Anda di halaman 1dari 35

nuttigekennis

Blog ini untuk privat. No Ads. No Business. Just For Me

Beranda

Daftar Isi

Sabtu, 03 Januari 2015


Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar
1. Torsi
2. Pusat Masa
3. Momen Inersia Dan Tenaga Kinetik Rotasi
4. Hukum Newton II Untuk Rotasi
5. Momentum Sudut
6. Hukum Kekekalan Momentum Sudut
7. Gabungan antara Gerak Translasi dan Rotasi
8. Kesetimbangan
1. Benda Tegar Dan Pengaruh Rotasi Pada Benda Tegar
2. Momen Gaya Dan Momen Kopel
3. Keseimbangan Partikel dan Gerak Translasi
4. Gerak Rotasi
5. Gerak Menggelinding
6. Keseimbangan Benda Tegar dan Hukum Kekekalan Momentum Sudut
7. Titik Berat
8. Macam-Macam Keseimbangan

Torsi sama dengan gaya pada gerak translasi. Torsi menunjukkan kemampuan sebuah gaya
untuk membuat benda melakukan gerak rotasi. Sebuah benda akan berotasi bila dikenai torsi.
Perhatikan pada sebuah pintu, coba bandingkan apabila kita mendorong pintu pada ujung pintu
dengan kita mendorong pada bagian tengah pintu. Mana yang lebih mudah untuk membuka
pintu? Kita akan merasakan gaya yang diperlukan untuk mendorong pintu agar terbuka akan
lebih ringan apabila dibandingkan dengan mendorong di ujung pintu.

Torsi
Jika pada sebuah benda diberikan gaya sebesar F maka benda akan memiliki percepatan yang
disebabkan oleh gaya tersebut. Percepatan benda memiliki arah yang sama dengan arah gaya
yang diberikan padanya. Bagaimana dengan benda yang berotasi? Bagaimana gayanya?

a. sebuah balok diberi gaya F, benda akan bertranslasi, jika balok di bagian tengah dipaku
sehingga balok tidak dapat bertanslasi tapi dapat berotasi,
b. bila gaya diberikan pada sudut B benda akan berotasi, dengan arah berbeda dengan (b),
c. begitu juga bila diberikan pada sudut C
Besarnya torsi tergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu putaran dan letak
gaya. Mari kita tinjau sebuah batang dengan salah satu ujungnya berupa engsel tetapi masih bisa
bergerak memutar. Misalnya ujung yang dipatri adalah ujung yang kita letakan di titik (0,0,0) dan

ujung satunya merupakan ujung yang bebas adalah ujung satunya. Batang kita letakan pada
sumbu x.
Pada benda dengan salah satu ujungnya berupa engsel sehingga tidak dapat bertranslasi tapi bisa
berotasi. Diberi gaya dengan berbagai arah. Ditunjukkan juga skema gaya dan posisinya sebagai
berikut.

a. arah r sejajar dengan arah F,


b. arah r tegak lurus dengan arah F,
c. arah r membentuk sudut terhadap F.
Jika gaya yang kita berikan sejajar dengan arah batang ternyata batang tidak berotasi. Kita dapat
melihat skema pada pada gambar a diatas. Jika arah gaya tegak lurus maka batang akan berotasi.
Seperti yang ditunjukkan gambar b diatas.
Bagaimana kalau gaya membentuk sudut yang besarnya sembarang dengan batang? Jika gaya
membentuk sudut sembarang terhadap batang, benda akan berotasi tetapi percepatan sudut yang
dihasilkan akan berbeda dengan jika sudutnya tegak lurus. Hal itu ditunjukkan pada gambar c
diatas. Perhatikanlah arah putaran akan barlawanan bila gaya yang diberikan berlawanan arah.
Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor. Torsi adalah hasil per silang
antara vektor posisi r dengan gaya F, dapat dituliskan
besarnya torsi adalah :
Pada batang di atas vektor r adalah vektor yang berawal di ujung batang yang dipatri dan
berujung atau berarah di ujung yang lainnya. Bila gaya tegak lurus maka = 90 sehingga nilai
sin = 1. Torsi yang dilakukan pada batang maksimal. Bila sejajar dengan , maka nilai sin
= 0 sehingga besarnya torsi 0 dan batang tidak berotasi. Besar torsi dapat kita tuliskan sebagai :
dengan l =r sin

Arah Torsi
Lengan torsi ditunjukkan oleh l. Lengan torsi sebuah gaya didefinisikan sebagai panjang garis
yang ditarik di titik sumbu rotasi sampai memotong tegak lurus garis kerja gaya seperti pada
gambar berikut.

Perhatikan dengan arah torsi, arah torsi menuruti aturan putaran tangan kanan seperti pada
gambar berikut.

Jika arah putaran berlawanan dengan arah jarum jam maka arah torsi ke atas, dan arah bila arah
putaran searah dengan arah putaran jarum jam maka arah torsi ke bawah. Kita dapat melihatnya
dengan sebuah sistem koordinat. Bila batang terletak pada sumbu x dan pangkal vektor r di titik
(0,0,0). Gaya pada arah sumbu y positif batang akan berputar melawan arah jarum jam, arah torsi
ke arah sumbu z positif. Sebaliknya bila arah gaya kearah sumbu y negatif, putaran batang
berlawanan dengan arah jarum jam, arah torsi ke sumbu z negatif. Jika arah gaya tidak tepat pada
arah sumbu y tetapi membentuk sudut terhadap sumbu x, maka arah torsi dapat dilihat pada
gambar berikut.

Arah torsi untuk F berarah sembarang. Arah


sumbu y positif adalah arah masuk bidang gambar.
a. torsi memiliki arah ke sumbu z positif, tetapi arah putarannya berlawanan arah dengan
arah jarum jam,
b. arah torsi ke sumbu z negatif, arah putarannya searah dengan arah jarum jam.
Jika pada sebuah benda bekerja lebih dari satu torsi bagaimana dengan gerakan benda? Jika pada
benda bekerja lebih dari 1 torsi maka torsi total adalah jumlahan dari seluruh torsi yang bekerja.

