Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, pada umumnya semua benda yang ada di sekitar dapat
bergetar, contohnya yaitu senar gitar ketika dipetik akan  bergetar. Getaran yang merambat akan
menghasilkan gelombang. Apabila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus
menerus maka akan terlihat suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan
arah rambat gelombang, gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua ujungnya
terikat, gelombang pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat menghasilkan gelombang
stasioner yang tampak berupa simpul dan  perut. Prinsip gelombang stasioner tersebut dapat
dimanfaatkan untuk menentukan cepat rambat gelombang pada tali. Selain memanfaatkan
prinsip gelombang stasioner, dapat juga menggunakan persamaan cepat rambat gelombang pada
tali. Oleh karena itu, dilakukan percobaan ini untuk menentukan cepat rambat gelombang pada
tali.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang di atas adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana pengaruh massa beban terhadap cepat rambat gelombang pada tali ?

C. Tujuan Percobaan
1. Menentukan pengaruh massa beban terhadap cepat rambat gelombang  pada tali.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Gelombang
Gelombang adalah getaran yang tersebar (merambat). Di dalam  perambatannya tidak
diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya gelombang
merupakan rambatan energi (energi getaran). Gerak gelombang dapat dipandang sebagai
perpindahan energi dan momentum dari satu titik didalam ruang ke titik lain tanpa perpindahan
materi (Tipler, 1998: 471). Gelombang juga dapat di defenisikan sebagai getaran (osilasi) yang
merambat pada suatu medium atau tanpa medium dengan tidak disertai perambatan bagian-
bagian medium itu sendiri.

Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk menempuh
satu panjang gelombang penuh. Panjang gelombang (λ) adalah jarak yang ditempuh dalam
waktu satu periode. Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan
waktu. Cepat rambat gelombang (v) adalah kecepatan dimana puncak gelombang (atau bagian
lain dari gelombang) bergerak, dapat didefinisikan pula sebagai jarak yang ditempuh
gelombang tiap satuan waktu. Sehingga dapat dibuat persamaan sebagai berikut:

V = λ.f = λ/T

Keterangan :
V = cepat rambat gelombang (m/s)
T = periode gelombang (s)
F = frekuensi (hertz)
λ  = panjang gelombang (m)

B. Gelombang Stasioner
Gelombang stasioner juga disebut gelombang berdiri. Gelombang stasioner terbentuk
akibat gerak medium yang berlawanan arah dengan gelombang atau akibat pertemuan dua
gelombang yang arahnya berlawanan. contoh gelombang stasioner adalah gelombang pada tali
yang digetarkan terus-menerus. Gelombang datang akan berinteraksi dengan gelombang
pantulan yang berlawanan arah membentuk sebuah gelombang berdiri.

1.  Gelombang Stasioner pada ujung terikat


Seutas tali diikatkan kuat pada sebuah tiang dan ujung yang satunya digetarkan terus
menerus. Setelah mengenai tiang, gelombang datang akan terpantul. gelombang pantulan
akan berbalik fase. Jadi, gelombang pantulnya berbeda fase 180 derajat dengan gelombang
datang.

Persamaan gelombang datang (dari kiri) adalah yd = A sin (wt-kx) sedangkan


gelombang pantulannya yang merambat dari kiri kekanan dan fasenya berubah 180 derajat
memiliki persamaan: yp = - Asin (wt + kx)

Hasil pertemuan gelombang datang dengan gelombang pantulan membentuk sebuah


gelombang stasioner. persamaan gelombang stasioner hasil gabungan gelombang datang dan
gelombang pantul itu dapat diperoleh dengan menjumlahkan simpangan kedua gelombang
y = yd + yp = A sin (wt-kx) +(-Asin(wt+kx))

Berdasarkan identitas trigonometri diperoleh persamaan gelombang stasioner, yaitu


sebesar: y = 2A sin (kx) cos (wt)

2
 2. Gelombang Stasioner Akibat Pantulan pada Ujung Bebas
Perumpamaan ujung bebas adalah ujungnya bisa bebas bergerak. Bisa dianalogikan
pada ujung yang dikaitkan pada cincin. Gelombang pantulan pada ujung bebas tidak
mengalami perubahan fase, hanya berbalik arah. Persamaan gelombang datang adalah yd =
A sin (wt-kx), sedangkan persamaan gelombang pantulannya adalah yp = A sin (wt +kx).
Persamaan gelombang stasioner diperoleh dengan menjumlahkan gelombang datang dengan
gelombang pantulannya. y = yd + yp = Asin (wt-kx) + Asin (wt+kx), dengan mengingat
identitas trigonometri diperoleh: y = 2A cos (kx) sin (wt).
besar amplitudo gelombang stasioner pada ujung bebas adalah: As= 2A cos (kx)

Ketika ujung tali dibuat tetap, dan frekuensi getaran diatur sehingga panjang tali
merupakan kelipatan dari setengah gelombang, sehingga gelombang berdiri ini dalam
keadaan resonansi.

