Anda di halaman 1dari 31

TUGAS RESUME

MATA KULIAH PREDIKSI CUACA DAN LAUT NUMERIK


SHALLOW WATER CIRCULATION AND
CURRENT AND TIDAL ON NEARSHORE WAVE MODEL

DISUSUN OLEH :

BESTARIMAN IBEZARO HAREFA (11.18.0031)

HARUN ARRASHID (11.18.0038)

ZULKIFLI RAMADHAN (11.18.0056)

METEOROLOGI 7B

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV METEOROLOGI

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

TAHUN 2021
Shallow water circulation

Sea-state atribut

Gambar 1. Diagram Sea-state atribut (Youtube PCLN-Shallow


Water Circulation)

1.) Wave characteristics > Physical traits > Anatomy

Apa saja term terkait mengenai Anatomy :

Gambar 2. Anatomy of the sea (Meted.ucar.edu/Wave Types


and Characteristics)
1. Wave crest/ Puncak gelombang
Yaitu titik tertinggi dari suatu gelombang.
2. Wavelength
Didefinisikan sebagai jarak antara dua titik identik sepanjang
gelombang, namun, biasanya paling mudah untuk "melihat" atau
mengukur panjang gelombang sebagai jarak antara puncak gelombang
yang berdekatan.
3. Trough/Lembah
Yaitu titik terendah dari suatu gelombang.
4. Wave height
Dihitung ketika ada jarak vertikal antara crest dan trough, atau antara
puncak dan lembah.
5. Wave amplitude
Didefinisikan sebagai perpindahan air dari keadaan tidak terganggu.
Gelombang Amplitudo selalu setengah dari tinggi gelombang
(setidaknya untuk gelombang simetris).

2.) Wave characteristics > Physical traits > Steepness

● Steepness >> Kemiringan

Gambar 3. Steepness of the sea (Meted.ucar.edu/Wave


Types and Characteristics)

Didefinisikan sebagai rasio atau perbandingan antara wave height dan


lamda/ Puncak gelombang (S = H/L). Jika semakin tinggi steepness-nya berarti
semakin tajam gelombangnya dan gelombang yang tajam itu rawan pecah
dikarenakan tidak stabil, bahkan di bagian deepwater jika steepness itu lebih
dari (>1/7) bisa dipastikan gelombang akan pecah. Steepness inilah yang
membuat jika kita naik kapal maka terkadang kita merasakan mabuk laut
dikarenakan naik turunnya gelombang yang tajam yang disebabkan panjang
gelombangnya sempit dan ketinggian gelombangnya luar biasa.

Contoh dari kecuraman gelombang yang sangat rendah adalah tsunami.


Dalam hal ini, kapal di laut dalam mungkin mengalami perubahan ketinggian
air, tetapi karena tsunami memiliki panjang gelombang mendekati 100 km,
perubahan ketinggian air terjadi dalam jangka waktu yang relatif lama
(misalnya, satu jam) dan karenanya, tsunami biasanya tidak terdeteksi oleh
kapal-kapal di sekitarnya. Namun, efek yang dirasakan di darat sangat berbeda
dengan Tsunami daripada gelombang yang digerakkan oleh angin .
Sebaliknya, untuk kecuraman gelombang yang sangat tinggi (di mana tinggi
gelombang besar dan panjang gelombang kecil), perahu dan kapal akan
biasanya memiliki perjalanan yang jauh lebih kasar.

3.) Wave characteristics > Physical traits > Periode

Periode gelombang didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh


puncak gelombang yang berurutan atau palung gelombang yang berurutan
untuk melewati suatu titik tetap.

● Periode > Wave Speed

Kecepatan gelombang adalah kecepatan gelombang individu bergerak


melalui air. Persamaan di bawah ini menyatakan kecepatan gelombang untuk
semua panjang gelombang dan semua kedalaman air.. Secara umum rumusan
dari wave speed yaitu.

dimana:
C = Kecepatan Gelombang (m/s)
g = gravitasi = 9,8 (m/s2)
L = panjang gelombang (m)
π = 3.14159
tanh = tangen hiperbolik
h = kedalaman air (m)

Namun, persamaan tersebut dapat disederhanakan untuk penggunaan


air dalam atau air dangkal. Oleh karena itu, persamaan lengkap hanya
diperlukan dalam transisi kedalaman antara air dalam dan dangkal.
Disini kecepatan gelombang ini memiliki 3 term (CD, CT, CS) yang memiliki
batas tersendiri berdasarkan kedalaman .

a. Deep Water Waves Defined


Gelombang dianggap sebagai gelombang air dalam selama kedalaman air
(h) melebihi 1/2 panjang gelombang (L). Dalam contoh ini, panjang
gelombangnya adalah 100 meter. Oleh karena itu, setiap kedalaman yang
lebih besar dari 50 meter seperti yang ditunjukkan pada contoh grafik akan
dianggap perairan dalam.

Gambar 4. Deep water wave speed (Meted.ucar.edu/Wave Types


and Characteristics)

Di perairan dalam, tangen hiperbolik 2πh/L mendekati 1. Jika suku tanah


dalam persamaan kecepatan penuh diganti dengan 1, kecepatan gelombang
air dalam disederhanakan ke akar kuadrat dari gL/2π.