Pada batang dengan titik tumpu pada ujung kiri batang, ada dua gaya yang bekerja pada
batang.
Pada gambar diatas gaya F1 akan menyebabkan batang berputar searah dengan jarum jam, gaya
F2 akan menyebabkan benda berputar berlawanan arah dengan arah jarum jam. Torsi total
adalah jumlah kedua torsi tersebut.
Momen inersia dan tenaga kinetik rotasi dapat terjadi pada sistem diskrit dan kontinu.
Momen inersia sama dengan massa pada gerakan translasi, demikian juga fungsinya. Besar
momen inersia bergantung pada massanya dan juga jaraknya dari sumbu rotasi. Semakin jauh
dari sumbu rotasi maka momen inersianya akan semakin besar.

Momen Inersia Dan Tenaga Kinetik Rotasi Pada Sistem


Diskrit
Benda A dan benda B dihubungkan dengan batang ringan yang tegar dengan sebuah batang tegak
yang merupakan sumbu rotasi kedua benda. Kemudian kedua benda dirotasikan dengan
kecepatan sudut yang sama sebesar w. Benda A berjarak r1 dari sumbu rotasi dan benda B
berjarak r2 dari sumbu rotasinya. Kecepatan linear benda A adalah v1 dan kecepatan linear benda
B adalah v2. Berapakah tenaga kinetik kedua benda tersebut?
Tenaga kinetik benda A adalah :
Tenaga kinetik benda B adalah :
Bila dinyatakan dengan kecepatan sudutnya dengan mengingat v = r maka tenaga kinetik
kedua benda tersebut adalah :

Secara umum, persamaan diatas dapat juga kita tuliskan sebagai

dengan momen inersia atau I sebagai


I = mr2
Kedua persamaan tersebut merupakan tenaga kinetik rotasi suatu partikel. Momen inersia sama
dengan massa pada gerakan translasi, demikian juga fungsinya. Kecepatan sudut kedua benda
sama yaitu w tetapi besarnya tenaga kinetik rotasi berbeda disebabkan karena momen inersianya
berbeda. Sama halnya dengan dua benda bergerak translasi dengan kecepatan sama, tenaga
kinetiknya akan berbeda sebanding dengan massanya dan satuan momem inersia adalah kg/m2.
Besar momen inersia bergantung pada massanya dan juga jaraknya dari sumbu rotasi. Semakin
jauh dari sumbu rotasimaka momen inersianya akan semakin besar. Pada benda B benda di atas
manakah yang memiliki momen inersia yang lebih besar? Kedua benda bermassa sama, tetapi r2
> r1 sehingga momen inersia benda B lebih besar daripada benda A. Dengan demikian, kita bisa
melihat bahwa momen inersia menunjukkan sebaran massanya. Semakin besar jaraknya yang
berarti semakin tersebar, maka momen inersianya semakin besar.
Untuk sistem dengan dua benda seperti pada gambar maka momen inersia sistem adalah IA + IB.
Bila suatu sistem terdiri atas banyak partikel maka momen inersia totalnya merupakan jumlah
momen inersia masing-masing partikel.
Pada sistem dua benda di atas momen inersia totalnya adalah :

Benda A dan B yang sedang berotasi


Gambar diatas benda A berjarak r1 dari sumbu dan B berjarak r2 dari sumbu rotasi. Kedua benda
massanya sama, momen inersia benda B lebih besar daripada momen inersia benda kedua.
Momen inersia total adalah jumlah antara momen inersia A dan B.

Momen Inersia Dan Tenaga Kinetik Rotasi Pada Sistem Kontinu


Sekarang kita akan mencari momen inersia untuk sistem dengan distribusi massa kontinu. Mari
kita tinjau sebuah benda tegar misalnya sebuah batang bermassa total M. Batang tadi sebenarnya

terdiri atas partikel bermassa kecil-kecil yang bila dijumlahkan semuanya berjumlah M, sehingga
momen inersia batang adalah jumlah dari seluruh momen inersia partikel bermassa.

Batang bermassa M dibagi menjadi elemen kecilkecil bermassa dm


dengan panjang dl.
Kita bisa membagi batang di atas menjadi n buah elemen dl. Setiap panjang dl bermassa sebesar
dm. Total massa adalah dm = M. Batang tadi memiliki kerapatan yang homogen, artinya
kerapatan di setiap titik adalah sama. Misalnya kerapatan kita beri simbol besarnya kerapatan
adalah massa total dibagi dengan panjangnya, yaitu sebesar
maka bisa mencari besarnya dm sebagai
Satuan kerapatan pada masalah ini adalah satuan massa persatuan panjang atau kg/m. Berapakah
momen inersia batang bila diputar dengan sumbu rotasi terletak di ujung batang?

Batang diputar terhadap sumbu yang melewati


ujung batang
Besarnya momen inersia adalah tiap elemen dm adalah:

Nilai r bervariasi yaitu mulai dari 0 atau r di ujung batang di posisi x = 0 sampai L atau nilai r di
ujung yang lainnya. Dengan menggunakan dm pada persamaan diatas dan mengingat dl = dx
karena batang terletak pada sumbu x maka :

Batang dirotasikan terhadap sumbu yang tegak


lurus batang yang berada di tengah batang
Bagaimana kalau kita menggeser sumbu rotasi sehingga sumbu rotasi melewati bagian tengah
batang seperti pada gambar diatas. Kita masih menggunakan persamaan yang sama. Batas untuk
dx bukan dari 0 sampai L tetapi dari

sampai

, sehingga momen inersia batang adalah :

Tampak bahwa momen inersia batang akan berbeda jika sumbu rotasinya berbeda. Momen
inersia untuk berbagai bentuk benda tegar dapat dilihat pada tabel momen inersia.

Momen inersia dan tenaga kinetik rotasi untuk berbagai benda pada
berbagai sumbu rotasi
Hukum Newton II untuk rotasi memberikan pemahaman apabila semakin besar momen inersia
suatu benda, maka diperlukan torsi yang semakin besar untuk menggerakkannya agar berotasi.

