DISUSUN OLEH :
METEOROLOGI 7B
TAHUN 2021
Shallow water circulation
Sea-state atribut
dimana:
C = Kecepatan Gelombang (m/s)
g = gravitasi = 9,8 (m/s2)
L = panjang gelombang (m)
π = 3.14159
tanh = tangen hiperbolik
h = kedalaman air (m)
Daerah antara air dalam dan dangkal dikenal sebagai zona transisi dan
didefinisikan dalam panjang gelombang (L):
Jika kita telah mengetahui bahwa kecepatan gelombang di laut dalam dan
laut dangkal itu berbeda , maka di kecepatan grup juga sama yaitu dimana
kecepatan grop laut dalam dan dangkal juga berbeda . Intinya adalah nilai
kecepatan individu itu 2 kali lebih cepat daripada kecepatan grupnya pada laut
dalam, sedangkan di laut dangkal itu relative sama antara kecepatan individual
dengan kecepatan grop gelombangnya.
di mana:
C = kecepatan gelombang (m/s)
k = 2π/L = bilangan gelombang (1/m)
L = panjang gelombang (m)
π = 3,14159
h = kedalaman air (m)
sinh = sinus hiperbolik
Biasanya water motion itu cuma untuk mengetahui adanya orbital radius ,
orbital radius yang membuat kita tahu jika kapal terkena gelombang maka
kapal itu akan tergoyang akibat gelombang tersebut, namun organisme yang
tinggal dibawah laut itu tidak merasakan gelombang tersebut dikarenakan
semakin kebawah dari kedalaman laut maka orbital radius dari suatu
gelombang akan semakin kecil tapi bentuknya masih sama , dan ketika sudah
merasakan bottom laut kalau kedalaman lautnya tidak terlalu dalam maka
motion orbital dari gelombangnya masih akan terasa namun bentuk dari orbital
radiusnya akan menjadi pipih. Artinya orbital radius ketika di laut dalam itu
sizenya berkurang sedangkan jika di laut dangkal karena orbital radiusnya
berpotensi sampai ke bottom laut maka partikel motionnya itu tetap tapi dia
berubah dan akhirnya gelombang tersebut masih terasa sampai ke bottom laut
tersebut sedangkan di laut dalam dia akan semakin kecil dan tidak akan terasa
di bagian bawah laut.
Nearshore Environment
a. Shoaling Zone.
Zona dimana gelombang melewati laut dalam ke laut dangkal. Pada
zona ini, kedalaman air kurang dari setengah panjang gelombang
(h<L/2). Orientasi vertikal gelombang berubah. Hal ini terjadi karena
gelombang dipengaruhi oleh danau atau dasar laut. Saat
gelombang mendekati pantai, maka ia akan semakin curah dan
akhirnya pecah.
b. Breaker Zone.
Zona dimana gelombang mulai pecah. Namun tidak semua
gelombang pecah di tempat yang sama. Hal ini terjadi karena
perbedaan tinggi dan arah gelombang. Zona ini adalah tempat
sebagian besar gelombang mencapai batas kecuramannya untuk
spektrum gelombang tertentu.
c. Surf Zone.
Zona dimana air membawa material sampai ke daratan diangkut
dalam bentuk yang lebih kecil atau dikenal sebagai Bores. Bores
dapat dianggap sebagai gelombang yang terus menerus pecah.
Saat Bores sampai di pantai, maka air akan didorong ke darat dan
perlahan mundur ke laut.
d. Swash Zone.
Zona dimana air atau bores mundur dari darat menuju ke lautan
(daerah run-up dan backwash). Hal ini terjadi karena bores atau air
terdorong oleh gelombang setelahnya.
Nearshore Wave
a. Shoaling
c. Diffraction
d. Breaking
Ada dua kategori dalam Breaking atau pecah gelombang, yang
pertama jika telah melewati limit of wave steepness atau ketika telah
melebihi 1/7 rasio tinggi gelombang dengan panjang gelombang. Dan
yang kedua adalah jika gelombang telah melewati a limit of the wave
height and water dept ratio dengan nilai limitasi adalah 0.78 jika lebih
dari itu maka gelombang akan terpecah. Breaking terbagi menjadi empat
jenis,
1. Spilling
Jenis yang pertama adalah spilling yang terjadi ketika
profil pantai landai. maka gelombang yang merambat
menuju pantai akan semakin curam hingga tidak lagi
stabil. spilling akan menghasilkan air yang
mengandung buih-buih putih, atau disebut
whitewater hal ini menandakan bahwa gelombang
telah terpecah.
