Anda di halaman 1dari 19

BAB I

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Dinamika Rotasi

Dinamika rotasi adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak rotasi (berputar) dengan
memperhatikan aspek penyebabnya, yaitu momen gaya. Momen gaya atau yang lebih dikenal
dengan torsi ini akan menyebabkan terjadinya percepatan sudut. Suatu benda dikatakan
melakukan gerak rotasi (berputar) jika semua bagian benda bergerak mengelilingi poros atau
sumbu putar. Sumbu putar benda terletak pada salah satu bagian dari benda tersebut.

Benda tegar merupakan benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh
gaya, sehingga dalam melakukan pergerakan, benda tersebut tidak mengalami perubahan bentuk
dan volume benda. Benda tegar dapat melakukan gerak translasi dan rotasi

B. Momen Gaya (Torsi)

Menurut ilmu mekanika, torsi atau momen gaya adalah besaran yang menyatakan gaya
yang bekerja pada sebuah benda sehingga menyebabkan benda bergerak melingkar (berotasi)
pada porosnya. Dapat dikatakan jika momen gaya (torsi) merupakan penyebab timbulnya gerak
melingkar.

Besaran fisika pada momen gaya mirip dengan gaya yang bekerja pada gerak linear
(translasi). Bedanya pada momen gaya (torsi) sebagai penyebab eksternal yang menyebabkan
benda bergerak melingkar tidak hanya bergantung pada besarnya gaya saja, namun juga
tergantung dari arah dan jarak titik gaya ke poros atau sumbu.

Dalam fisika, momen gaya atau torsi disimbolnya dengan Yunani τ (dibaca: tau) dan dalam
Satuan Internasional (SI) dinyatakan dalam satuan Newton meter (Nm).

Berdasarkan jenis satuannya, momen gaya termasuk jenis besaran turunan dan merupakan
besaran vektor karena memiliki nilai dan arah.

1
a) Arah Momen Gaya

Menurut ilmu mekanika, torsi atau momen gaya adalah besaran yang menyatakan
gaya yang bekerja pada sebuah benda sehingga menyebabkan benda bergerak melingkar
(berotasi) pada porosnya. Dapat dikatakan jika momen gaya (torsi) merupakan penyebab
timbulnya gerak melingkar.

Besaran fisika pada momen gaya mirip dengan gaya yang bekerja pada gerak linear
(translasi). Bedanya pada momen gaya (torsi) sebagai penyebab eksternal yang
menyebabkan benda bergerak melingkar tidak hanya bergantung pada besarnya gaya saja,
namun juga tergantung dari arah dan jarak titik gaya ke poros atau sumbu.

Dalam fisika, momen gaya atau torsi disimbolnya dengan Yunani τ (dibaca: tau) dan
dalam Satuan Internasional (SI) dinyatakan dalam satuan Newton meter (Nm).

Berdasarkan jenis satuannya, momen gaya termasuk jenis besaran turunan dan
merupakan besaran vektor karena memiliki nilai dan arah.

b) Dimensi Momen gaya

Dimensi momen gaya dapat ditentukan dengan melakukan analisis pada satuan
momen gaya. Rumus yang digunakan yaitu:

Dimensi Momen Gaya = Newton . meter


= kg . m/s . m
= [M].[L].[T]-1.[L] = [M].[L]2.[T]-1

c) Rumus Momen Gaya

Secara matematis, momen gaya atau torsi (T) merupakan hasil perkalian vektor
antara jarak sebuah titik (r) terhadap gaya (F) yang mempengaruhi titik tersebut. Rumus
yang berlaku yaitu:

τ=rxF

2
Keterangan:
τ = vektor momen gaya (Nm)
r = vektor jarak (m)
F = vektor gaya (N)

Aturan perkalian silang antara vektor r dan vektor F akan menghasilkan besar


momen gaya yan dirumuskan sebagai berikut:

τ = r . F . sin θ

Keterangan:
θ = sudut yang dibentuk antara r dan F (o)

Karena r.sin θ adalah lengan momen (l), maka momen gaya disebut juga sebagai
hasil kali antara gaya dengan lengan momen, dirumuskan:

τ=F.l

Keterangan:
l = lengan momen (m)

Jika garis kerja gaya (F) tegak lurus atau membentuk sudut 90o terhadap (r), maka
rumus momen gaya bisa disingkat menjadi:

