Untuk pengukuran gelombang langsung dibutuhkan biaya, fasi­litas yang tidak
sedikit serta waktu yang lama. Sedangkan untuk mendapatkan data sekunder
terkadang juga mengalami kesulitan terutama untuk daerah-daerah yang jarang
untuk dilakukan studi.
Mengacu dari permasalahan di atas maka, prediksi gelombang dari data angin
ternyata lebih banyak digunakan dalam perencanaan-perencanaan.
Gelombang Rencana….2
Banyak metode yang dipakai untuk memprediksi gelombang
secara empiris kondisi steady-state yang ditawarkan, yaitu
Shore Protection Manual (SPM), (1973,1977,1984), Sverdrup-
Munk-Bretschneider (SMB), Donelan, Joint North Sea Wave
Program (Jonswap), serta metode-metode prediksi gelombang
lainnya (Sun­toyo,1999).
Ketepatan pemilihan metode peramalan gelombang ini
sangatpenting terhadap penentuan tinggi gelombang dan
periode gelombang signifikan guna menunjang rekayasa
pantai, bangunan pantai dan lepas pantai, perencanaan
pelabuhan dan sebagainya.
Gelombang Rencana….3
Informasi properties gelombang untuk perencanaan ini sangat tergantung dari
kebutuhan dan biasanya berupa H1/10, H1/3 atau Hs, H1, H5 ataupun Hmax
serta dengan periode gelombangnya.
Hmax adalah merupakan tinggi ge­lombang tertinggi diantara gelombang-
gelombang yang ada. H1/3 atau Hs merupakan tinggi gelombang signifikan
yang merupakan rata-rata dari 1/3 tinggi gelombang yang tertinggi adapun H 5
bisa didefinisikan sebagai rata- rata dari 5% gelombang tertinggi.
Sedangkan untuk men­dapatkan propertis gelombang signifikan dari peramalan
gelom­bang angin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan-persamaan
yang diberikan pada kuliah terdahulu tergantung pada metode pera­malan
gelombang yang dipilih.
Jika kita menghendaki agar struktur yang akan direncanakantersebut tidak
rusak dalam waktu 50 tahun atau bahkan 100 tahun maka analisa gelombang
yang digunakan ha­rus menggunakan analisa gelombang ekstrim berdasarkan
kala ulang waktu tertentu.
Masa Ulang (periode) Gelombang Rencana
Penentuan periode gelombang rencana biasanya didasarkan pada jenis
konstruksi yang akan dibangun dan nilai daerah yang akan dilindungi. Makin
tinggi nilai daerah yang diamankan, makin besar pula periode ulang
gelombang rencana yang dipilih.
Sebagai pedoman penentuan periode ulang gelombang rencana dapat
dipakai tabel dibawah ini.
Gelombang Rencana untuk Bangunan Pantai
1. Rubble Mound Struktur (Struktur
Fleksibel)