C. Panjang Gelombang
Frekuensi nada yang dihasilkan bergantung pada pola gelombang yang terbentuk pada
dawai, umumnya sama dengan frekuensi tegangan bolak balik. Berdasarkan gambar 2.4,
panjang gelombang nada dasar, nada dasar pertama, dan nada dasar kedua berturut- turut 2L, L,
dan 2/3L. Secara umum, ketiga  panjang gelombang tersebut dapat dinyatakan dengan
persamaan:
λn= 2L/(n+1) atau λ  = 2L/n

Dengan demikian, frekuensi nada yang dihasilkan dawai memenuhi  persamaan:


1

∫ ❑=vℵn =nv 2 L=n . f 1


n
keterangan : fn = frekuensi nada ke- n (Hz)
v = cepat rambat gelombang dalam dawai,
L = panjang dawai

Dimana f 1 = v λ  1  = v2L adalah frekuensi dasar. Setiap frekuensi resonan merupakan


kelipatan bilangan bulat (2x, 3x, dan seterusnya) dari frekuensi dasar.

Nilai n = 0, 1, 2, …, yaitu bilangan yang menyatakan nada dasar, nada atas pertama, nada
atas kedua, dan seterusnya. Dengan mengukur panjang gelombang dan frekuensi yang diketahui
ini, cepat rambat gelombang dawai/tali pada kondisi tertentu dapat ditentukan.

D. Hukum Melde
Hukum Melde adalah hukum yang mempelajari tentang besar-besaran yang mempegaruhi
cepat rambat gelombag tranversal pada tali. Melde menemukan bahwa cepat rambat gelombang
pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan akar
massa persatuan  panjang dawai. Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat
gelombang tranversal dalam dawai/tali.

3
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat dinyatakan dalam  persamaan sebagai
berikut.
v=
√ f dimana μ= m
μ l

f
Sehingga dapat dirumuskan : v=√
m/l
Keterangan : v = cepat rambat gelombang (m/s, cm/s)
F = gaya tegangan dawai (N, dyne)
l  = panjang dawai (m, cm)
m = massa dawai (kg, gr)
µ = massa persatuan panjang dawai ( kg/m, gr/cm) dapat dihitung
dengan rumus (μ =m/L).

Bila gelombang-gelombang terbatas di dalam ruang seperti gelombang  pada tali dalam
percobaan Melde, maka ada pantulan atau refleksi pada kedua ujungnya, dan karenanya ada
gelombang-gelombang yang bergerak pada kedua arah (Haliday, 2007: 380). Gelombang-
gelombang ini bergabung menurut prinsip superposisi. Untuk suatu tali yang ditinjau, pada
frekuensi tertentu yang superposisinya menghasilkan suatu pola getaran stasioner yang disebut
gelombang berdiri. Jika ditinjau tali sepanjang Ɩ yang salah satu ujungnya dihubungkan dengan
ticker timer yang berfungsi sebagai penggetar, dan ujung lainya terikat dengan beban.
Gelombang pertama yang dikirim oleh ticker timer bergetar menjalar sepanjang tali pada jarak Ɩ
dari ujung yang terikat dengan beban, tempat gelombang itu dipantulkan dan terbalik kemudian
gelombang itu menjalar kembali kearah ticker timer dan dipantulkan kembali pada ticker timer.
Gelombang ini kembali terbalik dan menyusuri tali. Jika waktu yang diperlukan gelombang
untuk menempuh jarak 2Ɩ secara eksak sama dengan periode ticker timer yang bergetar,
gelombang yang dipantulkan dua kali itu akan persis bertumpang tindih dengan gelombang
kedua yang dihasilkan ticker timer.

Kecepatan gelombang bergantung pada sifat medium, dimana ia merambat. Kecepatan


gelombang pada tali yang terentang, maupun gelombang pada dawai tergantung pada tegangan
tali dan massa tali persatuan  panjang (Giancoli, 2001: 383).

4
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Jenis Percobaan
Penelitian yang dilakukan dalam praktikum “Cepat Rambat Gelombang Pada Tali”
merupakan jenis eksperimen (percobaan), karena dalam praktikum ini terdapat variabel-variabel
sehingga diperoleh data dari hasil percobaan.

B. Waktu dan Tempat Percobaan


Percobaan ini dilakukan di laboratorium Fisika MAN 1 Baubau pada hari Rabu 8 Maret
2023 pukul 08.00 WITA.