τ=r.F
(karena sin 90o = 1)

Sedangkan jika  terdapat lebih dari satu gaya yang bekerja pada benda, maka momen
gaya total benda adalah resultan momen gaya akibat masing-masing gaya, dirumuskan:

Στ = τ1 + τ2 +…+ τn

Keterangan:
Στ = resultan momen gaya (Nm)
τ1 = momen gaya akibat gaya 1 (Nm)

3
τ2 = momen gaya akibat gaya 2 (Nm)
τn = momen gaya akibat gaya n (Nm)

d) Contoh Momen Gaya Dalam kehidupan Sehari-hari

Dibawah ini merupakan beberapa contoh momen gaya yang ditemui dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain seperti:

1. Momen gaya (Torsi) pada gagang pintu

Memutar gagang pintu merupakan salah satu contoh momen gaya yang sering
kita lakukan setiap hari. Agar pintu bisa di buka maka kita perlu memutar gagangnya
dan memberikan gaya.

Ada banyak pilihan tentang di titik mana bagian gagang pintu tersebut akan
diberikan gaya. Namun titik terbaik gaya berada di titik paling jauh dari poros
gagang. Titik tersebut yang menghasilkan gaya terbesar sehingga gagang pintu lebih
mudah berputar.

2. Momen gaya (Torsi) pada Engsel Pintu

Engsel pintu merupakan alat yang digunakan untuk menghubungkan daun


pintu dengan kusen, yang juga berfungsi sebagai poros ketika pintu terbuka atau
tertutup. Perhatikan gambar ilustrasi dibawah ini.

Pada gambar diatas, titik terbaik sebagai tempat bekerjanya gaya berada pada
titik C karena letaknya paling jauh dari engsel (poros). Di titik tersebut pintu lebih
mudah terbuka karena memiliki momen gaya yang lebih besar.

3. Momen gaya (Torsi) pada kunci inggris

Kunci inggris adalah alat yang digunakan untuk melonggarkan atau


mengencangkan baut dan mur. Kunci inggris memiliki rahang yang bisa di geser-
geser. Saat membuka baut atau mur, rahang kunci inggris ddijepitkan pada mur atau
baut yang akan dibuka. Selanjutnya montil akan menekan bagian handle kunci
inggris untuk memulai proses kegiatan.

4
Kunci inggris memiliki beberapa titik kerja gaya, yaitu titik A, B dan C.
Rahang penjepit berfungsi sebagai poros pada saat menjepit mur atau baut. Titik
kerja terbaik pada kunci inggris berada di titik C. Di titik C, montir akan
mendapatkan momen gaya paling besar dibandingkan pada titik A dan titik B.

4. Momen gaya (Torsi) pada Jungkat Jungkit

Jungkat jungkit merupakan salah satu contoh momen gaya (torsi). Titik tumpu
jungkat jungkit merupakan porosnyam dan bagian yang diduduki merupakan titik
bekerjanya gaya. Sedangkan jarak antara masing-masing titik tumpu disebut dengan
lengan gaya.

Jika masing-masing anak memiliki berat yang sama menaiki jungkat-jungkit,


dan jaraknya dari titik tumpu juga sama, maka momen gaya yang dihasilkan oleh
kedua anak tersebut adalah sama besar.

Namun jika salah satu anak memundurkan posisi duduknya ke belakang, maka
anak tersebut akan memperbesar momen gayanya pada jungkat-jungkit sehingga
akan berputar ke arah anak tersebut searah jarum jam.

C. Momen Inersia

Pada hukum I Newton kita mengenal istilah hukum kelembaman/inersia. Memiliki konsep
dasar yang sama, dalam hukum inersia, benda memiliki kecenderungan untuk mempertahankan
keadaanya, baik itu bergerak atau diam. Semakin benda tersebut susah bergerak maka momen
inersianya semakin besar.

Momen diartikan sebagai gaya yang merupakan hasil kali antara gaya dengan momen
lengannya. Jadi, Momen Inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berputar pada
porosnya. Semakin jauh posisi massa benda ke pusat rotasinya semakin besar momen inersia
benda tersebut. Momen inersia atau massa angular menentukan torsi yang dibutuhkan untuk
memberikan percepatan angular pada benda. Besarnya momen inersia dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu massa benda, letak sumbu putar, jarak ujung lengan ke sumbu putar benda (lengan
momen).

