Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MANDIRI MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA

DOSEN MK
Dr. Francisca G. Palandeng, S.Pd., M.Pd

MATERI:
GELOMBANG DAN BUNYI

Nama Mahasiswa:
Cecilia Misella Mamahit
20105126

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PGSD
2021
A. Gelombang
1. Pengertian Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan
mengikuti gerak sinusoide. Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasi gravitasional,
yang bisa berjalan lewat vakum, gelombang juga terdapat pada medium (yang karena perubahan
bentuk dapat menghasilkan gaya memulihkan yang lentur) di mana mereka dapat berjalan dan
dapat memindahkan energi dari satu tempat kepada lain tanpa mengakibatkan partikel medium
berpindah secara permanen; yaitu tidak ada perpindahan secara masal.
Suatu medium disebut:
a) linear jika gelombang yang berbeda di semua titik tertentu di medium bisa
b) dijumlahkan,
c) terbatas jika terbatas, selain itu disebut tak terbatas
d) seragam jika ciri fisiknya tidak berubah pada titik yang berbeda
e) isotropik jika ciri fisiknya "sama" pada arah yang berbeda

2. Terjadinya Gelombang
Gelombang terjadi karena adanya usikan yang merambat.Menurut konsep fisika,
cerminan gelombang merupakan rambatan usikan, sedangkan mediumnya tetap. Jadi, gelombang
merupakan rambatan pemindahan energi tanpa diikuti pemindahan massa medium.
3. Pengertian Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium dalam perambatannya.
Contoh gelombang mekanik :
 Gelombang yang terjadi pada tali jika salah satu ujungnya digerak-gerakkan.
 Gelombang yang terjadi pada permukaan air jika diberikan usikan padanya ( misal
dengan menjatuhkan batu di atas permukaan air kolam yang tenang ).
4. Gelombang Transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus arah
getarannya (usikannya). Contoh gelombang
transversal :
 getaran sinar gitas yang dipetik
 getaran tali yang digoyang-goyangkan pada salah satu ujungnya
5. Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatannya sejajar dengan arah
getarnya ( arah usikannya )

Contoh gelombang longitudinal :


 gelombang pada slinki yang diikatkan kedua ujungnya pada statif kemudian diberikan
usikan pada salah satu ujungnya
 gelombang bunyi di udara

2. Panjang Gelombang
1. Pengertian Panjang Gelombang
Panjang gelombang adalah satu gelombang pada tali didefinisikan terdiri dari satu puncak
dan satu lembah. Panjang satu puncak dan satu lembah disebut panjang gelombang. Panjang satu
gelombang sama dengan jarak yang ditempuh dalam waktu satu periode.
1) Panjang gelombang dari gelombang transversal

Pada gelombang transversal, satu gelombang terdiri atas 3 simpul dan 2 perut.
Jarak antara dua simpul atau dua perut yang berurutan disebut setengah panjang
gelombang atau ½ λ (lambda),
2) Panjang gelombang dari gelombang longitudina
Pada gelombang longitudinal, satu gelombang terdiri dari 1 rapatan dan 1 reggangan.
B. Cepat Rambat Gelombang
Jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam satu sekon disebut cepat rambat
gelombang. Cepat rambat gelombang dilambangkan dengan v dan satuannya m/s atau
m s-1. Hubungan antara v, f, λ, dan T adalah sebagai berikut:

Keterangan :
λ= panjang gelombang ( m )
v = kecepatan rambatan gelombang ( m/s )
T = periode gelombang ( s )
f = frekuensi gelombang, ( 1/s )
2. Pemantulan Gelombang
Jika gelombang melalui suatu rintangan atau hambatan, misalnya benda padat,
maka gelombang tersebut akan dipantulkan. Pemantulan ini merupakan salah satu sifat
dari gelombang.
Berikut ini adalah contoh pemantulan pada gelombang tali
Pemantulan gelombang pada ujung tetap akan mengalami perubahan
bentuk atau fase. Akan tetapi pemantulan gelombang pada ujung bebas tidak
mengubah bentuk atau fasenya.
3. Gelombang Berjalan
Gelombang berjalan adalah suatu gelombang dimana setiap titik yang dilalui oleh
gelombang tersebut bergetar harmonis dengan amplitudo yang sama besar.
y= A sin ¿ ¿ 0)
dengan