2. Plunging
tidak seperti spilling yang landai, Plunging memiliki
kemiringan atau perubahan kedalam yang lebih
curam. Pada Plunging gelombanng menjadi vertikal,
dan akan bergerak menggulung kedepan, hingga
jatuh ke permukaan laut. Gelombang yang
cenderung vertikal membuat energi gelombang
dikeluarkan dalam sekali waktu.
3. Surging
Memiliki profil pantai yang sangat curam. Sehingga gelombang
bergerak cepat ke atas atau memiliki cepat rambat
yang cepat mencapai daratan. Pucan gelombang
tetiba menghilang saat mendekati/tiba di daratan.
4. Collapsing
Merupakan kombinasi antara plunging dan surging.
Puncak gelombang tidak sepenuhnya pecah, tetapi
bagian bawah muka gelombang menjadi lebih curam,
runtuh, dan menghasilkan buih.
e. Reflection
Refleksi bergantung pada arah gelombang yang datang,
kemiringan dan kekerasan pada halangannya. Semakin keras suatu
halangan maka gelombang akan dipantulkan kerah yang berbeda-
beda.
Current and Tidal on Nearshore Wave Model
Nearshore Wave Model
Sea wave – Tide - Current
Dapat dilihat pada Gambar 15 pada bagian (a) terdapat keterangan still
water level ataupun ketinggian permukaan air laut jika tidak ada gangguan
seperti adanya gangguan angin, wave setup, storm surge, dan juga tide.
Gangguan tersebutlah yang dapat membuat perubahan ketinggian air laut, salah
satunya tadi adalah pasang surut. Lalu bagaimana dengan tide/pasang surut?.
Pasang surut adalah peristiwa tersendiri, dimana pasang surut dapat
menginduksi tinggi gelombang dan medan gelombang di zona pantai, dan
pengaturan gelombang dapat menunjukkan modulasi besar untuk dapat
memodulasi current. Semua itu dikarenakan adanya astronomical cycle yang
membuat pasang surut bisa mengubah naik turunnya permukaan air laut juga.
Jadi saling keterkaitan tide dengan wave setup dan current ialah dimana tide
dapat mempengaruhi wave setup yang pada akhirnya akan mempengaruhi tinggi
gelombang, tide juga dapat memodulasi current yang dapat mempengaruhi
ketinggian permukaan air laut.
Tide Information
Definisi
Global Manifestation
Disipasi dari tide kebanyakan terjadi akibat adanya bottom friction ketika
mendekati atau berpropagasi mendekati tepi pantai. Sedangkan untuk Sebagian
lainnya hilang atau terdisipasi karena diubah menjadi internal tides pada lautan
terbuka.
Current Information
a. Sistem sirkulasi.
Sirkulasi dekat pantai terdiri dari :
1. Onshore Flow.
Adalah aliran tepi pantai yang membawa air masuk ke dalam Surf Zone.
Saat air masih berosilasi dan bergerak ke darat dengan puncak gelombang
dan ke laut dengan palung. Gerakan ini menghasilkan gelombang dimana
permukaan air menghasilkan kenaikan rata – rata. Bagian dari sistem
sirkulasi dekat pantai berasal dari aliran air darat ini.
2. Feeder Currents.
Adalah perpindahan air melalui Surf Zone dengan arah sejajar dengan pantai
(horizontal).
3. Rip Currents
Adalah aliran sempit yang membawa air menjauhi pantai dan akhirnya
jauh dari Breaker Zone. Seperti pada gambar di bawah ini, Feeder
Currents masuk ke leher sempit melalui Surf Zone dan berakhir di kepala
di luar Surf Zone.
Aliran ini biasa terjadi di tepi pantai dan merupakan bagian alami
dari sistem sirkulasi dekat pantai yang dinamis. Aliran ini memiliki ciri :
Gambar 21.
Boundary Rip terbagi 2 jenis berdasarkan cara dan tempat mereka terbentuk
yaitu :
Gambar 24. Distribusi ketinggian Tide Secara Global (meted.ucar.edu/Wave
Angle Variations).
Rip Current sering terjadi saat arah gelombang datang hampir tegak lurus
oleh garis pantai. Oleh karena itu, Orientasi garis pantai adalah suatu hal yang
utama dan perlu diperhatikan ketika menilai potensi pembentukan Rip Current di
pantai tertentu. Kemudian berdasarkan beberapa penelitian disarankan agar
arah gelombang yang ideal untuk pembentukan Rip Current adalah 20° tegak
lurus dari pantai. Namun jika gelombang yang mendekat di sekitar garis pantai
mendekat dengan sudut lebih besar dari 20° maka akan menciptakan arus
sepanjang pantai yang lebih cepat dan memungkinkan untuk menyebabkan
Boundary Rip Currents.
