Anda di halaman 1dari 14

TUGAS RESUME

MATA KULIAH PREDIKSI CUACA DAN LAUT NUMERIK


INTRODUCTION TO SEA WAVE MODELLING

DISUSUN OLEH:

ALFA RIZI (11.18.0029)


MUHAMMAD IKKO SAFRILDA MAULANA (11.18.0048)
MUHAMMAD KIRANA FIRMANSYAH (11.18.0049)

METEOROLOGI 7B

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV METEOROLOGI


SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
TAHUN 2021
INTRODUCTION TO SEA WAVE MODELLING
1. Overview
A. Wind Waves
Gelombang laut (sea wave) dapat digerakkan oleh adanya sistem
cuaca/gangguan cuaca di permukaan laut seperti adanya pusat badai
(storm). Angin yang berhembus dari pusat badai akan menghasilkan
gelombang di permukaan laut, dan semakin jauh angin berhembus dari
pusat badai maka kekuatannya akan semakin menghilang, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1. Menurut Holthuijsen (2007) gelombang laut
adalah pergerakan naik dan turunnya air laut dengan arah tegak lurus
permukaan air laut yang membentuk sebuah kurva/grafik sinusoisal.
Sedangkan karakteristik dari gelombang ada beberapa macam yaitu:
a. Riak (ripples) atau gelombang kapiler yang memiliki karakteristik
panjang gelombang 1,7 meter dan periode kurang dari 0,2 detik.
Riak gelombang bisanya disebabkan oleh adanya tegangan
permukaan dan tiupan angin yang lemah pada permukaan laut.
b. Wind/Sea wave : dihasilkan dari angin lokal dengan panjang
gelombang kira-kira 130 meter dan periode gelombang 0,2-0,9
detik.
c. Swell wave/alun : gelombang umum yang lebih lama dan dihasilkan
oleh angin dari sistem cuaca yang jauh. Memiliki periode 1-30 detik.
d. Tidal waves : gelombang yang disebabkan oleh adanya efek
tarikan/fluktuasi gravitasi bumi dan bulan atau biasa disebut
dengan pasang-surut. Periode gelombang ini sekitar 5 jam, 12 jam,
dan 2 jam.
e. Sea state : kombinasi dari wind/sea wave dan swell.
f. Fetch : jarak di mana angin masih bertiup ke permukaan. Panjang
fetch mempengaruhi ketinggian gelombang karena terkait dengan
wind sea.
g. Wave spectrum : digunakan untuk menggambarkan distribusi
energi pada frekuensi yang berbeda-beda.
h. Dispersi : Dimana gelombang yang panjang dan pendek masing-
masing mempunyai kecepatan yang berbeda dan tidak sampai ke
suatu tempat secara bersamaan. Ilustrasi digambarkan pada
Gambar 3.
Gambar 1. Ilustrasi gelombang yang dihasilkan oleh sistem cuaca di
permukaan laut.

Gambar 2. Klasifikasi gelombang laut berdasarkan karakteristiknya.


(Sumber: https://researchgate.net)

Gambar 3. Dispersi gelombang (Sumber: https://geog.ucsb.edu/)


Kenapa badan meteorologi nasional (NMHs) di berbagai negara
memprediksi dan menganalisis gelombang?
 Karena termasuk ke dalam Konferensi Safety of Life at Sea
(SOLAS) 1974 sehingga WMO memasukkan gelombang (waves)
ke dalam bagian dari cuaca dan NMHs bertanggungjawab terhadap
prediksi dan analisis gelombang.Tujuan utama adanya konferensi
ini yaitu untuk menentukan standar minimum untuk konstruksi
peralatan dan pengoperasian kapal yang sesuai dengan
keselamatannya.
 Gelombang sebagai proteksi daerah tepi pantai sehingga harus
diprediksi dan dianalisis sehingga dapat digunakan untuk
penerapan adanya pemecah gelombang, penanaman bakau, dan
sebagainya.
 Aktivitas tourist seperti surfing.
 Eksplorasi minyak bumi dan gas di lepas pantai (untuk keamanan
eksplorasi).
Contoh gelombang yang dihasilkan oleh angin yaitu:
 Chaotic sea : menunjukkan bentuk gelombang kompleks
permukaan laut. Karena gelombang memiliki properti yakni:
memiliki panjang gelombang, ketinggian gelombang, periode dan
fase kecepatan gelombang. Perbedaan laut dalam dan laut dangkal
terdapat pada periode dan fase kecepatan gelombang karena
kecepatan grup dari keduanya berbeda.