ω = = Frekuensi sudut
T
t = lama titik asal telah bergetar
x = jarak titik dari titik asal getaran

k = = bilangan gelombang (bukan konstanta pegas)
λ
θ 0 = Sudut fase awal

sudut fase gelombang adalah


θ=(ωt - kx + θ0) rad = 2π ¿ + φ 0) rad
fase gelombang adalah
t x
φ=( − + φ0 ) tanpa satuan
T λ
Titik-titk yang berjarak nλ pada gelombang fasenya sama (n = 0,1,2,3,...)
1
Titik-titik yang berjarak n λ pada gelombang fasenya berlawanan (n = 1,3,5,...)
2
Beda fase dua titik A dan B pada waktu yang sama adalah
Δx
Δ φ= Δ x=¿ jarak titik A dan B
λ
Beda fase satu titik untuk waktu yang berbeda adalah
Δt
Δ φ= Δ t=¿ beda waktu pengamatan
T
4. Gelombang Diam/Stasioner/Berdiri/Tegak
Gelombang stasioner merupakan hasil interferensi/panduan 2 gelombang yang
mempunyai amplitudo dan frekuensi sama, tetapi arah rambat berlawanan.
a. pantulan pada ujung bebas
Pada ujung bebas tidak ada perloncatan dfasa artinya fasa gelombang datang
dan gelombang pantul sama, maka:
x t l
yp¿ 2 A cos 2 π ( ) sin2 π ( − )
λ T λ
= 2A cos kx sin (ωt−k l)
b. pantulan pada ujung tetap
1
Pada ujung tetap terjadi perlonccatan fase sebesar , artinya fase gelombang
2
datang dengan gelombang pantul berbeda sebesar π , maka
x t l
yp¿ 2 A sin2 π ( )cos 2 π ( − )
λ T λ
= 2A sin kx cos (ωt−k l)
B. Bunyi
1. Pengertian
Bunyi atau suara adalah pemampatan mekanis atau gelombang longitudinal yang
merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat,
gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau
udara.
Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal getar terdiri dari
gelombang harmonis, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan
kecepatan getar osilasi atau frekuensi yang diukur dalam satuan getaran Hertz (Hz)
dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam satuan tekanan suara
desibel (dB).
2. Sifat-sifat Bunyi
Bunyi ditimbulkan oleh benda yang bergetar, dan dirambatkan berupa rapatan dan
renggangan molekul-molekul medium yang dilaluinya. Tanpa medium
(hampa/vakum), bunyi tak dapat merambat. Gelombang bunyi termasuk gelombang
longitudinal. Bunyi hanya dapat didengar jika ada penerima yang berada di dekat atau
dalam jangkauan sumber bunyi.
Syarat-syarat untuk terjadi dan terdengarnya bunyi antara lain:
1. Ada benda yang bergetar (sumber bunyi).
2. Ada zat antara (medium) tempat merainbat nya bunyi.
3. Ada penerima yang berada di dekat atau dalam jangkauan sumber bunyi.
4. Cepat Rambat Bunyi
a. Definisi
Cepat rambat bunyi didefinisikan sebagai hasil bagi antara jarak sumber
bunyi ke pendengar dan selang waktu yang dibutuhkan bunyi untuk merambat
sampai ke pendengar.
1) Dalam zat cair
B
v=
√ ρ
keterangan :
B = modulus Bulk zat cair
ρ = massa jenis zat
2) Dalam zat padat/batang yang bergetar:
E = modulus Young
E Cp
v=
√ ρ
γ=
Cv
=¿ konstanta Laplace
R = konstanta umum gas = 8,31 J/mol K
T = suhu gas (K)
3) Dalam gas
RT

v= γ
Mr

b. Pengaruh Suhu Pada Cepat Rambat Bunyi


Cepat rambat bunyi bergantung pada suhu udara. Semakin tinggi suhu udara,
semakin besar cepat rambat bunyi, atau semakin rendah suhu udara, semakin kecil
cepat rambat bunyi.
c. Perambatan Bunyi Pada Berbagai Zat
Bunyi dapat merambat pada zat padat, zat cair, dan gas. Bunyi merambat
paling baik dalam zat padat dan paling buruk dalam gas. Hal ini disebabkan, dalam
padatan jarak antar partikelnya sangat berdekatan sehingga energi yang dibawa oleh
getaran mudah dipindahkan dari satu partikel ke partikel lainnya.