Untuk gelombang air dalam, kecepatan gelombang adalah fungsi dari


panjang gelombang (L). Gelombang dengan panjang gelombang yang berbeda
bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda. Semakin panjang panjang
gelombangnya, semakin cepat gelombang merambat; semakin pendek
panjang gelombangnya, semakin lambat gelombang merambat.
b. Shallow Water Defined

Gambar 5. Shallow water wave speed (Meted.ucar.edu/Wave


Types and Characteristics)

Gelombang dianggap sebagai gelombang air dangkal selama


kedalaman air (h) kurang dari 1/2 panjang gelombang (L). Dalam contoh
menggunakan 100 meter sebagai panjang gelombang, air dangkal akan
dimulai pada kedalaman 50 meter. Ingat persamaan kecepatan gelombang
penuh. Di perairan dangkal, tangen hiperbolik 2πh/L mendekati 2πh/L. Oleh
karena itu, kecepatan gelombang air dangkal dapat disederhanakan menjadi
akar kuadrat dari gh.

Di daerah perairan dangkal , gelombang lebih curam dan panjang


gelombang menjadi lebih pendek. Hal ini terjadi karena kecepatan gelombang
terus menurun seiring dengan semakin mengecilnya kedalaman. Saat
gelombang merambat, panjang gelombang berkurang dan kecuraman
gelombang meningkat (ingat S=H/L).
c. Transition Zone

Daerah antara air dalam dan dangkal dikenal sebagai zona transisi dan
didefinisikan dalam panjang gelombang (L):

Gambar 6. Transition zone definition (Meted.ucar.edu/Wave


Types and Characteristics)

Di zona transisi persamaan kecepatan gelombang penuh idealnya


diperlukan untuk menentukan kecepatan gelombang. Namun sebagai skema
menggambarkan keadaan yang paling realistis zona transisi ini sangat
mendadak

Gambar 7. Transition zone wave speed


(Meted.ucar.edu/Wave Types and Characteristics)
Akibatnya, gelombang disebut sebagai gelombang air dalam atau
gelombang air dangkal. Juga, kecepatan gelombang air dalam lebih besar dari
kecepatan gelombang air dangkal untuk semua panjang gelombang.

4.) Wave characteristics > Mathematical traits > Group


velocity

Jika kita telah mengetahui bahwa kecepatan gelombang di laut dalam dan
laut dangkal itu berbeda , maka di kecepatan grup juga sama yaitu dimana
kecepatan grop laut dalam dan dangkal juga berbeda . Intinya adalah nilai
kecepatan individu itu 2 kali lebih cepat daripada kecepatan grupnya pada laut
dalam, sedangkan di laut dangkal itu relative sama antara kecepatan individual
dengan kecepatan grop gelombangnya.

a. Group Velocity »Deep Water

Saat gelombang bergerak menjauh dari wilayah generasi pengambilannya,


mereka bergerak dalam kelompok gelombang. Paket energi ini bergerak maju
pada kecepatan grup, sedangkan gelombang individu dalam grup bergerak
dari belakang ke tepi depan grup gelombang pada kecepatan berdasarkan
panjang gelombangnya. Di perairan dalam, gelombang individu dalam paket
bergerak dengan kecepatan dua kali lipat dari kecepatan kelompok. Oleh
karena itu jika kita dapat mengamati dengan cermat kita bisa melihat
gelombang individu bergerak dari tepi belakang gelombang paket ke tepi
depan paket gelombang, kemudian menghilang.

b. Group Velocity »Shallow Water

Kecepatan grup untuk gelombang air dangkal sama dengan kecepatan


gelombang individu. Cg (dangkal) = C , Kecepatan grup untuk gelombang air
dangkal mendekati kecepatan gelombang air dangkal saat kedalaman
berkurang, sebagai berikut penjelasan persamaan menggambarkan.

di mana:
C = kecepatan gelombang (m/s)
k = 2π/L = bilangan gelombang (1/m)
L = panjang gelombang (m)
π = 3,14159
h = kedalaman air (m)
sinh = sinus hiperbolik

dimana n mendekati 1 untuk gelombang air dangkal karena sinus hiperbolik 2


kh kira-kira 2kh untuk kedalaman air kecil (h) relatif dengan panjang
gelombang (L). Kecepatan grup (Cg) berubah dari 1,0C di perairan dangkal dan
mendekati 0,5C di perairan dalam. Di lain kata, kecepatan kelompok air
dangkal kira-kira sama dengan kecepatan gelombang individu.

5.) Wave characteristics > Mathematical Traits » Wave


energy

Energi yang terkandung dalam gelombang adalah jumlah energi potensial,


kinetik, dan tegangan permukaan dari semua partikel dalam panjang
gelombang dan dinyatakan sebagai energi total per satuan luas permukaan
laut. Untuk gelombang, energi potensial (Ep) dan kinetik (EK) adalah sama dan
EP = EK=ρgH2L/16. Oleh karena itu, energi (E) per satuan luas lautan adalah
(mengabaikan energi tegangan permukaan yang dapat diabaikan untuk
gelombang laut). Jadi ketika kita mengetahui berapa energy suatu gelombang
maka kita akan tahu juga berapa ketinggian gelombang tersebut, dan nilai
energy ini lebih besar beberapa kali lipat daripada ketinggian gelombangnya,
E=ρgH2/8.

