Anda di halaman 1dari 28

Dinamika Rotasi Benda Tegar

Gerak rotasi benda dapat diamati dalam berbagai peristiwa di lingkungan


kalian. Bola yang menggelinding, gerak engsel pada pintu, gerakan katrol,
sekrup, dan roda merupakan contoh gerak rotasi benda. Sebagian besar gerak
rotasi yang dialami benda tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi ada sesuatu
yang menyebabkan benda tersebut berotasi. Pada bab ini kalian akan
mempelajari bagaimana sebuah benda dapat berotasi dan apa yang
menyebabkannya.

1.1 Benda Tegar

Perhatikan Gambar di atas! Ada dua buah batangan, benda A terbuat dari besi
dan benda B terbuat dari adonan tepung yang agak lembek. Apabila kedua
benda itu diputar dengan memegang salah satu ujungnya, kira-kira apakah yang
akan terjadi? Benda A bentuknya relatif tetap, sedangkan benda B akan
mengalami perubahan bentuk. Pada putaran dengan frekuensi tertentu benda B
akan meregang dan tidak kembali pada bentuk semula. Jadi, dapat dinyatakan
bahwa benda A adalah benda tegar dan benda B bukan benda tegar.

Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk


akibat pengaruh gaya atau momen gaya.
Torsi

Apakah Torsi Itu?

Untuk melihat suatu benda diam menjadi bergerak translasi (lurus), anda
perlu mengerjakan gaya pada benda itu. Analog dengan itu, untuk membuat
suatu benda tegar berotasi (berputar) terhadap suatu poros tertentu, anda perlu
mengerjakan torsi (dari bahasa latin torquere; memutar) pada suatu benda.
Momen gaya atau torsi merupakan besaran yang mengakibatkan benda
berotasi atau berputar. Besaran-besaran apakah yang berkaitan dengan torsi?

Berdasarkan Gambar di atas, orang memberikan gaya kepada kunci


sehingga kunci dapat memutar baut. Baut berfungsi sebagai sumbu rotasi,
sedangkan perpanjangan garis gaya disebut garis kerja gaya. Jika gaya yang
diberikan tangan (garis kerja gaya) tegak lurus terhadap lengan kunci, maka
lengan kunci ini berfungsi sebagai lengan gaya. Namun, jika gaya yang
diberikan tidak tegak lurus lengan kunci, maka lengan gaya merupakan jarak
yang tegak lurus dari sumbu rotasi dengan garis kerja gaya.

Sekarang coba perhatikan Gambar d atas! Untuk memutar baut,


kedudukan tangan seperti gambar (c) lebih mudah dilakukan daripada
kedudukan tangan pada gambar (b) dan (a). Sementara kedudukan tangan
seperti gambar (b) lebih mudah dilakukan daripada seperti gambar (a). Gaya
yang diperlukan untuk memutar baut pada kedudukan (c) lebih kecil dari gaya
yang diperlukan pada gambar (b) atau (a). Berdasarkan fakta ini, besar gaya
putar atau momen gaya tidak hanya ditentukan oleh besar gaya, tetapi juga
panjang lengan gaya. Hubungan ketiga faktor ini, diberikan dengan persamaan
berikut.

Berdasarkan sifat perkalian silang dua vektor, besar momen gaya dapat dicari
dengan rumus:

Seperti halnya gaya F, torsi t juga termasuk vektor, yang memiliki besar dan
arah. Bedanya, arah torsi hanya dua, searah atau berlawanan arah jarum jam.
Kedua arah torsi ini cukup dibedakan dengan memberikan tanda positif atau
negatif. Supaya konsisten dengan aturan matematika maupun aturan arah pada
momentum sudut dan gaya Lorentz, penentuan arah positif untuk torsi
mengikuti aturan putaran tangan kanan (Gambar berikut).
Momen Inersia Benda Diskrit (Partikel)

Perhatikan gambar di atas! Dalam gerak melingkar, kecepatan linear dinyatakan


dengan , dengan ω adalah kecepatan sudut. Oleh karena itu, besar energi kinetik
rotasi partikel dapat dinyatakan sebagai berikut.
Dari persamaan di atas, diperoleh nilai mr 2 yang menyatakan momen inersia
dari partikel yang bergerak melingkar. Momen inersia dilambangkan dengan I.

Dengan demikian, momen inersia sebuah partikel sebanding dengan massa


partikel dan kuadrat jarak antara partikel dan sumbu putarnya. Momen inersia
merupakan besaran skalar yang memiliki satuan kgm2.

