Anda di halaman 1dari 5

SUPERPOSISI GELOMBANG

6.1 PRINSIP SUPERPOSISI


Jika dua atau gelombang bergerak dari jenis yang sama mencapai titik medium secara
bersamaan, maka perpindahan resultan ξ titik adalah jumlah vektor perpindahan ξ 1, ξ 2 , ...,
dari titik itu karena gelombang individu:
ξ⃗ = ξ⃗ 1 + ξ⃗ 2 +...
(6.1)
6.2 GELOMBANG STASIUN
Ketika dua gelombang dengan amplitudo dan frekuensi yang sama bergerak dalam medium
berlawanan arah dengan kecepatan yang sama, akibat superposisi dua gelombang ada
beberapa titik medium yang tidak memiliki perpindahan (node) dan ada beberapa titik yang
bergetar dengan amplitudo maksimum (antinode). Gelombang resultan disebut gelombang
diam atau gelombang berdiri. Gelombang yang dihasilkan tetap terbatas di wilayah di mana
gelombang tersebut diproduksi dan bersifat non-progresif.

6.3 REFLEKSI GELOMBANG


Gelombang berdiri pada tali dihasilkan oleh refleksi gelombang berjalan dari ujung tali. Jika
ujungnya tetap, itu harus menjadi posisi simpul; jika bebas, itu adalah posisi antinode.
Kondisi batas ini membatasi frekuensi gelombang dimana gelombang berdiri akan terjadi
pada string tertentu. Setiap frekuensi yang mungkin adalah frekuensi resonansi. Untuk seutas
tali panjang l dengan ujung tetap frekuensi resonansi
v v
v= = n, n = 1, 2, 3,...
λ 2l
Kita bisa mendapatkan gelombang suara berdiri dalam panjang pipa yang tetap. Ujung pipa
yang tertutup, seperti ujung tetap dari sebuah string, adalah simpul perpindahan. Namun, di
ujung pipa yang terbuka, kami menemukan antinode perpindahan. Frekuensi yang diizinkan
dari pipa terbuka adalah
v v
v= = n, n = 1, 2, 3,...
λ 2l
dimana l = Panjang pipa.
Untuk pipa yang ditutup di salah satu ujungnya, frekuensi yang diperbolehkan adalah
v v
v= = n, n = 1, 3, 5,...
λ 4l
Frekuensi terendah yang mungkin tereksitasi, sesuai dengan n = 1 disebut fundamental atau
harmonik pertama, frekuensi yang tersisa disebut harmonik kedua ( n = 2), ketiga ( n = 3)
harmonisa, dan sebagainya. Perhatikan bahwa dalam pipa tertutup hanya harmonik ganjil
yang bersemangat.
Partikel udara di ujung pipa memiliki kebebasan bergerak dan karenanya getaran
partikel udara di ujung pipa yang terbuka diperpanjang sedikit ke udara di luar pipa. Antinode
di ujung pipa yang terbuka dengan demikian terletak pada jarak, katakanlah, x ke udara luar.
Jarak ini dikenal sebagai koreksi akhir.
λ
Untuk n = 1, = l + x ( pipa tertutup) (Gbr. 6.1)
4
λ
Untuk n = 1, = l + x + x x ( pipa terbuka), karena diperlukan dua koreksi ujung (Gbr. 6.2)
4

6.4 KECEPATAN FASE DAN KECEPATAN KELOMPOK


Kecepatan fase v p dan kecepatan kelompok v g didefinisikan sebagai
ω Frekuensi sudut
vp= = .....(6.2)
k Bilangan gelombang sudut
dan

v g= .... (6.3)
dk
Ketika dua gelombang disuperposisikan untuk membentuk kelompok gelombang,
energi dibawa maju dengan kecepatan kelompok.
Kapan ω / k atau v p tergantung pada panjang gelombang (oleh karena itu pada
frekuensinya), gelombang tersebut disebut dispersif. Jika v p meningkat dengan panjang
gelombang dalam beberapa rentang panjang gelombang, medianya dikatakan memiliki
dispersi normal dalam kisaran ini (Gambar 6.3). Jika v p menurun dengan panjang gelombang
pada beberapa rentang panjang gelombang, dikatakan memiliki dispersi yang tidak normal
dalam rentang ini (Gambar 6.4).