C. Alat dan Bahan


1. Vibrator dengan lengan penggeraknya (dapat diganti dengan ticker maker)
2. Katrol dan tali
3. Slide regulator
4. Neraca analiti
5. Mistar
6. Piring beban beserta keping-keping beban

D. Prosedur atau Langkah-Langkah Kerja


1. Mengikat salah satu ujung tali pada lengan penggerak vibrator, sedangkan ujung yang
lainnya diikatkan pada piring beban dengan melewati katrol. 
2. Menghubungkan vibrator dengan sumber arus yang berasal dari slide regulator,
sehingga lengan penggerak vibrator bergetar dengan frekuensi yang tetap. 
3. Mencatat frekuensi getaran vibrator.
4. Meletakkan keping-keping beban pada piringan beban, serta mengatur tegangan tali
sehingga terjadi gelombang berdiri.
5. Menghitung jumlah simpul yang terjadi di sepanjang tali.
6. Mengukur jarak simpul terjauh.
7. Mengulangi percobaan 3 sampai 5 beberapa kali dengan jumlah simpul yang berbeda-
beda, dengan menambah keping-keping beban pada piring  beban.
8. Mengukur massa dan panjang tali seluruhnya untuk menghitung massa  persatuan
panjang tali. (menentukan massa jenis linear)

E. Alur Percobaan
a. Tali
- Diikat pada salah satu pada lengan penggerak vibrator
- Diikat ujung yang lainnya diikatkan pada piring beban dengan melewati katrol

b. Vibrator
- Dihubungkandengan sumber arus yang berasal dari slide regulator, sehingga lengan
penggerak vibrator bergetar dengan frekuensi yang tetap.

5
- Dicatat frekuensi getaran vibrator.

c. Keping Beban
- Diletakkan pada piringan beban,
- Diatur tegangan tali sehingga terjadi gelombang berdiri
- Dihitung jumlah simpul yang terjadi di sepanjang tali.
- Diukur jarak simpul terjauh.
- Diulangi percobaan 3 sampai 5 beberapa kali dengan jumlah simpul yang berbeda-
beda, dengan menambah keping-keping  beban pada piring beban.

6
BAB IV
DATA DAN ANALISIS

A. Data Hasil Pengamatan


No Massa Beban Panjang Gel. (λ) Jumlah Gelombang Jumlah Simpulan
−3
(10 Kg) (M) (n) (η)

1 10 0,34 4 9
2 15 0,43 3 7
3 20 0,49 2,5 6
4 50 0,76 1 3
5 60 0,86 1 3

B. Analisis
a. Secara Kinematika
1. μ 1=λ . f =0 , 34 ×50
= 17 m/s

2. μ 1=λ . f =0,43 ×50


= 21,5 m/s

3. μ 1=λ . f =0,49 ×50


= 24,5 m/s

4. μ 1=λ . f =0 , 76 ×50
= 38 m/s

5. μ 1=λ . f =0 , 86 ×50
= 43 m/s

b. Secara Dinamika
V1=
√f 1
μ

=
√10 ×10−3 × 9,8
−4
3,33 × 10
= √ 29,42× 101
= √ 2,942× 102
= 1,72×10 1 m/s
= 17,2 m/s

V2=
√f 2
μ

7
=
√1 5 ×10−3 × 9,8
−4
3,33 ×10

=
√147 × 10−3
−4
3,33 ×10
= √ 4 4,14 ×10 1
= √ 4 , 414 ×102
= 2,10×10 1 m/s
= 21,0 m/s
V3=
√f 3
μ

=
√20 × 10−3 × 9,8
−4
3,33 × 10

=
√ 196 × 10
−3

−4
3,33 ×10
= √ 58,85× 101
= √ 5,885× 102
= 2,42×10 1 m/s
= 24,2 m/s

V4=
√f 4
μ

=
√ −3
50 ×10 × 9,8
−4
3,33 × 10

=
√ 490 ×10−3
3,33 × 10−4
= √ 147,14 ×101
= √ 14,714 ×102
= 3,84×10 1 m/s
= 38,4 m/s

V5=
√f 5
μ

=
√60 × 10−3 ×9,8
3,33 × 10−4

=
√588 ×10−3
3,33 ×10−4
= √ 176,57 ×101
= √ 17,657 ×102
= 4,20×10 1 m/s
= 42,0 m/s

C. Pembahasan
Gelombang merupakan getaran yang merambat. Berdasarkan medium  perantaranya,
gelombang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gelombang mekanik dan gelombang
elektromagnetik. Salah satu contoh gelombang mekanik adalah gelombang pada tali.
Gelombang pada tali merupakan jenis gelombang stasioner (diam). Berdasarkan percobaan
yang telah kami lakukan dengan memanipulasi massa sebanyak 5 kali yaitu 10g ; 15g ; 20g ;