Gambar 4. Contoh gelombang chaos.


 Swell wave : biasa disebut dengan ombak merupakan gelombang
angin yang sudah bergerak menjauh dari pusat penggerak (bisa
dari suatu sistem cuaca, ataupun adanya gempa di dasar laut).
Gambar 5. Swell waves/ombak. (Sumber: https://coastal-boats.eu)
B. Wind Sea and Swell
Bentuk medan gelombang laut tidak hanya berbentuk dari satu
bentuk, namun merupakan gabungan dari individual waves. Digambarkan
pada Gambar 6. Apa yang diprediksi oleh model gelombang laut?
 Gelombang yang benar-benar dihasilkan oleh angin yang biasa
berhembus dan bukan kondisi angin yang bertiup dengan kencang
atau penyebab lain. Gelombang yang diprediksi yaitu:
- Gelombang yang bisa menyebabkan mabuk laut.
- Gelombang yang biasa digunakan untuk olahraga surfing.
- Gelombang yang bukan tsunami atau storm surge.
 Gelombang yang berevolusi dimana medan angin bertindak
berubah di permukaan laut.

Gambar 6. Gabungan dari individual waves.


Pola-pola gelombang di laut terdiri dari beberapa lapisan individual waves
yang memiliki energi. Energi gelombang didistribusikan ke panjang
gelombang, arah, dan spektrum gelombang. Pada akhirnya, ketinggian
gelombang bergantung pada kesetimbangan energi yang masuk dan
energi yang keluar.
1. Wave Forecasting
(a) Hubungan antara tinggi gelombang, angin, dan fetch.
Energi gelombang diturunkan dari energi angin dan ada tiga
faktor yang mempengaruhi hal tersebut yakni:
- Semakin besar magnitude/kecepatan angin, maka semakin
tinggi gelombangnya.
- Semakin lama durasi angin bertiup, maka semakin tinggi
gelombangnya.
- Semakin besar area hembusan angin (fetch) di permukaan,
semakin tinggi gelombangnya.
(b) Pertumbuhan wind wave:
- Biasanya dikarenakan adanya perbedaan aliran angin,
alirannya itu ada di puncak (menarik) dan lembahnya
(mendorong).
- Kecepatan pertumbuhannya secara eksponensial dan
bergantung kepada keadaan lautnya pada saat itu dan
umur gelombangnya (waktu mulai terbentuk dari fetch
hingga saat di suatu posisi tertentu). Semakin lama umur
wind wave, laju pertumbuhan (rate of growth) dari
gelombang semakin lemah.
- Persamaan empiris telah diturunkan dari dataset yang
besar dimana kurva dikembangkan untuk prediksi
gelombag. Studi empiris menunjukkan bahwa:
u2 u2 gX
H c ≈ h t ( ¿ ) ≈ hx ( 2 )
g u g u
u u gX
T c ≈ pt ( ¿ ) ≈ px ( 2 )
g u g u
Dimana u adalah kecepatan angin, t adalah durasi angin, X
adalah fetch dan g adalah gravitasi sebesar 9,8 m/s2.
Sementara itu ht, hx, pt, dan px adalah fungsi tak
berdimensional.
(c) Ketinggian gelombang jika terdapat perubahan kondisi angin.
- Jika ada perubahan angin.
 Jika arah angin berubah < 30° maka anggap atau
hitunglah bahwa kondisi gelombang tidak ada
perubahan arah terjadi.
 Jika arah angin berubah > 30° maka tinggi gelombag
akan dianggap sebagai swell waves dan dihitung
dari pertama kali adanya arah angin yang baru.
Perubahan ini berarti sudah berubah dibandingkan
pertama kali angin ditiupkan, dan hal ini mulai
dihitung sebagai awalan swell waves, arah yang
baru ini dihitung sebagai gelombang baru.
- Jika ada perubahan angin secara tiba-tiba menjadi lebih
kencang (meskipun perubahan arahnya < 30⁰), maka tinggi
gelombang akan ikut naik.
- Jika ada penurunan kecepatan angin atau ketika kecepatan
angin melemah secara tiba-tiba, ketinggian gelombang
akan tetap dipertahankan, kemudian setelah melemah
gelombang tersebut berubah menjadi swell.