Gambar 8. Wave Potential energy speeds (Meted.ucar.edu/Wave Types and


Characteristics)

Di perairan dalam (h/L>0,5) kelompok kecepatan gelombang cg=c/2, dan


di perairan dangkal cg=c. Oleh karena itu, di perairan dalam, energi
gelombang ditransmisikan ke depan hanya dengan setengah kecepatan
gelombang. Energi total gelombang terdiri dari setengah energi potensial dan
setengah energi kinetik. Energi potensial bergerak maju dengan profil
gelombang, sedangkan energi kinetik tetap di belakang. Ini berarti bahwa
energi gelombang maju hanya pada setengah fase gelombang kecepatan.
Tingkat kemajuan energi gelombang disebut sebagai "Kecepatan Kelompok".
Di perairan dalam, kecepatan grup adalah setengah dari kecepatan fase
gelombang atau kecepatan gelombang, sedangkan di perairan dangkal
kecepatan kelompok kira-kira sama dengan gelombang individu kecepatan.

6.) Wave characteristics > Statistical Traits » Water Motion

Gambar 9. Water Motion (Youtube PCLN-Shallow Water


Circulation)

Biasanya water motion itu cuma untuk mengetahui adanya orbital radius ,
orbital radius yang membuat kita tahu jika kapal terkena gelombang maka
kapal itu akan tergoyang akibat gelombang tersebut, namun organisme yang
tinggal dibawah laut itu tidak merasakan gelombang tersebut dikarenakan
semakin kebawah dari kedalaman laut maka orbital radius dari suatu
gelombang akan semakin kecil tapi bentuknya masih sama , dan ketika sudah
merasakan bottom laut kalau kedalaman lautnya tidak terlalu dalam maka
motion orbital dari gelombangnya masih akan terasa namun bentuk dari orbital
radiusnya akan menjadi pipih. Artinya orbital radius ketika di laut dalam itu
sizenya berkurang sedangkan jika di laut dangkal karena orbital radiusnya
berpotensi sampai ke bottom laut maka partikel motionnya itu tetap tapi dia
berubah dan akhirnya gelombang tersebut masih terasa sampai ke bottom laut
tersebut sedangkan di laut dalam dia akan semakin kecil dan tidak akan terasa
di bagian bawah laut.
Nearshore Environment

Ada 4 zona yang ditentukan berdasarkan lingkungan dekat pantai :

Gambar10. Nearshore environment


(Meted.ucar.edu/Nearshore Environment)

a. Shoaling Zone.
Zona dimana gelombang melewati laut dalam ke laut dangkal. Pada
zona ini, kedalaman air kurang dari setengah panjang gelombang
(h<L/2). Orientasi vertikal gelombang berubah. Hal ini terjadi karena
gelombang dipengaruhi oleh danau atau dasar laut. Saat
gelombang mendekati pantai, maka ia akan semakin curah dan
akhirnya pecah.

b. Breaker Zone.
Zona dimana gelombang mulai pecah. Namun tidak semua
gelombang pecah di tempat yang sama. Hal ini terjadi karena
perbedaan tinggi dan arah gelombang. Zona ini adalah tempat
sebagian besar gelombang mencapai batas kecuramannya untuk
spektrum gelombang tertentu.

c. Surf Zone.
Zona dimana air membawa material sampai ke daratan diangkut
dalam bentuk yang lebih kecil atau dikenal sebagai Bores. Bores
dapat dianggap sebagai gelombang yang terus menerus pecah.
Saat Bores sampai di pantai, maka air akan didorong ke darat dan
perlahan mundur ke laut.

d. Swash Zone.
Zona dimana air atau bores mundur dari darat menuju ke lautan
(daerah run-up dan backwash). Hal ini terjadi karena bores atau air
terdorong oleh gelombang setelahnya.
Nearshore Wave

Nearshore Wave atau gelombang laut dangkal berkaitan dengan energi


gelombang. Energi gelombang terbentuk dari transformasi dan proses
pengurangan atau terdisipasi atau juga interaksi antar keduanya.
Pembentukan melalui transformasi terbagi menjadi tiga yaitu shoaling,
Refraction to the depth, dan diffraction. Sedangkan pembentukan melalui
pengurangan atau disipasi terbagi menjadi dua yaitu Reflection dan Breaking.

a. Shoaling

Gambar 11. Shoaling (Meted.ucar.edu/Nearshore Environment).