Hukum Newton II Untuk Rotasi


Kalian tentu masih ingat bahwa sebuah benda bermassa m yang mula-mula diam akan bergerak
bila dikenai gaya
dengan percepatan sebesar . Pada pelajaran yang lalu juga dipaparkan
bahwa sebuah benda yang dikenai torsi, maka benda akan berotasi. Bila sebuah benda berotasi
tentunya dia memiliki kecepatan sudut dan mungkin juga percepatan sudut. Adakah kaitan antara
percepatan sudut dengan torsi seperti antara dengan pada gerak linear?
Perhatikan sebuah daun pintu yang tidak terkunci. Doronglah tepi daun pintu dengan gaya
tertentu, catatlah dalam pikiran kalian berapa kira-kira percepatan sudut pintu. Ulangi
mendorong pintu di tengah antara tepi pintu dan engsel yang merupakan sumbu rotasi.
Doronglah dengan gaya yang sama. Meskipun gaya dengan torsinya akan berbeda. Perkirakanlah
percepatan sudutnya.

Bila diberikan terus-menerus, maka benda akan


berotasi terus-menerus.

Persamaan Hukum Newton II Untuk Rotasi


Dengan menurunkan persamaan yang menghubungkan antara torsi dan percepatan sudut. Tinjau
sebuah benda bermassa m terikat oleh kawat tipis yang kaku berada sejauh r dari titik O. Benda
kemudian diberi gaya yang tegak lurus dengan .
Benda akan melakukan gerak rotasi, dengan arah lintasan sama dengan arah
dan mengalami
percepatan linear dengan memenuhi persamaan :
Lintasan benda akan melingkar, percepatan setiap saat memiliki arah sejajar dengan lintasan
setiap saat. Supaya menjadi torsi kita kalikan persamaan di atas dengan r pada kedua ruasnya,
sehingga kita peroleh :
rF = mra
Percepatan tangensial benda sama dengan r dikalikan percepatan sudutnya atau a = r, sehingga
persamaan diatas bisa kita tuliskan :
rF = mr2
Karena F tegak lurus vektor r maka rF bisa katakan sebagai torsi yang dialami benda sehingga
kita mendapat persamaan:
=I
Persamaan di atas adalah hukum Newton kedua untuk rotasi. Bila F menghasilkan percepatan
linear maka t menghasilkan percepatan sudut pada benda. Kalian sudah mendapatkan I adalah
momen inersia, bandingkan persamaan di atas. Tampak I sama dengan massa. Massa
menunjukkan kelembaman benda untuk bergerak, begitu juga momen inersia menunjukkan
kelembaman benda untuk berotasi. Semakin besar momen inersia suatu benda, maka diperlukan
torsi yang semakin besar untuk menggerakkannya agar berotasi.

Bagaimana jika benda yang berotasi tidak hanya sebuah titik, tetapi sebuah benda tegar, misalnya
cakram berjari-jari r yang diputar pada sumbunya. Silinder terdiri atas banyak partikel. Misalkan
torsi yang bekerja pada titik ke i adalah i. Tiap titik bermassa mi dan jaraknya dari sumbu rotasi
adalah ri. Tiap titik memiliki percepatan sudut yang sama, tetapi percepatan linear tiap titik
berbeda tergantung pada jarak titik tersebut dengan sumbu rotasi. Maka total torsi yang bekerja
pada silinder adalah:

Momentum sudut merupakan besaran vektor. Momentum sudut didefinisikan sebagai hasil
perkalian silang antara vektor r dan momentum linearnya. Arah momentum sudut dari suatu
benda yang berotasi dapat ditentukan dengan kaidah putaran sekrup atau dengan aturan tangan
kanan. Jika keempat jari menyatakan arah gerak rotasi, maka ibu jari menyatakan arah
momentum sudut. Pada gerak translasi benda memiliki momentum linier sedangkan pada gerak
rotasi ada momentum sudut.

Arah Momentum Sudut


Arah momentum sudut L tegak lurus dengan arah r dan arah v. Arah momentum sudut sesuai
dengan arah putaran sekrup tangan kanan yang ditunjukan gambar berikut :

Momentum sudut linear akan kekal bila total gaya yang bekerja pada sistem adalah nol.
Bagaimana pada gerak rotasi? Pada gerak rotasi kita akan menemukan apa yang disebut sebagai
mometum sudut. Dalam gerak rotasi, besaran yang analog dengan momentum linier adalah
momentum sudut. Untuk benda yang berotasi di sekitar sumbu yang tetap, besarnya momentum
sudut dinyatakan :
L = I.
dengan:
L
=
momentum
sudut
(kgm2/s)
I
=
momen
inersia
(kgm2)
= kecepatan sudut (rad/s)
Jika benda bermassa m bergerak rotasi pada jarak r dari sumbu rotasi dengan kecepatan linier v,
maka persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut :
L=I.
Karena I = m . r2 dan = , maka :
L
L=m.r.v

r2.

Tampak bahwa momentum sudut analog dengan momentum linear pada gerak rotasi, kecepatan
linear sama dengan kecepatan rotasi, massa sama dengan momen inersia.

Hubungan Momentum Sudut Dengan Momen Gaya


Kita telah mengetahui bahwa impuls merupakan perubahan momentum dari benda.
Karena v = r . , maka :
Jadi, kedua ruas dikalikan dengan r, diperoleh:

Mengingat r . F = dan m . r2 = I, maka :


dengan I. adalah momentum sudut, sehingga :
Berdasarkan persamaan diatas dapat dinyatakan bahwa momen gaya merupakan turunan dari
fungsi momentum sudut terhadap waktu.