2. Swell Forecasting
(a) Panjang swell dan arrival time (waktu kedatangan)
- Bila panjang gelombang swell menjadi semakin Panjang,
maka pergerakan swell akan semakin cepat. Oleh karena
itu akan lebih cepat tiba (ke daerah pantai, misalnya)
dibandingkan dengan swell yang lebih pendek.
- Durasi periode (T) swell adalah -0.5 Tc – 1.5 Tc. Di luar
masa durasi tersebut energi swell-nya semakin kecil dan
dengan Panjang gelombang (λ) adalah 1.56 T 2 (dengan T
dalam satuan detik)
- Swell memiliki kecepatan 1.515 T knots
- Swell terpanjang yang akan tiba di suatu tempat dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut: waktu sampai –
jarak (NM)/(1.5x1.5Tc) jam.
- Swell yang memiliki Panjang lebih pendek membutuhkan
waktu tiga kali lebih lama untuk mencapai suatu tempat
dibandingkan dengan swell yang lebih Panjang.
(b) Ketinggian swell
Beberapa faktor memengaruhi ketinggian swell. Faktor tersebut
adalah sebagai berikut:
- Ketinggian pada daerah sumber (source region) atau
ketinggian dimana wind waves berubah menjadi swell.
Ketinggian awal ini menjadi penentu bagi swell tersebut.
- Dispersi kecepatan (speed dispersion) merupakan
gelombang yang Panjang dan pendeknya memeiliki
kecepatan yang berbeda dan tidak sampai dengan
bersamaan.
- Sudut penyebar gelombang (angular spreading of waves)
berpengarih terhadap ketinggian swell dengan
mekaniskme ketinggian akan berkurang dengan jarak
yang jauh dari sumber (ketinggian akan berkurang saat
energi gelombang menyebar ke daerah yang lebih luas
lagi).
- Sudut arah angina dan arah badai.

2. Wind-Wave Forecasting
Untuk memperkirakan gelombang diperlukan akurasi prakiraan gelomban
yang bergantung pada prakiraan angin, sehingga untuk handcasting dan
forecasting dilakukan estimasi secara temporal dan spasial pada arah dan
kecepatan angina serta estimasi medan angin pada gelombang.
Terdapat dua acara untuk menghitung wind hindcasting dan forecaseting
yaitu metode gelombang signifikan dan metode gelombang spektrum.
Adapaun penjelasan dari metode tersebut adalah sebagai berikut :
1. Metode gelombang signifikan
Metode ini dipelopori oleh Sverdrup dan Munk pada tahun 1947
dimana mengembangkan teknik prediksi gelombang dengan
kaitannya hal yang lebih signifikan. Kemudian metode ini
dimodifikasi oleh Bretschneider untuk mengembangkan hubungan
prediksi gelombang semi empiri dengan grafik untuk membuat
prediksi dan kemudian metode ini sering disebut dengan metode
SMB (Sverdrup, Munk, dan Bretschneider).
1 −2
g H 1 /U
3
10
2
[ {
=0.30 1− 1+ 0.004 ( gF ∕ U 10 2 2
) } ]
1 −5

[ {
g T 1 /2 π U 10=1.37 1− 1+ 0.008 ( gF ∕ U
3
10
2 3
) }]
Variabel yang mempengaruhi ketinggian dan periode dari
gelombang signifikan adalah angina pada 10 m/s, fetch, dan durasi
angin.