Nada
a. Pada Dawai
Bila senar yang kedua ujungnya terikat digesek, terjadilah gelombang
stasioner dengan beberapa keadaan resonansi seperti pada pola gelombang berikut

1
a. Nada Dasar : l= λ 0
2
b. Nada atas 1 : l=λ 1
c. Nada atas 2 : l=λ 2

v v 1 F
Frekuensi pada nada dasar adalah f0= = =
λ 0 2l 2l √ μ
menurut hukum Marsenne f0 : f1 : f2 = 1: 2 : 3: ....
ciri pola gelombang yang terjadi Σsimpul = Σ perut +1
b. Pada Pipa Organa
1) Terbuka
Bila pipa organa tebuka ditiup, terjadilah gelombang stasioner longitudinal bunyi
dengan pola gelombang yang pada kedua ujungnya terjadi perut seperti tampak
pada gambar berikut
1
a. Nada dasar : l= λ 0
2
b. Nada atas 1 : l=λ 1
3
c. Nada atas 2 : : l= λ 2
2

v v
Frekuensi pada nada dasar adalah f0= =
λ 0 2l
menurut hukum Bernoulli I f0 : f1 : f2 : .... = 1: 2 : 3: ....
ciri pola gelombang yang terjadi Σperut = Σ simpul +1

2) Tertutup
Pada pipa organa yang ujungnya tertutup terjadi simpul dan pada ujung lainnya
yang tebuka, terjadi perut seperti tampak pada gambar berikut
1
a. Nada dasar : l= λ 0
4
3
b. Nada atas 1 : l= λ 1
4
5
c. Nada atas 2 : : l= λ 2
4

v v
Frekuensi pada nada dasar adalah f0= =
λ0 4l
menurut hukum Bernoulli II f0 : f1 : f2 : .... = 1: 3 : 5: ....
ciri pola gelombang yang terjadi Σperut = Σ simpul

5. Nada Bunyi, Kuat Bunyi dan Warna Bunyi.


A. Nada dan Desah
Nada adalah bunyi yang frekuensinya tetap. Desah adalah bunyi yang
frekuensinya tidak teratur. Nada bunyi bergantung pada frekuensi sumber bunyi.
Semakin tinggi frekuensi sumber bunyi, semakin tinggi nada bunyi yang
dihasilkannya. Sebaliknya, semakin rendah frekuensi sumber bunyi, semakin
rendah nada bunyi yang dihasilkannya.
B. Kuat Bunyi
Kuat Bunyi (Intensitas Bunyi) adalah keras atau lemahnya bunyi yang
terdengar. Kuat bunyi bergantung pada amplitudo. Semakin besar amplitudo
getaran sumber bunyi, semakin keras bunyi yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin
kecil amplitudo getaran sumber bunyi, semakin lemah bunyi yang dihasilkannya.
Telinga manusia dapat mendeteksi bunyi dengan intensitas serendah 10 -12 W/m2 dan
setinggi 1 W/m2. Tingkat Intensitas, β, dari bunyi didefinisikan dalam intensitasnya,
I,
C. Kualitas Bunyi atau Timbre
Umumnya, sumber nada tidak bergetar hanya pada nada dasarnya, tetapi
disertai pula oleh nada-nada atasnya. Gabungan nada dasar dan nada-nada atas
menghasilkan bentuk gelombang tertentu untuk setiap sumber nada yang
menunjukkan kualitas bunyi atau timbre dari sumber nada. Sebagai contoh, nada
suling dan nada terompet pada frekuensi yang dibedakan bunyinya.
6. Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi
A. Intensitas gelombang (I)
Intensitas adalah energi yang dipindahkan per satuan luas per satuan waktu atau
daya (P) per satuan Luas (A)
P P
I= =
A 4 πr 2
Intensitas suatu sumber bunyi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak terhadap
sumber bunyi tersebut, yaitu :
1 1
I1 : I 2 = 2

R 12 R ❑
2

Apabila aea n buah sumber bunyi yang identik, maka intensitas total yang terjadi
adalah
Itot = n I
I = Intensitas masing-masing sumber bunyi
B. Taraf Intensitas (TI)
Taraf Intensitas bunyi merupakan logaritma perbandingan antar intensitasbunyi I
dengan harga intensitas ambang untuk bunyi I0