Hukum Kekekalan Momentum Sudut


Dalam gerak linear kita telah mempelajari apabila tidak ada gaya dari luar sistem maka
momentum sudut total sistem adalah kekal, atau tidak berubah. Dari Persamaan momentum
sudut diatas tampak jika torsi pada suatu sistem adalah nol maka dL =0 atau perubahan
momentum sudutnya nol, atau momentum sudutnya kekal. Apabila = 0 maka L konstan,
merupakan hukum kekekalan momentum.
Sebagai contoh seorang penari balet berputar dengan kecepatan sudut w, momen inersianya Im.
Bila dia kemudian merentangkan kedua tangannya sehingga momen inersianya menjadi Ia,
berapa kecepatan sudut penari sekarang? Kita bisa menyelesaikan dengan menggunakan hukum
kekekalan momentum sudut. Pada penari tidak ada gaya dari luar maka tidak ada torsi dari luar,
sehingga momentum sudut kekal :
Lm = L a
Lm m =Ia a
Penari merentangkan kedua tangannya maka momen inersianya menjadi bertambah. Ia > Im maka
kecepatan sudut penari menjadi berkurang.
Prinsip ini juga dipakai pada peloncat indah. Saat peloncat meninggalkan papan memiliki laju
sudut o, terhadap sumbu horizontal yang melalui pusat massanya, sehingga dia dapat memutar
sebagian tubuhnya setengah lingkaran. Jika ia ingin membuat putaran 3 kali setengah putaran,
maka ia harus mempercepat laju sudut sehingga menjadi 3 kali kelajuan sudut semula. Gaya

yang bekerja pada peloncat berasal dari gravitasi, tetapi gaya gravitasi tidak menyumbang torsi
terhadap pusat massanya, maka berlaku kekekalan momentum sudut. Agar laju sudutnya
bertambah maka dia harus memperkecil momen inersia menjadi 1/3 momen inersia mula-mula
dengan cara menekuk tangan dan kakinya ke arah pusat tubuhnya sehingga terbantu dengan
adanya momentum sudut dari gerakannya.
Hukum kekekalan momentum sudut menyatakan apabila = 0 maka L konstan. Dalam gerak
linear kita telah mempelajari apabila tidak ada gaya dari luar sistem maka momentum sudut total
sistem adalah kekal, atau tidak berubah. Jika torsi pada suatu sistem adalah nol maka dL =0 atau
perubahan momentum sudutnya nol, atau momentum sudutnya kekal.

Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Hukum kekekalan momentum sudut berlaku saat


peloncat meninggalkan papan
Prinsip ini juga dipakai pada peloncat indah. Saat peloncat meninggalkan papan memiliki laju
sudut o, terhadap sumbu horizontal yang melalui pusat massanya, sehingga dia dapat memutar
sebagian tubuhnya setengah lingkaran. Jika ia ingin membuat putaran 3 kali setengah putaran,
maka ia harus mempercepat laju sudut sehingga menjadi 3 kali kelajuan sudut semula. Gaya
yang bekerja pada peloncat berasal dari gravitasi, tetapi gaya gravitasi tidak menyumbang torsi
terhadap pusat massanya, maka berlaku kekekalan momentum sudut. Agar laju sudutnya
bertambah maka dia harus memperkecil momen inersia menjadi 1/3 momen inersia mula-mula
dengan cara menekuk tangan dan kakinya ke arah pusat tubuhnya.

Contoh Aplikasi Hukum Kekekalan Momentum Sudut


Seorang penari balet berputar dengan kecepatan sudut w, momen inersianya Im. Bila dia
kemudian merentangkan kedua tangannya sehingga momen inersianya menjadi Ia, berapa
kecepatan sudut penari sekarang? Kita bisa menyelesaikan dengan menggunakan hukum
kekekalan momentum sudut. Pada penari tidak ada gaya dari luar maka tidak ada torsi dari luar,
sehingga momentum sudut kekal :
Lm = L a

Im m = I a a
Penari merentangkan kedua tangannya maka momen inersianya menjadi bertambah. Ia > Im maka
kecepatan sudut penari menjadi berkurang.
Begitu juga bila penari balet mula-mula tangannya terentang, kemudian dia merapatkan kedua
tangannya. Momen inersia penari akan mengecil sehingga kecepatan sudutnya menjadi lebih
besar. Kecepatan sudut bisa berubah meskipun tidak ada torsi dari luar. Tenaga kinetik rotasi
penari juga tidak konstan. Kondisi tersebut terjadi karena konsep hukum kekekalan momentum
sudut berlaku.
Gabungan antara gerak translasi dan rotasi terjadi pada silinder yang di dorong sehingga
menggelinding kedepan. Silinder akan berotasi dan juga bertranslasi. Sebelumnya mari kita lihat
kapan suatu benda dikatakan melakukan gerak translasi murni dan kapan melakukan gerak rotasi
murni. Ambillah sebuah silinder, berilah gaya pada tepi silider sehingga silinder berputar dengan
sumbu rotasi di tengah-tengah silinder. Sedang pada gerak translasi murni misalkan sebuah
silinder ditarik tanpa berotasi, sehingga yang ada hanya gerak translasi saja.

Gabungan Antara Gerak Translasi Dan Rotasi

(a) translasi murni, (b) rotasi murni dan (c)


gabungan
Bagaimana dengan kecepatannya? Benda yang melakukan gerak translasi murni maka semua
titik bergerak dengan kecepatan yang sama. Lihat gambar a diatas. Kecepatan di titik A sama
dengan kecepatan di titik P sama dengan kecepatan di titik B. Sedang pada gerak rotasi murni
titik-titik yang berseberangan akan bergerak dengan kecepatan linear yang berlawanan.
Kecepatan di titik A berlawanan dengan kecepatan di titik B, kecepatan di titik P adalah 0,
sedang kecepatan sudut di titik A sama dengan di titik B. Pada gerak gabungan kecepatan
diperoleh dengan menjumlahkan vektor-vektor kecepatannya. Kecepatan di titik A adalah 2v,
kecepatan di titik P adalah v dan kecepatan di titik B adalah 0.

Gerak Menggelinding Adalah Gabungan Antara Gerak Translasi Dan Rotasi


Gerak gabungan antara gerak translasi dan gerak rotasi disebut sebagai mengelinding. Di bagian
depan kita meninjau sebuah partikel yang bergerak berotasi memiliki tenaga kinetik sebesar K =
I2. Bila yang berotasi adalah benda tegar maka kita gunakan momen inersia benda yang
bersangkutan. Untuk benda yang menggelinding maka tenaga kinetiknya adalah hasil
penjumlahan antara tenaga kinetik translasi dan tenaga kinetik rotasi.