2. Metode gelombang spektrum


Metode ini menghitung distribusi energi berdaasrkan pada variasi
arah dan frekuensi.
Gambaran dari gelombang spektrum dalam model adalah sebagai
berikut :
- Frekuensi puncak gelombang (fp)
- Periode puncak gelombang (Tp)
- Periode rerata gelombang (Mean wave period)
3. Konsep Awal Model Gelombang
Konsep model gelombang dapat dilihat dari penjabaran gambar
sebagai berikut :

Gambar 7. Komponen dasar model gelombang


Adapun penjelasan mengenai komponen di atas adalah sebagai
berikut :

a. Initial State
Memulai tindakan dari laut datar kemudian melakukan spin
up model pada angina dengan periode harian sebelum
periode yang ditentukan dan menggunakan simulasi
hindcast untuk initial time.

b. Angin/ wind
Merupakan komponen terpenting dalam model gelombang
yang berupa energi masukan utama pada permukaan laut.
Error pada spesifikasi angina dapat menyebabkan error
pada energi gelombang.

c. Input and dissipation


Laju energi masukan ke dalam gelombang ditentukan oleh S¿
.
S¿ = A ( f , θ ) + B ( f , θ ) E(f ,θ)
Dengan:
A ( f , θ ) : fungsi interaksi resonansi antara gelombang dan
pola tekanan turbulen di udara.
B ( f , θ ) : fungsi umpan balik antara gelombang yang tumbuh
dan tekanan turbulen yang diinduksi (kecepatan gesekan).
E ( f , θ ) : fungsi energi tak berdimensi.
Sds menerangkan kecepatan energi hilang dari medan
gelombang.

d. Non-linear interactions
Secara umum, setiap non-linearitas yang kuat di medan
gelombang dan evolusinya diperhitungkan dalam hal
disipasi. Istilah input dan disipasi dapat dianggap sebagai
pelengkap untuk aspek linier dan nonlinier lemah dari medan
gelombang yang dibatasi secara dinamis. Kategori ini
mencakup perambatan gelombang permukaan dan
redistribusi energi dalam spektrum gelombang karena
interaksi nonlinier yang lemah antara komponen gelombang,
yang ditunjuk oleh istilah sumber Snl .

Efek, Snl , secara singkat terletak di wilayah dominan


spektrum dekat puncak, di mana input angin lebih besar
daripada disipasi. Kelebihan energi ditransfer oleh interaksi
nonlinier untuk frekuensi atas dan bawah. Pada frekuensi
yang lebih tinggi, energi dihamburkan, sementara beralih ke
frekuensi yang lebih rendah menyebabkan komponen
gelombang baru berkembang di bagian depan (kiri)
spektrum. Hal ini menyebabkan pergeseran puncak spektral
menuju frekuensi yang lebih rendah. Interaksi gelombang
nonlinier menjaga bentuk spektral yang sama dan dapat
dihitung dengan presisi.

e. Propagation / perambatan
Perambatan mempengaruhi perkembangan gelombang
melalui keseimbangan antara energi yang keluar dan masuk
ke suatu tempat. Dalam model numerik, propagasi energi
gelombang memungkinkan untuk memodelkan pertumbuhan
fetch.