Fenomena dimana gelombang telah merasakan dasar laut. Akibat


perubahan kedalam menyebabkan adanya kenaikan tinggi gelombang.
Hal ini terjadi akibat adanya konservasi energi saat mendekati daratan
pesisir dimana jumlah energi tidak berubah namun jarak semakin
pendek sehingga energi itu menyebabkan gelombang lebih tinggi.
Kecepatan pada laut dangkal bergantung pada kedalaman, saat
kedalamnya berkurang maka kecepatannya pun akan berkurang.
Shoaling mempengaruhi bentuk gelombang karena pada gerak
gelombang lapisan bawah lebih lambat dari pada puncak
gelombangnya sehingga saat lapisan atas telah berpropagasi dengan
sangat cepat bagian bawah masih tertahan. Hal ini mengakibatkan
kondisi yang tidak stabil pada gelombang sehingga terjadi break.
b. Refraction to the depth

Gambar 12. Refraction (Meted.ucar.edu/Nearshore


Environment).

Refraksi juga termasuk dalam perubahan gelombang karena


kedalaman air. Refraksi mempengaruhi arah rambat gelombang.
Gelombang akan dibelokkan saat terjadi perubahan kedalaman air
akibat perbedaan batimetri.

c. Diffraction

Gambar 13. Diffraction (Meted.ucar.edu/Nearshore


Environment).
Difraksi terjadi Ketika gelombang bertemu dengan halangan
mengakibatkan puncak gelombang membelok di sekitar penghalang
atau sisi lain penghalang. Energi gelombang tidak hilang saat bertemu
penghalang, namun terdifraksi menjadi shadow yang mirip dengan
objeknya. Contoh penghalang dapat berupa kapal atau pulau.

d. Breaking
Ada dua kategori dalam Breaking atau pecah gelombang, yang
pertama jika telah melewati limit of wave steepness atau ketika telah
melebihi 1/7 rasio tinggi gelombang dengan panjang gelombang. Dan
yang kedua adalah jika gelombang telah melewati a limit of the wave
height and water dept ratio dengan nilai limitasi adalah 0.78 jika lebih
dari itu maka gelombang akan terpecah. Breaking terbagi menjadi empat
jenis,

Gambar 14. Jenis-jenis Breaking pada gelombang.

1. Spilling
Jenis yang pertama adalah spilling yang terjadi ketika
profil pantai landai. maka gelombang yang merambat
menuju pantai akan semakin curam hingga tidak lagi
stabil. spilling akan menghasilkan air yang
mengandung buih-buih putih, atau disebut
whitewater hal ini menandakan bahwa gelombang
telah terpecah.

2. Plunging
tidak seperti spilling yang landai, Plunging memiliki
kemiringan atau perubahan kedalam yang lebih
curam. Pada Plunging gelombanng menjadi vertikal,
dan akan bergerak menggulung kedepan, hingga
jatuh ke permukaan laut. Gelombang yang
cenderung vertikal membuat energi gelombang
dikeluarkan dalam sekali waktu.

3. Surging
Memiliki profil pantai yang sangat curam. Sehingga gelombang
bergerak cepat ke atas atau memiliki cepat rambat
yang cepat mencapai daratan. Pucan gelombang
tetiba menghilang saat mendekati/tiba di daratan.

4. Collapsing
Merupakan kombinasi antara plunging dan surging.
Puncak gelombang tidak sepenuhnya pecah, tetapi
bagian bawah muka gelombang menjadi lebih curam,
runtuh, dan menghasilkan buih.

e. Reflection
Refleksi bergantung pada arah gelombang yang datang,
kemiringan dan kekerasan pada halangannya. Semakin keras suatu
halangan maka gelombang akan dipantulkan kerah yang berbeda-
beda.
Current and Tidal on Nearshore Wave Model
Nearshore Wave Model
Sea wave – Tide - Current

Gambar 15. Wave setup-tide-current (Idier dkk, 2019)

Ketika membahas nearshore wave model maka perlu mengetahui


hubungan Wave setup, Tide, dan Current dimana ketiganya ini saling
berhubungan satu sama lain untuk mengubah tinggi permukaan air laut.
Ketinggian air di pantai itu berubah disebabkan oleh banyak interaksi seperti
interaksi antara SLR, pasang surut, gelombang badai, gelombang dan banjir
(Idier dkk, 2019). Lalu bagaimana kalau gelombang secara pribadi
mempengaruhi kenaikan tinggi air di pantai?. Diketahui jika gelombang itu
berpropagasi dari tempat awalnya terbentuk ke berbagai arah dan salah satunya
ke daratan, didaratan dia akan menemui shoaling atau pendangkalan karna
menemui dasar laut dan dia akan pecah. Pecahnya gelombang pada dekat
pantai atau dikarang. kemudian mengidentifikasi permukaan air laut naik / Wave
setup Wave setup adalah penambahan/kenaikan water level akibat adanya
gelombang yang pecah karena pendangkalan di dekat pantai. Wave setup
sendiri akan menginduksi pembentukan gelombang dan arus di dekat pantai
yang mengakibatkan kenaikan tinggi permukaan air laut. Oleh sebab itulah tadi
diawal dikatakan bahwa wave setup, tide, dan current saling berpengaruh satu
sama lain.