Benda yang melakukan gerak menggelinding memiliki persamaan rotasi ( = I . ) dan


persamaan translasi (F = m . a). Besarnya energi kinetik yang dimiliki benda mengelinding
adalah jumlah energi kinetik rotasi dan energi kinetik translasi.

Benda yang melakukan gerak translasi dan rotasi


sekaligus disebut menggelinding.
Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh gaya atau
momen gaya. Meskipun benda berotasi namun bentuknya tetap sehingga jarakantara partikelpartikelnya tetap. Sebenarnya benda tegar hanyalah suatu model idealisasi. Karena pada
dasarnya semua benda akan mengalami perubahan bentuk apabila dipengaruhi oleh suatu gaya
atau momen gaya. Namun, karena perubahannya sangat kecil, pengaruhnya terhadap
keseimbangan statis dapat diabaikan.

Benda Tegar
Perhatikan gambar benda tegar diatas, ada dua buah batangan, benda A terbuat dari besi dan
benda B terbuat dari adonan gandum yang agak lembek. Apabila kedua benda itu diputar dengan
memegang salah satu ujungnya, kira-kira apakah yang akan terjadi? Benda A bentuknya relatif
tetap, sedangkan benda B akan mengalami perubahan bentuk. Pada putaran dengan frekuensi
tertentu benda B akan meregang dan tidak kembali pada bentuk semula. Jadi, dapat dinyatakan
bahwa benda A adalah benda tegar dan benda B bukan benda tegar.

Pengaruh Torsi Terhadap Benda Tegar


Apakah yang dimaksud dengan torsi? Perhatikan pengaruh torsi pada benda tegar seperti contoh
jungkat-jungkit berikut.

Apa yang terjadi pada jungkat-jungkit jika sebuah bola diletakkan di titik A, di titik B, atau di
titik C? Saat bola diletakkan di titik A, maka batang jungkat-jungkit akan mengguling yang arah
putarannya berlawanan arah jarum jam. Saat bola diletakkan di titik B, batang jungkat-jungkit
akan tetap di atas (tidak mengguling). Dan saat bola diletakkan di titik C, batang jungkat-jungkit
akan mengguling yang arah putarannya searah jarum jam.

Gerakan mengguling pada batang jungkat-jungkit ini disebabkan oleh pengaruh torsi ( ). Torsi
atau momen gaya merupakan gaya yang bekerja pada sebuah benda dengan jarak tertentu
terhadap titik pusat pada benda tersebut. Jarak tertentu yang tegak lurus dengan pusat massa
benda disebut lengan gaya atau lengan momen. Jadi, Torsi didefinisikan sebagai hasil kali antara
gaya (F) dengan jarak lengan gaya ( l ). Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut.
Keterangan:
:
F
l : lengan gaya (m)

momen
:

gaya
gaya

(Hm)
(N)

Momen gaya merupakan besaran yang dipengaruhi oleh gaya dan lengan. Besaran yang dapat
menyebabkan benda berotasi itulah yang dinamakan momen gaya atau torsi. Benda dapat
melakukan gerak rotasi karena adanya momen gaya. Momen gaya timbul akibat gaya yang
bekerja pada benda tidak tepat pada pusat massa.

Momen Gaya
Momen gaya merupakan besaran yang dapat menyebabkan sebuah titik partikel berputar
(berotasi). Gambar dibawah menggambarkan seseorang sedang mengencangkan sebuah baut
pada tempatnya.

Contoh Momen Gaya


Agar orang tersebut dapat dengan mudah mengencangkan baut tersebut dapat melakukan dua
cara yaitu :

memberi gaya yang besar

memberi lengan gaya yang panjang. Atau dengan kata lain, orang tersebut harus memberi
momen gaya yang besar.

Momen Gaya F
Momen gaya dilambangkan dengan gambar momen gaya diatas menyatakan sebuah gaya F
sedang mengadakan momen gaya terhadap titik O dengan lengan gaya L, sehingga titik O
berputar dengan arah putar searah putaran jarum jam. Momen gaya F terhadap titik O
didefinisikan sebagai hasil kali silang antara lengan gaya dan gaya F, seperti dalam persamaan
berikut :

Besar momen gaya :


= L . sin . F
atau
= L . sin . F
Dimana :
F
=
besar
gaya
L
=
panjang
lengan
gaya

=
besar
momen
gaya
= sudut antara arah lengan gaya dan arah gaya
Momen gaya merupakan besaran vektor
Momen gaya ada dua macam, yaitu momen gaya positif dan momen gaya negatif.

Macam-macam momen gaya


Jika pada sebuah partikel bekerja beberapa buah momen gaya sebidang maka momen gaya
resultannya merupakan jumlah aljabar momen-momen gaya tersebut.

(N)
(m)
(N.m)

R=
Pada materi pokok terdahulu, kita telah mempelajari gerak melingkar beraturan (GMB) dan
gerak melingkar berubah beraturan (GMBB), harap dipahami kembali lagi beberapa ketentuan
dan beberapa persamaan pada GMB maupun GMBB.

Momen Kopel
Seorang sopir bus selama menjalankan busnya sering memberikan kopel pada stir bus agar
jalannya bus dapat teratur. Apakah yang dimaksud kopel? Kopel adalah pasangan dua buah gaya
yang sama besar, sejajar dan berlawanan arah. Kopel penyebab sebuah benda berotasi.