Jika arus yang terjadi dipicu oleh pasang surut akan menyebabkan:
a) Posisi Breaker Zone
b) Ukuran dari Surf Zone
c) Dan ketinggian air
Rip Current dimodulasi oleh pasang surut karena perubahan kedalaman
air. Pada saat surut, gelombang cenderung pecah lebih jauh ke lepas pantai.
Pada saat ini terdapat variasi besar dalam batimetri termasuk saluran di
gundukan pasir. Variasi yang lebih kuat dalam pemecah gelombang dapat
mendorong arus yang lebih kuat.
Current on modelling
Gambar 27. Perhitungan lengkap Current change (Youtube PCLN - Current and
Tidal on Nearshore Wave Model)
Perubahan water level terhadap waktu dikarenakan adanya
adveksi/perubahan dari water depth dan juga current velocity. Current velocity
sendiri dipengaruhi oleh perubahan secara waktu dan perubahan secara tempat
serta gaya corioli. Perubahan current terhadap waktu dan tempat itu dipengaruhi
oleh gravitasi kemudian adanya tekanan di atmosfer , gaya yang terkait wind
shear stress dan wind shear calm , wave setup, dan tide. Jadi current
dipengaruhi oleh pasang surut dan gelombang. Rumus pada gambar diatas
adalah rumus full perhitungan untuk mengetahui perubahan current yang
mempengaruhi perubahan tinggi rendah water level sea. Sebagai modeller dapat
memilih kondisi tertentu dalam memodelkan dan memakai rumus, misalnya ingin
mengisolasi kejadian current hanya karena tide force maka perlu untuk
menghilangkan unsur rumus yang ke 2, 3, dan 5 yaitu tekanan atmosfer, wind
shear calm, dan wave setup, karena current yang terjadi karena adanya efek tide
force hanya dipengaruhi oleh gravitasi, wind shear stress, dan tide.
Untuk sebaliknya maka jika kita hanya ingin mengisolasi kejadian current
hanya karena adanya wave saja maka hanya pilih lah rumus yang memiliki wave
effect yaitu tekanan, wind shear calm, dan wave setup dengan menghilangkan
rumus ke 1, 4, dan 6. Namun perlu diketahui pada paper Idier (2019)
mengatakan bahwa mengisolasi suatu individual event itu susah, jadi sebagai
modeller harus menghitung semua gangguan yang mempengaruhi perubahan
water level tersebut.
Gambar 28. Flow chart Current Modelling (Youtube PCLN - Current and Tidal on
Nearshore Wave Model)
Berikut adalah Contoh flowchart jika kita ingin menghitung current modulation
dari Wave model ataupun Tide modelnya.
Wave mode – Tide model – to Current modulation:
Summaries
Cabioch, G., Davies, P., Done, T., Gischler, E., Macintyre, I. G., Wood, R., &
Woodroffe, C. (2010). Encyclopedia of modern coral reefs: structure, form
and process. Springer Science & Business Media.10.1007/978-90-481-
2639-2
Idier, D., Bertin, X., Thompson, P., & Pickering, M. D. (2019). Interactions
between mean sea level, tide, surge, waves and flooding: mechanisms and
contributions to sea level variations at the coast. Surveys in Geophysics,
40(6), 1603-1630. https://doi.org/10.1007/s10712-019-09...
Lewis, M. J., Palmer, T., Hashemi, R., Robins, P., Saulter, A., Brown, J., ... &
Neill, S. (2019). Wave-tide interaction modulates nearshore wave height.
Ocean Dynamics, 69(3), 367-384. doi.org/10.1007/s10236-018-01245-z
Theo Gerkema; Dehai Song; Job Dronkers. (2020). Ocean and shelf tides.
Available http://www.coastalwiki.org/wiki/Ocean_and_shelf_tides.
Persentase
Nama Deskripsi Kontribusi
Kontribusi (%)
Bestariman Ibezaro Meresume bagian
Harefa Nearshore environment
pada materi pertemuan 11 ,
Tide prediction and
modelling dan Current
information pada materi 33,3 %
pertemuan 12 serta dalam
pembuatan cover.
Harun Arrashid Meresume bagian Wave
characteristics pada materi
pertemuan 11 , Overview :
Sea wave – Current - Tidal
dan Current on nearshore
wave model pada materi 33,3 %
pertemuan 12 serta dalam
penggabungan materi
pertemuan 11.
Zulkifli Ramadhan Meresume bagian
Nearshore waves pada
materi pertemuan 11, Tide
information dan Summaries 33,3 %
pada materi pertemuan 12
serta dalam penggabungan
materi pertemuan 12.
Jumlah 100 %
PENYUSUN