TI = Taraf Intensitas (dB)


I
TI= 10 log I = intensitas bunyi (W/m2)
I0
I0 = Intensitas ambang = 10 -12(W/m2)
1B = 10dB

7. Hukum Marsene.
Menurut Marsenne, faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi alamiah sebuah
senar, dawai, atau kawat adalah sebagai berikut:
1. panjang senar; semakin panjang senarnya, semakin rendah frekuensinya;
2. luas penampang senar; semakin tebal senarnya, semakin rendah frekuensinya;
3. tegangan senar; semakin tegang (kencang) senarnya, semakin tinggi fre-
kuensinya;
4. massa jenis senar; semakin kecil massa jenis senar, semakin tinggi frekuensinya.
8. Resonansi
Resonansi adalah ikut bergetarnya suatu benda bila benda lain digetarkan di
dekatnya. Resonansi terjadi apabila frekuensi benda yang bergetar sama dengan
frekuensi alami benda yang ikut bergetar. Bila sebuah garputala digetarkan di atas
tabung berisi kolom udara, udara pada tabung akan beresonansi apabila panjang kolom
udara dalam tabung merupakan bilangan ganjil kali panjang gelombang. Secara
matematis di tuliskan:
l = (bilangan ganjil) x ½ λ
l = panjang kolom udara dalam tabung (m) dan
λ = panjang gelombang bunyi (m).
9. Pemantulan Bunyi.
Bunyi akan dipantulkan apabila mengenai permukaan-permukaan keras.
A. Hukum Pemantulan Bunyi
Bunyi hukum pernantulan bunyi sebagai berikut
1. Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak pada satu bidang dan
berpotongan di satu titik.
2. Sudut datang sama dengan sudut pantul.
B. Manfaat Pemantulan Bunyi
Pemantulan bunyi dapat dimanfaatkan antara lain untuk :
1. Menentukan cepat rambat bunyi di udara,
2. Melakukan survei geofisika untuk mendeteksi lapisan-lapisan batuan yang
mengandung minyak bumi, mendeteksi cacat dan retak pada logam, dan,
3. Mengukur ketebalan pelat logam.
C. Macam-macam Bunyi Pantul
1. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli, terjadi jika jarak antara sumber
bunyi dan bidang pemantul sangat dekat sehingga bunyi pantul bersamaan
waktunya dengan bunyi asli.
2. Gaung atau kerdam, yaitu bunyi pantul yang sebagian bersamaan dengan bunyi
aslinya sehingga bunyi asli menjadi tidak jelas.
3. Gema, yaitu bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli selesai diucapkan/
dibunyikan.

10. Efek Doppler.


Efek Doppler adalah efek berubahnya frekuensi yang terdengar oleh pendengar
karena gerak sumber bunyi atau pendengar. Jika sumber bunyi mendekati pendengar,
maka pendengar akan menerima getaran yang lebih banyak sehingga frekuensi bunyi
lebih tinggi. Sebaliknya, jika sumber bunyi menjauhi pendengar, pendengar akan
menerima getaran lebih sedikit sehingga frekuensi bunyi lebih rendah, tetapi
frekuensi asal tidak berubah.
Bila kecepatan angin diabaikan

keterangan :
fp = Frekuensi yang terdengar oleh pendengar
fs = frekuensi sumber bunyi
v = kecepatan rambat bunyi
vp = kecepatan pendengar
vs = kecepatan sumber bunyi
V ± Vp
fp = f
v ± Vs s
Sumber

Aby Sarojo, Ganijanti. (2011). Gelombang Dan Optika. Jakarta: Salemba Teknika

Sifat Dasar Gelombang Bunyi. Diakses dari http://fisikon.com/kelas3/index.php?


option=com_content&view=article&i d=76:sifat-dasar-gelombang
bunyi&catid=13:gelombangbunyi&Itemid=127, pada tanggal 11 April 2021 pukul 18.00 Wita
Sonic Bloom. Diakses dari http://www.sundanet.com/sonicbloom/sonicbloom.php, pada tanggal 11
April 2021 pukul 18.35 WITA
Teori Suara. Diakses dari http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/395/jbptunikomppgdl-daviedguna-19712-
7-6.bab2.pdf, pada tanggal 11 April 2021 pukul 17.00 Wita.

Anda mungkin juga menyukai