f. Directional relaxartion and wind-sea / swell interaction


Arah relaksasi dipengaruhi oleh
i. Energi masukan dari angina ke angina laut baru
ii. Atenuasi swell
iii. Interaksi non-linear lemah yang menghasilkan energi
transfer dari gelombang besar ke laut

g. Depth
Kedalaman pada karakteristik propagasi. Gelombang
melambat dan, jika dasar laut tidak rata, mereka bisa bias.
Selain itu, interaksi nonlinier cenderung ditingkatkan dan,
tentu saja, banyak proses disipatif terlibat dalam interaksi
dengan dasar laut

h. Effects of boundaries, coastline and islands


dengan resolusi grid antara 25 hingga 400 km, sulit untuk
mendapatkan representasi yang tepat dari garis pantai dan
pulau-pulau. Resolusi mentah akan sangat mempengaruhi
efek bayangan pulau dan tanjung. Untuk mendapatkan
representasi akurat dari keadaan laut di dekat fitur seperti
itu, tindakan pencegahan khusus harus dilakukan. Salah
satu solusi yang mungkin adalah menggunakan mesh yang
lebih halus untuk area tertentu, yang disebut model "nested",
di mana hasil dari mesh kasar digunakan sebagai masukan
batas untuk mesh halus. Mungkin juga perlu untuk
meningkatkan resolusi arah untuk pemodelan yang lebih
baik dari bayangan terbatas dan efek kedalaman. Cara lain
yang mungkin adalah mengevaluasi efek fitur topografi pada
arah gelombang yang terpengaruh pada beberapa titik grid
dan mentabulasinya sebagai "faktor fudge" dalam model.

Rumus umum untuk model melibatkan persamaan keseimbangan


energi spectral untuk menggambarkan medan gelombang gravitasi
permukaan dalam ruang dan waktu. Rumusan tersebut berlaku
untuk perairan tanpa refraksi dan arus non-signifikan.

∂E
+ ∇ ⋅ ( c g E ) =S=S ¿ + Snl + Sds
∂t
Dengan:
E=E ( f , θ , x , t ) : spektrum gelombang dua dimensi (spektrum
varian permukaan) tergantung pada
frekuensi, f, dan arah rambat, θ
c g=c g (f , θ) : kecepatan pada kelompok perairan dalam
S : fungsi net source, yang terdiri dari:
S¿: energi masukan dari angin
Snl : transfer energi non-linier melalui interaksi
gelombang gelombang
Sds : disipasi

DAFTAR PUSTAKA
Bouws, E., Draper, L., Shearman, E. D. R., Laing, A. K., Feit, D., Mass,
W., ... & Battjes, J. A., 1998. Guide to Wave analysis and
forecasting. WMO-No. 702. World Meteorological Organization.
Holthuijsen, L.H., (2007), Waves in Oceanic and Coastal Waters,
Cambridge University Press, New York.
Nichols, C.R., dan Williams R.G., 2009, Encyclopedia of Marine Science,
New York: Fact on File Inc.
Pond, S dan Pickard G.L., 1983, Introductory dynamical Oceanography,
Edisi Kedua, Pergamon Press: New York.
Sari, F. P., (2021), Introduction to Seawave Model [VIDEO]. Retrieved
November 7, 2021, from https://www.youtube.com/watch?
v=IAu1W2hLLes
Sverdrup, H.U. dan Munk, W.H., 1947, Wind, Sea and Swell: Theory of
Relations for Forecasting, Washington: United States Hydrographic
Office.
Warren, Graham. (2003). Basic Wave Theory Review. Presentation. BoM:
Australia.
An Introduction of Wave Forecast System.
http://www.marine.tmd.go.th/wamdoc/metwave.html
Tabel kontribusi

Persentase
Nama Deskripsi Kontribusi
(%)
Menyusun materi resume
1. Alfa Rizi bagian 3 Konsep Awal 33.3
Gelombang
Menyusun materi resume
2. Muhammad Ikko
bagian 1 Overview
Safrilda 33.3
hingga sub bab wave
Maulana
forecasting
Menyusun materi resume
bagian 1 Overview
3. Muhammad
sub bab swell
Kirana 33.3
forecasting dst. Serta
Firmansyah
bagian 2 wind wave
forecasting
Jumlah 100

Anda mungkin juga menyukai