Keterangan :
a. gambar sebuah momen kopel
b. menunjukan bahwa momen kopel adalah besaran vektor
Momen kopel merupakan hasil kali vektor antara vektor gaya dan vektor lengan gaya.
Sehingga besar momen gaya dapat dinyatakan:
M = L . F sin
Dengan :
M
=
momen
kopel
(N
L
=
lengan
gaya
F
=
gaya
= sudut antara lengan gaya dan gaya
Macam momen kopel ada dua, yaitu kopel positif dan kopel negatif

a. momen kopel positif


b. momen kopel negatif
Jika pada sebuah benda bekerja kopel-kopel sebidang momen kopelnya dapat dinyatakan :
MR = M

Sifat-Sifat Momen Kopel

m)
(m)
(N)

1) Sebuah kopel dapat diganti dengan kopel yang lain yang arah dan besarnya sama.
2) Jumlah momen kopel dari kopel-kopel yang sebidang sama dengan jumlah aljabar momen
kopel dari kopel itu.
Resultan sebuah gaya dan sebuah kopel adalah gaya yang besarnya sama dengan gaya mulamula dan letaknya bergeser sejauh :

Syarat kesetimbangan partikel adalah jika partikel terletak pada bidang XY dan gaya-gaya
yang bekerja diuraikan dalam komponen sumbu X dan sumbu Y. Partikel merupakan ukuran
benda terkecil, sehingga sering digambarkan sebagai titik. Akibatnya, jika ada gaya yang bekerja
pada partikel, maka gaya tepat mengenai pada pusat massa benda. Oleh karena itu, partikel
hanya mengalami gerak translasi (menggeser). Gerak translasi merupakan gerak yang memenuhi
hukum II Newton. Sehingga syarat kesetimbangan partikel dapat ditulis Fx = 0 dan Fy = 0.
Banyak persoalan yang berhubungan dengan keseimbangan partikel akibat pengaruh tiga buah
gaya. Untuk menyelesaikannya, Anda dapat menggunakan syarat keseimbangan. Secara
sederhana Anda juga dapat menggunakan aturan sinus dalam segitiga.

Jika partikel pada diatas dalam keadaan seimbang, maka


berlaku persamaan F1 + F2 + F3 = 0. Berdasarkan aturan sinus dalam segitiga, diperoleh
persamaan

Kesetimbangan Partikel
Penyebab gerak sumbu benda adalah gaya, dimana semakin besar gaya, maka semakin besar
pula percepatan yang dialami. Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan sehingga
dapat digambarkan sebagai suatu titik materi. Akibatnya, jika gaya bekerja pada partikel titik
tangkap gaya berada tepat pada partikel-partikel tersebut. Oleh karena itu, partikel hanya
mengalami gerak translasi dan tidak mengalami gerak rotasi.

Resultan gaya sama dengan nol jika gaya sama besar, berlawanan arah dan garis kerjanya sama
Suatu partikel dikatakan dalam keadaan setimbang apabila resultan gaya yang bekerja pada
partikel sama dengan nol.
F = 0
Apabila partikel pada bidang xy, maka syarat kesetimbangan adalah resultan gaya pada
komponen sumbu x dan sumbu y sama dengan nol.
Fx = 0
Fy = 0
Berdasarkan Hukum I Newton, jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol,
maka percepatan benda menjadi nol. Artinya, bahwa partikel dalam keadaan diam atau bergerak
dengan kecepatan tetap. Apabila partikel dalam keadaan diam disebut mengalami kesetimbangan
statis, sedangkan jika bergerak dengan kecepatan tetap disebut kesetimbangan dinamis.

Resultan gaya sama dengan nol sehingga benda


diam

Kesetimbangan Benda Tegar

Benda tegar adalah benda yang apabila dipengaruhi gaya-gaya tidak mengalami perubahan
bentuk. Meskipun benda berotasi namun bentuknya tetap sehingga jarak antara partikelpartikelnya tetap.

Momen Kopel
Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang sejajar, sama besar, dan arahnya berlawanan.
Pengaruh kopel terhadap sebuah benda adalah memungkinkan benda berotasi. Besarnya kopel
dinyatakan dengan momen kopel yang merupakan hasil kali antara gaya dengan jarak antara
kedua gaya tersebut.

Secara matematis dituliskan :


M = F.d
dengan:
M=
momen
kopel
(Nm)
F
=
gaya
(N)
d = jarak antara gaya (m)
Momen kopel merupakan besaran vektor. Momen kopel bertanda positif jika arah putarannya
searah dengan putaran jarum jam dan negatif jika berlawanan dengan arah putaran jarum jam.

Momen gaya positif dan negatif

Menentukan Titik Tangkap Gaya Resultan


Pada bidang datar xy terdapat beberapa gaya F1, F2, dan F3 saling sejajar dan bertitik tangkap di
(x1,y1), (x2,y2), (x3,y3).

Sejumlah Gaya Bekerja pada Bidang XY


Resultan ketiga gaya tersebut adalah R yang bertitik tangkap di (x,y). Jika komponen gaya yang
searah sumbu x adalah F1x, F2x, dan F3x, sedangkan komponen gaya pada arah sumbu y adalah
F1y, F2y, dan F3y dengan jarak x1, x2, dan x3 terhadap sumbu y, maka berlaku :
y = 1y + 2y + 3y
RyxR= F1y.x1 + F2y.x2 + F3y.x3

Dengan cara yang sama diperoleh :

Syarat Kesetimbangan Benda


Pada umumnya benda yang sedang bergerak mengalami gerak translasi dan rotasi. Suatu benda
dikatakan setimbang apabila benda memiliki kesetimbangan translasi dan kesetimbangan rotasi.
Dengan demikian, syarat kesetimbangan benda adalah resultan gaya dan momen gaya terhadap
suatu titik sembarang sama dengan nol. Secara matematis kesetimbangan partikel dapat
dituliskan :
Fx = 0
Fy = 0
dan
= 0
Gerak rotasi (melingkar) adalah gerakan pada bidang datar yang lintasannya berupa lingkaran.
kita akan mempelajari bagaimana suatu benda dapat berotasi dan apa yang menyebabkan. Oleh
karena itu, kita akan mengawali dengan pembahasan tentang pengertian momen gaya, momen
inersia, dan momentum sudut pada gerak rotasi.

Momen Gaya (Torsi) Pada Gerak Rotasi


Benda dapat melakukan gerak rotasi karena adanya momen gaya. Momen gaya timbul akibat
gaya yang bekerja pada benda tidak tepat pada pusat massa.

