Abstract
This research aims to predict wave length, velocity, energy and fluks energy of wave, longshore current,
tidal wave at shoreline beach of gulf tomini. The wave caused by wind can be predicting by wilson formula.
Orientation of wave from north (58%) and from NW (47%) caused by the wind that happen in august to
december with velocity 9,3 – 10,9 m/s. Another parameters of wave i.e : High wave ranging from 1,59 m to
2,02 m, wave length between 42 m and 51 m, their period is 5,17 S – 5,71 S. Longshore current = 0,074 m/s
with 1,7259 m high of wave at breaker zone in 2,213 m deep. This value contribute to ratio (h/H) is 1,282.
According velocity wave give fluks energy 3773 to 6038 Joule/m2. Influks sediment in beach 3,04 to 6,43
m3/hour.
Keyword: Wave, Sediment, Current
*
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
2.2 Pembangkitan gelombang oleh angin H2 n 1 C g1 b1
Menurut Phillips dan Miles, gelombang …………………(9)
dibentuk oleh angin karena adanya pengalihan H1 n 2 C g2 b2
energi dari angin ke badan air, dan membangkitkan
gelombang yang merambat menjauhi daerah asal dengan;
terbentuknya. Sehingga tinggi, periode dan
panjang gelombang yang terbentuk tergantung pada b1 cos 1 ………………….(10)
Kr
kecepatan angin (U), lamanya angin berhembus (D) b2 cos 2
dan jarak pembangkitan gelombang oleh
angin/fecth (F). Dimana K1 yang merupakan koefisien refraksi dan,
Untuk prediksi gelombang di laut, data
angin biasanya dihitung berdasarkan data arah dan
kecepatan angin yang dapat diperoleh pada Badan n1 C1 ……………………………(11
Ks
Metereologi dan Geofisika. Metoda yang dipakai n2 C2
untuk memprediksi gelombang dari data angin
adalah metoda SMB (Sverdrup, Munk, dan Dimana, K2 adalah koefisien pendangkalan.
Bretscheneider) dan metoda PNJ (Pierson,
Neumann, dan James). Gelombang akan mengalami perusakan
(pecah) bila bentuk gelombang terlampau curam
2.3 Karakteristik gelombang atau perbandingan antara tinggi gelombang dan
Selanjutnya karakteristik gelombang yang panjang gelombang, (H/L) > 0,142. Atau
menuju ke tepi pantai dapat diprediksi berdasarkan kedalaman laut terlampau dangkal sehingga (h/H)
perumusan Wilson (Kubo, Massafumi dan 1,28.
Takezawa,1987), dalam bentuk persamaan empirik Dalam beberapa hasil eksperimen, ratio
sebagai berikut : antara tinggi gelombang dan kedalaman pada saat
gelombang pecah diperoleh dalam selang nilai
1 2 2
gF ….(5)
antara 0,8 - 1,25 (Calvin,1972 dan Komar, 1976).
gH
0.3 1 1 0.004 2 Pada perairan dangkal, nilai kh << 1 dan
U2 U
nilai L = 2/k, sehingga kriteria perusakan
gelombang oleh McCowan (1894) diberikan :
1 3 5
gT gF ..…(6)
. 1 1 0.008 2
HB
137
B 0,78 ……………………..(12)
2 U U
hB
Berdasarkan hubungan fluks energi, Komar dan
Dengan: g adalah percepatan grafitasi; U adalah
Caughan (1972) menurunkan persamaan semi
kecepatan angin; F adalah jarak pembangkitan
empiris hubungan HB/Ho dan Ho/Lo:
gelombang efektif; T adalah perioda gelombang;
dan H adalah tinggi gelombang. 15
HB H …………….……(13)
Untuk melihat perubahan tinggi 0,563 o
gelombang yang diakibatkan oleh adanya refraksi Ho Lo
gelombang terhadap kedalaman, maka perlu
ditinjau persamaan kekekalan energi dalam keadaan Pecahnya gelombang juga sangat tergantung pada
tunak yang tidak lain adalah kekelan fluks energi kemiringan pantai (tan ). Berdasarkan hal tersebut
yang diberikan sebagai : oleh Le Mehaute dan Koh (1967), menurunkan
hubungan HB/Ho,Ho/Lo, dan tan , sebagai :
P 1 b1 = P 2 b2 14
1 H
E1 n1C1 b1 = E2 n2C2 b2 ...........................(7) HB
0,76 tan 7 o …………….(14)
Ho Lo
E = 1/8 gH ..........................................(8)
2
36
Kondisi Hidrodinamika dan Oseanografi Teluk Tomini Propinsi Sulawesi Tengah
menggunakan persamaan (13) dan (14), maka 3.2 Prediksi tinngi dan periode gelombang yang
kedalaman pada saat gelombang pecah (hB ) dapat terbangkit
diprediksi dengan rumus : Penelitian untuk memprediksi tinggi (H),
panjang (L) dan periode gelombang (T) yang
hB 1 terbangkit, yang dilakukan pada disepanjang
………………(15) perairan teluk Tomini, terlebih dahulu dihitung
HB C2 H B
C1 panjang pembangkitan gelombang (F) dengan
g T2
menggunakan peta digital dari Microsoft Encarta.