Dapat dilihat pada Gambar 15 pada bagian (a) terdapat keterangan still
water level ataupun ketinggian permukaan air laut jika tidak ada gangguan
seperti adanya gangguan angin, wave setup, storm surge, dan juga tide.
Gangguan tersebutlah yang dapat membuat perubahan ketinggian air laut, salah
satunya tadi adalah pasang surut. Lalu bagaimana dengan tide/pasang surut?.
Pasang surut adalah peristiwa tersendiri, dimana pasang surut dapat
menginduksi tinggi gelombang dan medan gelombang di zona pantai, dan
pengaturan gelombang dapat menunjukkan modulasi besar untuk dapat
memodulasi current. Semua itu dikarenakan adanya astronomical cycle yang
membuat pasang surut bisa mengubah naik turunnya permukaan air laut juga.
Jadi saling keterkaitan tide dengan wave setup dan current ialah dimana tide
dapat mempengaruhi wave setup yang pada akhirnya akan mempengaruhi tinggi
gelombang, tide juga dapat memodulasi current yang dapat mempengaruhi
ketinggian permukaan air laut.

Tide Information
Definisi

Tide adalah kejadian di lautan yang dibangkitakan atau digerakan akibat


adanya gaya gravitasi dari matahari dan juga bulan terhadap bumi yang
memengaruhi seluruh kolom air di lautan dalam. Pada deepwater panjang
gelombang atau amplitudo mencapai beberapa kilometer bahkan lebih panjang
dari kedalaman pada deep water. Sedangkan pada shallow water yang mana
berpropagasi, bergerak, berpindah, atau dibelokan akibat adanya gaya Coriolis
ketika mendekati tepi pantai tide akan menghilang atau berkurang karena
adanya bottom friction dan energy loss akibat berubah menjadi internal tide
disepanjang perjalanan. Frekuensi terjadinya tide bergantung pada siklus gerak
dari bumi, bulan, dan matahari. Osilasi dari tide relatif sangat kecil. Komponen
tide yang paling penting memiliki periodisitas yang mendekati semidiurnal atau
diurnal.

Global Manifestation

Gambar 16. Distribusi Kategori Tide Secara Global (Gekma, 2020)

Berikut adalah distribusi dari periodisitas gelombang secara global.


Gerkema, dkk (2020) membagi periodisitas dalam 4 kategori yaitu semidiurnal,
mixed mainly semidiurnal, mixed mainly diurnal, dan diurnal. Semidiurnal artinya
dalam 12 jam terdapat satu lembah dan satu puncak atau satu gelombang
sedangkan untuk diurnal artinya dalam satu hari terdapat satu lembah dan satu
puncak atau satu gelombang. Untuk daerah Indonesia rata-rata adalah kategori
diurnal dan mixed mainly diurnal.

Gambar 17. Distribusi ketinggian Tide Secara Global Gekma, 2020)

Gambar diatas menunjukan sebaran dari ketinggian tide secara global.


Berdasarkan Gerkema, dkk (2020) ketinggian tide terbagi menjadi 3 kategori
yaitu microtidal, mesotidal, dan macrotidal. Secara umum dapat dilihat bahwa
sebaran tide didominasi oleh ketinggian dengan kategori microtidal hal ini karena
amplitudo lebih rendah daripada ocean depth. Microtidal memiliki ketinggian
kurang dari 2 meter, mesotidal memiliki ketinggian 2-4 meter, dan macrotidal
memiliki ketinggian lebih dari 4 meter. Untuk di daerah Indonesia rata-rata
termasuk dalam kategori mesotidal.

Pembentukan dan Disipasi

Dalam menentukan atau memutuskan kejadian tide atau pasang surut


dapat dilakukan dengan melihat naik-turunnya permukaan air pada pesisir
pantai.
Pembentukan tide oleh adanya gaya tarik bumi bulan dan matahari bervariasi
secara spasial. Satu tempat dapat berbeda dengan tempat lainnya hal ini
bergantung pada posisi bulan dan matahari terhadap bumi. Komponen horizontal
merupakan komponen yang paling signifikan dalam membangkitkan tide
dibandingkan dengan komponen vertikalnya. Kemudian kekuatan pembangkit
dari bulan lebih besar bahkan dua kali lebih besar dari matahari.

Disipasi dari tide kebanyakan terjadi akibat adanya bottom friction ketika
mendekati atau berpropagasi mendekati tepi pantai. Sedangkan untuk Sebagian
lainnya hilang atau terdisipasi karena diubah menjadi internal tides pada lautan
terbuka.

Prediction and on modelling


Gelombang pasang adalah gelombang air laut yang melebihi batas
normal dan berbahaya baik di lautan, darat maupun di daerah pinggir pantai.
Gelombang pasang secara astronomis disebabkan karena matahari, bulan dan
bumi dalam posisi yang sejajar. Gelombang pasang dapat diprediksi dengan
menganalisis pengamatan dari masa lalu seperti ketinggian. Untuk komponen
amplitudo dan fase semua yang relevan masih perlu ditentukan seperti
ketinggian gelombang dengan metode statistik seperti regresi (at least-square)
dari representasi hasil catatan elevasi gelombang pasang yang telah diamati
sebelumnya. Data catatan pasang surut yang akan digunakan harus cukup
panjang untuk mengeliminasi pengaruh meteorologi seperti Storm surges agar
mendapatkan hasil gelombang pasang yang disebabkan secara astronomis.