Momen gaya yang bekerja pada benda


menyebabkan benda berotasi.
Gambar diatas memperlihatkan sebuah gaya F bekerja pada sebuah benda yang berpusat massa
di O. Garis/kerja gaya berjarak d, secara tegak lurus dari pusat massa, sehingga benda akan
berotasi ke kanan searah jarum jam. Jarak tegak lurus antara garis kerja gaya dengan titik pusat
massa disebut lengan gaya atau lengan momen. Momen gaya didefinisikan sebagai hasil kali
antara gaya (F) dengan jarak lengan gaya (d). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
=Fd
Karena d = r sin , maka persamaan di atas menjadi sebagai berikut.
= F r sin
Keterangan:

:
momen
gaya
(Nm)
d
:
lengan
gaya
(m)
F
:gaya
(N)
r : jari-jari (m)
Arah momen gaya dinyatakan oleh aturan tangan kanan. Bukalah telapak tangan kanan kita
dengan ibu jari terpisah dari keempat jari yang lain. Lengan gaya d sesuai dengan arah ibu jari,
gaya F sesuai dengan arah keempat jari, dan arah torsi sesuai dengan arah membukanya telapak
tangan.

Penentuan arah momen gaya dengan kaidah


tangan kanan

Momen gaya menyebabkan benda berotasi. Jika benda berotasi searah jarum jam, maka torsi
yang bekerja pada benda bertkita positif. Sebaliknya, jika benda berotasi dengan arah berlawanan
dengan arah jarum jam, maka torsi penyebabnya bertkita negatif. Torsi-torsi yang sebidang dapat
dijumlahkan.
Apabila pada sebuah benda bekerja beberapa gaya, maka jumlah momennya sama dengan
momen gaya dari resultan semua gaya yang bekerja pada benda tersebut. Secara matematis dapat
dituliskan seperti di bawah ini.
O1 + O2 + O3 + . Rd atau O = Rd

Momen Inersia Pada Gerak Rotasi


Momen inersia (kelembaman) suatu benda adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk
berputar terhadap porosnya. Nilai momen inersia suatu benda bergantung kepada bentuk benda
dan letak sumbu putar benda tersebut.

Moment Inersia Gerak Rotasi


Misalkan kita memiliki sebuah batang ringan (massa diabaikan) dengan panjang R. Salah satu
ujung batang, yaitu titik P, ditetapkan sebagai poros rotasi. Pada ujung batang yang lain
dihubungkan dengan sebuah partikel bermassa m. Jika sistem diputar terhadap poros P , sehingga
partikel berotasi dengan kecepatan v, maka energi kinetik rotasi partikel dapat ditulis sebagai
berikut.
Karena v = R , maka
Momen inersia dilambangkan dengan I, satuannya dalam SI adalah kgm 2. Nilai momen inersia
sebuah partikel yang berotasi dapat ditentukan dari hasil kali massa partikel dengan kuadrat jarak
partikel tersebut dari titik pusat rotasi. Faktor m R2 merupakan momen inersia titik terhadap
sumbu putarnya. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
I = m R2
Keterangan:
I
:
momen
inersia
(kgm2)
R
:
jari-jari
(m)
m : massa partikel atau titik (kg)
Benda yang terdiri atas susunan partikel (titik), jika melakukan gerak rotasi memiliki momen
inersia sama dengan hasil jumlah dari momen inersia partikel penyusunnya.
I = mi x Ri2 = (m1 R21) + (m2 R22) + (m3 R23) +
Pada gambar berikut, dilukiskan momen inersia pada gerak rotasi berbagai benda tegar homogen.

Momen inersia pada gerak rotasi berbagai benda


tegar homogen

Momentum Sudut Pada Gerak Rotasi


Pernahkah kita melihat orang bermain gasing? Mengapa gasing yang sedang berputar meskipun
dalam keadaan miring tidak roboh? Pasti ada sesuatu yang menyebabkan gasing tidak roboh.
Setiap benda yang berputar mempunyai kecepatan sudut. Bagaimana hubungan antara momen
inersia dan kecepatan sudut?

Titik A yang berotasi dengan sumbu O dan jari-jari R


memiliki momentum m v.
Gambar di atas memperlihatkan titik A yang berotasi dengan sumbu putar O. R adalah jarak
antara O dan A. Selama berotasi titik A memiliki momentum sebesar P = m v. Hasil perkita
momentum dengan jarak R disebut momentum sudut, dan diberi notasi L.
L=PR
L=mvR
L=m RR
L = m R2
Apabila momentum sudut dihubungkan dengan momen inersia, maka diperoleh persamaan
sebagai berikut.
L=I

Keterangan:
v
:
L
:
m
:
R
:
jarak

:
I : momen inersia (kg m2)

kecepatan
momentum
massa
partikel
kecapatan

linear
sudut
ke

(kg
partikel/tittik
sumbu
putar
sudut

(m/s)
m2s1)
(kg)
(m)
(rad/s)

Momen Kopel Pada Gerak Rotasi


Kopel adalah pasangan dua gaya sama besar dan berlawanan arah yang garis-garis kerjanya
sejajar tetapi tidak berimpit.
Besarnya kopel dinyatakan dengan momen kopel (M), yaitu hasil perkita salah satu gaya dengan
jarak tegak lurus antara kedua gaya tersebut. Secra matematis dapat ditulis sebagai berikut.
M=Fd
Keterangan:
M
:
momen
kopel
(Nm)
F
:
gaya
(N)
d : jarak antargaya (m)
Pengaruh kopel pada suatu benda memungkinkan benda tersebut berotasi. Jika kopel berotasi
searah jarum jam diberi nilai negatif (), dan jika berlawanan dengan arah jarum jam diberi nilai
positif (+).
Contoh kopel adalah gaya gaya yang bekerja pada jarum kompas di dalam medan magnetik
bumi. Pada kutub utara dan kutub selatan jarum, bekerja gaya yang sama besar, tetapi arahnya
berlawanan.

Gaya-gaya yang bekerja pada kedua kutub jarum


kompas karena gerak rotasi
Titik berat adalah titik tangkap gaya berat. Resultan dari seluruh gaya berat benda yang terdiri
atas bagian-bagian kecil benda dinamakan gaya berat. Sebuah benda terdiri atas banyak partikel.
Setiap partikel mempunyai massa. oleh karena itu, tiap partikel mempunyai berat dan titik berat
yang berbeda-beda. Partikel-partikel tersebut masingmasing mempunyai gaya berat w1, w2, w3,
, wn dengan resultan gaya berat w.