5
a) Rumus Dan Satuan Momen Inersia

Momen inersia dilambangkan dengan I mempunyai titik partikel yaitu massa (m)
yang melakukan gerak rotasi pada sumbu sejauh jari-jari (r). Jadi, momen inersia dapat
diartikan sebagai hasil kali massa suatu partikel dengan kuadrat jari-jari dari sumbu. Secara
matematis, momen inersia dapat dituliskan:

I=m x R2

Dengan m adalah massa partikel (kg), R merupakan jari-jari ke sumbu putar (m),
sehingga satuan momen inersia adalah kg.m2.

b) Momen Inersia Benda Titik (Partikel)

Suatu benda dianggap terdiri dari partikel-partikel sangat kecil yang memiliki
volume dan massa. Setiap partikel memiliki momen inersianya masing-masing. Saat
partikel berjumlah banyak dengan massa (m1, m2, m3, ….., mn) dan jarak partikel ke
sumbu rotasi bervariasi (R1, R2, R3, ….., Rn), maka momen inersianya adalah jumlah total
dari momen inersia masing-masing partikel.

Dari penjelasan uraian di atas, massa dan jari-jari berpengaruh terhadap momen
inersia. Semakin besar jari-jari massa benda terhadap sumbu, maka semakin besar momen
inersianya. Faktor yang mempengaruhi momen inersia, yaitu sebagai berikut:

1. Momen inersia dipengaruhi oleh massa benda atau sebuah partikel.


2. Momen inersia dipengaruhi oleh geometri suatu benda (bentuk).
3. Momen inersia dipengaruhi oleh letak sumbu putar pada benda.
4. Momen inersia dipengaruhi oleh jarak ke sumbu putar suatu benda (lengan
momen)

c) Penerapan Momen Inersia Dalam Kehidupan

1. Permainan Gasing

6
Permainan gasing merupakan mainan yang bisa berputar pada poros dan
berkesetimbangan pada suatu titik. Untuk memainkan gasing biasanya digunakan tali
dari kain (atau bahan lain) yang dililitkan bada badan gasing. Kemudian gasing
dihentak sambil tali yang melilit ditarik sehingga gasing berputar pada porosnya dan
membiarkan gasing itu berputar sesuai arah jalannya.

2. Permainan Golf

Semakin besar massa dan berat tubuh atlet semakin besar tahanan yang
menghambat gerakannya. Inersia dianggap lawan pada saat mulai bergerak dan
menjadi kawan pada saat bergerak. Hal ini terjadi juga pada gerakan rotasi.

3. Farmasi

7
Sentrifugasi dalam melakukan pemisahan campuran bahan kimia. Mesin
sentrifugasi memanfaatkan momen inersia dari kesetimbangan antara tabung
sentrifugasi untuk memisahkan campuran bahan kimia, karena jika tidak setimbang,
maka akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti getaran berlebih pada mesin
yang bisa berakibat pada pecahnya tabung yang lain. 

4. Bermain Ski Es

Karena torsi yang dikerjakan oleh es adalah kecil, momentum anguler  pemain


ski adalah mendekati konstan. Ketika ia menarik tangannya ke dalam ke arah
badannya, momeninersia badannya terhadap sumbu vertikal melalui badannya
berkurang. Karena momentum angularnya L = I.ω harus tetap konstan,
bila I berkurang, kecepatan angularnya ω bertambah; artinya, ia berputar dengan laju
yang lebih cepat.

5. Jaw Crusher Pada Industri

Jaw Crusher sendiri dipakai secara luas pada industri pertambangan, industri


metal, konstruksi, pembangunan jalan tol, pembangunan rel kereta dan industri
kimia. Jaw Crusher bekerja mengandalkan kekuatan motor. Melalui roda motor,

8
poros eksentrik digerakkan oleh sabuk segitiga dan slot wheel untuk membuat jaw
plate bergerak seirama. Oleh karena itu, material dalam rongga penghancuran yang
terdiri dari jaw plate, jaw plate yang bergerak dan side-lee board dapat dihancurkan
dan diberhentikan melalui pembukaan pemakaian.