Benda yang terdiri atas susunan partikel (titik), jika melakukan gerak rotasi
memiliki momen inersia sama dengan hasil jumlah dari momen inersia partikel
penyusunnya.

Momen Inersia Benda Tegar dengan massa terdistribusi kontinu


Jika benda tegar memiliki distribusi massa yang kontinu, seperti silinder pejal
atau pelat, kita perlu mengitung momen inersia dengan metode integrasi untuk
menghitung penjumlahan.
Jika suatu benda tegar tidak dapat ditampilkan sebagai kumpulan partikel,
melainkan merupakan distribusi massa yang kontinu, penjumlahan dengan
tanda sigma (S) pada persamaan harus diganti dengan tanda integral (ò). Kita
bayangkan membagi benda menjadi berbagai elemen massa kecil dm yang
berjarak r dari poros rotasi (gambar 2.7), sehingga momen inersia I dapat
dinyatakan oleh:

Hasil-hasil metode integrasi untuk menentukan momen inersia berbagai benda


ditunjukkan pada Tabel berikut.
Kaitan Torsi dengan Percepatan Sudut

Anda telah mengetahui bahwa gaya F menyebabkan suatu benda


bergerak translasi dengan percepatan linear a. Anda juga mengetahui bahwa
torsi t menyebabkan suatu benda berotasi terhadap suatu poros tertentu. Karena
torsi t analog dengan gaya F dan percepatan sudut a analog dengan percepatan
linear a, kita bertanya apakah torsi t berkaitan dengan percepatan sudut a dari
gerak rotasi?

Sekarang kita akan menurunkan persamaan yang menghubungkan torsi


dengan percepatan sudut. Gambar di atas menunjukkan sebuah partikel
bermassa m yang sedang berotasi pada jarak r dari poros O. Sebuah
gaya F yang tegak lurus pada lintasan partikel memberikan percepatan
tangensial at sesuai dengan persamaan:

Kita mengenal rF sebagai torsi gaya t yang dihasilkan oleh gaya F terhadap
poros rotasi partikel dan mr2 sebagai momen inersia partikel I. Dengan
demikian, persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut.
Rumus adalah hukum II Newton untuk benda yang bergerak rotasi, yang analog
dengan F = m.a, hukum II Newton untuk benda yang bergerak translasi. Jadi,
dalam gerak rotasi, torsi berperan seperti gaya pada gerak translasi.

Kerjakan sebagai latihan

Sebuah roda berbentuk cakram homogen dengan jari-jari 40 cm dan


massa 50 kg. Jika benda tersebut mengalami percepatan sudut sebesar 10 rad/s 2,
hitunglah momen gaya yang bekerja pada roda tersebut!
Sebuah benda tegar berotasi dengan percepatan sudut 15 rad/s 2 karena bekerja
momen gaya sebesar 30 Nm. Tentukanlah momen inersia benda tersebut!

Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Momentum Sudut

Anda telah mengenal besaran momentum linear yang dinyatakan oleh P


= m.v. Pada gerak rotasi, yang analog dengan momentum linear
adalah momentum sudut. Massa analog dengan momen inersia, kecepatan linear
analog dengan kecepatan sudut, maka momentum sudut momentum sudut
didefinisikan sebagai perkalian antara momen inersia dan kecepatan sudut.
Secara matematis, ditulis sebagai berikut.
Momentum sudut merupakan besaran vektor karena memiliki besar dan
arah. Arah momentum sudut dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar di atas. Arah putaran keempat jari
menunjukkan arah rotasi, sedangkan ibu jari menunjukkan arah momentum
sudut.

Jika lengan torsi terhadap poros r dan kecepatan linear v benda (benda
dianggap partikel) diberikan, besar momentum sudut L dapat dihitung sebagai
berikut.

Formulasi Hukum Kekekalan Momentum Sudut pada Gerak Rotasi

Hukum kekekalan momentum linear menyatakan bahwa jika pada suatu


sistem tidak bekerja resultan gaya luar ( ), momentum linear sistem adalah kekal
(tetap besarnya). Pada gerak rotasi pun anda akan menjumpai hukum kekekalan
momentum sudut.

Jika momen gaya luar sama dengan nol, berlaku Hukum Kekekalan
Momentum Sudut, yaitu momentum sudut awal akan sama besar dengan
momentum sudut akhir. Secara matematis, pernyataan tersebut ditulis sebagai
berikut.