Dalam pemodelan pasang surut, kita harus memperhatikan :


● Deformasi dasar laut akibat pasang surut seperti nilai di bawah berat
kolom air.
● Deformasi akibat pasang surut terkait dengan pasang surut bumi padat
● Daya tarik gravitasi seperti massa samudra di atas samudera (tarik diri)
Namun, untuk skala yang relatif kecil terhadap pasang surut internal perlu
untuk di parameterisasi.

Current Information

a. Sistem sirkulasi.
Sirkulasi dekat pantai terdiri dari :

1. Onshore Flow.
Adalah aliran tepi pantai yang membawa air masuk ke dalam Surf Zone.
Saat air masih berosilasi dan bergerak ke darat dengan puncak gelombang
dan ke laut dengan palung. Gerakan ini menghasilkan gelombang dimana
permukaan air menghasilkan kenaikan rata – rata. Bagian dari sistem
sirkulasi dekat pantai berasal dari aliran air darat ini.

Gambar 18. Distribusi ketinggian Tide Secara Global (meted.ucar.edu/Onshore


Flow).

2. Feeder Currents.
Adalah perpindahan air melalui Surf Zone dengan arah sejajar dengan pantai
(horizontal).

Gambar 19. Distribusi ketinggian Tide Secara Global


(https://mpora.com/surfing/guide-rip-currents-longshore-drift-surfers/).

3. Rip Currents

Adalah aliran sempit yang membawa air menjauhi pantai dan akhirnya
jauh dari Breaker Zone. Seperti pada gambar di bawah ini, Feeder
Currents masuk ke leher sempit melalui Surf Zone dan berakhir di kepala
di luar Surf Zone.

Gambar 20. Distribusi ketinggian Tide Secara Global (https://scijinks.gov/rip-


currents/).

Aliran ini biasa terjadi di tepi pantai dan merupakan bagian alami
dari sistem sirkulasi dekat pantai yang dinamis. Aliran ini memiliki ciri :

a) Berbentuk jamur dan menjadi saluran yang berputar.


b) Warna yang berbeda, aliran ini memiliki warna kecoklatan karena
membawa sedimen ke pantai.
c) Di sekitar aliran air terdapat buih.
d) Durasi terjadinya singkat.

e) Jenis Rip Currents


Rip Currents dapat dibedakan menjadi 3 bagian berdasarkan mekanisme
pembentukannya :

1. Bathymetric Rip Currents.


Batimetri mengontrol lokasi dan persistensi dari Rip Currents. Rip
Currents yang dikendalikan secara batimetri diklasifikasikan menjadi 2 bagian
yaitu Channel Rip Currents dan Focused Rip Currents.

● Channel Rip Currents.


Terjadi pada saluran yang lebih dalam yang mengganggu
dangkal, sebagian besar material seperti pasir ditemukan di banyak
pantai. Hal ini umum terjadi dikarenakan ini merupakan faktor yang alami.

Gambar 21.

Distribusi ketinggian Tide Secara Global (meted.ucar.edu/Channel rip currents).

Channel Rip Currents dapat bertahan di lokasi yang relatif tetap


dengan waktu yang lama seperti berhari-hari, berminggu-minggu, atau
berbulan-bulan dan relatif mudah diidentifikasi. Namun, perubahan alami
(transportasi sedimen dan badai besar) serta perubahan buatan manusia
(proyek pengisian pasir utama) dapat secara signifikan berdampak pada
batimetri Surf Zone yang menyebabkan perubahan frekuensi dan
intensitas arus robekan.
● Focused Rip Currents.
Terjadi di lokasi yang relatif tetap, tetapi dikontrol oleh variasi
sepanjang pantai dalam gelombang pecah yang diciptakan oleh fitur
batimetri lepas pantai seperti ngarai bawah laut, punggungan terendam,
atau gundukan pasir lepas pantai. Fitur-fitur ini menyebabkan pembiasan
gelombang yang dapat memfokuskan pemecahan gelombang dan
menciptakan area pengaturan gelombang yang persisten, yang
mengarah pada pembentukan arus robekan di lokasi tertentu.

Gambar 22. Distribusi ketinggian Tide Secara Global (meted.ucar.edu/Focused


Rip Currents)..

2. Boundary Rip Currents.


Boundary Rip terbentuk berdekatan dengan beberapa struktur yang
menjorok ke arah laut dari pantai seperti terumbu karang, groin, dan jetty. Arus
ini secara struktural bertahan di lokasi dan dapat terjadi bahkan selama kondisi
gelombang pecah kecil.

Gambar 23. Distribusi ketinggian Tide Secara Global (meted.ucar.edu/Boundary


Rip Currents).

Boundary Rip terbagi 2 jenis berdasarkan cara dan tempat mereka terbentuk
yaitu :
Gambar 24. Distribusi ketinggian Tide Secara Global (meted.ucar.edu/Wave
Angle Variations).

● Shadow Rip Currents.


Arus ini mengalir di sisi gelombang bawah dari batas atau struktur
kaku. Di pantai yang lurus, gelombang lebih kecil di bawah bayangan
struktur menghasilkan gelombang yang lebih kecil. Air mengalir di
sepanjang pantai ke wilayah ini dan kemudian lepas pantai sebagai arus
rip di sepanjang penghalang.