BAB II
DATA DAN ANALISIS DATA

A. Alat Dan Bahan

1. Dua buah kayu penyangga, masing-masing 10 cm


2. Satu buah tongkat panjang 30 cm
3. Meter
4. Karet ban motor yang lebar nya 5 inci
5. Cutter
6. Hekter
7. Buku dan pulpen
8. Stopwatch

B. Prosedur Kerja

1. Buatlah 3 buah batang kayu, 2 buah berukuran 10 cm dan satu buah berukuran 30 cm

2. Lalu karet ban di bagi dua bagian dan di sambung menggunakan hekter

3. Pasangkan kayu yang berukuran 10 cm di setiap ujungnya dan taruh kayu yg berukuran 30
cm ditengah-tengah karet.

4. Setelah itu gulung kayu yang ditengah ban sebanyak 15 kali

9
5. Hitunglah waktu hingga kayu tersebut terlepas. Berhenti berputar dari karet.

C. Data Pengamatan

a) Tabel Data

Posisi Batang Jumlah P(n) Waktu (t) Frekuensi (f) Periode (T)

½L 15 1,23 second

¼L 15 3,74 second

1/8 L 15 4,66 second

b) Analisis Data
1. Menghitung Frekuensi

f1 =N1/t1

=15/1,23
=12,2 Hz

f2 =N2/t2

=15/3,74
=4,0 Hz

f3 =N3/t3

=15/4,66
=3,21 Hz
2. Menghitung Periode Putaran

10
T1 =t1/N1

=1,23/15
=0,08 second

T2 =t2/N2

=3,74/15
=0,25 second

T3 =t3/N3

=4,60/15
=0,31 second
3. Menghitung Kecepatan Sudut
W1=2π/T1
=2.3.14/0,08
=78,5 rad/second
W2=2π/T2
=2.3.14/0,25
=25,12 rad/second
W3=2π/T3
=2.3.14/0,31
=20,26 rad/second
4. Menghitung Momen Inersia (I)
I1 =1/12.48×(10^-3(30×10^-2)^2
=4×10^-3.(900×10^-4)
=4×10^-3(9×10^-2)
=36×10^-5
=0,00036 kg.m^2
I2 =1/6.48×10^-3(900×10)^4
=8×10^-3(9×10^-2)

11
=72×10^-5
=0,00072 kg.m^2
I3 =1/3.48(10^-3).30×10^-2
=48(10^-3).10×10^-1
=48(10^-4)
=0,0048 kg.m^2
5. Menghitung Momentum Sudut (L)
L1 =I1.W1
=0,00036×78,5
=4,945,5×10^-5
=0,49455 kg.m^2/s
L2 = I2.W2
=0,00072×25,12
=1,80864×10^-5
=0,0180864 kg.m^2/s
L3 = I3.W3
=0,0048×20,26
=972,48×10^-5
=0,0097248 kg.m^2/s

12
BAB III
PEMBAHASAN

A. Frekuensi

Satuan frekuensi dalam SI adalah putaran per sekon atau (Hz). Hubungan antara periode
dan frekuensi dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut.

F=N/t

Dengan keterangan: f = frekuensi, Hz

N= jumlah putaran

t = waktu putaran, s

B. Periode

Waktu yang dibutuhkan suatu benda bergerak melingkar sebanyak satu putaran penuh
disebut periode. Pada umumnya periode diberi notasi T. Satuan SI periode adalah sekon (s).

Periode gerak melingkar dapat dinyatakan dengan persamaan rumus berikut;

T=t/N

Dengan keterangan: T = periode, s

13
N= jumlah putaran

t = waktu putaran, s

C. Kecepatan Sudut

Pengertian dari kecepatan sudut adalah besar nya sudut juring lingkaran yang terbentuk
oleh lintasan suatu titik yang bergerak melingkar per satuan waktu. Lalu kecepatan sudut disebut
juga dengan kecepatan angular.

Dan satuan dari kecepatan sudut ialah rad/sekon. Tapi ada juga satuan lain nya yang dapat
digunakan misal nya adalah rad/menit atau rad/jam.

Rumus nya ialah sudut tempuh dibagi dengan waktu tempuh. Rumus ini menentukan
kecepatan sudut ( kelajuan sudut ) dari sebuah benda yang bergerak melingkar ialah sebagai
berikut :
Kecepatan sudut = sudut tempuh / waktu tempuh

W=2π/T1 atau 2πrf, dimana f=1/T

Keterangan :
 ω = kecepatan sudut ( rad/sekon )

 π = konstanta lingkaran = 22/7

 f = frekuensi ( putaran/sekon )

 T = periode ( sekon )

D. Momen Inersia (I)

14
Momen inersia atau massa angular atau bisa disebut juga sebagai inersia rotasional
merupakan besaran yang menentukan torsi yang dibutuhkan untuk memberikan percepatan
angular pada benda.