Menetukan Titik Berat


Dari definisi di atas maka letak titik berat dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut.

a. Bangun dan bidang simetris homogen


Untuk bangun atau bidang simetris dan homogen titik beratnya berada pada titik perpotongan
sumbu simetrinya. Contohnya : bujur sangkar, balok kubus dan bola.

Bujur sangkar

b. Bangun atau bidang lancip


Untung benda ini titik beratnya dapat ditentukan dengan digantung benang beberapa kali, titik
potong garis-garis benang (garis berat) itulah yang merupakan titik beratnya. Dari hasil tersebut
ternyata dapat diketahui kesamaannya seperti berikut.

Benda lancip
Untuk bidang lancip y0 =

Untuk bangun lancip y0 =

Bagian bola dan lingkaran


Untuk bagian bola yaitu setengah bola pejal dan bagian lingkaran yaitu setengah lingkaran.

Titik berat bagian bola

d. Gabungan benda
Untuk gabungan benda-benda homogen, letak titik beratnya dapat ditentukan dari rata-rata
jaraknya terhadap acuan yang ditanyakan. Rata-rata tersebut ditentukan dari momen gaya dan
gaya berat.

Perhatikan nilai w pada persamaan diatas. Nilai w tersebut dapat diubah-ubah sesuai besaran
yang diketahui diantaranya seperti berikut.
1. w = mg, g sama berarti w dapat diganti dengan massa benda. Dari alasan inilah titik berat
disebut juga titik pusat massa.

dan
2. Untuk benda homogen berarti massa jenis sama ( sama) dan m = v berarti massa dapat
diganti dengan volumenya.

Contoh Titik Berat Pada Benda


Untuk membuktikan dapat kita lakukan dengan meletakkan pensil atau penggaris di atas jari-jari
seperti pada gambar di bawah? Dimanakah letaknya agar bisa seimbang? Tentu kita bisa
memperkirakan bahwa tempatnya ada di tengah-tengahnya. Titik tepat di atas jari-jari kalian
itulah yang merupakan titik berat batang pensil atau penggaris.

Contoh Titik Berat Benda

Diposkan oleh Arya Dharmawan di 01.43


Label: Fisika
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Wikipedia
Label

Agama (2)

Bahasa Indonesia (3)

Bahasa Jepang (1)

Bahasa Sunda (1)

Biologi (37)

Ekonomi (2)

Fisika (46)

Geografi (1)

Kimia (27)

Matematika (33)

Olahraga (1)

PKN (3)

PLH (1)

Sejarah (6)

Seni Budaya (1)

TIK (1)

Entri Populer

Pertidaksamaan Linear, Polinom, Pecahan, Mutlak Dan Akar

Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Stoikiometri

Kinematika Dengan Analisis Vektor

Agama

Kemagnetan

Besaran Dan Satuan

Hukum Newton Dan Gravitasi

Trigonometri

Sistem Periodik

Arsip Blog

2015 (190)
o Maret (1)
o Februari (21)
o Januari (168)

Pengertian Dan Objek Studi Sosiologi

Metode - Metode Sosiologi

Sifat dan Hakikat Sosiologi

Sosiologi

Agama

Agama Part 2

Bahasa Jepang

Bahasa Sunda

Ekonomi

Geografi

Olahraga (Penjaskes)

PKN Part 2

Pendidikan Kewarnegaraan (PKN)

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)

Sejarah Part 6

Sejarah Part 5

Sejarah Part 4

Sejarah Part 3

Sejarah Part 2

Sejarah

Seni Budaya

Teknologi Informasi (TIK)

Soal Bahasa Indonesia Kelas XI Semester 2

Pengertian Resensi

Bahasa Indonesia

Adaptasi

Keanekaragaman Makhluk Hidup

Biokimia

Metabolisme

Enzim

Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan

Metode ilmiah

Cabang Cabang Biologi

Daur Hidup Hewan

Struktur Dan Fungsi Bagian Tumbuhan

Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia

Pengertian Transgenik

Ciri - Ciri Makhluk Hidup

Gerak Pada Tumbuhan

Bioteknologi

Evolusi

Mutasi

Pewarisan Sifat

Mikroskop

Materi Genetik

Sistem Pernapasan Pada Manusia

Sistem Pencernaan Pada Manusia

Sistem Peredaran Darah Pada Manusia

Sistem Gerak Pada Manusia

Sistem Kekebalan Tubuh Manusia

Sstem Reproduksi Manusia

Sistem Regulasi Pada Manusia

Sistem Eksresi Pada Manusia

Fungi (Jamur)

Virus

Protista

Monera

Animalia (hewan)

Plantae ( tumbuhan)

Jaringan Tumbuhan , Hewan Dan Manusia

Reproduksi Sel

Sel

Perubahan Sifat Benda

Pesawat Sederhana

Cahaya

Bumi Dan Alam Semesta

Bahan Penyusun Benda dan Sifatnya

Sumber Daya Alam

Perubahan Lingkungan Fisik dan Pengaruhnya Terhada...

Usaha Dan Energi

Perubahan Kenampakan Bumi Dan Benda Langit

Sifat Dan Perubahan Wujud Zat

Gaya

Gelombang Elektromagnetik

Dinamika Partikel Dan Hukum Newton

Optika Geometri

Gerak Melingkar Beraturan

Kemagnetan

Energi Dan Daya Listrik

Listrik

Tata Surya

Pesawat Sederhana

Fluida

Getaran Dan Gelombang

Bunyi

Cahaya Dan Alat Optik

Tekanan

Gaya Dan Percepatan

Gerak Lurus

Kalor Dan Pemuaian

Atom Dan Radioaktivitas

Vektor

Besaran Dan Satuan

Listrik Bolak Balik

Fisika Kuantum / Atom

Fisika Inti

Relativitas

Teori Kinetik Gas

Termodinamika

Gelombang Mekanik

Mengenai Saya

Arya Dharmawan
Lihat profil lengkapku

Google+ Followers
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai