6.1 Tujuan
2. Berdasarkan medium perambatannya :
1. Gelombang mekanik
2. Gelombang elektromagnetik
3. Berdasarkan amplitudonya :
1. Gelombang berjalan
2. Gelombang stasioner
Gelombang transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap
arah rambatnya.
Contohnya : gelombang tali, gelombang pada permukaan air.
5. Fase Gelombang
Fase gelombang menyatakan keadaan getaran suatu titik pada gelombang yang
berkaitan dengan simpangan dan arah getarannya.
Dua titik dikatakan fasenya sama, apabila arah getaran dan simpangannya sama.
Demikian pula dua titik memiliki fase berlawanan, apabila simpangannya sama
tetapi arahnya berlawanan.
Titik-titik pada gelombang yang memiliki fase sama :
1. O dan U
2. P dan V
3. S dan Y, dan seterusnya.
Jarak antara dua titik berdekatan yang memiliki fase sama : Dx
Seutas tali yang panjangnya l kita ikat ujungnya pada satu tiang sementara ujung
lainnya kita biarkan, setela itu kita goyang ujung yang bebas itu keatas dan
kebawah berulang – ulang. Saat tali di gerakkan maka gelombang akan merambat
dari ujung yang bebas menuju ujung yang terikat, gelombang ini disebut sebagai
gelombang dating. Ketika gelombang dating tiba diujung yang terikat maka
gelombang ini akan dipantulkan sehingga terjadi interferensi gelombang.
Untuk menghitung waktu yang diperlukan gelombang untuk merambat dari titik 0
ke titik P adalah (l- x)/v . sementara itu waktu yang diperlukan gelombang untuk
merambat dari titik 0 menuju titik P setelah gelombang mengalami pemantulan
adalah(l+x)/v , kita dapat mengambil persamaan dari gelombang dating dan
gelombang pantul sebagai berikut:
Keterangan:
a. Gambar pemantulan gelombang pada ujung tali yang terikat.
b. Gambar pemantulan gelombang pada ujung tali yang dapat bergerak bebas.
sehingga untuk hasil interferensi gelombang datang dan gelombang pantul di titik
P yang berjarak x dari ujung terikat adalah sebagai berikut:
y = y1+ y2
=A sin 2π (t/T- (l-x)/λ)+ A sin2π(t/T- (1+x)/λ+ 1800 )
Dengan menggunakan aturan sinus maka penyederhanaan rumus menjadi:
sin A + sin B = 2 sin 1/2 (A+B) – cos1/2 (A-B)
Menjadi:
y= 2 A sin (2π x/λ ) cos 2π (t/T – l/λ)
y= 2 A sin kx cos (2π/T t – 2πl/λ)
Rumus interferensi
y= 2 A sin kx cos (ωt- 2πl/λ)
Keterangan :
A = amplitude gelombang datang atau pantul (m)
k = 2π/λ
ω = 2π/T (rad/s)
l = panjang tali (m)
x = letak titik terjadinya interferensi dari ujung terikat (m)
λ = panjang gelombang (m)
t = waktu sesaat (s)
Ap = besar amplitude gelombang stasioner (AP)
Ap = 2 A sin kx
Jika kita perhatikan gambar pemantulan gelombang diatas , gelombang yang
terbentuk adalah gelombang transversal yang memiliki bagian – bagian
diantaranya perut dan simpul gelombang. Perut gelombang terjadi saat
amplitudonya maksimum sedangkan simpul gelombang terjadi saat amplitudonya
minimum. Dengan demikian kita akan dapat mencari letak titik yang merupakan
tempat terjadinya perut atau simpul gelombang.
Jika ada dua gelombang yang merambat pada medium yang sama, gelombang-
gelombang tersebut akan dating di suatu titik pada saat yang sama sehingga
terjadilah superposisi gelombang . Artinya, simpangan gelombang – gelombang
tersebut disetiap titik dapat dijumlahkan sehingga menghasilkan sebuah
gelombang baru.
Persamaan superposisi dua gelombang tersebut dapat diturunkan sebagai berikut:
y1 = A sin ωt ; y2 = A sin (ωt+ ∆θ)
Kedua gelombang tersebut memiliki perbedaan sudut fase sebesar Δθ
Persamaan simpangan gelombang hasil superposisi kedua gelombang tersebut
adalah:
y = 2 A sin (ωt+ ∆θ/2) cos(∆θ/2)
Dengan 2A cos (∆θ/2) disebut sebagai amplitude gelombang hasil superposisi.
Dengan 2A cos (∆θ/2) disebut sebagai amplitude gelombang hasil superposisi.
Pada gelombang stasioner pada ujung bebas gelombang pantul tidak mengalami
pembalikan fase. Persamaan gelombang di titik P dapat dituliskan seperti berikut:
y1=A sin〖2π/T 〗 (t- (l-x)/v) untuk gelombang datang
y2=A sin〖2π/T 〗 (t- (l+x)/v) untuk gelombang pantul
y = y1 + y2
= A sin 2π/T (t- (l-x)/v) + A sin 2π/T (t- (l+x)/v)
y = 2 A cos kx sin2π(t/T- 1/λ)
Rumus interferensi antara gelombang datang dan gelombang pantul pada ujung
bebas, adalah:
y=2 A cos 2π (x/λ) sin2π(t/T- l/λ)
Dengan:
As=2A cos2π(x/λ) disebut sebagai amplitude superposisi gelombang pada
pemantulan ujung tali bebas.
Ap = 2 A cos kx adalah amplitudo gelombang stasioner.
1) Perut gelombang terjadi saat amplitudonya maksimum, yang secara matematis
dapat ditulis sebagai
berikut:
Persamaan gelombang datang dan gelombang pantul dapat ditulis sebagai berikut:
As = 2A sin2π(x/λ)
4. Kaitkan pegas heliks 10 N/m pada bosshead dan pembagkit getaran sehingga
panjang pegasnya menjadi 15 cm.
6. Hidupkan generator.
6.4.1 Alat
6.4.2 Bahan