PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Konsep kesetimbangan benda tegar merupakan pengetahuan dasar yang sangat
penting dan mempunyai banyak penerapan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada
bidang teknik.Pemahaman dan perhitungan mengenai gaya-gaya yang bekerja pada benda
yang berada dalam keadaan setimbang statis sangat penting, khususnya bagi para ahli teknik
(arsitek atau insinyur).Dalam merancang sesuatu, baik gedung, jembatan, kendaraan, dll, para
arsitek atau insinyur juga memperhitungkan secara saksama, apakah struktur suatu bangunan,
kendaraan, jembatan dll, mampu menahan gaya-gaya yang bekerja padanya sehingga
tidak terjadi kesalahan konstruksi pada pembangunan yang mengakibatkan bangunan tersebut
mengalami kemiringan maupun ambruk.
1.2. Tujuan
Tujuan Pembuatan makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dari torsi?
1.3. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari torsi.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana arah torsi.
3. Mahasiswa memahami syarat-syarat kesetimbangan benda tegar.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara momen gaya (torsi) dengan percepatan
sudut.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada kasus-kasus tertentu, pengaruh torsi lebih menentukan dalam perencanaan elemen
struktur jika dibandingkan dengan pengaruh beban-beban yang lain, misalnya : torsi pada
kantilever (gambar(b)) atau torsi pada kanopi (gambar(d)).
Pada batang di atas vektor r adalah vektor yang berawal di ujung batang yang dipatri dan
berujung atau berarah di ujung yang lainnya. Bila gaya tegak lurus maka θ = 90 sehingga nilai
sin θ = 1. Torsi yang dilakukan pada batang maksimal. Bila sejajar dengan , maka nilai sin θ = 0
sehingga besarnya torsi 0 dan batang tidak berotasi. Besar torsidapat kita tuliskan sebagai :
dengan l =r sin θ
Untuk kaidah tangan kanan (gambar (a)), arah jari - jari yang digenggam merupakan
arah lengan gaya, dan putaran jari merupakan arah gaya. Arah yang ditunjukkan oleh ibu jari
merupakan arah momen gaya. Jika momen gaya mengarah ke atas maka momen gayanya
bertanda positif, sedangkan jika momen gaya mengarah ke bawah maka momen gayanya
bertanda negatif. Jika mengarah menjauhi pembaca maka momen gayanya bertanda negatif
dan jika mengarah mendekati pembaca maka momen gayanya bertanda positif. Bagaimana
jika arahnya rotasinya searah dengan putaran jarum jam atau sebaliknya?
Dengan menggunakan aturan tangan kanan kita juga bisa menentukan arah dari torsi
tersebut. Misalkan kita membuat rotasi dari benda atau objek searah dengan putaran jarum
jam maka ibu jari kita akan mengarah menjauhi dari pembaca maka tanda torsinya negatif,
sedangkan jika arah putarannya berlawanan jarum jam maka ibu jari kita akan mengarah
pembaca maka torsinya bertanda positif.
Selain dengan menggunakan kaidah atau aturan tangan kanan, untuk menentukan arah
torsi dapat kita gunakan aturan sekrup, seperti gambar (b). Jika putaran sekerupnya
menyebabkan sekerup mengarah menjauhi pembaca atau menuju ke dalam maka torsinya
akan bertanda negatif, sedangkan jika putaran sekerup menyebabkan sekerup mengarah
pembaca atau keluar maka torsinya akan bertanda positif. Sekarang kita akan menentukan
arah torsi yang arah putarannya serah jarum jam. Hal ini dapat kita contohkan pada saat
memasang sekerup di tembok atau di dinding. Jika kita ingin memasukan sekerup ke tembok
atau dinding maka putaran sekerup harus searah jarum jam. Jika ingin melepaskan sekerup di
dinding atau tembok maka sekerup tersebut harus diputar berlawanan dengan arah putaran
jarum jam.
Ketika sebuah benda diam atau bergerak dengan kecepatan konstan, benda tidak mempunyai
percepatan (a). Karena percepatan (a) = 0 maka persamaan di atas berubah menjadi :
Persamaan ini dapat diuraikan ke dalam komponennya pada sumbu x, sumbu y dan sumbu z.
Jika gaya-gaya bekerja pada arah horisontal saja maka digunakan persamaan 1. Jika gaya-gaya
bekerja pada arah vertikal saja maka digunakan persamaan 2. Jika gaya-gaya bekerja pada suatu
bidang (dua dimensi) maka digunakan persamaan 1 dan 2. Jika gaya-gaya bekerja pada suatu
ruang (tiga dimensi) maka digunakan persamaan 1, 2 dan 3.
Gaya merupakan besaran vektor, gaya mempunyai besar dan arah. Dengan mengacu pada
koordinat kartesius (sumbu x, y dan z) dan sesuai dengan ketetapan, jika gaya searah dengan
sumbu x negatif (ke kiri) atau gaya searah sumbu y negatif (ke bawah) maka gaya bertanda
negatif. Sebaliknya jika gaya searah dengan sumbu x positif (ke kanan) atau gaya searah sumbu y
positif (ke atas) maka gaya bernilai positif.
Contoh 1.
Keterangan gambar :
F = gaya tarik, fg = gaya gesek, N = gaya normal, w = gaya berat, m = massa, g =percepatan
gravitasi.
Benda sedang diam karena jumlah semua gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol.
Tinjau setiap gaya yang bekerja pada benda.