● Deflection Rip Currents.


Terjadi pada gelombang atas atau sisi terbuka dari suatu struktur
atau batas yang kaku. Pada pantai yang lurus, gelombang yang
mendekat dan memecah garis pantai secara miring dapat menimbulkan
arus sejajar pantai yang mengalir menuju struktur. Arus ini dibelokkan ke
arah laut oleh struktur dan membentuk Rip Current.

f) Hydrodynamic Rip Currents.


Arus yang dikontrol karena adanya interaksi antara gelombang dan arus
dan dapat terjadi di pantai lurus tanpa ciri. Arus ini tidak dapat diprediksi baik
lokasi dan waktu dari Hydrodynamic Rip Currents. Akan tetapi arus ini mungkin
untuk memperkirakan kemungkinan dari pembentukan di pantai tertentu.

Ada beberapa mekanisme dari terjadinya Hydrodynamic Rip Currents, antara


lain:

● Gelombang yang berasal dari dua sumber yang berbeda dapat


mendekati pantai dari arah yang berbeda serta interferensi antara
rangkaian gelombang berbeda menyebabkan gelombang pecah yang
lebih tinggi. Hal ini membuat pengaturan gelombang yang lebih tinggi
di beberapa lokasi daripada di tempat lain. Rip Current berkembang
diantara daerah – daerah gelombang pecah yang lebih tinggi dan
cenderung bermigrasi di sepanjang pantai.
● Gelombang angin lokal cenderung memiliki sebaran tinggi dan arah
yang besar. Gelombang yang pecah ini menjadi bagian yang pendek
yang disebut “Short-crested waves”. Gelombang ini dapat mendorong
arus berputar – putar kecil di Surf Zone.

● Ketidakstabilan Shear, Rip Currents dapat terbentuk ketika pusaran


dilepaskan dari arus sepanjang pantai yang mengalir sebagai akibat
dari gelombang pecah pada sudut yang sangat miring ke pantai.

g) Pengaruh sudut gelombang.

Gambar 25. Distribusi ketinggian Tide Secara Global (meted.ucar.edu/Wave


Angle Variations)..

Rip Current sering terjadi saat arah gelombang datang hampir tegak lurus
oleh garis pantai. Oleh karena itu, Orientasi garis pantai adalah suatu hal yang
utama dan perlu diperhatikan ketika menilai potensi pembentukan Rip Current di
pantai tertentu. Kemudian berdasarkan beberapa penelitian disarankan agar
arah gelombang yang ideal untuk pembentukan Rip Current adalah 20° tegak
lurus dari pantai. Namun jika gelombang yang mendekat di sekitar garis pantai
mendekat dengan sudut lebih besar dari 20° maka akan menciptakan arus
sepanjang pantai yang lebih cepat dan memungkinkan untuk menyebabkan
Boundary Rip Currents.

h) Modulasi Rip Current.


Ada beberapa proses yang dapat mempengaruhi pembentukan dan juga
sifat dari Rip Currents, salah satunya adalah Pasang surut. Hal ini terjadi karena
pasang surut memiliki peran yang menonjol dalam memodulasi frekuensi
pembentukan Rip currents dan intensitasnya.

Gambar 26. Distribusi ketinggian Tide Secara Global


(http://stream1.cmatc.cn/pub/comet/CoastalWeather/ripcurrents/comet/marine/rip
currents/NSF/print.htm)..

Jika arus yang terjadi dipicu oleh pasang surut akan menyebabkan:
a) Posisi Breaker Zone
b) Ukuran dari Surf Zone
c) Dan ketinggian air
Rip Current dimodulasi oleh pasang surut karena perubahan kedalaman
air. Pada saat surut, gelombang cenderung pecah lebih jauh ke lepas pantai.
Pada saat ini terdapat variasi besar dalam batimetri termasuk saluran di
gundukan pasir. Variasi yang lebih kuat dalam pemecah gelombang dapat
mendorong arus yang lebih kuat.

Current on modelling

Gambar 27. Perhitungan lengkap Current change (Youtube PCLN - Current and
Tidal on Nearshore Wave Model)
Perubahan water level terhadap waktu dikarenakan adanya
adveksi/perubahan dari water depth dan juga current velocity. Current velocity
sendiri dipengaruhi oleh perubahan secara waktu dan perubahan secara tempat
serta gaya corioli. Perubahan current terhadap waktu dan tempat itu dipengaruhi
oleh gravitasi kemudian adanya tekanan di atmosfer , gaya yang terkait wind
shear stress dan wind shear calm , wave setup, dan tide. Jadi current
dipengaruhi oleh pasang surut dan gelombang. Rumus pada gambar diatas
adalah rumus full perhitungan untuk mengetahui perubahan current yang
mempengaruhi perubahan tinggi rendah water level sea. Sebagai modeller dapat
memilih kondisi tertentu dalam memodelkan dan memakai rumus, misalnya ingin
mengisolasi kejadian current hanya karena tide force maka perlu untuk
menghilangkan unsur rumus yang ke 2, 3, dan 5 yaitu tekanan atmosfer, wind
shear calm, dan wave setup, karena current yang terjadi karena adanya efek tide
force hanya dipengaruhi oleh gravitasi, wind shear stress, dan tide.