8
50g dan 60g. Percobaan pengaruh massa terhadap jumlah simpul dan  panjang gelombang yang
dihasilkan adalah semakin berat massa yang diberikan maka jumlah simpul yang dihasilkan
semakin sedangkan semakin  berat massa yang diberikan maka nilai panjang gelombangnya
semakin semakin besar. secara teori λ = 2L/n bahwa jumlah simpul berbanding terbalik dengan
panjang gelombang (λ). Hasil yang kami daparkan dari jumlah simpul (n) secara berturut-turut
9, 7, 6, 3 dan 3. Percobaan tentang hasil panjang gelombang dengan menghitung menggunakan
rumus λ = 2L/n didapatkan hasil secara berturut-turut adalah 0,34m ; 0,43m ; 0,49m ; 0,76m
dan 0,86m. Hasil tersebut sesuai teori yaitu λ  = 2L/n bahwa panjang gelombang  berbanding
terbalik sama jumlah simpul yang dihasilkan. Semakin besar simpul tang terdapat maka panjang
gelombang yng terbentuk semakin kecil.

Percobaan pengaruh massa terhadap hasil gaya (F) pada percobaan kami dengan
menggunakan rumus F = m x g. Percobaan hasil cepat rambat bunyi dengan menggunakan
rumus μ= λ . f  didapatkan hasil secara berturut-turut 17m/s ; 21,5m/s ; 24,5m/s ; 38m/s dan 43
m/s. Hasil tersebut sesuai dengan teori μ= λ . f  bahwa semakin panjang gelombang λ  = maka
cepat rambat gelombangnya semakin besar, karena cepat rambat berbanding lurus dengan
frekuensi dan panjang gelombang. Frekuensi yang kami gunakan dalam percobaan ini adalah 50
Hz.

Selanjtnya nilai cepat rambat gelombang transversal pada tali dengan menggunakan
rumus
√f
V= didapatkan nilai cepat rambat gelombang sebesar 17,2m/s ; 21,0m/s ; 24,2m/s ; 38,4m/s
μ
√f
dan 42,0m/s. Hasil tersebut sesuai dengan teori V=  bahwa semakin besar massa beban maka
μ
nilai cepat rambat gelombang transversal pada tali juga semakin besar, karena massa beban(m)
dari F = m x g berbanding lurus dengan cepat rambat gelombang transversal pada tali namun
berbanding terbalik dengan massa tali dan panjang tali.

9
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan kami tentang cepat rambat gelombang pada tali dengan
memanipulasi massa sebanyak 5 kali yaitu 10g ; 15g ; 20g ; 50g dan 60g. didapatkan hasil cepat
rambat bunyi dengan menggunakan rumus μ= λ . f  yaitu 17m/s ; 21,5m/s ; 24,5m/s ; 38m/s dan
√f
43 m/s. dan yang satunya dengan menggunakan rumus V=   didapakan hasil sebagai  berikut
μ
17,2m/s ; 21,0m/s ; 24,2m/s ; 38,4m/s dan 42,0m/s.

B. Saran
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan adapun saran yang dapat kami berikan
tentang percobaan cepat rambat pada gelombang tali sebagai berikut :

1. Sebaiknya massa beban yang digunakan untuk praktikum jarak antar massa beban
dikontrol semisal 0,10, 0,15, 0,20 dan seterusnya. Massa antar beban sebaiknya jarak
nya tidak terlalu sedikit.
2. Ketika alat vibrator dinyalakan sebaiknya alatnya dipegangi secara kuat sehingga

simpul yang terbuat jelas.

10
DAFTAR PUSAKA

Alika, Wida. 2014.


 Laporan Praktikum Fisika Percobaan Melde.
(online). (http://gudang-laprak.com/2014/06/laporan-praktikum-fisika-percobaan- melde.html
diakses 20 Maret 2017  pukul 09.50 WIB).
 
Famelia. 2015.
Cepat Rambat Gelombang Pada Tali.
 (online). (https://famelia28.wordpress.com/2015/12/22/cepat-rambat-gelombang-
 
 pada-tali/ diakses pada tanggal 27 Maret 2017 pukul 23.42 WIB).
 
Giancoli. 2001.
 Fisika Jilid 1 edisi kelima
. Jakarta : Erlangga. Halliday, David dan Robert Resnick. 2007.
 Fisika Edisi Ke 3 Jilid 1
. Jakarta: Erlangga. Husna, Rianti. 2013.
Gelombang Stasioner 
. (online). (http://riyantihusna.com/2013/06/gelombang-stasioner.html diakses 20 Maret 2017).
Tipler, Paul A. 1998.
 Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi 3 Jilid 1
. Jakarta: Erlangga.

11

Anda mungkin juga menyukai