Contoh Soal
Pertimbangkan superposisi dua gelombang sinusoidal

[ {(1
2
1
) (
y1 = A exp i k + ∆ k x − ω ∆ ω t
2 ) }]
[ {(1
2
1
) (
y2 = A exp i k + ∆ k x − ω ∆ ω t
2 ) }]
yang memiliki amplitudo identik tetapi memiliki bilangan gelombang yang berbeda menurut
∆k dan frekuensi sudut berbeda dengan ∆ω. Tunjukkan bahwa ketukan terjadi dengan

∆ω dω
frekuensi ∆ω dan pola ketukan bergerak dengan kecepatan vg = yang menjadi dalam
∆k dk
batas∆ k → 0
Solusi
Kecepatan fase rata-rata dua gelombang adalah
1 1
1
2
[
ω+ ∆ ω ω− ∆ ω
2
1
+
2
1
k + ∆ k k− ∆ k
2 2
=
ω
k
]
di mana kita mengabaikan istilah orde kecil kedua yaitu, ( ∆ k )2, ∆ k , ∆ ω
Jumlah dua gelombang menurut prinsip superposisi dapat ditulis sebagai

[ {(
y = y1 + y2 = A exp [ i ( kx−ωt ) ] x exp i
1
2
1
2 )} { ( 1 1
∆ kx− ∆ ωt +exp i ∆ kx − ∆ ωt
2 2 )}]
= 2A cos ( 12 ∆ kx− 12 ∆ ωt )
Gelombang fisik diwakili oleh bagian nyata:

y = 2A cos ( 12 ∆ kx− 12 ∆ ωt )cos kx−ωt


yang ditunjukkan secara grafis pada Gambar 2.18. Bagian Eqn yang berosilasi cepat. (6.6)
adalah cos (kx −ωt)
Memiliki bilangan gelombang k dan frekuensi sudut ω. Bagian yang berubah secara perlahan

atau modulasi Gelombang persamaan. (6.6) adalah cos ( 12 ∆ kx− 12 ∆ ωt )memiliki bilangan
1 1
gelombang ∆ k dan frekuensi sudut ∆ ω Amplitudo gelombang berosilasi cepat
2 2

1
dimodulasi oleh selubung gelombang yang dimilikinya nomor gelombang ∆ k , yang
2
merupakan setengah perbedaan bilangan gelombang dari dua komponen ombak. Meskipun



panjang gelombang dari gelombang modulasi adalah 1 = , pemisahan ketukan
∆k ∆k
2


berturut-turut adalah setengah jarak ini . Ketukan terjadi dengan frekuensi sudut Δω dan
∆k

2π ∆ω ∆k
dipisahkan oleh waktu
∆ω
. Gelombang modulasi memiliki kecepatan =
2
/
2( ) ( )
=

∆ ω/∆ k Pola ketukan bergerak dengan kecepatan kelompok di batasnya Δk → 0


∆ω dω
v g= → dalam batas Δk → 0
∆k dk
Karena superposisi gelombang sinusoidal dengan amplitudo yang sama tetapi sedikit berbeda
frekuensi sebuah paket gelombang atau kelompok gelombang dibentuk. Gelombang individu
bergerak dengan fase kecepatan sedangkan paket gelombang dapat melakukan perjalanan
dengan kecepatan yang berbeda yang dikenal sebagai grup kecepatan.
DAFTAR PUSTAKA

Chaudhuri, R.N. 2010. Waves and Oscillations. New Delhi: New Age International (P)
Limited, Publishers

Anda mungkin juga menyukai