Hukum Kekekalan momentum sudut

“ jika tidak ada resultan momen gaya luar yang bekerja pada sistem ( ),
momentum sudut sistem adalah kekal (tetap besarnya)”.

Dari persamaan hukum kekekalan momentum sudut, dapat dilihat bahwa


apabila I bertambah besar, ω akan semakin kecil. Sebaliknya, apabila ω semakin
besar maka I akan mengecil. Prinsip ini diaplikasikan oleh pemain ice
skating dalam melakukan putaran (Gambar 2.11). Saat akan memulai putaran
badan, pemain ice skating merentangkan lengannya (momen inersia pemain
akan semakin besar karena jarak lengan dengan badan bertambah). Kemudian,
ia merapatkan kedua lengannya ke arah atas badannya agar momen inersianya
mengecil (karena jarak lengan dengan badan mengecil) sehingga putaran
badannya akan semakin cepat (kecepatan sudutnya membesar).
Contoh lainnya adalah pada saat menggulung benang layangan dengan dua buah
kaleng bekas yang berbeda diameternya. Untuk kaleng bekas yang diameternya
lebih besar, maka jari-jarinya juga besar. Jari-jari yang besar akan memberikan
momen inersia yang besar juga. Dengan momen inersia besar, menurut hukum
kekekalan momentum sudut, akan menyebabkan kecepatan sudut kecil.
Sebaliknya, kaleng bekas yang diameternya lebih kecil, maka jari-jarinya juga
kecil. Jari-jari yang kecil akan memberikan momen inersia yang kecil juga.
Dengan momen inersia kecil, menurut hukum kekekalan momentum sudut,
akan menyebabkan kecepatan sudut membesar. Itu sebabnya, menggulung
dengan kaleng bekas yang diameternya lebih kecil akan menyebabkan putaran
tangan kita menjadi lebih cepat dibandingkan menggulung dengan kaleng bekas
yang diameternya lebih besar.

Keseimbangan Statis Sistem Partikel

Dalam sistem partikel, benda dianggap sebagai suatu titik materi. Semua
gaya yang bekerja pada benda dianggap bekerja pada titik materi tersebut,
sehingga gaya yang bekerja pada partikel hanya menyebabkan gerak translasi
(tidak menyebabkan gerak rotasi). Oleh karena itu, syarat yang berlaku bagi
keseimbangan sistem partikel hanyalah keseimbangan translasi.

Anda telah mengetahui bahwa bisa berarti benda terus diam atau benda
bergerak lurus beraturan. Nah, keseimbangan yang dimaksud dalam subbab ini
adalah keseimbangan statis sitem partikel, yang berarti dan benda terus diam.
Jika tetapi benda terus bergerak lurus beraturan, ini adalah keseimbangan
kinetis.
Keseimbangan tiga gaya secara sederhana diuraikan dengan menggunakan
aturan sinus dalam segitiga (Gambar berikut).
Keseimbangan Statis Benda Tegar

Suatu benda tegar disebut seimbang statis jika benda tegar itu tidak
bergerak translasi dan juga tidak bergerak rotasi (Perhatikan Gambar di atas).
Apakah syarat dari keseimbangan statis benda tegar? Telah anda ketahui bahwa
untuk sistem partikel, syarat keseimbangan statis cukup dan benda mula-mula
diam. Apakah pada keseimbangan statis benda tegar juga hanya berlaku syarat
ini?
Pada gambar di atas diilustrasikan bahwa walaupun , tetapi mistar masih bisa
berotasi terhadap poros O. Rotasi ini terjadi karena torsi total terhadap poros O
tidak nol ( ). Supaya mistar tidak berotasi, maka resultan torsi pada titik apa saja
yang diambil sebagai poros haruslah nol ( ). Akhirnya, dapatlah kita nyatakan
syarat keseimbangan statis benda tegar sebagai berikut.

Suatu benda tegar berada dalam keseimbangan statis bila mula-mula


benda dalam keadaan diam dan resultan gaya pada benda sama dengan nol,
serta torsi terhadap titik sembarang yang dipilih sebagai poros sama dengan nol.
Secara matematis, syarat keseimbangan statis benda tegar yang terletak pada
suatu bidang datar (misal bidang XY) dinyatakan sebagai berikut:

Beberapa contoh aplikasi keseimbangan statis benda tegar dalam kehidupan


sehari-hari.

Pemain akrobat berjalan di atas tali.