Inersia juga memiliki arti yaitu kelembaman sebuah benda, yang dijelaskan oleh Hukum I
Newton tetapi kelembaman untuk berotasi.

Persamaan rumus momen inersia dapat ditulis sebagai berikut:

I = m R2

Penjelasan:

 m adalah massa partikel (kg)

 R merupakan jarak partikel ke sumbu putar (m). 

 Satuan momen inersia adalah kg.m2

Pada benda pejal, besar momen inersia dapat dihitung sebagai distribusi massa benda
dikalikan dengan jarak sumbu putar.

 Rumus momen inersia ditengah tongkat (1/2 L) :

 Rumus momen inersia pada jarak (1/8 L) :

 Rumus momen inersia pada jarak (1/4 L) :

I = 1/6 mL^2

15
E. Momentum Sudut (L)

Momentum sudut merupakan momentum yang dimiliki oleh suatu benda bermassa m dan
berputar dengan kecepatan sudut sebesar . Oleh karena itu, momentum sudut dapat juga
dianalogikan sebagai momentum linear (p). Sehingga persamaan dari momentum sudut adalah: 𝐿
= 𝑟 × 𝑝 Dengan persamaan momentum linear p adalah: 𝑝 = 𝑚𝑣 Maka persamaan momentum
sudut menjadi: 𝐿 = 𝑟 × 𝑚𝑣 Bila persamaan kecepatan v adalah: 𝑣 = 𝜔𝑟, maka: 𝐿 = 𝑟 × 𝑚𝜔𝑟 =
𝑚𝑟 2𝜔 = 𝐼.w

Momentum sudut (L) digambarkan sebagai besaran vektor yang berasal dari hasil kali
momen inersia (l) dengan kecepatan sudut (ω). Secara sistematis ditulis sebagai berikut:

L=lω
Keterangan:

l = momen insersia (kg.m²)

ω = kecepatan sudut (rad/s)

L = momentum sudut (kgm²/s)

Seperti disebutkan sebelumnya, momentum sudut merupakan besaran vektor karena


memiliki besar dan arah. Arah momentum sudut dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan.

Apabila jari-jari benda yang melakukan gerak rotasi jauh lebih kecil dari jarak benda
terhadap sumbu rotasi (r), maka momentum sudut benda tersebut dinyatakan sebagai momentum
sudut partikel. Secara sistematis dituliskan sebagai berikut:

L = mvr

16
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dinamika rotasi adalah cabang mekanika yang mempelajari gerak rotasi dengan
melibatkan gaya, massa dan factor lain yang turut memengaruhi gerak rotasi. Suatu benda
berotasi jika semua bagian benda bergerak mengelilingi poros atau sumbu putar yang terletak
pada salah satu bagian benda tersebut.

Torsi menunjukkan kemampuan sebuah gaya untuk membuat benda melakukan gerak
rotasi. Sebuah benda akan berotasi bila dikenai torsi. Momen inersia suatu benda menentukan
apakah suatu benda mudah atau sulit digerakkan, jika terdapat resultan gaya pada suatu benda
bermassa m maka benda bergerak lurus dengan percepatan.

Momentum sudut merupakan besaran vector. Momentum sudut didefinisikan sebagai hasil
perkalian silang antara vector r dan momentum linearnya. Arah momentum susdt dari suatu
benda yang berotasi dapat ditentukan dengan kaidah putaran sekrup atau dengan aturan tangan
kanan. Jika keempat jari menyatakan arah gerak rotasi, maka ibu jari menyatakan arah
momentum sudut. Pada gerak translasi benda memiliki momentum linear sedangkan pada gerak
rotasi ada momentum sudut.

B. Saran

17
1. Sebelum merangkai alat percobaan terlebih dahulu mengetahui letak dan funsi setiap alat
dan bahan
2. Pratikum harus mengikuti prosedur percobaan sesuai dengan prosedur yang sudah
disediakan
3. Dalam melakukan percobaan diutamakan kerja sama antar rekan kerja.

DAFTAR PUSAKA

https://id.scribd.com/document/445018785/LAPORAN-DINAMIKA-ROTASI-
KELOMPOK-3

18
19

Anda mungkin juga menyukai