Gaya yang bekerja pada arah horisontal (sumbu x) :
Gaya tarik (F) dan gaya gesek (fg) mempunyai besar yang sama tetapi arahnya berlawanan.
Arah gaya tarik ke kanan atau searah sumbu x positif (gaya bertanda positif), sebaliknya arah
gaya gesek ke kiri atau searah sumbu x negatif (bertanda negatif). Karena besar kedua gaya sama
(diwakili oleh panjang panah yang sama) dan arah kedua gaya berlawanan maka jumlah kedua
gaya ini sama dengan nol.Gaya yang bekerja pada arah vertikal (sumbu y) :
Pada komponen vertikal (sumbu y) terdapat gaya berat (w) dan gaya normal (N). Arah gaya
berat tegak lurus menuju pusat bumi atau searah sumbu y negatif (gaya bertanda negatif),
sedangkan gaya normal searah sumbu y positif (gaya bertanda positif). Besar kedua gaya ini sama
tetapi arahnya berlawanan maka kedua gaya saling melenyapkan.
Benda pada contoh di atas sedang diam karena resultan gaya yang bekerja pada benda, baik pada
sumbu horisontal maupun sumbu vertikal sama dengan nol.
Contoh 2.
Gaya berat dan gaya normal yang bekerja pada benda ini tidak digambarkan karena kedua
gaya ini saling menghilangkan. Jika pada kedua ujung benda dikerjakan gaya F seperti ditunjukan
pada gambar. Besar kedua gaya sama tetapi berlawanan arah. Apakah benda akan tetap diam ?
Untuk membantumu memahami hal ini, letakan sebuah buku di atas meja. Pada mulanya buku
diam karena resultan gaya pada buku bernilai nol. Selanjutnya, kerjakan gaya pada kedua sisi
buku, seperti dperlihatkan pada gambar. Jika pada ujung buku dikerjakan gaya yang besar dan
arahnya seperti diperlihatkan pada gambar maka hal ini sama saja dengan buku diputar dan tentu
saja buku akan berputar atau berotasi. Buku berotasi karena ada momen gaya yang ditimbulkan
oleh gaya F. Sumbu rotasi terletak di tengah-tengah buku. Jika tidak ada gaya gesek yang bekerja
pada benda maka resultan momen gaya adalah jumlah momen gaya yang dihasilkan oleh kedua
gaya F. Arah rotasi benda searah dengan putara jarum jam sehingga kedua momen gaya bernilai
negatif.
Syarat kedua kesetimbangan benda tegar
Berdasarkan contoh 2 di atas dapat disimpulkan bahwa jika resultan momen gaya pada sebuah
benda tidak bernilai nol (benda dianggap sebagai benda tegar) maka benda akan berotasi.
Agar benda tidak berotasi (benda tidak bergerak) maka resultan momen gaya harus bernilai nol.
Ketika sebuah benda tidak berotasi maka benda tidak mempunyai percepatan sudut. Karena
percepatan sudut sama dengan nol maka persamaan di atas berubah menjadi :
2.4.
Hubungan Antara Momen Gaya dan Kecepatan
sudut
Gambar di atas melukiskan sebuah partikel bermassa m yang diberi gaya F tegak lurus jari-
jari.
Menurut hukum Newton benda akan dipercepat dengan percepatan searah dengan
gaya. Percepatan ini dinamakan percepatan tangensial (percepatan singgung), α. Hubungan
antara gaya dan percepatan ini adalah:
Karena percepatan singgung a = αr maka
Sekarang kalikan kedua ruas dengan r dan selanjutnya gunakan definisi τ = rF untuk
memperoleh hubungan antara momen gaya dengan percepatan sudut
Dengan:
τ = momen gaya (Nm)
I = momen inersia (kgm2)
α = percepatan sudut (rad/s2)
Rumus di atas mirip dengan hukum Newton II (F = ma). Di sini τ berperan seperti
gaya gerak translasi dan α berperan sebagai percepatan pada gerak translasi. Bagaimana
dengan I? I mempunyai peran seperti massa, semakin besar I semakin sukar berputar (mirip
dengan gerak translasi, benda bermassa besar sukar digerakan/dipercepat).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam ilmu fisika torsi di rumuskan dengan T = F x r dimana T (Torsi), F (Gaya), r (jarak).
Yang artinya Gaya dikali dengan jarak yang ditunjukkan dalam satuan Kg.m (Kg/m), Kg.cm
(Kg/cm), atau N.m (N/m).
3.2. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca pada umumn
DAFTAR PUSTAKA
Http://FISIKAZONE.COM/TORSI/
Http://Yokijayabustami.Blogspot.Co.Id/2015/06/Kesetimbangan-Benda-Tegar.Html
Https://gurumuda.net/contoh-soal-kesetimbangan-benda-tegar.htm
Https://Gurumuda.Net/Syarat-Kesetimbangan-Benda-Tegar.Htm
Http://Sainsmini.Blogspot.Co.Id/2015/12/Hubungan-Antara-Momen-Gaya-Dengan.Html
Http://fajar18februari.blogspot.co.id/2014/05/makalah-fisika-kesetimbangan-benda-
tegar.html
Http://Www.Ayo-Sekolahfisika.Com/2016/01/Hubungan-Antara-Momen-Gaya-Dengan.Html
http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/2015/03/soal-dan-pembahasan-momentum-
anguler.html
http://mafia.mafiaol.com/2015/02/cara-menentukan-arah-torsi-momen-gaya.html