Perhatikan Gambar di atas! Pemain akrobat berjalan di atas tali dengan
membawa tongkat yang panjang. Pemain ini memegang tongkat tepat di tengah-
tengah. Akibatnya, gaya berat tongkat pada setiap sisi sama besar. Gaya ini
menimbulkan momen gaya pada sumbu putar (tubuh pemain akrobat) sama
besar dengan arah berlawanan, sehingga terjadi keseimbangan rotasi. Ini
menyebabkan pemain lebih mudah berjalan di atas tali.

Petani memikul dua buah keranjang yang dihubungkan dengan sebuah bambu.

Perhatikan Gambar di atas! Petani memegang bambu tepat di tengah-tengah.


Akibatnya, gaya berat bambu pada setiap sisi sama besar. Gaya ini
menimbulkan momen gaya pada sumbu putar (tubuh petani) sama besar dengan
arah berlawanan, sehingga terjadi keseimbangan rotasi. Ini menyebabkan petani
lebih mudah membawa kedua keranjangnya.

Contoh
Pada gambar di atas tampak dua orang anak sedang bermain jungkat-jungkit.
Massa anak yang putri adalah 25 kg, sedangkan massa anak yang putra adalah
50 kg. Anak putri berada 3 m dari pusat rotasi jungkat-jungkit, sedangkan anak
yang putra berada 1,5 m dari pusat rotasi jungkat-jungkit. Tentukan apakah
kedua anak tersebut dalam keadaan seimbang atau tidak! (g = 10 m/s2)

Diketahui:

mp = 25 kg

rp = 3 m

mL = 50 kg

rL = 1,5 m

Ditanyakan: apakah kedua anak dalam keadaan seimbang?


Titik Berat
Perhatikan gambar di atas! Dengan menumpukan tangannya pada tengah-tengah
tempat banten, seorang gadis bali membawa banten tersebut sambil berjalan ke
suatu tempat dengan tidak jatuh. Hal ini dapat dijelaskan dengan baik dengan
memahami konsep titik berat.

Apakah Titik Berat Itu?

Setiap partikel dalam suatu benda tegar memiliki berat. Berat keseluruhan
benda adalah resultan dari semua gaya gravitasi berarah vertikal ke bawah dari
semua partikel ini, dan resultan ini bekerja melalui suatu titik tunggal, yang
disebut titik berat (atau pusat gravitasi).
Kita juga dapat menyatakan titik berat sebagai suatu titik dimana resultan gaya
gravitasi partikel-partikel terkonsentrasi pada titik ini. Karena itu, resultan torsi
dari gaya gravitasi partikel-partikel pada titik beratnya haruslah nol. Buktinya
sangat mudah, tumpulah benda tegar pada titik beratnya, maka benda berada
dalam kondisi keseimbangan statis dan tidak akan jatuh.

Bagaimana Menentukan Letak Titik Berat?

Menentukan letak titik berat benda homogen yang memiliki sumbu simetri
seperti mistar kayu sangatlah mudah. Sumbu simetri dari mistar kayu tepat
melalui titik tengah mistar. Ini berarti titik berat mistar kayu ada di titik tengah
mistar. Karena itulah mistar seimbang ketika ditumpu oleh jari telunjuk anda
tepat di titik tengah mistar.

Titik berat dari berbagai benda homogen yang bentuknya teratur (memiliki
sumbu simetri) terletak pada perpotongan diagonalnya (Lihat Tabel berikut).
Titik berat benda gabungan dari benda-benda teratur bentuknya dapat dicari
dengan rumus berikut.
Jenis-jenis Keseimbangan
Ada tiga jenis keseimbangan, yaitu keseimbangan stabil, keseimbangan labil,
dan keseimbangan netral. Keseimbangan stabil adalah keseimbangan yang
dialami benda dimana sesaat setelah gangguan kecil dihilangkan, benda akan
kembali ke kedudukan keseimbangannya semula (Gambar a). Keseimbangan
labil adalah keseimbangan yang dialami benda dimana setelah gangguan kecil
dihilangkan, benda tidak akan kembali ke kedudukannya semula, bahkan
gangguan tersebut makin meningkat (Gambar b). Keseimbangan netral
(atau indiferen) adalah keseimbangan di mana gangguan kecil yang diberikan
tidak akan mempengaruhi keseimbangan benda (Gambar c).Tips dan Trik
Pembahasan Soal

Anda mungkin juga menyukai