Jenis bagunan rubble mound yang dibangun di wilayah pantai sangat


banyak sekali, meliputi (1) revetment dan seawall yang di­ba­ngun pada
muka pantai di sepanjang pantai untuk melin­dungi erosi tebing; (2)
groin dan jetties dibangun tegak lurus pan­tai yang memanjang ke laut ;
(3) breakwater yang dibangun se­jajar pantai untuk stabilisasi pantai dan
breakwater yang dipa­sang pada pelabuhan.
Gelombang Rencana untuk Bangunan Pantai
1. Rubble Mound Struktur (Struktur
Fleksibel)
Gelombang rencana yang akan di­guna­kan
sangat tergantung dari spesifik struktur.
Untuk kondisi biasa Hs bisa digunakan
namun untuk lebih amannya bisa digunakan
H5 atau H10 seperti yang disarankan oleh US
Army Cerc, 1984.
Sedangkan untuk pemilihan tinggi gelombang
ren­cana yang didasarkan pada pertimbangan
probabilitas kejadian atau kala ulang maka
informasi data yang disajikan untuk me­
netapkan gelombang rencana tersebut harus
memenuhi tingkat kepercayaan yang tinggi
terhadap kepentingan struktur.
Gelombang Rencana untuk Bangunan Pantai
2. Struktur Rangka (Semi Kaku)
Struktur yang dikategorikan
dalam jenis ini meliputi struktur
rangka tiga dimensi yang
berbentuk silinder dan terutama
yang dibangun didaerah
gelombang pecah (breaker zone).
Silinder yang digunakan harus
berdiameter lebih kecil dari
Panjang ge­lom­bang.
Konsekuensinya beban
gelombang dihitung dengan
menggunakan persamaan
Morison (Morison etal.,1950).
Gelombang Rencana untuk Bangunan Pantai
2. Struktur Rangka (Semi Kaku)
Pende­katan yang digunakan
untuk menentukan tinggi
gelombang rencana adalah
dengan memilih tinggi gelombang
signifikan yang berkaitan dengan
kala ulang umur struktur yang
direnca­nakan.
Dengan menggunakan hubungan
distribusi Rayleigh se­de­mikian
rupa sehingga H 0,1 bisa ditentukan
dari tinggi gelom­bang signifikan.
Gelombang Rencana untuk Bangunan Pantai
3. Struktur Dinding Vertikal(Struktur Kaku/Rigid)

Untuk struktur dinding vertikal dalam kedalaman air yang cu­kup


dimana gelombang unbroken Goda (1985) merekomenda­sikan bahawa
untuk perhitungan beban agar menggunakan ting­gi gelombang rencana
sebesar 1,8 Hs . Sedangkan untuk keper­luan rekayasa secara umum
disarankan untuk menggunakan harga antara 1,6 Hs – 2 Hs.
Gelombang Rencana untuk Bangunan Pantai
4. Struktur Apung (Sistem Mooring)

Breakwater apung yang digunakan untuk melindungi vessel


pada pelabuhan kecil atau untuk tujuan yang lain termasuk pe­
ngoperasian bangunan untuk semantara waktu. Biasanya digu­
nakan tinggi gelombang rencana antara H5 sampai dengan H1
Gelombang Run-Up (Rayapan)
Apabila gelombang bergerak menuju
bangunan yang miring (dinding tembok laut
atau pemecah gelombang), gelombang akan
dipantulkan atau pecah didaerah tersebut.
Sedangkan dari momentum gelombang
tersebut akan dirubah menjadi gerakan air
yang meluncur keatas lereng, yang disebut
wave run-up.
Tinggi run-up dapat didefinisikan sebagai
elevasi vertikal maksimum yang dapat dicapai
oleh gerakan air tersebut (SWL = Still Water
Level).
Gelombang Run-Up (Rayapan)

Run up adalah kenaikan muka air yang terjadi apabila


gelombang mengenai struktur digunakan untuk menghitung
elevasi mercu bangunan laut (EL = DWL + Ru + F)
Untuk menghitung tinggi run up dipergunakan grafik
Besaran yang diperlukan adalah bilangan Irribaren
tg 
Ir = H / Lo 
0,5

Dengan diketahuinya bilanan Ir dapat ditentukan harga Ru/H


sesuai dengan lapisan permukaannya
Penentuan Run Up Gelombang.
Ru
 f I r 
H
tg ( )
Ir 
( H / L0 ) 0 , 5
Ru = tinggi rayapan gelombang
(m)
H = tinggi gelombang datang (m)
Lo = panjang gelombang = 1,56 T2
(m)
T = periode gelombang (detik)

Tg (Ø) = kemiringan lereng

Ir = angka Irribaren
Gelombang
Overtopping
(Limpasan)