Untuk sebaliknya maka jika kita hanya ingin mengisolasi kejadian current
hanya karena adanya wave saja maka hanya pilih lah rumus yang memiliki wave
effect yaitu tekanan, wind shear calm, dan wave setup dengan menghilangkan
rumus ke 1, 4, dan 6. Namun perlu diketahui pada paper Idier (2019)
mengatakan bahwa mengisolasi suatu individual event itu susah, jadi sebagai
modeller harus menghitung semua gangguan yang mempengaruhi perubahan
water level tersebut.

Gambar 28. Flow chart Current Modelling (Youtube PCLN - Current and Tidal on
Nearshore Wave Model)

Berikut adalah Contoh flowchart jika kita ingin menghitung current modulation
dari Wave model ataupun Tide modelnya.
Wave mode – Tide model – to Current modulation:

▪ Wave model – Menghitung berapakah sea water depth nya?


▪ Tide model – Menghitung sea surface stressnya?
– Menghitung fluks momentum dari pasang surut
tersebut

Summaries

Interaksi pada Nearshore

1. Wave, ketika wave breaking akan mengakibatkan wave set-up yang


membuat arus pada tepi pantai.
2. Tide, termasuk dalam independent event karena dipengaruhi oleh kondisi
astronomis namun masih dapat menyebabkan fluktuasi ketinggian level air
dan arus.

Tide merupakan gravitational event yang bertagantung pada interaksi


antara bulan dan matahari terhadap bumi.
● Dapat terjadi secara diurnal dan semidiurnal.
● Dapat diprediksi.
● Amplitudo tide tergantung pada variasi spasial dari lunar dan gravitasi
solarnya.
● Disipasi atau hilangnya terjadi akibat interaksi dengan sea-floor dan
energy loss yang diganti menjadi internal tides.

Nearshore circulation, terbagi menjadi 3 yaitu onshore flow, feeder


current, dan rip current.
Rip current forcing mechanism secara garis besar ada 3 yaitu
● Batimetri, channel dan focused
● Boundary, shadow dan deflection
● Hydrodynamic, terjadi karena adanya interferensi gelombang, flash, dan
shear instability.

Modulasi arus lainnya yaitu, Tidal, Sea Breezes, Infragravity Waves,


Current-Refracted Waves, dan Energy From Wave Groups
DAFTAR PUSTAKA

Cabioch, G., Davies, P., Done, T., Gischler, E., Macintyre, I. G., Wood, R., &
Woodroffe, C. (2010). Encyclopedia of modern coral reefs: structure, form
and process. Springer Science & Business Media.10.1007/978-90-481-
2639-2

Idier, D., Bertin, X., Thompson, P., & Pickering, M. D. (2019). Interactions
between mean sea level, tide, surge, waves and flooding: mechanisms and
contributions to sea level variations at the coast. Surveys in Geophysics,
40(6), 1603-1630. https://doi.org/10.1007/s10712-019-09...

Lewis, M. J., Palmer, T., Hashemi, R., Robins, P., Saulter, A., Brown, J., ... &
Neill, S. (2019). Wave-tide interaction modulates nearshore wave height.
Ocean Dynamics, 69(3), 367-384. doi.org/10.1007/s10236-018-01245-z

MacMahan, J. H. dan Thornton, E. B., 2005, RIPEX: Observations of a Rip


current System. Marine Geology, 218(1–4), 113–134

Sari, F. P. (2021). Shallow Water Circulation [VIDEO]. Retrieved December 2,


2021, from https://youtu.be/8aYmbW1xfgU

Sari, F. P. (2021). Current and Tidal on Nearshore Wave Model [VIDEO].


Retrieved December 9, 2021, from https://youtu.be/zCYIpafhCnA

System. Marine Geology, 218(1–4), 113–134.The Comet Program. 2020. Rip


Currents: Nearshore Fundamentals, 2020 Edition.
https://www.meted.ucar.edu/marine/

Theo Gerkema; Dehai Song; Job Dronkers. (2020). Ocean and shelf tides.
Available http://www.coastalwiki.org/wiki/Ocean_and_shelf_tides.
Persentase
Nama Deskripsi Kontribusi
Kontribusi (%)
Bestariman Ibezaro Meresume bagian
Harefa Nearshore environment
pada materi pertemuan 11 ,
Tide prediction and
modelling dan Current
information pada materi 33,3 %
pertemuan 12 serta dalam
pembuatan cover.
Harun Arrashid Meresume bagian Wave
characteristics pada materi
pertemuan 11 , Overview :
Sea wave – Current - Tidal
dan Current on nearshore
wave model pada materi 33,3 %
pertemuan 12 serta dalam
penggabungan materi
pertemuan 11.
Zulkifli Ramadhan Meresume bagian
Nearshore waves pada
materi pertemuan 11, Tide
information dan Summaries 33,3 %
pada materi pertemuan 12
serta dalam penggabungan
materi pertemuan 12.
Jumlah 100 %
PENYUSUN

Anda mungkin juga menyukai