Kecepatan angin berhembus (m/dt) dan Arah
Dengan C1 = 1,56/(1 + e-19.5 tan ) dan C2 = 43,75 (1 - datang, telah diperoleh dari Badan Meterologi &
e-19 tan ) adalah hubungan normalisasi (Coastal Geofisika Bandar Udara Mutiara Kota Palu. Untuk
Engineering Research Centre, 1984). melihat variasi tinggi dan periode gelombang yang
terbangkit maka data yang diolah mewakili musim
barat dan musim timur, sehingga data kecepatan
2.4 Arus susur pantai
angin bulanan diambil selama 5 (lima) tahun
Arus susur pantai/litoral adalah arus yang
terakhir. Prediksi Tinggi dan Periode Gelombang
sejajar pantai. Arus susur pantai terbangkit pada
dilakukan berdasarkan perhitungan menurut
saat terjadinya perusakan gelombang yang arah
persamaan (5) dan Persamaan (6). Hubungan
datangnya membentuk sudut terhadap garis pantai.
antara tinggi gelombang dan periode gelombang
Arus ini sebagian besar terkurung dalam mintakat
memungkinkan kita untuk memprediksi panjang
hempasan (surf zone) dan sangat berpengaruh
gelombang (L) terbangkit, yang dihitung
dalam proses transportasi sedimen karena
berdasarkan persamaan (3).
berlangsung dalam waktu yang lama.
Kecepatan arus susur pantai ini pada
3.3 Penentuan energi dan fluks energi gelombang
umumnya dapat dihitung dengan menggunakan
Untuk melihat perubahan tinggi
rumus Longuet-Higgins,
gelombang yang diakibatkan oleh adanya refraksi
gelombang terhadap kedalaman, maka perlu dilihat
5
VB gh B tan sin B …....(16) besarnya energi dan fluks energi yang terbangkit.
Berdasarkan parameter yang diperoleh pada bagian
16 Cf
sebelumnya, maka parameter energi dan fluks
energi gelombang dapat ditentukan dengan
Dengan VB adalah kecepatan arus susur pantai menggunakan persamaan (7) dan persamaan (8).
pada daerah gelombang pecah, Cf adalah koefisien
1,74 2 log h b k
2
gesekan ( C f ), adalah 3.4 Prediksi arus susur pantai yang terbangkit
Arus susur pantai/litoral adalah arus yang
rasio antara tinggi gelombang dan kedalaman, hB sejajar pantai. Arus susur pantai terbangkit pada
adalah kedalaman gelombang pecah, tan adalah saat terjadinya perusakan gelombang yang arah
kelandaian pantai, B adalah sudut gelombang pada datangnya membentuk sudut terhadap garis pantai.
garis perusakan, k adalah bilangan gelombang Arus ini sebagian besar terkurung dalam mintakat
(2/L = 10-3m) untuk pantai berpasir, dan g adalah hempasan (surf zone) dan sangat berpengaruh
percepatan gravitasi (9,8 m/dtk2). dalam proses transportasi sedimen karena
berlangsung dalam waktu yang lama.
Kecepatan arus susur pantai ini pada
3. Metode Penelitian umumnya dapat dihitung dengan menggunakan
3.1 Waktu dan lokasi penelitian rumus Longuet-Higgins, persamaan (16). Dimana
Penelitian Kondisi Hidrodinamika & hB adalah kedalaman gelombang pecah, diperoleh
Oceanografi Sepanjang Pantai Teluk Tomini, melalui perumusan Coastal Engineering Research
Sulawesi Tengah ini, dilaksanakan lebih kurang 6 Centre, persamaan (15). tan adalah kelandaian
bulan Meliputi Studi lapangan, pengambilan data, pantai, B adalah sudut gelombang pada garis
analisa data dan pengolahan data. Lokasi penelitian perusakan, k adalah bilangan gelombang (2/L =
bertempat disepanjang pantai teluk Tomini Propinsi 10-3m) untuk pantai berpasir, dan g adalah
Sulawesi Tengah. percepatan gravitasi (9,8 m/dtk2).
38
Kondisi Hidrodinamika dan Oseanografi Teluk Tomini Propinsi Sulawesi Tengah
rata-rata bulanan berkisar antara 9,3 sampai 10,9 gelombang yang pecah serta kedalaman air, maka
m/s. kecepatan arus susur pantai di sepanjang pantai
perairan teluk Tomini, dapat dihitung dengan
4.2.2 Tinggi, Panjang dan Periode gelombang
menggunakan metode Longuet Higgins.
Prediksi tinggi, panjang dan perioda
Berdasarkan hasil perhitungan kecepatan arus susur
gelombang berdasarkan data kecepatan angin
pantai selama 5 tahun menunjukan bahwa
maksimum selama 5 tahun terakhir dilakukan
kecepatan arus susur pantai yang terbangkit rata-
dengan menggunakan metode Wilson.
rata sebesar 0,074 m/s,
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
data, pada perairan teluk Tomini; Tinggi 4.2.4 Energi gelombang dan angkutan sedimen
gelombang antara 1,59 hingga 2,02 meter, Panjang Besarnya energi menuju pantai sangat
gelombang antara 42 hingga 51 meter, dengan penting untuk diketahui karena berhubungan
periode antara 5,17 hingga 5,71 detik. dengan mekanisme terjadinya sedimentasi.
Berdasarkan hasil perhitungan besarnya energi (E)
4.2.3 Arus susur pantai
dan fluks energi (EF) pada perairan teluk Tomini
Gelombang yang datang miring terhadap garis
disajikan pada Gambar 1.
normal pantai setelah pecah akan membangkitkan
arus susur pantai. Berdasarkan arah dan tinggi
35000
30000
Energi (Joule/m2)
25000
20000
15000
10000
5000
0
2001 2002 2003 2004 2005
Tahun
7.00
Angkutan Sedimen (m3/jam)
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
2001 2002 2003 2004 2005
Q 3.04 3.27 3.20 5.18 6.43
Tahun
40
Kondisi Hidrodinamika dan Oseanografi Teluk Tomini Propinsi Sulawesi Tengah
42