Overtopping gelombang bisa diijinkan terjadi pada suatu struktur dan juga tidak
diperkenankan terjadi tergantung pada struktur pelindung pantai yang dikenai.
Pada beberapa kasus di mana tanggul biasanya berfungsi sebagai pelindung suatu
daerah, overtopping kemungkinan bisa menyebabkan limpahan air yang berlebihan
atau overtopping akan menyebabkan erosi pada system bangunan yang
mengakibatkan kerusakan atau kegagalan struktur.
Untuk kasus-kasus yang lain, overtopping yang dikehendaki terjadi pada beberapa
sistem breakwater, groin atau jetty tidak berarti mengindikasikan untuk memperkecil
dimensi struktur yang akan dibuat atau untuk menghemat biaya pembuatannya,
tetapi berfungsi untuk mengatur pola pergerakan sediment yang terjadi.
Gelombang
Overtopping

Overtopping gelombang bisa diijinkan terjadi pada suatu struktur dan juga tidak
diperkenankan terjadi tergantung pada struktur pelindung pantai yang dikenai.
Pada beberapa kasus di mana tanggul biasanya berfungsi sebagai pelindung suatu
daerah, overtopping kemungkinan bisa menyebabkan limpahan air yang berlebihan
atau overtopping akan menyebabkan erosi pada system bangunan yang
mengakibatkan kerusakan atau kegagalan struktur.
Untuk kasus-kasus yang lain, overtopping yang dikehendaki terjadi pada beberapa
sistem breakwater, groin atau jetty tidak berarti mengindikasikan untuk memperkecil
dimensi struktur yang akan dibuat atau untuk menghemat biaya pembuatannya,
tetapi berfungsi untuk mengatur pola pergerakan sediment yang terjadi.
Gelombang Overtopping(Limpasan)
 Limpasan terjadi apabila mercu struktur lebih rendah dari tinggi rayapan
 Volume air yang melimpas perlu diketahui untuk menentukan ukuran
saluran drainase di belakang tembok
 Salah satu rumus yang sederhana untuk menentukan besarnyalimpasan
dikenalkan oleh Shi-Gai,H dkk sebagai berikut :

3/ 2 5/ 2
g avc 2  Ro   h 
1/ 2 3/ 2
 2 m   1  
g Hrata-rata 15  H   Ro 
gavc = Volume limpasan
Ro = Tinggi rayapan
H = Tinggi struktur dari SWL
Air hujan
Limpasan

Air mengalir lewat


belakang tembok,
Dasar pantai membawa sediment
halus,
menyebabakan
terjadinya
gerowongan

Genangan air di belakang tembok


akibat adanya limpasan dan air hujan

Gerowongan akibat
aliran air yang membawa
Dasar pantai sedimen halus,
menyebabkan
menurunnya stabilitas
tembok

