Oleh:
SAFA’AH NURFA’IZIN S.T.,M.T
Mempelajari gerak benda tanpa meninjau penyebab dari
gerak tersebut. Pembahasan dilakukan hanya berkaitan
dengan keadaan bendanya, yaitu posisi, perpindahan,
kecepatan, dan percepatannya.
F
Selain gaya dorong, ada berbagai macam gaya
lainnya, seperti gaya berat (gaya gravitasi), gaya
normal, gaya gesekan, gaya tegangan tali, gaya
pegas, gaya listrik, dan gaya magnet. Gaya-gaya
tersebut ada yang dikelompokkan menjadi
kelompok gaya sentuh dan gaya tak sentuh, dan
kelompok gaya luar dan gaya konservatif.
Namun pada dasarnya semua gaya di alam ini hanya
terdiri dari empat jenis. Secara berurutan dari gaya yang
paling kuat ke gaya yang paling lemah, yaitu gaya nuklir
atau gaya inti, gaya elektromagnetik, gaya gravitasi, dan
gaya interaksi lemah. Dalam sudut pandang mikroskopis,
sebagian besar gaya yang kita alami sehari-hari
merupakan gaya elektromagnetik
Sebelumnya telah dijelaskan mengenai gerak lurus
beraturan. Jika benda bergerak lurus beraturan maka
tidak ada perubahan kecepatan selama geraknya, dengan
kata lain percepatannya nol. Newton menyatakan melalui
Hukum I-nya tentang gerak, bahwa “jika resultan gaya
yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol maka
ada dua kemungkinan mengenai gerak benda itu,
bergerak lurus beraturan atau diam”.
Oleh karena gaya merupakan besaran vektor,
penjumlahannya mengikuti aturan penjumlahan vektor.
Pada penjumlahan dalam satu dimensi, arah gaya cukup
diwakili oleh tanda positif atau negatifnya saja.
Kita tinjau sebuah balok yang diam pada
lantai datar dan licin!
Gaya yang bekerja pada balok adalah gaya berat dan gaya normal (N).
W bekerja dari titik pusat massa balok dan mengarah lurus ke bawah sedangkan
(F) adalah gaya normal, yaitu gaya kontak yang dikerjakan lantai ke balok. Oleh
karena balok tetap diam terhadap sumbu y maka gaya ke atas dan ke bawah
sama besar. Gaya berat searah dengan percepatan gravitasi, yaitu menuju pusat
Bumi. Sementara itu, gaya normal arahnya selalu tegak lurus terhadap bidang.
DBB adalah diagram gaya-gaya yang bekerja pada sebuah
benda tanpa menyertakan lingkungannya. Pada dasarnya
DBB berupa balok dan DBB berupa titik sama saja. Oleh
karena itu, kita cukup menggunakan salah satunya.
untuk kurva (1), ketika F yang bekerja pada balok kurang dari atau sama
besar dengan maka balok tetap diam, dan besar gaya gesekan statis
yang bekerja saat itu adalah sama besar dengan gaya tarik. Selanjutnya
untuk kurva (2), ketika F lebih besar maka balok menjadi bergerak,
dan gaya gesekan yang bekerja adalah gaya gesekan kinetis yang besarnya
konstan walaupun gaya tarik terus diperbesar.
Sebuah balok berada pada bidang miring dengan sudut
kemiringan θ dan dalam keadaan hampir bergerak. Jika
diketahui massa balok m, dan percepatan gravitasi g maka kita
dapat menghitung koefisien gesekan statis bidang miring.
Oleh karena benda belum bergerak, maka resultan gaya
pada sumbu x dan sumbu y sama dengan nol.
Sementara itu gaya gesekan statis maksimum adalah
Jika percepatan
Perhatikan gambar! Gaya tarik F yang diberikan ke balok
melebihi gaya gesekan statis maksimum sehingga balok
bergerak, dan gaya gesekan yang terjadi adalah gaya
gesekan kinetis. Pada gambar tersebut tampak bahwa F
digambar lebih panjang daripada yang berarti resultan
gaya pada sumbu x tidak nol. Karena balok tidak bergerak
pada sumbu y maka resultan gaya pada sumbu y adalah
nol, sehingga .
Persamaan gaya balok pada sumbu x:
Pada Gambar 9, sebuah balok diletakkan pada suatu
bidang miring licin. Balok kemudian bergerak menuruni
bidang miring. Gambar 10 diberikan DBB berupa balok.
Ada empat ciri yang dimiliki oleh dua gaya yang merupakan
pasangan gaya aksi-reaksi, yaitu:
1. bekerja pada dua benda yang berbeda,
2. berlawanan arah,
3. sama besar, dan
4. terletak pada satu garis lurus.