Gerowongan di belakang tembok


KONDISI GELOMBANG RENCANA
• Bangunan pantai selalu mengalami serangan gelombang dengan
bentuk berbeda karena adanya perubahan elevasi muka air, yaitu
apakah gelombang tidak pecah, pecah, atau telah pecah.
• Kondisi gelombang di lokasi bangunan pada setiap saat
tergantung pada elevasi muka air, yang selalu berubah karena
pasang surut.
• Oleh karena itu perlu ditentukan kondisi gelombang di lokasi
bangunan untuk berbagai elevasi muka air.
• Hal ini mengingat bahwa gaya gelombang yang ditimbulkan oleh
gelombang tidak pecah, pecah, dan telah pecah adalah berbeda.
KONDISI GELOMBANG RENCANA
1. Gelombang tidak pecah
• Apabila bangunan berada pada kedalaman yang cukup besar,
yaitu lebih besar dari 1,5 kali tinggi gelombang maksimum yang
terjadi, maka gelombang di lokasi tersebut tidak pecah. Kondisi
tersebut di perhitungkan untuk berbagai elevasi muka air. Kondisi
gelombang di lokasi tersebut dapat di hitung berdasar
gelombang rencana dilaut dalam dengan menggunakan analisis
refraksi dan pendangkalan gelombang.
• Mengingat gelombang di suatu lokasi terdiri berbagai macam
tinggi, periode dan arah gelombang, maka karakteristik
gelombang dilokasi bangunan adalah gelombang terbesar yang
diperoleh berbagai karakteristik gelombang tersebut.
KONDISI GELOMBANG RENCANA 2. Gelombang
pecah
Gelombang yang merambat dari laut dalam
menuju pantai mengalami perubahan
bentuk dengan puncak gelombang semakin
tajam sampai akhirnya pecah pada suatu
kedalaman tertentu.
Proses gelombang pecah, yaitu sejak
gelombang mulai tidak stabil sampai pecah
sepenuhnya terbentang pada suatu jarak
Xp Galvin (1969, dalam CERC, 1984)
memberikan hubungan antara jarak yang
ditempuh selama proses gelombang pecah
(Xp) dan tinggi gelombang saat mulai pecah
Hb, yang tergantung pada kemiringan dasar
pantai.
KONDISI GELOMBANG RENCANA
3. Gelombang pecah Rencana
Tinggi gelombang pecah rencana Hb tergantung pada kedalaman air pada suatu
jarak didepan kaki bangunan di mana gelombang pertama kali mulai pecah.
Kedalaman tersebut dengan pasang surut.
Tinggi gelombang rencana mempunyai bentuk berikut:
Nilai β yang di gunakan dalam persamaan (7.2) tidak dapat langsung di
gunakan sebelum nilaiHb diperoleh. Untuk menghitumg nilai Hb telah di
sediakan gambar 7.18. Apabila kedalaman rencana maksimum pada
bangunan dan periode gelombang datang diketahui., maka dapat di
hitung tinggi gelombang rencana.

Sering kali perlu di ketahui gelombang di laut dalam yang


menyebabkan gelombang pecah rencana tersebut. Dengan
membandingkan tinggi gelombang di laut dalam tersebut dengan
hasil analisis statistik gelombang di laut dalam akan diketahui
seberapa banyak gelombang pecah rencana tersebut bekerja pada
bangunan. Tinggi gelombang laut di dalam dapat di hitung dengan
menggunakan Gambar 7.3. dan hasil analisis refraksi
Gambar 7.2.
Hubungan α dan β
dengan H/gT^2
Gambar 7.3
Hubungan antara
Hb/H’o dan H’o / gT^2
Langkah Perhitungan Tinggi Gelombang
Rencana….
Materi diambil dari berbagai sumber

Pertanyaan ?
Tugas 04
1. Gelombang dengan periode 10 detik dan 2. Direncanakan suatu bangunan pantai
tinggi gelombang laut dalam ekivalen H’ 0 = dengan kedalaman air rencana pada kaki
2,XX menjalar menuju pantai yang bangunan adalah ds =2,XX m. Kemiringan
mempunyai kemiringan m=0,02. hitung dasar pantai dilokasi bangunan adalah m =
kedalaman air dimana gelombang mulai 0,02. periode gelombang bervariasi antara
pecah. 5,XX detik dan 10,XX detik. Hitung tinggi
gelombang pecah maksimum yang menyerang
XX = 2 angka NIM terakhir
bangunan untuk periode gelombang
3. Gelombang dengan tinggi 2,XX m dan panjang maksimum dan minimum. Hitung pula tinggi
35,XX m di pantulkan oleh dinding vertikal yang gelombang dfi laut dalam yang menimbulkan
berada pada kedalaman 7,XX m. pada sisi di gelombang pecah rencana tersebut jijka di
sebaliknya terdapat air diam dengan kedalaman
yang sama. Hitung gaya, momen dan lengan ketahui koefisuen refraksi untuk T=5,XX detik
momen yang ditimbulkan oleh gelombang. dan T =10,XX detik adalah 0,9 dan 0,8.

Anda mungkin juga menyukai